Anda di halaman 1dari 4

BAHAN BACAAN

MATERI: BERPIKIR KREATIF


BASIC LEARNING SKILLS, CHARACTER, AND CREATIVITY 2018

DEFINISI

Definisi Berpikir Kreatif

Kreatif didefinisikan sebagai daya untuk mencipta. Mencipta dalam hal ini ditujukan untuk
menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, kreatif tidak saja sekedar menciptakan sesuatu yang
baru, tetapi esensi dari kreatif adalah ciptaan yang dihasilkan tersebut berguna untuk menyelesaikan
masalah. Sebenarnya kreatif adalah salah satu area dari problem solving, hanya saja, pada kreativitas,
solusi yang dihasilkan bersifat baru, atau memperbaharui apa yang sudah ada sebelumnya.

Berpikir Kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang teridiri dari
mengaplikasiakan ide baru pada situasi spesifik, melihat suatu kondisi melalui perspektif yang baru,
mengidentifikasi penjelasana alternatif dan menemukan hubungan yang dapat menghasilkan hasil
yang positif. Semua hal tersebut, tentunya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, salah satunya
menyelesaikan masalah.

Mengapa Berpikir Kreatif Penting

Dalam kehidupannya, individu pasti pernah dihadapkan pada suatu masalah, yaitu gap antara
keadaan ideal dan realitas. Masalah ini menimbulkan ketidaknyaman bagi individu, sehingga masalah
tersebut harus diselesaikan. Menurut Gilhooly, Ball dan Macchi, (2015) ada dua jenis proses dalam
menyelesaikan masalah, yaitu proses rutin dan proses kreatif. Dalam proses rutin, masalah yang
dihadapi sudah teridentifikasi dengan jelas beserta dengan metode penyelesaiannya, sehingga proses
analasis yang telah biasa dilakukan diterapkan untuk menyelesaikan masalah jenis ini. Akan tetapi,
tidak semua masalah sudah teridentifikasi dengan baik. Ada pula masalah yang berhasil diidentifikasi,
tetapi belum diketahui metode untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, dibutuhkan metode dan
solusi baru untuk dapat menyelesaikan masalah seperti ini. Menghadapi kondisi tersebut dibutuhkan
proses kreatif.

Keterampilan untuk berpikir kreatif dapat menghasilkan sesuatu yang baru, baik dalam proses
identifikasi masalah, menjelaskan masalah melalui perspektif yang baru, menemukan metode baru
dalam penyelesaian masalah, maupun dalam menghasilkan alternatif solusi untuk menyelesaikan
masalah. Dengan kemampuan untuk berpikir kreatif, individu memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan masalah secara lebih efektif dan efisien. Kemampuan ini tentunya sangat dibutuhkan
terutama dalam menghadapi zaman di mana segala sesuatunya berubah dengan sangat cepat.
Proses Kreatif

Proses kreatif melibatkan berpikir divergen dan konvergen. Dalam berpikir divergen, individu
membuka peluang terhadap segala kemungkinan yang ada, sehingga menghasilkan berbagai ide. Pada
berpikir divergen, menemukan solusi terbaik dari suatu masalah bukanlah tujuan, melainkan
menghasilkan sebanyak mungkin alternatif solusi. Akan tetapi, karena tujuan dari berpikir kreatif
adalah menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien, maka, setelah semua ide terkumpul, proses
berpikir konvergen tetap dibutuhkan. Dalam proses berpikir konvergen, ide-ide yang ada dianalisa,
untuk dipilih yang terbaik. Oleh karena itu, dalam proses kreatif, proses divergen dan konvergen
dibutuhkan.

Wallas (1926) mengajukan, bahwa secara umum, ada empat proses dalam berpikir kreatif,
yaitu:

1. Preparation
Pada tahap ini, masalah diformulasi dan diinvestigasi. Tahapan ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang masalah yang dihadapi. Proses pengumpulan infomarsi ini
dapat dilakukan dalam bentuk brainstorm, diskusi, membaca, mengingat pengalaman masa
lalu, dan lainnya. Dalam proses ini, analisa yang sistematis dan sadar dilakukan pada informasi
yang dimiliki. Proses ini dapat berlangsung dalam beberapa menit sampai beberapa tahun.
2. Incubation
Pada tahap ini, individu mengalihkan perhatiannya dari masalah yang dihadapi, dan
melakukan hal-hal yang dapat membuat rileks. Wallas (1926) menekankan pentingnya proses
ini, dan menganjurkan kepada pembacanya untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang terlalu
serius yang dapat menghalangi unconscious mind. Dodds, Wards, dan Smith (2004) juga
mengajukan bahwa periode inkubasi, di mana individu mengalihkan perhatiannya untuk
periode waktu tertentu dari masalah yang dihadapinya dapat meningkatkan kreatifitas, di
mana lamanya periode preparation juga berpengaruh. Dengan kata lain, periode incubation
akan meningkatkan kreativitas, hanya jika ada informasi dan analisa yang cukup mengenai
masalah yang dihadapi pada periode preparation
3. Illumination Wallas memberi label tahapan ini sebagai “aha “ yaitu ketika insight atau ide
kreatif muncul pada kesadaran, biasanya disertai dengan perasaan penuh kepastian.
4. Verification Pada tahapan ini, ide yang muncul saat tahap illumination diinvestigasi kembali,
apakah ide tersebut dapat digunakan, atauakah ide tersebut masih butuh revisi.

