Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini smartphone sudah menjadi kebutuhan “wajib” bagi banyak

orang untuk saling berkomunikasi. Menurut Survei yang dilakukan oleh

Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), survei yang

dilakukan sepanjang 2016 mengungkap bahwa rata-rata pengakses internet di

Indonesia menggunakan smartphone dan 63,1 juta orang atau 47,6 persen

mengakses dari smartphone. Penyebabnya adalah perkembangan infrastruktur

dan mudahnya mendapatkan smartphone.

Kemampuan smartphone untuk menghubungkan orang-orang dengan

penyimpanan informasi jarak jauh, pertukaran data berbasis lokasi dan

informasi sosial telah secara cepat membuatnya menjadi alat yang powerful

untuk para turis. Tourism 2014 (dalam Janet E. Dickinsona, 2014:85).

Dengan pertumbuhan jumlah penggunanya, Applikasi semakin berpengaruh

dalam perilaku dan keputusan untuk perjalanan pariwisata. Wang, Park &

Fesenmaier, 2011 (dalam Janet E. Dickinsona, 2014:85). Smartphone telah

dengan cepat diadopsi sebagai alat untuk perjalanan dengan survey pengguna

Amerika Serikat 2010 yang mengungkapkan bahwa pengaksesan peta dan

petunjuk arah sebagai aktifitas mobile nomor satu. Adobe Systems

Incorporated, 2010 (dalam Janet E. Dickinsona, 2014:86). Ketika dulu saat di

perjalanan jauh kita hanya bisa bergantung pada peta sebagai penunjuk lokasi

saat berkunjung ke tempat baru, kini sejak adanya teknologi peta digital yang

1
2

sudah menjadi fitur wajib di smartphone, para wisatawan tidak perlu

lagi khawatir akan tersesat dan menerka-nerka keberadaan lokasi mereka di

peta.

Dengan segala kemudahan transportasi. Baik itu travelling untuk

wisata, bisnis hingga untuk beribadah menjadi hal yang sangat mudah dan

murah. Travelling dengan kelompok adalah salah satu cara yang bisa

dilakukan untuk berwisata dengan aman, menyenangkan dan hemat. Baik

berwisata bersama teman mengunjungi tempat-tempat baru ataupun berwisata

dengan kelompok wisata dengan paket liburan berkelompok (open trip) yang

ditawarkan layanan agen travel. Namun ketika memilih bepergian dengan

menggunakan paket berkelompok misalnya, sudah pasti kita harus bepergian

dengan orang yang tidak kita kenal sebelumnya. Ada kalanya anggota

kelompok akan terpisah dari rombongan dan tersesat.

Begitu juga bagi para anggota kelompok jemaah haji indonesia, berada

diantara kerumunan ratusan ribu orang asing dari berbagai negara di tempat

yang tidak familiar, resiko tersesat atau terpisah dari rombongan tidak

terelakkan. Tiap hari, calon jemaah haji (CJH) yang tersesat di Madinah

mencapai puluhan orang. Hal itu berdasarkan data yang tercatat di petugas

Perlindungan Jamaah (linjam) daerah kerja (daker) Madinah, yang dikutip

dari Detik News. Walaupun ketua kelompok akan memastikan bahwa setiap

anggota kelompok dalam keadaan aman, namun resiko tersesat adakalanya

tidak dapat dihindari sehingga mengganggu jadwal travelling yang sudah

direncanakan dengan rapih.


3

Terinspirasi saat membaca berita banyaknya jemaah haji yang tersesat

saat menunaikan ibadah, Grupy Developer yang didirikan oleh Faizal Rizal

mengembangkan aplikasi android yang bernama Grupy. Bukan hanya untuk

jemaah haji, aplikasi ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pengguna

smartphone yang sedang berada di perjalanan berkelompok atau bagi para

orangtua yang ingin memastikan anak-anaknya dalam keadaan aman.

