Anda di halaman 1dari 26

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN

KEUANGAN SYARIAH
Dan
KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOFI DAN PEMIKIR
ISLAM

Di Sususn Oleh :
- RYVATUL MUNA (2106101030054)
- PUTRI MAULIZA (2106101030045)
- DALILA USRA (21061010300

Dosen Pengampuh :
Dra. Ruaida. M.Si

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
2022
Daftar Isi
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................- 1 -
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................- 2 -
BAB 1.................................................................................................................................................- 3 -
PENDAHULUAN.................................................................................................................................- 3 -
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................- 3 -
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................- 4 -
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................- 4 -
BAB II.................................................................................................................................................- 5 -
PEMBAHASAN...................................................................................................................................- 5 -
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (Psak).........- 5 -
A. Tujuan Kerangka Dasar.....................................................................................................- 5 -
B. Pemakai dan kebutuhan informasi....................................................................................- 6 -
C. Paradigm transaksi syari'ah...............................................................................................- 6 -
D. Asas transaksi syari'ah........................................................................................................- 7 -
E. Karakteristik transaksi syari'ah.........................................................................................- 8 -
F. Tujuan Laporan Keuangan................................................................................................- 8 -
G. Bentuk laporan keuangan...............................................................................................- 9 -
H. Asumsi dasar..................................................................................................................- 10 -
I. Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah.....................................................- 10 -
J. Kendala informasi yang relevan dan andal.....................................................................- 12 -
K. Unsur-unsur laporan keuangan....................................................................................- 12 -
L. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan...............................................................- 18 -
M. Catatan atas laporan keuangan....................................................................................- 19 -
2.2 KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFI DAN PEMIKIR ISLAM.........- 20 -
A. Tujuan Akuntansi Keuangan Dan Laporan Keuangan..................................................- 20 -
A. Tujuan Akuntansi Keuangan...........................................................................................- 20 -
B. Tujuan laporan keuangan kepada pengguna informasi luar.............................................- 21 -
B. Pemakai dan kebutuhan informasi..................................................................................- 22 -
C. Paradigma, asas, dan karakteristik transaksi Syariah...................................................- 22 -
D. Bentuk Laporan Keuangan..............................................................................................- 23 -
E. Syarat Laporan Keuangan................................................................................................- 23 -
BAB III..............................................................................................................................................- 24 -
PENUTUP.........................................................................................................................................- 24 -
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................- 24 -

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah Dan Konsep Dasar Akuntansi Menurut AAOFI
Dan Pemikir Islam”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah AKUNTANSI SYARIAH.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan
makalah ini banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi
dan keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya kendala dan
keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara langsung mau
pun tidak langsung, Ibu Dra. Ruaida, M.Si, sebagai dosen pengampuh mata
kuliah Akuntansi syariah ini, kepada teman-teman dan tentunya kepada
Orang tua yang telah memberi dukungan sehingga penyusun mampu
menyelesaikan sesuai jadwal yang telah di sepakati. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami selaku penulis
sangat mengharapkan sarang beserta kritik yang membangun dari
pembaca sekalian. Terimakasih.

Banda Aceh, 12 Oktober 2022

Penulis

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan
transaksi hingga penyajian dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kerangka
dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu sistem yang melekat
dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang
konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan
laporan keuangan.
Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangna syariah. Pembahasan diawali
dengan diskusi tentang perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) dan diikuti dengan
tujuan KDPPLKS, pemakai laporan keuangan syariah, tujuan laporan
keuangan, asumsi dasar, unsur-unsur laporan keuangan, dan pengakuan
serta pengukuran unsur-unsur laporan keuangan terseut. Relevansi bab ini
adalah sebagai dasar dalam memahami landasan yang digunakan oleh
penyusun standar dalam membuat standar akuntansi standar.
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun
nonmuslim yang menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun
kerangka dasar atas laporan keuangan syariah. Misalnya, AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions),
Dewan Standar Akuntansi Indonesia (DSAK) menusun PSAK Syariah
tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kenapa kita mempelajari tentang kerangka dasar laporan keuangan
syariah, yaitu agar kita mampu mengetahui seperti apa kerangka dasar
laporan keuangan syariah setelah mengetahui dasar kerangka laporan
keuangan syariah kita akan lebih mudah untuk membuat laporan keuangan
syariah.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan syariah?
2. Bagaimana perkembangan Konsep dasar akuntansi menurut
AAOIFI dan pemikir Islam?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan Kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah.
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan Konsep dasar
akuntansi menurut AAOIFI dan pemikir Islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan


