Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfiatur Rohmah

NIM : 1804016009

Kelas : AFI A5

OPINI

ORANG TUA DAN AKHLAK PADA ANAK

Di Indonesia sekarang ini banyak terjadi kasus kriminal, seperti kasus pembunuhan,
pemerkosaan, tawuran, dan kenakalan-kenakalan remaja lainnya. Hampir setiap hari dimedia
sosial seperti tv, internet, dan lainnya banyak ditayangkan kasus-kasus kriminal seperti hal
tersebut. Yang lebih miris lagi yaitu usia dari pelaku kriminal tersebut masih dibawah umur
atau masih berstatus pelajar. Hal ini mungkin bisa ditanggulangi dengan penanaman akhlak
pada anak dari mulai masih kecil. Penanaman akhlak yang paling penting disini yaitu
merupakan peran dari orang tua yang seharusnya mendidik anak-anaknya.

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan merupakan sarana utama untuk yang perlu dikelola secara sistematis dan
konsisten berdasarkan berbagai pandangan teori dan praktik yang berkembang dalam
kehidupan.

Begitu juga dengan pendidikan islam yang dituangkan dalam sistemnya yang
mempunyai dasar ajaran islam yang terefleksi dalam Al-qur’an dan hadits dan seperangkat
kebudayaannya. Dengan tujuan menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang senantiasa
bertaqwa kepada Allah dan menjadi muslim yang kaffah dan dapat mencapai kehidupan yang
bahagia di dunia dan akhirat. Sedangkan untuk tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman,dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Pendidikan in-formal yang paling utama yaitu dalam keluarga. Keluarga memang
yang pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu
saja merupakan faktor pertama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang, terlebih
lagi untuk pendidikan akhlak.1

Orang tua memang mempunyai peranan yang paling penting terhadap tumbuh dan
berkembangnya akhlak si anak sebelum menempuh pendidikan di sekolah. Akhlak
merupakan bentuk karakter yang kuat didalam jiwa yang dari padanya muncul perbuatan
yang bersifat iradiyah ikhtiyariyah (kehendak pilihan) berupa baik atau buruk, indah atau
jelek, sesuai pembawaannya, ia menerima pengaruh pendidikan yang baik dan yang buruk.
Akhlak adalah sikap yang telah ada pada diri seseorang dan dilakukan diluar kesadaran
seseorang.2 Berdasarkan hasil penelitian 90% permasalahan anak memang berasal dari
keluarga.

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna karena dianugerahi akal
yang berfungsi untuk berfikir. Karena akal itulah yang menjadi pembeda antara manusia
dengan makhluk-makhluk lainnya. Jadi, menanamkan nilai-nilai akhlak merupakan
menanamkan sikap atau perilaku yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan
perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan pemikiran (secara spontan).3

Anak-anak sejak bayi sampai mereka di usia sekolah mempunyai lingkungan tunggal
yaitu keluarga. Jadi, tidaklah heran bahwa kebiasaan anak sebagian besar itu terbentuk dari
keluarga, terlebih lagi dari kedua orang tuanya. Mulai dari mereka bangung tidur sampai tidur
lagi mereka terpengaruh dan mendapat pendidikan dari keluarga itu merupakan masa yang
sangat penting dalam tumbuh kembangnya. Bisa dikatakan bahwa orangtua adalah guru
pertama yang mengajarkan anak untuk memahami kehidupan yang akan dijani, fungsi orang
tua sendiri ada banyak diantaranya yaitu mandidik anak-anaknya.4

Orang tua juga dituntut untuk memberikan binaan akhlak yang mulia terhadap sang
anak, seperti pembiasaan, suri tauladan, perhatian, motivasi, pujian, pemeliharaan, nasihat,
hukuman dan apa yang akan dilakukan oleh orang tuanya otomatis akan diikuti juga oleh
sang anak.

1
Tika Hartati, Peran Orang Tua dalam Membina Akhlak Anak Usia 5-10 Tahun (Studi di Desa Pendingan
Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas), Jurnal PAI Raden Fatah Vol. 1 No. 2, 2019, Palembang, hal.
140.
2
Etik Kurniawati, Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak Tunagrahita dalam Pendidikan Vokasional studi
deskriptif kualitatif di balai rehabilitasi sosial disgranda “Raharjo” Sragen, Jurnal Pendidikan, Vol. 11, No.2,
2017, hal. 266
3
Ibid, hal. 270.
4
Op.cit, hal. 141.
Pada dasarnya, sifat baik dan buruknya perbuatan manusia itu dipengaruhi oleh besar
atau kecilnya dorongan juga pengaruh pada situasi dan kondisinya. Hal ini bisa dikatakan
bahwa apabila yang mendominasi sifat baik maka akan terbentuk sifat baik, dan sebaliknya
apabila yang mendominasi sifat buruk, maka ia akan semakin jauh dari Allah SWT dan hal
ini disebut potensi dari nafsu5

Menurut filosof Fakhruddin al-Razi, ia menyebutkan beberapa contoh yang


menjelaskan adanya anggota badan dan berbagai daya jiwa yang melayani jiwa rasional. Di
antara contoh tersebut adalah bahwa badan seperti kota, jiwa rasional seperti raja, indera
batin maupun batin seperti pasukan, tentara anggota badan seperti rakyat, syahwat dan
kemarahan seperti musuh yang menyerang kerajaan dan berusaha menghancurkan rakyat.
Jika raja ingin menindas musuh, maka kerajaan akan kokoh dan permusuhan akan hilang,
tetapi jika raja tidak melawan musuhnya, maka kerajaannya akan hancur, negerinya diduduki,
dan akibat akhirnya adalah kehancuran.6

