Manajemen
Harta dalam
Islam
Nama Kelompok
01 Maulana Zdawan Kholid Saputra 63030200153
01
Islam
Apa itu manajemen harta?
Manajemen harta adalah suatu sistem
pengelolaan harta yang terkait langsung dengan
manajemen modal dan manajemen investasi.
Orientasi manusia dalam pengelolaan harta secara
syar’i ada dua yaitu Pemanfaatan harta untuk
kelangsungan hidup dirinya dan Pemanfaatan harta
tersebut bagi manusia diluar keluarga dalam rangka
mendapatkan gelar kemuliaan dari Tuhan.
Pedoman Manajemen Harta
Secara Syar’i
1. Mencari Harta
Hal yang perlu diperhatikan dalam mencari harta adalah:
a. Niat, cara, dan tujuan hanya karena Allah (halal dan tayib).
b. Mendukung ibadah dan amal shalel bukan menghambat ibadah dan amal
shalel.
c. Mempertimbangkan optimalisasi kontribusi secara waktu, tenaga dan harta
bagi dakwah, masyarakat, dan keluarga.
2. Membelanjakan Harta
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam membelanjakan harta adalah:
a. Mempertimbangkan kebutuhan dasar.
b. Mempertimbangkan kemanfaatan atau optimalisasi amal shaleh, kepentingan
dakwah dan masyarakat.
c. Mempertimbangkan kepentingan dakwah, masyarakat dan keluarga yang
bersifat mendesak.
Pedoman Manajemen Harta
Secara Syar’i
3. Menyisihkan Harta
Manajemen harta adalah mengatur harta untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang. Oleh karena itu ada dua aktivitas dalam mengatur harta:
a. Menabung
1) Kebutuhan dimasa depan.
2) Kebutuhan sekarang yang mendesak.
3) Tidak bermotif menumpuk harta.
b. Investasi/Usaha
1) Niat, cara, dan tujuan ditunjukan hanya untuk Allah.
2) Mempertimbangakan konstribusi kemanfatan atau amal shaleh yang maksimal bagi
manusia lain, lingkungan, dan masyarakat.
3) Mendukung kesejahteraan ekonomi umat.
3. Akad Dalam Keuangan Syariah
1. Akad tabarru'
(Tabbaru' yang berasal dari kata birr dalam bahasa arab yang berarti kebaikan) adalah segala macam
perjanjian yang menyangkut transaksi nirlaba atau transaksi tidak mengambil untung. Akad tabarru' pada
hakikatnya berfungsi untuk mencari keuntungan akhirat bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan
komersial. Tujuan diterapkannya akad tabarru' adalah untuk aktivitas tolong-menolong dalam rangka
berbuat kebaikan. Imbalan dari akad tabarru adalah dari Allah SWT, bukan dari manusia.
2. Akad tijarah
Akad Tijarah (perdagangan atau aktivitas mencari untung) adalah segala macam perjanjian yang
menyangkut for profit transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan, karena itu
bersifat komersial. Contoh akad tijarah adalah akad-akad investasi, jual beli, sewa-menyewa.
4. Prinsip Muamalah dalam
Islam
Sesuai dengan hukum dasar muamalah, bahwa segala sesuatu diperbolehkan
kecuali ada yang dilarang dalam atau sunnah. penyebab sesuatu itu dilarang adalah
karena factor-faktor sebagai berikut:
1. Haram zatnya(haram li-dzalihi), Berarti barang yang di transkasikan adalah haram. Transaksi
atas barang demikian dilarang karena objek yang ditransaksikan juga dilarang contoh
minuman keras, bangkai, daging babi.
2. Haram selain zatnya, Sesuatu dapat menjadi haram, bukan karena zatnya haram. Namun
sesuatu itu dapat dikategorikan menjadi barang haram jika cara mendapatkannya dilarang
menurut hukum syari’ah. Cara-cara untuk mendapatkansesuatu yang diharamkan menurut
syariah diantaranyaadalah karena caranya melanggar prinsip muamalah: melanggar prinsip
saling ridha, melanggar prinsip saling dhalim
3. Tidak sah atau tidak lengkap akadnya.
4. Prinsip Muamalah dalam
Islam