Keuangan Syariah (Psak)
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada
syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan ikatan akuntansi
Indonesia (IAI) mengeluarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keungan bank syariah (KDPPLKBS) pada tahun 2002.
KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada tahun 2007 menjadi
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
(KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS di lakukan
untuk memperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi
syariah pada bank syariah, melainkan juga pada jenis institusi bisnis lain,
baik yang berupa institas syariah maupun institas konvensional yang
bertransaksi dengan skema syariah.
Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan standar Akuntansi
Keuangan dalam Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002).
Sistematika KDPPLKBS (2002) hanya menyajikan kerangka dasar yang
berbeda dari KDPPLK (2004) dan jika diatur secara khusus diasumsikan
kerangka dasar yang ada dalam KDPPLK (1994) dianggap juga berlaku
dalam bank syariah.

A. Tujuan Kerangka Dasar


Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku
untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah
maupun entitas konvensional baik sektor publik maupun sektor swasta.
Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

5
a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan
tugasnya membuat standar.
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi
keuangan syariah.
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang
berlaku umum
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan syariah.

B. Pemakai dan kebutuhan informasi


Pemakai laporan keuangan meliputi:
1. Investor sekarang dan investor potensial
2. pemilik dana qardh
3. Pemilik dana syirkah temporer
4. Pemilik dana titipan
5. Pembayar dan penerima zakat, infak. shodakoh, dan wakaf
6. Pengawas Syariah
7. Karyawan
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya
9. Pelanggan
10. Pemerintah serta lembaga-lembaganya
11. Masyarakat

C. Paradigm transaksi syari'ah


Transaksi syari'ah berlandaskan pada paradigma bahwa alam semesta
diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana
kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai
kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (falah). Paradigma dasar
ini menekankan bahwa setiap aktifitas manusia memiliki akuntabilitas dan

6
nillai ilahiah yang menempatkan perangkat syari"ah dan akhlak sebagai
parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktifitas usaha.
Syari'ah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktifitas
manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut
hubungan interaksi vertical dengan Tuhan maupun interaksi horizontal
dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam
kegiatan muamalah mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan
pemangku kepentingn entitas yang melakukan transaksi syariah.
Adapun akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral
dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan tersebut menjadi saling
menguntungkan, sinergis, dan harmonis.

D. Asas transaksi syari'ah


Persaudaraan (ukhuwah): Yang berarti bahwa transaksi syariah
menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga
seseorang tidak boleh mendapatkan keuntungan diatas kerugian orang lain.
Prinsip ini didasarkan atas prinsip saling mengenal (ta'aruf), saling
memahami (tafahun), saling menolong (ta 'awun), saling menjamin
(takaful), saling bersinergi dan saling beraliansi (tahafu).
Keadilan (,,adalah): yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya
pada yang berhak dan sesuai dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam
bingkai aturan muamalah adalah melarang adanya unsur:
a) Riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis, baik riba nasiah /fadhl.
b) Kezaliman, baik terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan.

Kemaslahatan (maslahah): Yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat


yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta
individual dan kolektif. Keseimbangan (tawazum): transaksi harus
memperhatikan keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan
public, sektort keuangan dan riil, bisnis dan social, serta keseimbangan
aspek pengembangan dan pelestarian.
Universalisme (syumuliyah); transaksi syariah dapat dilakukan oleh,
dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan

7
suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil
alamin.

E. Karakteristik transaksi syari'ah


Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi
syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain:
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling
ridha
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan
baik
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur masyir
7. Tidak mengandung unsur gharar
8. Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar
serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain.
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy).
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).
maupun yang bersifat nonkomersial.