Grupy adalah aplikasi yang berfungsi untuk saling berbagi lokasi untuk

para pengguna smartphoneandroid yang dikembangkan oleh startup lokal

Makassar. Grupy merupakan aplikasi berbagi lokasi realtimeone-to-one dan

one-to-few yang dalam penelitian berjudul “Rethinking Location Sharing:

Exploring the Implications of Social-Driven vs. Purpose-Driven Location

Sharing”dikategorikan dalam aplikasi berbagi lokasi purpose-driven atau

yang didorong oleh tujuan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penggunaan

aplikasi berbagi lokasi purpose-driven dimotivasi oleh tujuan praktis dan

berfokus pada aktifitas seperti koordinasi dan perencanaan. Berbeda dengan

aplikasi berbagi lokasi social-driven seperti Facebook lebih fokus digunakan

untuk menarik perhatian dan meningkatkan presentasi diri. Selain untuk

membagikan lokasi secara realtime, Grupy juga dilengkapi dengan fitur

tombol darurat ketika pengguna merasa tersesat atau dalam keadaan genting.

Tombol ini akan otomatis mengirimkan pemberitahuan kepada semua

anggota kelompok dan memunculkan lokasi anggota yang tersesat tersebut.

Aplikasi yang memiliki fungsi sejenis adalah Glympse dan Google

Maps. Pada saat aplikasi ini dikembangkan, Google Maps belum memiliki
4

fitur berbagi lokasi dan hanya menyediakan petunjuk lokasi untuk pengguna

itu sendiri. Tapi beberapa bulan setelah grupy diluncurkan, Google Maps

mengeluarkan fitur baru “berbagi lokasi” yang hampir serupa dengan grupy.

Walaupun memiliki fungsi yang hampir sama, fitur berbagi lokasi Google

Maps hanya berfokus pada pemantauan lokasi. Dan aplikasi Glympse

memiliki user interface yang kompleks bagi pengguna awam. Sedangkan

Grupy menawarkan fitur-fitur komunikasi dan tombol darurat yang mudah

dijangkau oleh pengguna awam ketika tersesat atau dalam keadaan genting

yang menjadi fitur unggulan grupy. Aplikasi Grupy memang ditujukan bagi

pengguna yang hanya menggunakan aplikasi ini untuk saling menjaga setiap

anggota kelompok saat berada di tempat yang tidak familiaragar tetap aman

dalam perjalanan ataupun sekedar sebagai cara mudah para orang tua untuk

mengetahui keberadaan anaknya.

Mengukur kesuksesan sebuah sistem perangkat lunak sangat sulit

karena tidak ada pengukur universal atau skema peringkat. D. M. German.

2007 (dalam Yuan Tian, 2015:301). Meskipun demikian, dalam penelitian

yang berjudul “What Are the Characteristics of High-Rated Apps? A Case

Study on Free Android Applications” dan beberapa penelitian lain. Peneliti

menggunakan rating aplikasi untuk menentukan kesuksesan aplikasi,

kemungkinan lainnya untuk mengukur kesuksesan adalah dengan

menggunakan jumlah download, akan tetapi kemungkinannya banyak

pengguna (yang) men-download aplikasi tanpa menggunakannya. (Yuan

Tian, 2015:301).
5

Untuk menemukan faktor paling berpengaruh dalam kesuksesan sebuah

aplikasi, penelitian ini memutuskan untuk mengukur kesuksesan aplikasi

menggunakan rating tinggi dengan minimal 100 rating. Penelitian tersebut

juga mengungkapkan bahwa secara umum, salah satu dari 3 faktor paling

berpengaruh dari aplikasi yang sukses (rating tinggi) adalah usaha marketing

(jumlah gambar promosi yang dipasang). Dari pengamatan terhadap jumlah

rating dan download grupy, sejak tersedia di Google Playstore sejak tahun

2016, Grupy hanya di-download oleh kisaran 10-50 pengguna saja. Aplikasi

Grupy tentu tidak termasuk dalam applikasi yang dianggap sukses walaupun

grupy memiliki potensi.

Sejauh ini promosi yang dijalankan oleh aplikasi grupy untuk

menaikkan jumlah usernya hanya melalui jalur personal dengan mengajak

orang-orang terdekat untuk mendownload dan menggunakan aplikasi ini.

Grupy Developer sebagai pengembang aplikasi sudah pasti banyak

menghabiskan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit untuk

mengembangkan aplikasi ini. Padahal dengan fitur yang dimiliki, Grupy

memiliki potensi untuk menjadi applikasi yang sukses jika didukung dengan

perancangan media promosi yang tepat.

