Disusun Oleh :
Diza Kurnianty Jamal (46118031)
D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Kunjungan
Konsultan Pajak ”.
Laporan ini sebagai perwujudan hasil dari kunjungan ke Kantor Konsultan
Pajak MUC yang berada di Jalan Andi Mappanyukki.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang terkait dalam kunjungan dan penyusunan laporan ini.
Penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca tentang kode etik konsultan pajak dan penerapannya.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan
sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini.
7 Desember 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsultan Pajak akan menghadapi tantangan yang semakin berat
di masa-masa yang akan datang. Konsultan Pajak memiliki sensitifitas
etika yang lebih tinggi dibandingkan profesi lain, tidak lain karena adanya
kode etik yang harus ditaati dan dilema etika yang sering dihadapi.
Tetapi, tidak jarang dari konsultan pajak yang melakukan manipulasi yang
melanggar kode etik yang seharusnya terlarang. Memulihkan citra profesi
merupakan tantangan bersama bila ingin profesi tersebut masih dihormati
oleh publik (Agoes dan Ardana, 2009;159).
Dalam pemberitaan tampak kasus perpajakan yang melibatkan
konsultan pajak karena pengambilan keputusan tidak etis yang dilakukan
dengan memfasilitasi/membantu wajib pajaknya dalam menghindari pajak
bahkan menggelapkan pajak. Menurut definisi dari Kpeutusan Menteri
Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak Indonesia,
pada Pasal 1 dalam Leon dan Meliana (2009:4) mengungkapkan bahwa
konsultan pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan
pekerjaannya secara bebas memberikan jasanya kepada wajib pajak
dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya
sesuai peraturan perpajakan.
Keterkaitan perilaku manusia tidak akan terlepas dari unsur etika
yang ada dalam dirinya sehingga dengan keahlian yang dimilikinya pasti
terdapat etika yang mendasarinya (Ernawan, 2017:122). Dalam setiap
profesi tentunya memiliki etika dan etika tersebut dikodifikasikan dalam
kode etik profesinya. Dengan adanya kode etik tersebut tentunya seorang
konsultan pajak seharusnya mampu mengambil keputusan etis dengan
tidak membantu wajib pajaknya melakukan penghindaran pajak.
B. Tujuan Wawancara
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Mendapatkan informasi dan memperdalam pemahaman tentang
kode etik konsultan pajak.
Memenuhi tugas Etika Bisnis dan Profesi.
C. Topik Wawancara
Topik kegiatan wawancara ini adalah “Kode Etik Konsultan Pajak”.
D. Waktu dan Tempat Wawancara
Wawancara dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu, 5 Desember 2018
Waktu : 13.00-13.45
Tempat : Konsultan Pajak Makassar MUC
Alamat Tempat : Graha Bharata. Jl. Andi Mappanyukki 121 Makassar,
Mario, Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
90125121
BAB II
HASIL WAWANCARA
A. Narasumber
Nama : Farid
Pekerjaan : Konsultan Pajak
B. Pewawancara
Wawancara ini dilaksanakan oleh kelompok yang terdiri dari :
Moderator : Nadiah Nursahbani Rala
Pewawancara : Rezki Ramadhan
Diza Kurnianty Jamal
Pencatat : Matrik Irama Rante
Dokumentasi :Mega Kadir
A. Simpulan
Salah satu fungsi konsultan pajak itu adalah mengarahkan, menegur,
mendidik, dan segala macam. Istilahnya mendisiplinkan wajib pajak.dalam
setiap profesi tentunya memiliki etika dan etika tersebut dikodifikasikan dalam
kode etik profesinya.
Kode etik bagi konsultan pajak itu sangat penting karna merupakan acuan
untuk bekerja dan menjadi prinsip-prinsip dasar mereka saat menangani klien-
kliennya, jika kode etik tidak diterapkan mungkin untuk melakukan kesalahan-
kesalahan seperti kejadian yang sering terjadi di lapangan ,misalnya pada
pembayaran pajak tahunannya. di satu sisi perusahaan tidak memiliki cash flow
yang cukup untuk memenuhi kewajiban pajak karena keadaan tertentu. Dalam
keadaan seperti itu, biasa dari klien ada negosiasi untuk menstel laporan
keuangan, dan memberikan target-target kemampuan mereka dalam membayar
pajak yang biasanya tidak sesuai dengan yang seharusnya, maksudnya terlalu
kecil. Hal – hal seperti itulah yang harus dihadapi seorang konsultan pajak saat
dilapangan tapi dengan adanya kode etik yang menjadi prinsip dasar seorang
konsultan pajak dalam upaya-upaya untuk lari dari pajak pun dapat tertangani
sehingga kejadian seperti itupun sudah hampir tidak ada.
B. Saran
Dalam hal ini seorang konsultan pajak harus mampu mengambil
keputusan yang etis atau tidak etis untuk membantu wajib pajak dalam
menghindari pembayaran pajakdan menjelaskan denganpemahaman yang detail
terhadap wajib pajak karna Kalau mereka memahami secara detail tentang
perpajakan, resiko-resiko dan kecurangan – kecurangan pun tidak akan terjadi
lagi..
Lampiran
Dokumentasi Kunjungan