Karakteristik tersebut dapat diterapkan pada transaksi bisnis yang bersifat


komersial

F. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan utama Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi,
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan lainnya adalah :

8
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi asset. kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan
pengguanaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasiyang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban( obligation) fungsi social entitas
syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infaq. sedekah, dan
wakaf.

G. Bentuk laporan keuangan


Laporan keuangan entitas syariah terdiri atas:
1. Posisi keuangan entitas syariah, disajikan sebagai neraca. Laporan
ini menyajikan informasi tentang sumber daya yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan.
2. Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi.
Laporan ini diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber
daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat
disusun berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber daya
keuangan, modal kerja, aset atau kas. Kerangka ini tidak
mendefinisikan dana secara spesifik. Akan tetapi, melalui laporan
ini dapat diketahui aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama
periode pelaporan.
4. Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi
sosial entitas syariah.

9
5. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi
tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan
ketidakpastian yang mempengaruhi entitas.

H. Asumsi dasar
1. Dasar akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadi (dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan. Namun, dalam
penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha
menggunakan dasar kas. Hal ini disebabkan bahwa prinsip pembagian
hasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang
dimaksud adalah keuntungan bruto.
2. Kelangsungan usaha.
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya dimasa depan.
Oleh karena itu, entitas Syariah diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya.

I. Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok, yaitu:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam lapiran keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

10
dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakaitertentu.
b. Relevan
Maksudnya adalah memiliki kemampuan untuk memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
masa lalu, masa kini, atau masa depan dengan mernegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Andal
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur (faithul representation) dari yang seharusnya di
sajikan atau yang sevara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat
diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut:
a) Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur) serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk di sajikan.
b) Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi yang sesuai dengan prinsif syariah dan bukan hanya
bentuk hukumnya (substansi mengungguli bentuk).
c) Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan
pihak tertentu saja (netral).
d) Di dasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
e) Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat dibandingkan laporan keuangan entitas syari"ah
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Agar dapat dibandingkan, informasi tentang
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut
juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akuntansi yang
berlaku.

11
J. Kendala informasi yang relevan dan andal
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai
berikut:
a. Tepat waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen
mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relativ antara pelaporan tepat
waktu dan ketentuan informasi andal.
b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala
yang dapat terjadi (pervasive) dari suatu karakteristik kualutatif.
Manfaat yang dihasilkan informasi seharisnya melebihi biaya
penyusunannya. Namun demikian, secara substabsi, evaluasu biaya dan
manfaat merupakan suatu prpses pertimbangaan (judgement proces).

K. Unsur-unsur laporan keuangan


Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syariah, antara lain meliputi:
A. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang
terdiri atas:
1. Posisi keuangan
Unsur yang terkait secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aset, kewajiban, dana svirkah temporer dan ekuitas. Pos-pos ini
didefinisikan sebagai berikut:
1) Aset adalah sumber daya yang dikuasai olch entitas syari'ah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dimasa depn diharapkan akan diperoleh entitas syari'ah.
2) Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul
dari peristiwa masalalu, penyelesayannya di harapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas syari'ah yang
mengandung manfaat ekonomi.
3) Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya
dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan

12
menginvesatasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi
berdasarkan kesepakatan.
4) Ekuitas adalah hak resijual atas aset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat
disubklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham, saldo
laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian
pemeliharaan modal.

