KEUANGAN SYARIAH
Dan
KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOFI DAN PEMIKIR
ISLAM
Di Sususn Oleh :
- RYVATUL MUNA (2106101030054)
- PUTRI MAULIZA (2106101030045)
- DALILA USRA (21061010300
Dosen Pengampuh :
Dra. Ruaida. M.Si
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah Dan Konsep Dasar Akuntansi Menurut AAOFI
Dan Pemikir Islam”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah AKUNTANSI SYARIAH.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan
makalah ini banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi
dan keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya kendala dan
keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara langsung mau
pun tidak langsung, Ibu Dra. Ruaida, M.Si, sebagai dosen pengampuh mata
kuliah Akuntansi syariah ini, kepada teman-teman dan tentunya kepada
Orang tua yang telah memberi dukungan sehingga penyusun mampu
menyelesaikan sesuai jadwal yang telah di sepakati. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami selaku penulis
sangat mengharapkan sarang beserta kritik yang membangun dari
pembaca sekalian. Terimakasih.
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan syariah?
2. Bagaimana perkembangan Konsep dasar akuntansi menurut
AAOIFI dan pemikir Islam?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan
tugasnya membuat standar.
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi
keuangan syariah.
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang
berlaku umum
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan syariah.
6
nillai ilahiah yang menempatkan perangkat syari"ah dan akhlak sebagai
parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktifitas usaha.
Syari'ah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktifitas
manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut
hubungan interaksi vertical dengan Tuhan maupun interaksi horizontal
dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam
kegiatan muamalah mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan
pemangku kepentingn entitas yang melakukan transaksi syariah.
Adapun akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral
dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan tersebut menjadi saling
menguntungkan, sinergis, dan harmonis.
7
suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil
alamin.
8
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi asset. kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan
pengguanaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasiyang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban( obligation) fungsi social entitas
syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infaq. sedekah, dan
wakaf.
9
5. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi
tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan
ketidakpastian yang mempengaruhi entitas.
H. Asumsi dasar
1. Dasar akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadi (dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan. Namun, dalam
penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha
menggunakan dasar kas. Hal ini disebabkan bahwa prinsip pembagian
hasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang
dimaksud adalah keuntungan bruto.
2. Kelangsungan usaha.
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya dimasa depan.
Oleh karena itu, entitas Syariah diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya.
10
dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakaitertentu.
b. Relevan
Maksudnya adalah memiliki kemampuan untuk memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
masa lalu, masa kini, atau masa depan dengan mernegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Andal
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur (faithul representation) dari yang seharusnya di
sajikan atau yang sevara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat
diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut:
a) Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur) serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk di sajikan.
b) Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi yang sesuai dengan prinsif syariah dan bukan hanya
bentuk hukumnya (substansi mengungguli bentuk).
c) Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan
pihak tertentu saja (netral).
d) Di dasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
e) Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat dibandingkan laporan keuangan entitas syari"ah
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Agar dapat dibandingkan, informasi tentang
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut
juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akuntansi yang
berlaku.
11
J. Kendala informasi yang relevan dan andal
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai
berikut:
a. Tepat waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen
mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relativ antara pelaporan tepat
waktu dan ketentuan informasi andal.
b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala
yang dapat terjadi (pervasive) dari suatu karakteristik kualutatif.
Manfaat yang dihasilkan informasi seharisnya melebihi biaya
penyusunannya. Namun demikian, secara substabsi, evaluasu biaya dan
manfaat merupakan suatu prpses pertimbangaan (judgement proces).
12
menginvesatasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi
berdasarkan kesepakatan.
4) Ekuitas adalah hak resijual atas aset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat
disubklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham, saldo
laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian
pemeliharaan modal.
13
Contoh penyususnan laporan posisi keuangan pada bank syariah:
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
KEWAJIBAN
Kewajiban segera xxx
Bagi hasil yang belum dibagikan xxx
Simpanan xxx
Simpanan dari bank lain xxx
Utang:
Salam xxx
14
Istishna xxx
Kewajiban kepada bank lain Pembiayaan yang diterima xxx
Utang pajak xxx
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi xxx
Pinjaman yang diterima xxx
Kewajiban lainnya xxx
Pinjaman subordinasi xxx
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Modal disetor xxx
Tambahan modal disetor xxx
Saldo laba (rugi) xxx
Jumlah Ekuitas
Jumlah Kewajiban, Dana Syirkah temppoter dan ekuitas xxx
15
LAPORAN LABA-RUGI
Komponen-komponen laporan laba rugi bank syariah disusun dengan
mengacu pada PSAK untuk pos-pos umum. Dengan memperhatikan
ketentuan dalam PSAK terkait, bank syariah menyajikan laporan laba rugi
yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut:
2. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
(laba) adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan beban
didefinisikan berikut ini:
1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari konstribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi
pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gain).