Meskipun tahapan ini menjadi tahapan yang pada umumnya dijadikan sebagai referensi dalam
menjelaskan proses kreatif, Klein (2013), mempertentangkannya. Melalui proses penelitian yang Ia
lakukan untuk memperoleh penjelasan mengenai apa yang terjadi ketika seseorang menemukan
insight atau “aha” moment, tidak semuanya melalui proses preparation yang dilakukan secara
sengaja. Lebih lanjut, Ia mengemukakan, bahwa insight diperoleh ketika melalui 3 jalur, yaitu:

1. Contradiction: yaitu ketika individu mengidentifikasi inkonsistensi dari apa yang mereka
percaya benar dengan kenyataan yang terjadi di lapangan
2. Connection: yaitu ketika individu secara kebetulan menemukan koneksi antara dua kejadia
yang tidak berhubungan
3. Creative desperation: ketika individu menemukan insight ketika berada pada masalah yang
membuatnya tertekan, seperti saat di kejar waktu atau situasi yang mengancam keselamatan

Walaupun pentingnya tahap preparation dalam penemual ide-ide kreatif dipertentangkan oleh
Klein (2013), akan tetapi, secara akal sehat, tidaklah mungkin seorang individu akan mengidentifikasi
contradiction, connection tanpa adanya informasi yang memadai.Bahakn ketika berada pada situasi
yang menekan, ide-ide baru pun tidak akan muncul, tanpa adanya pengetahuan yang cukup
sebelumnya.

Ide kreatif mungkin muncul secara tidak terduga. Newton menemukan insight mengenai
gravitasi ketika dia kejatuhan buah apel. Kejadian tersebut tidak akan dimaknai sebagai sebuah insight
tanpa adanya pengetahuan yang memadai sebelumnya. Oleh karena itu, walaupun tahap illumination
menjadi tahap yang paling penting karena “aha” muncul, dan tahap incubation menjadi tahap yang
menyenangkan karena kita bisa meninggalkan masalah yang sedang dihadapi, akan tetapi kedua hal
tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya tahap preparation. Oleh karena itu, preparation untuk
membekali diri dengan pengetahuan yang memadai sangatlah penting, walaupun tidak harus
dilakukan secara sengaja dan sistematis seperti yang diajukan Wallas.

Cara-cara mengembangkan keterampilan Berpikir Kreatif

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas:

1. Termotivasi secara intrinsik dan memiliki kepercayaan diri

Matlin (2005) mengajukan bahwa orang-orang menjadi kreatif ketika mereka termotivasi
secara intrinsik untuk mencapai tujuannya. Individu dkatakan termotivasi secara intrinsik
ketika Ia melakukan sesuatu tanpa didorong oleh motivasi eksternal. Sebagai contoh, jika
seseorang membaca dengan tujuan untuk paham, atau karena menyukainya, maka Ia dapat
dikatakan memiliki motivasi intrinsik. Akan tetapi, jika Ia membaca karena Ia ingin
mempersiapkan ujiannya dan takut mendapat nilai jelek, maka individu tersebut dikatakan
termotivasi secara ekstrinsik. Selain itu, individu juga perlu untuk memiliki kepercayaan diri,
bahwa Ia dapat menyelesaikan masalahnya

2. Menambah pengetahuan

Seperti yang telah dijabarkan di atas, bahwa kreatifitas dapat muncul ketika individu memiliki
pengetahuan yang memadai sebelumnya. Oleh karena itu, untuk menjadi kreatif, kita harus
senantiasa menambah pengetahuan. Pengetahuan dalam hal ini termasuk informasi dan
perspektif-perspektif yang berbeda.

3. Melatih berpikir divergen

Kreatifitas melibatkan proses berpikir divergen dan konvergen, di mana proses ini dilakukan
bertahap dengan diawali proses divergen. Pada proses divergen, ide-ide dihasilkan
sebanyakbanyaknya Analisis terhadap ide sama sekali tabu untuk dilakukan. Individu harus
dapat membiasakan dirinya untuk mengeksplor ide-ide yang ada tanpa melakukan penilaian
terhadap ide tersebut tidak khawatir bahwa ide terkesan bodoh, tidak penting, tidak efektif
atau tidak berguna. Hilangkan kekhawatiran tersebut dan fokuslah untuk mecari ide sebanyak-
banyaknya.

REFERENSI

Dodds, R. A., Ward, T. B., & Smith, S. M. (2004). A review of experimental research on incubation in
problem solving and creativity. Unpublished doctoral thesis (Texas A&M University).
Klein, G. (2013). Seeing what others don't: The remarkable ways we gain insights. Public Affairs
Gilhooly, K. J., Ball, L. J., & Macchi, L. (2015). Insight and creative thinking processes: Routine and
special
Matlin, M. W. (2005). Cognition. Hoboken.
Wallas, G. (1962). The Art of Thought. New York

Sumber Internet:
Critical and creative thinking diakses pada 17 Juli 2018 https://www.australiancurriculum.edu.au/f-
10-curriculum/general-capabilities/criticaland-creative-thinking/

Anda mungkin juga menyukai