13
Contoh penyususnan laporan posisi keuangan pada bank syariah:
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

PT Bank Syariah "X"


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 20X1
Aset xxx
Kas Penempatan pada Bank Indonesia xxx
Giro pada bank lain xxx
Penempatan pada bank lain xxx
Investasi pada efek/surat berharga xxx
Piutang :
Murahahah xxx
Salam xxx
Istishna xxx
Ijarah xxx
pembiayaa:
Mudharabah xxx
Musyarakah xxx
Persediaan xxx
Tagihan dan kewajiban akseptasi xxx
Aset ijarah xxx
Aset istishna dalam penyelesaian Penyertaan pada entitas lain xxx
Aset tetap dan akumulasi penyusutan xxx
Aset lainnya xxx
Jumlah Aset

KEWAJIBAN
Kewajiban segera xxx
Bagi hasil yang belum dibagikan xxx
Simpanan xxx
Simpanan dari bank lain xxx
Utang:
Salam xxx
14
Istishna xxx
Kewajiban kepada bank lain Pembiayaan yang diterima xxx
Utang pajak xxx
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi xxx
Pinjaman yang diterima xxx
Kewajiban lainnya xxx
Pinjaman subordinasi xxx
Jumlah Kewajiban

DANA SYIRKAH TEMPORER


Dana syirkah temporer dari bukan bank:
Tabungan mudharabah xxx
Deposito mudharabah xxx
Dana syirkah temporer dari bank:
Tabungan mudharabah xxx
Deposito mudharabah xxx
Musyarakah xxx
Jumlah Dana Syirkah temporer

EKUITAS
Modal disetor xxx
Tambahan modal disetor xxx
Saldo laba (rugi) xxx
Jumlah Ekuitas
Jumlah Kewajiban, Dana Syirkah temppoter dan ekuitas xxx

15
LAPORAN LABA-RUGI
Komponen-komponen laporan laba rugi bank syariah disusun dengan
mengacu pada PSAK untuk pos-pos umum. Dengan memperhatikan
ketentuan dalam PSAK terkait, bank syariah menyajikan laporan laba rugi
yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut:

PT Bank Syariah "X"


Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20X

Pendapatan Pengelolaan Dana oleh bank sebagai mudharib

Pendapatan dari jual beli:


Pendapatan marjin murabahah xxx
Pendapatan neto salam parallel xxx
Pendapatan neto istishna parallel xxx
Pendapatan dari sewa:
Pendapatan neto ijarah xxx
Pendapatan dari bagi hasil:
Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx
Pendapatan bagi hasil musyarakah xxx
Pendapatan usaha utama lainnya xxx
Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh bank sebagai mudharib xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil (xxx)
Pendapatan Usaha Lainnya
Pendapatan imbalan jasa perbankan xxx
Pendapatan imbalan investasi terikat xxx
Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya
Beban Usaha (xxx)
Beban kepegawaian (xxx)
Beban administrasi (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx)
Beban usaha lain (xxx)
Jumlah Beban Usaha (xxx)
16
Laba (Rugi) Usaha xxx
Pendapatan dan Beban Non-usaha
Pendapatan non-usaha xxx
Beban non-usaha (xxx)
Jumlah Pendapatan (Beban) Non-usaha xxx
Laba (Rugi) sebelum Pajak xxx
Beban Pajak (xxx)
Laba (Rugi) Neto Periode Berjalan xxx

2. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
(laba) adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan beban
didefinisikan berikut ini:
1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari konstribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi
pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gain).
2) Beban (ekspenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal, termasuk di dalamnya
beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syari'ah maupunkerugian
yang timbul.
3) Hak pihak ketiga atau bagi hasil
a. Hak pihak ketiga atau bagi hasil dana syirkah temporer adalah
bagian bagi hasil pemilik dana atau keuntungan dan kerugian hasil
investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan
keuangan.
b. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai
beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi). Namun, hak
pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan

17
kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan
bersama dengan entitas syariah.
B. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial, meliputi
laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.
C. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

L. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya historis (historical cost)
Aset di catat sebesar pengeluaran kas (setara kas) yang di bayar
atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang di berikan
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar
dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu
(misalnya:pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha yang normal. Dasar ini adalah dasar pengukuhan
yang lazim digunakan entitas syariah dalam penyusunan laporan
keuangan.
b. Biaya kini (current cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas (stara kas) yang seharusnya
dibayar bila aset yang sama atau stara aset diperoleh sekarang.
kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas )yang tidak
didiskonkan ( undiscounted) yang mungkin dapat diperlukan untuk
menyelesaiakan kewajiban (obligation) sekarang
c. Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau settement value)
Aset dinyatakan dalam jumlah pas (setara kas) yang dapat
diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal
(orderly disporal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian:
yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskonkan yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam

18
pelaksanaan usaha normal. Dasar pengukuhn ini walaupun dapat
digunakan tetapi tidak mudah untuk diterapkan dalam kondisi saat ini.
Mengingat manajemen harus menjamin informasi yang disajikan adalah
andal serta dapat dibandingkan.

