Anda di halaman 1dari 10

PANDANGAN ISLAM TENTANG JUAL BELI DENGAN SISTEM WARALABA

MAKALAH

Disusun Oleh

Gina Maulida Ndraha


NIM.3004203021

Dosen Pengampu:
Dr. Nurasiah, MA

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Waralaba (franchise) adalah salah satu dari perkembangan bisnis yang saat ini tengah
banyak dipraktekkan oleh masyarakat. Waralaba juga merupakan salah satu bisnis yang pesat
pada tahun 1990-an. Waralaba termasuk dari bisnis yang diminati oleh banyak masyarakat
sekarang ini. Bermcam-macam bisnis waralaba termasuk salah satunya yang menganut
konsep waralaba adalah bisnis di Koperasi Syariah 212 pada produk kebutuhan sehari-hari.
Koperasi Syariah 212 adalah koperasi Primer Nasional yang didirikan oleh tokoh-tokoh umat
islam sebagai implementasi semangat Aksi 212 yang penuh persaudaraan dan kebersamaan.
Semangat ini kemudian diwujudkan pada upaya menjadikan Koperasi Syariah 212 sebagai
wadah perjuangan ekonomi untuk mencapai kemandirian ekonomi umat. Di samping itu,
pada Koperasi Syariah 212 ini para penerima waralaba (franchisee) akan mendapatkan
kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain dengan mengikuti sistem yang telah
dikembangkan oleh perusahaan yang berhasil di bidangnya dan penerima waralaba
(franchisee) juga akan memperoleh dukungan baik dari franchisor (pemberi waralaba) dan
franchisee (penerima waralaba) lainnya. Jika pada umumnya bentuk waralaba (franchise)
sangat diatur oleh kontrak atau perjanjian yang mengikat para penerima waralaba (franchisee)
akan tetapi dalam bentuk waralaba Koperasi Syariah 212 ini tidak terikat, artinya baik sistem
waralaba maupun kontrak/ perjanjiannya bersifat bebas. Bebas dalam arti sistem usaha
maupun perjanjian antara pemberi waralaba dan penerima waralaba.
Sistem kebebasan dalam usaha waralaba di Koperasi Syariah 212 mulai dari royalty
fee, jika pada umumnya royalty fee harus ada maka dalam waralaba Koperasi Syariah 212 ini
tidak diberlakukan adanya royalty fee. Dan adapun konsep manajemen dari pemberi waralaba
(franchisor) juga tidak dibatasi dalam aturan tertentu. Apabila dikaitkan dengan gerak dan
tindakan manusia merupakan kebebasan yang menjadi haknya, namun disisi lain agama
berperan penting dalam mempengaruhi kebebasan manusia. Manusia yang baik adalah pada
saat seseorang telah mampu untuk berfikir logis terhadap dan korelasi positif agama dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya menilai agama dari prilaku-perilaku individu yang lain,
namun ajaran-ajaran yang termaksut dalam kitab suci merupakan bagian yang pokok dalam
memahami esensi dan urgensi agama bagi manusia.1

