Penaksiran Risiko Pengendalian adalah proses evaluasi
efektivitas desain dan operasi kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di dalam laporan keuangan.
Tahap-tahap penaksiran risiko pengendalian adalah
sebagai berikut : 1. Pertimbangan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas struktur pengendalian intern. 2. Lakukan identifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi entitas 3. Lakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji 4. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan, untuk menentukan efektivitas desain dan operasi struktur pengendalian intern. 5. Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian Adapun bukti yang dikumpulakan bisa berupa : a. Bukti dokumenter b. Bukti elektronik c. Bukti matematik d. Bukti lisan e. Bukti fisik Bukti tersebut sangat mempengaruhi keyakinan auditor.
PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan
untuk menentukan efektivitas desain dan / atau operasi kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern. Pengujian pengendalian dapat diterapkan terhadap pengendalian golongan besar transaksi dan / atau suatu saldo akun. Tujuan dari pengendalian mencakup :
Keandalan pelaporan keuangan
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Efektivitas dan efisiensi operasi. Pengujian pengendalian diterapkan dalam kedua strategi audit yaitu : Pendekatan terutama substantif Pendekatan risiko pengendalian rendah
Pengujian Pengendalian persamaan
Pengujian ini dilaksanakan oleh auditor bersamaan waktunya dengan
usaha pemerolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern. Pengujian ini dilakukan baik dalam kedua strategi audit.
Pengujian Pengendalian Tambahan atau pengujian pengendalian yang
direncanakan
Pengujian pengendalian dilaksanakan oleh auditor dalam pekerjaan
lapangan. Pengujian pengendalian ini dapat memberikan bukti tengtang penerapan semestinya kebijakan dan prosedur pengendalian secara konsisten sepanjang tahun yang diaudit. PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN Jenis pengujian pengendalian dapat dipilih auditor dalam pelaksanaan pengujian pengendalian adalah : 1. Permintaan keterangan 2. Pengamatan 3. Inspeksi 4. Pelaksanaan kembali
Lingkup pengujian audit
Semakin luas lingkup pengujian akan dapat mengumpulkan bukti lebih banyak mengenai efektivitas struktur pengendalian intern. Semakin banyak orang yg dimintai keterangan semakin banyak bukti yang terkumpul untuk menilai efektivitas struktur pengendalian intern.
KERJASAMA DENGAN AUDITOR INTERN DALAM PENGUJIAN
PENGENDALIAN
Bilamana auditor independen melakukan audit atas laporan keuangan
entitas yang memiliki fungsi audit intern, auditor independent dapat : 1. Melakukan koordinasi pekerjaan auditnya dengan auditor intern 2. Menggunakan auditro intern untuk menyediakan bantuan langsung dalam audit. PENGUJIAN DENGAN TUJUAN GANDA
Di hampir semua audit, pengujian pengendalian tambahan
dilaksanakan oleh auditor terutama dalam pekerjaan interim, sedangkan pengujian substantif dilaksanakan terutama pada akhir tahun untuk diaudit.
PENENTUAN RISIKO TERDETEKSI
Dalam tahap audit penentuan risiko terletak pada tahap auditor
mendesain pengujian substantif. Risiko deteksi adalah risiko auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi. Rumus risiko deteksi : RD = RA RB x RP RD = risiko deteksi RA = risiko audit RB = risiko bawaan RP = risiko pengendalian Risiko deteksi yang direncakan merupakan dasar untuk menentukan tingkat pengujian substantif yang direncanakan. Evaluasi terhadap tingkat pengujian substantif yang direncanakan. Setelah memperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang relevan dengan pelaporan keuangan dan setelah menaksir risiko pengendalian untuk suatu asersi laporan keuangan, auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau final dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut.
DESAIN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian substantif menghasilkan bukti audit tengtang kewajaran
setiap asersi laporan keuangan signifikan. Pengujian ini dapat mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan pelaporan transaksi dan saldo akun. Desain pengujian substantif mencakup:
Penentuan sifat Lingkup pengujian yang diperlukan untuk memenuhi tingkat risiko deteksi setiap asersi Sifat Pengujian Substantif
Sifat pengujian ini meliputi jenis dan efektivitas prosedur audit
yang dilakukan oleh auditor Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima rendah auditor menggunakan prosedur audit yg lebih efektif dan biasanya memerlukan biaya tinggi. Jika tingkat risiko tinggi maka auditor menggunakan prosedur yang kurang efektif dan biasanya memerlukan biaya rendah.
Auditor dapat menggunakan jenis pengujian substantif berikut
ini: a. Prosedur analitik b. Pengujian terhadap transaksi rinci c. Pengujian terhadap saldo akun rinci Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian Substansif Laporan keuangan berisi lima golongan asersi: 1) Keberadaan dan keterjadian 2) Kelengkapan 3) Hak dan kewajiban 4) Penilaian atau alokasi 5) Penyajian dan pengungkapan
Dalam pengembangan program audit untuk pengujian
substantif, kerangka umum yang dipakai sebagai acuan disajikan sebagai berikut : a. Tentukan prosedur audit awal. b. Tentukan prosedur analitik yang perlu dilaksanakan c. Tentukan pengujian terhadap transaksi rinci d. Tentukan pengujian terhadap akun rinci SEKIAN TERIMA KASIH