Disamping pendapat dari filosof Fakhruddin Ar Razi, memang orang tua lah peran
yang paling penting terhadap akhlak anak-anak. Mulia tidaknya akhlak seorang anak sangat
ditentukan juga oleh pendidikan yang telah mereka terima dari lingkungan keluarga mulai
sejak dari bayi bahkan masih dalam kandungan ibunya. Dan memang pendidikan sang anak
itu merupakan tanggung jawab penuh orang tua. Hal ini berarti orang tua memiliki peran
yang strategis bagi masa depan sang anak , yaitu kemampuan membina dan mengembangkan
potensi dasar anak agar kelak berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.7

Tanggung jawab ini merupakan hal penting bagi orang tua dalam upaya
mempersiapkan sang anak, kaarena hasil setiap pendidikan baik yang berhubungan dengan
pendidikan iman maupun yang berkaitan dengan pendidikan moral, serta psikologis karena
eksistensi pendidikan sosial merupakan fenomena tingkah laku dan watak yang dapat
mendidik anak guna menunaikan segala kewajiban, sopan santun, kontrol sosial, intelektual,
politik dan interaksi yang baik dengan sesama atau orang lain.8

5
Muhammad Abdul Qahhar, Konsep Al-Nafs Perspektif Fakhruddin Al-Razi (Studi Penafsiran QS. Yusuf (12):53
dalam Tasir Mafatihul Ghaib) Skripsi, Uin Sunan Ampel Surabaya, 2020. Hlm 3-4
6
Muhammad Arif, ”PENDIDIKAN KEJIWAAN DAN KESEHATAN MENTAL (PERSPEKTIF FAKHRUDDIN AR-
RAZI),Vol. 16 No. 2, Desember 2019 (Gorontalo: IAIN Sultan Amai, 2019) hal. 165-166.
7
Hernawati, PeranOrang Tua Terhadap Pembinaan Akhlak Peserta Didik MI Pergis Bonde Kabupaten Poliwali
Mandar, SRIPSI, 2017, hal.2.
8
Ibid, hal. 3.
Pembinaan akhlak dengan berdasarkan pada nilai-nilai islam di era globalisasi dan
informasi yang serba modern ini semakin terasa sangat penting untuk diterapkan sejak usia
dini, khususnya oleh orang tua. Karena memang akhlak yang telah sesuai dengan nilai-nilai
islam merupakan menjadi penangkal dari pengaruh-pengaruh yang negatif yang berada
dikalangan anak-anak, atau anak diusia remaja yang secara tidak langsung ditawarkan oleh
kemajuan zaman merupakan pengaruh negatif atas kemajuan teknologi dan globalisasi.

Anak yang lahir dalam pengakuan orang tua merupakan amanah dari Allah SWT
karen anak merupakan tanggung jawab orang tua untuk membinanya dengan baik sesuai
dengan pola ajaran nilai-nilai islam. kehidupan keluarga yang stabil dan harmonis akan
membawa dampak yang positif bagi kepribadian anak seperti halnya sang anak akan merasa
lebih tenang. Apabila keluarganya saling pengertian, cinta mencintai. Tetapi ketika sang anak
melihat keluarganya tidak stabil, tidak saling menghargai, selalu bertengkar, dan lain
seterusnya. Maka seorang anak akan merasa tidak tenang, tidak aman, dll. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa keluarga, khususnya ibu dan bapak memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap pertumbuhan sang anak, perkembangan dan emosional anak, pola asuh yang baik
juga akan mencerminkan sikap dan perilaku anak dilingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat juga akan tetap baik.9

Daftar Pustaka

Hartati, Tika, 2019. Peran Orang Tua dalam Membina Akhlak Anak Usia 5-10 Tahun (Studi
di Desa Pendingan Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas), Jurnal PAI Raden
Fatah Vol. 1 No. 2, Palembang.

Kurniawati, Etik, 2017. Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak Tunagrahita dalam
Pendidikan Vokasional studi deskriptif kualitatif di balai rehabilitasi sosial disgranda
“Raharjo” Sragen, Jurnal Pendidikan, Vol. 11, No.2

Qahhar, M Abdul, 2020. Konsep Al-Nafs Perspektif Fakhruddin Al-Razi (Studi Penafsiran
QS. Yusuf (12):53 dalam Tasir Mafatihul Ghaib) Skripsi, Uin Sunan Ampel Surabaya

9
Op.cit, hal 28-29.
Arif, Muhammad ”PENDIDIKAN KEJIWAAN DAN KESEHATAN MENTAL (PERSPEKTIF
FAKHRUDDIN AR-RAZI),Vol. 16 No. 2, Desember 2019 Gorontalo: IAIN Sultan Amai.

Hernawati, 2017. PeranOrang Tua Terhadap Pembinaan Akhlak Peserta Didik MI Pergis
Bonde Kabupaten Poliwali Mandar, SRIPSI

Anda mungkin juga menyukai