2) Beban (ekspenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal, termasuk di dalamnya
beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syari'ah maupunkerugian
yang timbul.
3) Hak pihak ketiga atau bagi hasil
a. Hak pihak ketiga atau bagi hasil dana syirkah temporer adalah
bagian bagi hasil pemilik dana atau keuntungan dan kerugian hasil
investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan
keuangan.
b. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai
beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi). Namun, hak
pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan
17
kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan
bersama dengan entitas syariah.
B. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial, meliputi
laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.
C. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.
18
pelaksanaan usaha normal. Dasar pengukuhn ini walaupun dapat
digunakan tetapi tidak mudah untuk diterapkan dalam kondisi saat ini.
Mengingat manajemen harus menjamin informasi yang disajikan adalah
andal serta dapat dibandingkan.
19
2.2 KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFI
DAN PEMIKIR ISLAM
A. Tujuan Akuntansi Keuangan Dan Laporan Keuangan
Kerangka dasar akuntansi disadari merupakan hal penting, dan untuk
itu, AAOIFI telah mengeluarkan pernyataan no. 1 dan 2. Manfaat
dengan ditentukannya tujuan akuntansi keuanagan untuk lembaga
keuangan syariah menurut AAOIFI yaitu sebagai berikut:
1. Dapat digunakan panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan
standar yang konsisten.
2. Tujuan akan membatu bank dan lembaga keuangan syariah untuk
memilih berbagai alternatif metode akuntansi pada saat standar
akuntansi belum mengatur.
3. Tuiuan akan membantu untuk memandu manaiemen dalam
membuat pertimbangan judgement pada saat akan menyusun
laporan keuangan.
4. Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan
kepercayaan pengguna serta meningkatkan pemahaman informasi
akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan kepercayaan atas
lemhaga keuanagn syariah.
5. Penetapan tujuan yang mendukung penyusunan standar akuntansi
yang konsisten. Ini seharusnya dapat meningkatkan kepercayaan
pengguna laporan keuangan,
Pendekatan yang digunakan oleh para pemikir islam dalam AAOIFI untuk
menyusun tujuan laporan keuangan lembaga keuangan syariah adalah
dengan cara mengambil seluruh pemikiran akuntansi kontemporer yang
berlaku kemudian melakukan tes dan analisis apakah pemikiran tersebut
sejalan atau bertentangan dengan syariah islam.
A. Tujuan Akuntansi Keuangan
a. Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat
dengan Lembaga keuangan syariah tersebut, termasuk hak dan
kewajiban dari transaksi yang belum selesai, terkait dengan
20
penerapan, kewajaran dan ketaatan atas prinsip dan etika syariah
islam.
b. Untuk menjaga asset dan hak-hak lembaga keuangan syariah.
c. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari
lembaga keuangan syariah.
d. Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna
kepada pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat
membuat keputusan yang tepat dalam berhubungan dengan lembaga
keuangan.
B. Tujuan laporan keuangan kepada pengguna informasi luar
a. Memberikan informasi tentang kepatuhan lembaga keuangan
syariah terhadap syariah islam, termasuk informasi tentang
pemisahan antara pendapatan dan pengeluaran yang boleh dan tidak
menurut syariat islam.
b. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban
Lembaga keuangan syariah.
c. Memberikan informasi kepada pihak yang terkait dengan
penerimaan dan penyaluran zakat pada lembaga keuangan syariah.
d. Memberikan informasi untuk mengestimasi arus kas yang dapat
direalisasikan.waktu realisasi dan resiko yang mungkin timbul dari
transaksi dengan lembaga keuangan syariah.
e. Memberikan informasi agar pengguna laporan keuangan dapat
menilai dan mengevaluasi lembaga keuangan syariah apakah telah
menjaga dana serta melakukan investasi dengan tepat termasuk
memperoleh imbal hasil yang memuaskan.
f. Memberikan indormasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial
dari Lembaga keuangan syariah.
21
dimana seluruh aturan dalam melakukan kegiatan bisnis dan personal harus
sesuai dengan aturan Allah SWT.
22
h. Tidak mengandung unsur haram.
i. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan
henar serta untuk keuntungan semua pihaktanpa merugikan pihak
lain.
j. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy),
maupun melalui rekayasa penawaran (ikhtikar).
k. Tidak mngandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risyawah).
23
e. Dapat dimengerti, Informasi yang disajikan dapat dimengerti
dengan mudah bagi rata-rata pengguna laporan keuangan.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporankeuangan bagi para pemakai eksternal.
adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada
syariah dengan bisnis kon"ensional menyebabkan ikatan akuntan indonesia
mengeluarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan
bank syariah (KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di
sempurnakan pada tahun 2007 menjadi Ikerangka dasar penyusunandan
penyajian laporan keuangan syariah (KDPPLKS). Kerangka dasar ini
menyajikan konsep yangmendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas
kon"ensional baik sektor publik maupun sektor swasta.#ujuan laporan
keuangan menurut KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas syariah yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
25