Penelitian ini mengacu pada beberapa referensi penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan desain komunikasi visual

dalam perancangan promosi seperti;


6

a. Desain Komunikasi Visual dalam Perancangan Promosi Hakata

Tour and Travel. Nurul Rara Ramdhani Poerwita, Universitas

Hasanuddin, 2015.

b. Perancangan Promosi Café Ababil Melalui Media Desain

Komunikasi Visual. Erik Kristanto, Universitas Sebelas Maret,

2009.

c. Perancangan Media Promosi Denaro Pizza Dan Resto Yogyakarta.

Ardiyan Indra Saputra, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013

Ketiga penelitian diatas memiliki pembahasan yang sama tentang

desain komunikasi visual dalam perancangan promosi, namun dengan

perusahaan yang beragam, mulai dari perusahaan travel, restoran hingga kafe

ketiganya sama-sama merupakan perusahaan konvensional yang sudah

memiliki pasar yang jelas dan mengandalkan lokasi perusahaan untuk dapat

beroperasi. Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian ini berfokus pada

perusahaan startup dalam bidang teknologi yang berarti perusahaan ini yang

masih berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan

pasar yang tepat. Perlakuan dan pemilihan media promosinya kemungkinan

akan berbeda dengan perusahaan konvensional.

Dengan potensi dan semangat positif yang menginspirasi

dikembangkannya Grupy dan berbagai permmasalah diatas, penulis merasa

tertarik untuk merancang strategi promosi yang tepat. Sehingga penulis

menetapkan judul penelitian


7

“DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN

PROMOSI APLIKASI GRUPY”

B. Rumusan Ide Penciptaan

Bagaimana membuat desain promosi aplikasi Grupy melalui media

visual yang kreatif dan tepat sasaran.

C. Tujuan Karya

Membuat desain promosi aplikasi Grupy melalui media visual yang

kreatif dan tepat sasaran.

D. Manfaat Karya

D.1. Manfaat Umum

Menjadikan aplikasi grupy sebagai aplikasi yang dikenal luas dan

bermanfaat bagi lebih banyak orang yang sedang dalam perjalanan

berkelompok maupun bagi keluarga untuk menjaga anggota keluarga

lainnya.

D.2. Manfaat Praktis

Sebagai referensi pihak perusahaan sejenis dalam membuat

promosi melalui media visual yang sesuai menurut prinsip-prinsip

desain komunikasi visual

D.3. Manfaat Bagi Penulis


8

1. Penulis dapat mempelajari permasalahan bagaimana cara untuk

merancang media promosi visual yang tepat sasaran sehingga dapat

meningkatkan kesuksesan aplikasi grupy

2. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama

perkuliahan sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan.

E. Definisi Operasional

- Desain Komunikasi Visual

perancangan teknik dan media dengan memanfaatkan elemen-elemen

visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan promosi pada aplikasi

grupy untuk meningkatkan jumlah pengguna aplikasi

- Perancangan

Penggambaran, perencanaan beberapa elemen desain dalam pembuatan

materi promosi aplikasi grupy

- Promosi

Upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk aplikasi grupy

dengan tujuan menarik calon pengguna untuk memasang dan memakai

aplikasi tersebut.

- Aplikasi

Sebuah program perangkat lunak yang berjalan di ponsel pintar yang

menggunakan sistem operasi android

- Android
9

Adalah sistem operasi untuk ponsel pintar dengan sumber terbuka yang

dirilis Google di bawah Lisensi Apache yang memungkinkan perangkat

lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para

pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi.

- Grupy

Aplikasi android untuk berbagi lokasi yang dikembangkan oleh Grupy

Developer.

- Grupy Developer

Pengembang aplikasi android yang didirikan oleh faizal rizal, yang

terletak di Jl. Teduh Bersinar blok D no.11. Beroperasi sejak tahun 2015.

- Smartphone

Sebuah perangkat telepon genggam yang menggunakan sistem operasi

android

- Startup

Berarti perusahaan ini yang masih berada dalam fase pengembangan dan

penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.