M.Catatan atas laporan keuangan


Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam laporan keuangan utama. Catatan atas laporan
keuangan suatu entitas syariah harus mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan dalam
neraca, laporan laba rugi. laporan arus kas: perubahan ckuitas: laporan
sumber dan penggunaan zakat : dan laporan penggunaan dana
kebajikan.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan


keuangan dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas syariah
lain, catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan
sebagai berikut:
a. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi
yang diterapkan.
b. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan
urutan penyajian komponen laporan keuangan.
c. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.

19
2.2 KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFI
DAN PEMIKIR ISLAM
A. Tujuan Akuntansi Keuangan Dan Laporan Keuangan
Kerangka dasar akuntansi disadari merupakan hal penting, dan untuk
itu, AAOIFI telah mengeluarkan pernyataan no. 1 dan 2. Manfaat
dengan ditentukannya tujuan akuntansi keuanagan untuk lembaga
keuangan syariah menurut AAOIFI yaitu sebagai berikut:
1. Dapat digunakan panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan
standar yang konsisten.
2. Tujuan akan membatu bank dan lembaga keuangan syariah untuk
memilih berbagai alternatif metode akuntansi pada saat standar
akuntansi belum mengatur.
3. Tuiuan akan membantu untuk memandu manaiemen dalam
membuat pertimbangan judgement pada saat akan menyusun
laporan keuangan.
4. Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan
kepercayaan pengguna serta meningkatkan pemahaman informasi
akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan kepercayaan atas
lemhaga keuanagn syariah.
5. Penetapan tujuan yang mendukung penyusunan standar akuntansi
yang konsisten. Ini seharusnya dapat meningkatkan kepercayaan
pengguna laporan keuangan,

Pendekatan yang digunakan oleh para pemikir islam dalam AAOIFI untuk
menyusun tujuan laporan keuangan lembaga keuangan syariah adalah
dengan cara mengambil seluruh pemikiran akuntansi kontemporer yang
berlaku kemudian melakukan tes dan analisis apakah pemikiran tersebut
sejalan atau bertentangan dengan syariah islam.
A. Tujuan Akuntansi Keuangan
a. Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat
dengan Lembaga keuangan syariah tersebut, termasuk hak dan
kewajiban dari transaksi yang belum selesai, terkait dengan

20
penerapan, kewajaran dan ketaatan atas prinsip dan etika syariah
islam.
b. Untuk menjaga asset dan hak-hak lembaga keuangan syariah.
c. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari
lembaga keuangan syariah.
d. Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna
kepada pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat
membuat keputusan yang tepat dalam berhubungan dengan lembaga
keuangan.
B. Tujuan laporan keuangan kepada pengguna informasi luar
a. Memberikan informasi tentang kepatuhan lembaga keuangan
syariah terhadap syariah islam, termasuk informasi tentang
pemisahan antara pendapatan dan pengeluaran yang boleh dan tidak
menurut syariat islam.
b. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban
Lembaga keuangan syariah.
c. Memberikan informasi kepada pihak yang terkait dengan
penerimaan dan penyaluran zakat pada lembaga keuangan syariah.
d. Memberikan informasi untuk mengestimasi arus kas yang dapat
direalisasikan.waktu realisasi dan resiko yang mungkin timbul dari
transaksi dengan lembaga keuangan syariah.
e. Memberikan informasi agar pengguna laporan keuangan dapat
menilai dan mengevaluasi lembaga keuangan syariah apakah telah
menjaga dana serta melakukan investasi dengan tepat termasuk
memperoleh imbal hasil yang memuaskan.
f. Memberikan indormasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial
dari Lembaga keuangan syariah.