1
Didapat dari Koperasi syariah212.co.id. Diakses pada tanggal 1 Juli 2021
Dalam kebebasan yang diterapkan pada usaha Koperasi Syariah 212 ini untuk
menjalankan sistem usaha pada Koperasi Syariah 212 berupa pendaftaran yang bersifat
fleksibel. Beberapa kebebasan ini beberapa sistem yang tak terikat dalam perikatan perjanjian
pada Koperasi Syariah 212. Adapun hingga demikian mudah maka usaha Koperasi Syariah
212 ini menjadi pilihan dalam memulai bisnis awal. Kebebasan pada Koperasi Syariah 212
ini tidak hanya dipandang dalam satu sudut bisnis saja akan tetapi untuk menyusun
kehidupan dan perilaku kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas
disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan,
seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur
jadwal sendiri Dalam kebebasan yang demikian ini mekanismenya telah dianut oleh Koperasi
Syariah 212.
Sistem operasional dari mulai terjadinya kesepakatan dalam perjanjian hingga
pelaksanaan keseluruhan konsepnya dipengaruhi oleh waralaba yakni dalam rahasia dagang
maupun mereknya. Kaitannya jika dihubungkan dengan kegiatan waralaba pada umumnya
yang saat ini telah marak dimasyarakat, waralaba ini menggunakan sistem dengan sangat
fleksibel dan mudah. Hanya ada perjanjian yang telah dibubuhi materai yang berisi nama dan
alamat juga nominal pembayaran uang muka yang akan dibayarkan pada saat terlaksananya
perjanjian2.
Namun dalam waralaba (franchimse) Koperasi Syariah 212 tidak terlepas dari hak
kekayaan intelektual yang merupakan hak yang timbul dari hasil pikiran/kecerdasan
seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang dituangkan dalam bentuk pengetahuan,
seni, karya tulis, lagu dan lain-lain yang berguna bagi manusia. Sedangkan rahasia dagang
dalam Koperasi Syariah 212 ini hal yang harus dijaga kerahasiaannya adalah formula atau
resep yang dijual oleh pemberi waralaba kepada penerima waralaba yang telah bemitra
dengan Koperasi Syariah 212. Tak lepas dari juga jika dalam waralaba rahasia dagang yang
ada di Koperasi Syariah 212 berupa resep yang harus dilindungi kerahasiaannya. Dan ini
telah diatur dalam uu rahasia dagang. Apabila sampai rahasia dagang yang ada dalam bisnis
waralaba terungkap kepada pihak lain maka akan berakibat kerugian bagi penemu.
Islam memiliki sistem ekonomi yang berbeda dari sistem-sistem yang tengah berjalan.
Ia memiliki akar dalam syari’at yang membentuk pandangan dunia sekaligus sasaran-sasaran
dan maqashid asy-syariah (strategi) yang berbeda dari sistem-sistem sekuler yang mengusai
dunia saat ini. Sasaran yang dikehendaki Islam secara mendasar bukanlah material. Ekonomi
Islam didasarkan atas konsep-konsep Islam sendiri tentang falah (kebahagiaan manusia) dan
2
Philip Kotler,Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2000), hlm. 155-156
kehidupan yang baik yang sangat menekankan aspek ukhuwah (persaudaraan), keadilan
sosial ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan spiritual manusia. Karena hanya pada
awal saja yang pembayaran dilakukan hanya yakni pada saat pendaftaran. Untuk seterusnya
hanya bersifat jual beli formula resep yang disediakan oleh pemberi waralaba.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebangkitan ekonomi umat dimulai dari membangun kemandirian ?

C. Pertanyaan Pembahasan
1. Apa faktor-faktor Koperasi Syariah 212 semakin tidak maju?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Transaksi Syariah


1. Transaksi Syariah
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang menimbulkan
perubahan terhadap harta atau keuangan yang dimiliki baik itu bertambah ataupun berkurang.
Dalam transaksi terdapat administrasi transaksi. Adapun yang dimaksud administrasi disini
adalah suatu kegiatan untuk mencatat perubahan keuangan seseorang atau organisasi yang
dilakukan secara teliti serta menggunakan metode-metode tertentu.
Transaksi syariah berlandasan pada paradigma bahwa alam semesta diciptakan oleh
tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagian hidup bagi seluruh umat
manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual. Paradigma dasar
ini menekankan bahwa setiap aktifitas umat manusia memiliki akuntabilitas dan nilai ilahiah
yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk, benar
dan salahnya usaha3.
Syariah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktifitas umat manusia
yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertical dengan
tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama makhluk.
Jual beli bisa diklasifikasi menjadi jual beli yang benar (shahih), jual beli yang batil
(bathil) dan jual beli yang rusak (fasid). Secara umum, jual beli shahih dimaknai dengan jual
beli yang telah memenuhi syarat dan rukun akad.
Hukum akad dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) hukum pokok akad (al-hukm
al-ashli li al-aqd), dan 2) hokum tambahan akad (al-hukm al-tab,,I li al-aqad). Hukum pokok
akad adalah akibat hukum pokok yang timbul dari penutupan akad. Bila tujuan akad dalam
akad jual beli. Hukum pokok akad bernama sudah ditentukan oleh pembuat hukum syarak
sehingga tidak berbeda dari suatu akad ke akad lain yang senama. Perbedaan hanya terjadi
pada akad yang berbeda namanya karena berbeda tujuannya. Dengan kata lain, perbedaan
tujuan sedangkan di dalam akad tidak bernama tujuan itu ditentukan oleh para pihak sendiri
sesuai dengan kesepakatan kehendak mereka untuk melahirkan akibat hukum pokok yang
mereka inginkan dan hukum pokok akad yang hendak diwujudkan itulah yang membedakan
akad bernama yang satu dengan akad bernama yang lain. Adapun yang akan di bahas dalam
makalah ini adalah hadis-hadis yang berhubungan dengan jual beli. Adapun dalam bahasa
3
Ahmad Ilham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010),
hlm. 390
arab jual beli disebut dengan muthlaq al-mubadalah. Seperti kata muthlaq al-mubadalah
dalam hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi.
2. Faktor-faktor koperasi syariah 212 tidak maju
Adapun faktor-faktor koperasi syariah tidak maju, yaitu:
1. Paradigma atau cara pandang masyarakat terhadap koperasi yang baik masih
sangat minim.
2. Regulasi
3. Minimnya kemauan pemerintah untuk mengembangkan kelembagaan atau
ekosistem koperasi
Kata Kunci : Usaha Jual Beli

B. Jam’ul Hadits
Hadis mengenai jual beli dimasukkan ke dalam hadis berikut ini:
1. Prakteknya jual beli tidak boleh menzhalimi sesama manusia dengan cara
memakan harta secara bathil. Syafi’i mengatakan semua jenis jual beli yang
dilakukan secara suka sama suka dari kedua belah pihak hukumnya boleh.