10

F. Skema Perancangan

Desain Komunikasi Visual


dalam perancangan promosi
aplikasi grupy

Masalah
Data
(Kurangnya promosi yang
Lapangan
efektif tepat sasaran)

Data
Konsep Kreatif
Pustaka

Copywriting Art Directing

Artwork

Pre-test

Final Artwork

Post-test
11

Setelah melihat data di lapangan tentang kurangnya jumlah download

dan jumlah rating, yang disebabkan permasalahan kurangnya promosi yang

tepat sasaran menjadi latar belakang untuk merumuskan konsep kreatif yang

akan disusun berdasarkan data lapangan dan data pustaka yang telah

dikumpulkan. Data kemudian dianalisis untuk menjadi pertimbangan penulis

dalam menyusun konsep kreatif melalui dua tahap yaitu copywriting atau

penciptaan, pengembangan dan penulisan unsur-unsur pesan iklan dan

kemudian tahap berikutnya art directing yaitu proses mengorganisir dan

mengarahkan elemen-elemen visual pada media komunikasi visual, tidak

hanya agar terlihat bagus, tapi juga bagaimana elemen-elemen visual yang

ada dapat memaksimalkan pesan yang disampaikan. sehingga diperoleh

artwork.

Setelelah itu dilakukan pre-test terhadap artwork. Pre-test adalah

pengujian kampanye/iklan sebelum iklan itu dijalankan. Concept testing

terkadang disebut juga pre-testing, dan pada umumnya pengujiannya

menggunakan headline, layout kasar atau storyboards. Concept testing

menggunakan teknik riset kualitatif termasuk focus groups atau wawancara

mendalam (depth interviews) untuk memperoleh wawasan mendalam pada

konsep iklan yang efektif, identifikasi masalah, atau untuk menghasilkan ide

konsep baru. Beberapa teknik yang digunakan dalam pre-test dapat juga

digunakan pada post-test dan sebaliknya. Dalam hal ini metode pengujian

dilakukan dengan menggunakan in-depth interviews atau wawancara

mendalam terhadap partisipan yang memenuhi karakteristik target pasar


12

grupy. Setelah melakukan revisi terhadap artwork dengan

mempertimbangkan data yang diperoleh dari pre-test, maka dapat diperoleh

final artwork yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan.

Setelah itu dapat dilakukan post-test, pengujian ini diadakan setelah

promosi dijalankan. Tujuan dasar dari post-test adalah untuk menyediakan

wawasan lebih dalam tentang performa dari promosi yang telah dijalankan

dan menarik kesimpulan untuk dipertimbangkan dalam mengadakan promosi

atau iklan berikutnya.s

G. Metode Perancangan

G.1. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

1. Metode Observasi

Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara

langsung — tanpa mediator — sesuatu objek untuk melihat

dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.

(Rachmat, 2006:110)

Penulis Melakukan survey di Grupy Developer yang berlokasi

di Jl. Teduh Bersinar Blok D no 10, Makassar

2. MetodeWawancara

Wawancara adalah percakapan antara periset — seseorang

yang berharap mendapatkan informasi — dan informan —

seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting


13

tentang suatu objek. Berger, 2000 (dalam Rachmat, 2006:100)

Peneliti mewawancarai Bapak Faizal Rizal selaku pendiri

Grupy Developer yang telah mengembangkan aplikasi Grupy.

b. Jenis Pengumpulan Data Sekunder

1. Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat

teoritis dari beberapa literatur atau bahan bacaan yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. (Surakhmad 1994:2)

misalnya mencari informasi data-data pada buku, artikel,

majalah, surat kabar, brosur dan media lainnya.

2. Dokumentasi

Metode Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi

yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa

berbentuk dokumen publik atau dokumen privat. Dokumen

publik misalnya: laporan polisi, berita-berita surat kabar,

transkrip acara TV dan lainnya. Dokumen privat misalnya:

memo, surat-surat pribadi, catatan telepon, buku harian

individu, dan lain-nya.

G.2. Metode Analisis Data

Maleong, 2000 (dalam Rachmat, 2006) mendefinisikan analisis

data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
14

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengumpulan data baik

dari literatur maupun data yang diambil secara langsung dari lapangan

seperti narasi dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Data

tersebut kemudian akan dianalisa menggunakan teknik analisis SWOT

yang mana akan mengungkapkan faktor yang menjadi kelebihan,

kelemahan, kesempatan dan kendala/ancaman yang ada pada aplikasi

Grupy dam aplikasi yang memiliki fungsi berbagi lokasi purpose-

driven lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diketahui posisi aplikasi

Grupy terhadap kompetitornya.

G.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan dari bulan Februari

hingga Maret 2018. Penelitian ini dilakukan di Grupy Developer.

Anda mungkin juga menyukai