Akuntansi syariah memberikan penekanan pada dua hal, yaitu


akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin melalui tauhid bahwa
segala sesuatu di dunia ini harus berjalan sesuai aturan Allah SWT, dan
melalui fungsi manusia sebagai Khalifah di bumi. Pada saat yang sama,
akuntansi merupakan bentuk pertanggungjawaban manusia kepada Allah

21
dimana seluruh aturan dalam melakukan kegiatan bisnis dan personal harus
sesuai dengan aturan Allah SWT.

B. Pemakai dan kebutuhan informasi


pemakai laporan keuangan menurut AAOIFI antara lain sebagai berikut:
1. Pemegang saham
2. Pemegang investasi
3. Pemilik dana (bagi Deposan Bank)
4. Pemilik dana tabungan
5. Pihak yang melakukan transaksi bisnis
6. Pengelola zakat
7. Pihak yang mengatur

C. Paradigma, asas, dan karakteristik transaksi Syariah


Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam
samesta diciptakan Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan
sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai
kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual. transaksi syariah
menetapkan asas yang luhur, manusiawi, dan bersifat melindungi pada
umat manusia secara keseluruhan dalam hal bermuamalah. Azas
transaksi yang ditetapkan adalah prinsip persaudaraan (ukhuwah),
keadilan (..adalah), keseimbangan (tawazun), universal (syumuliyah).
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan azas
transaksi syariah harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan
dan saling ridha.
b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan
baik.
c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas.
d. Tidak mengandung unsur riba.
e. Tidak mengandung unsur kedzaliman.
f. Tidak mengandung unsur masyir.
g. Tidak mengandung unsur gharar.

22
h. Tidak mengandung unsur haram.
i. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan
henar serta untuk keuntungan semua pihaktanpa merugikan pihak
lain.
j. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy),
maupun melalui rekayasa penawaran (ikhtikar).
k. Tidak mngandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risyawah).

D. Bentuk Laporan Keuangan


Bentuk laporan keuangan AAOIFI adalah laporan keuangan untuk
perbankan syariah. Antara lain berbentuk:
a. Laporan perubahan posisi keuangan.
b. Laporan laba rugi.
c. Laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan saldo laba,
d. Laporan arus kas.
e. Laporan perubahan ninvestasi yang dibatasi dan ekuivalennya.
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan.
g. Laporan sumber dan penggunaaan dana qurd hasan.

E. Syarat Laporan Keuangan


Syarat kualitatif laporan keuangan menurut AAOIFI yaitu:
a. Relevan, laporan keuangan relevan harus memiliki nilai prediksi dan
nilai umpan balik serta harus disajikan tepat waktu, baik untuk
laporan intern maupun untuk laporan tahunan.
b. Dapat diandalkan. Hal ini berkaitan berarti dapat diandalakan sesuai
dengan kondisi yang melekat pada transaksi termasuk penggunaan
cara atau metode untuk penghitungan dari suatu transaksi.
c. Dapat dibandingkan, Informasi keuangan dapat dibandingkan antara
lembaga keuangan syariah dan diantara dua periode akuntansi yang
berbeda bagi lembaga keuangan yang sama.
d. Konsisten, Metode yang akan digunakan untuk penghitungan pada
pengungkapan akuntansi yang sama untuk dua periode penyajian
laporan keuangan.

23
e. Dapat dimengerti, Informasi yang disajikan dapat dimengerti
dengan mudah bagi rata-rata pengguna laporan keuangan.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporankeuangan bagi para pemakai eksternal.
adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada
syariah dengan bisnis kon"ensional menyebabkan ikatan akuntan indonesia
mengeluarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan
bank syariah (KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di
sempurnakan pada tahun 2007 menjadi Ikerangka dasar penyusunandan
penyajian laporan keuangan syariah (KDPPLKS). Kerangka dasar ini
menyajikan konsep yangmendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas
kon"ensional baik sektor publik maupun sektor swasta.#ujuan laporan
keuangan menurut KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas syariah yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

25

Anda mungkin juga menyukai