Artinya: “Dari Abi Hurairah R.A dari Nabi SAW bersabda: janganlah dua orang
yang berjual beli berpisah, sebelum saling meridhai”. (Riwayat Abu Daud dan
Tirmidzi).
2. Pembenaran akan pembolehan jual beli juga didukung oleh Hadits di bawah ini:
Artinya: “Dari Rifa’ah bin Rafi’ ra. bahwasanya Nabi SAW ditanya: Pencaharian
apakah yang paling baik? Beliau menjawab: ialah yang bekerja dengan tangannya
sendiri dan tiap-tiap jual beli yang baik”. (HR. Bazar dan dinilai shahih oleh
Hakim).

C. Syarah Hadits
1. Hadits di atas membukti bahwa dalam melaksanakan jual beli keridhaan selalu
dituntut. Dari dalil Al-Quran dan Hadits ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa jual
beli hukumnya adalah boleh dengan ketentuan harus suka sama suka dan tidak
saling menzhalimi. Keridhaan dalam suatu transaksi sangat diperlukan, karena
tanpa adanya suatu keridhaan antara kedua belah pihak mustahil jual beli ini dapat
terjadi. Transaksi jual beli baru dikatakan sah apabila didasarkan pada keridaan
dari kedua belah pihak. Artinya, tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak
dalam keadaan terpaksa atau dipaksa. Bisa terjadi pada waktu akad sudah saling
meridhai, tetapi kemudian salah satu pihak merasa terbebani, sehingga kehilangan
keridhaanya, maka akad tersebut bisa batal.
2. Hadits di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya Allah menghalalkan transaksi
jual beli dan mengharamkan adanya kelebihan-kelebihan dalam pembayaran.
Kehalalan itu akan membuat profesi berdagang adalah pekerjaan yang paling baik.
Namun sebaliknya, apabila kita melakukan transaksi yang haram (riba, penipuan,
pemalsuan dan lain sebagainya), hal ini termasuk ke dalam kategori memakan
harta manusia secara bathil.

D. Natijah
Perkembangan koperasi syariah belum banyak tetapi banyak koperasi konvensional,
koperasi syariah selalu bekerja keras dalam melakukan pengelolaan terhadap sektor finansial
yang ada. Pengelolaan sektor finansial ini mengumpulkan dana dari masyarakat untuk
pembiayaan dan untuk memenuhi kebutuhan sebuah usaha kecil berbasis islam sudah
seharusnya mekanisme koperasi berdasarkan pada sistem syariah.
Dalam transaksi jual beli 212 mart menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari
bahan pokok maupun kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen yang berbelanja di 212
seperti beras, telur, minyak goring, air mineral, makanan ringan dan lain-lain. 212 mart
merupakan bisnis koperasi yang dikombinasi dalam usaha minimarket dengan akad
mudharabah atau bagi hasil dalam pembagian keuntungan bersama anggota koperasi.
Pembiayaan bersifat konsumtif dan pembiayaan bersifat produktif untuk pembagiannya.
Pembiayaan yang dilakukan oleh 212 mart untuk kepentingan umat dalam pendanaan usaha
kecil. Di samping peran tersebut 212 mart masih mempunyai peran untuk kemajuan bangsa
dan Negara dalam perekonomian berbasis syariah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun aturan jual beli sudah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadis, sehinga jual beli
yang dianjurkan adalah jual beli yang bermanfaat dan tidak merugikan atau memberatkan
oranng lain. Konsep jual beli adalah saling ridha, sehingga jika ada unsur penipuan dalam
konsep jual beli maka hilanglah tujuan utama dalam transaksi perdagangan tersebut.
Pengelolaan sektor finansial ini mengumpulkan dana dari masyarakat untuk
pembiayaan dan untuk memenuhi kebutuhan sebuah usaha kecil berbasis islam sudah
seharusnya mekanisme koperasi berdasarkan pada sistem syariah. Pembiayaan yang
dilakukan oleh 212 mart untuk kepentingan umat dalam pendanaan usaha kecil. Di samping
peran tersebut 212 mart masih mempunyai peran untuk kemajuan bangsa dan Negara dalam
perekonomian berbasis syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ilham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010)
https://carihadis.com/Sunan_Tirmidzi/1151
Didapat dari Koperasi syariah212.co.id
Philip Kotler,Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2000), hlm. 155-156

Anda mungkin juga menyukai