Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SISTEM EKONOMI ISLAM


DOSEN PEMBIMBING : FARUQ HAROKY

Disusun oleh :

Zidane Baihaqi (2211310088)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS TANGERANG RAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PAI yang berjudul Makalah “Sistem Ekonomi Islam”. Dan saya
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pengembangan Iptek
dalam Islam ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pengembangan
Iptek dalam Islam ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Tangerang, 16 Desember 2022


Penyusun

Zidane Baihaqi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………………………1
2. Rumusan Masalah..……………………………………………………...1
3. Tujuan ..………………………………………………………………….1
4. Manfaat …………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Islam..................................………………………..2
B. Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam .…………………………………...2
C. Jenis-jenis Ekonomi Islam ............……………………………………3-6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......………………………………………………………….7
B. Saran.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi islam sebenarnya bukan ilmu yang baru tapi sudah ada sejak
keberadaan islam itu sendiri. Hal ini tersirat dari beberapa aturan islam yang terdapat
dalam Al-Qur’an maupun hadist yang memberi tuntunan dan acuan untuk menyikapi
masalah ekonomi yang terjadi.
Sistem ekonomi Islam selain mengakui adanya kebebasan penggunaan dan
pengelolaan sumber daya, namun kebebasan itu tidak mutlak. Hak pribadi tertentu
dalam menggunakan sumber daya terbatas penggunaannya sebagai bagian
kemaslahatan masyarakat. Sistem ini memandang ada hak sosial yang melekat pada
kepemilikan invidu. Individu dihargai sepanjang berkaitan erat dengan lingkungan
masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dan tak mengarah pada dimarginalkannya
elemen yang lemah di masyarakat.
Munculnya sistem ekonomi islam menjadi solusi yang tak terbantahkan dalam
mengelola masalah perekonomian. Prinsip-prinsip ekonomi berbasis syariat islam yang
tidak dimiliki ekonomi konvensional merupakan kunci keberhasilan dalam
menghadapi krisis ekonomi global. Sehingga lebih baik menerapkan sistem ekonomi
islam dalam kehidupan sehari-hari, karena kita akan lebih diuntungkan baik sebagai
produsen, distributor maupun konsumen.
B. Rumus Masalah
1. Apa yang dimaksud ekonomi islam ?
2. Bagaimana prinsip dan praktik ekonomi Islam?
3. Jenis-jenis sistem ekonomi islam?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini disusun untuk memberi penjelasan mengenaikonsep
ekonomi islam, perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional,ketentuan-
ketentuan implementasi ekonomi islam dalam melakukan transaksiekonomi dalam
islam, dan kerjasama ekonomi dalam islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

 Pengertian Ekonomi Islam


Ekonomi Islam dalam beberapa aspek dikatakan mirip dengan sistem
pengaturan ekonomi campuran. Tapi aspek tambahannya adalah pada mekanisme
sistemnya yang melibatkan peran pelaku ekonomi termasuk negara. Di lain
pihak,secara filosofis pada tataran para pelaku ekonomi secara individual dilandasi
oleh pertanggungjawabannya kepada Allah secara vertikal selain secara sosial
danhorizontal.
Muhammad Abdul Manan mendefinisikan bahwa: Islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam. Sedangkan M. Umar Chapra mengemukakan bahwa:
Ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi
kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatasyang
berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan
kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan
tanpa keseimbangan lingkungan.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli,
dapatdisimpulkan bahwa ekonomi islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang
berorientasi pada keadilan dalam memperoleh sumber daya dan rizki yang disediakan
oleh Allah di muka bumi ini dengan pengaturan sesuai dengan nilaidan ajaran Islam
bagi semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
Prinsip dan praktik ekonomi Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan prinsip dan aturan-aturan syariat Islam yang harus dipatuhi dalam praktik
kegiatan ekonomi. Mulai dari transaksi jual-beli, tukar-menukar barang, hingga
persoalan hutang-piutang.
Segala hal yang berkaitan dengan proses transaksi tersebut diatur sedemikian
rupa agar pelaksaannya tidak melanggar peraturan Islam sehingga tidak terjerumus

2
dalam praktik riba. Dalam praktiknya, prinsip dan praktik ekonomi Islam sangat
mengandalkan yang namanya akad.
Akad menjadi kunci dan fokus utama yang menentukan apakah transaksi yang
dilakukan sudah sesuai syariat Islam atau belum. Jika terbukti ada pelanggaran dari
segi akad dalam transaksi tersebut maka bisa jadi transaksi yang dilakukan
mengandung unsur riba sehingga haram dilakukan.
 Jenis-jenis Ekonomi Islam
1. Syirkah
Salah satu macam-macam muamalah yaitu syirkah. Syirkah dalamarti bahasa
adalah kerja sama, kongsi, atau bersyarikat. Syirkah pada praktiknya dalam
kegiatan ekonomi merupakan suatu usaha untuk menggabungkan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan bersama, sumber daya yang dimaksud bisa
berupa modal uang, keahlian,bahan baku, jaringan kerja, dan dilakukan oleh dua orang
atau lebih Dalam ekonomi konvensional akad ini biasa disebut joint venture. Tidak ada
perbedaan secara signifikan pada akad ini kecuali bahwa dalamekonomi Islam kegiatan
usaha tidak boleh melanggar aturan syariat dan negara seperti perkongsian untuk kartel
narkoba, minuman keras, atau jualbeli komoditas yang diharamkan agama.
2. Mudarabah
Mudarabah adalah akad untuk mengikat kerja sama antara dua pihak yaitu
pemodal (sahib al-mal) dan pelaksana usaha (mudharib), akad mudarabah juga disebut
bagi hasil bagi sebagian orang. Caranya dengan menentukan berapa persen bagian
keuntungan yang akan diterima oleh kedua pihak.
Mudharib wajib mengembalikan modal yang dipinjamkan dan
membayarkan bagian keuntungan yang telah ditentukan dengan tenggat waktu atau
masa kontrak yang disetujui atau tanpa masa kontrak. Mudharib wajib
mengikuti aturan yang telah di sepakati kedua belah pihak, semisal apabila
pemodal menghendaki mudharib untuk tidak menjual komoditas tertentu
misalnya, akan tetapi tetap menjualnya maka mudharib menanggung risiko penuh atas
modal yang dipinjamnya. Bagi pemodal atau sahib al-mal, ia menanggung risiko
kehilangan modal yang ditanamnya, asset yang dibeli menggunakan uangnya
merupakan milik pemodal. Apabila mudharib melanggar kontrak maka mudharib wajib

3
menanggung risiko penuh untuk mengganti modal yang ia pinjam. Dalam akad
mudarabah besaran nominal keuntungan tidak ditentukan di awal perjanjian, akan
tetapi porsi keuntungan atau persentase yang didapat yang di tentukan di awal.
3. Jual beli (Bai’ Al Murabahah)
Adalah akad yang berlaku untuk mengikat penjual dan pembeli dengan
adanya penyerahan kepemilikan antara pedagang dan pembeli. Ayat Al-Quran terkait
jual beli: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah
kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu
benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. ( Qur’an: al Baqarah: 198).
Beberapa akad yang ada dalam transaksi jual beli (Bai’ Al
Murabahah) :
a. Bissamanil ajil, yaitu transaksi jual beli barang dengan harga yang berbeda
antara kontan dan angsuran. Hal ini dapat kita temukan pada pembelian kredit
barang semisal kendaraan bermotor, handphone, dan sebagainya. Yang tidak
diperbolehkan pada transaksi ini adalah penambahan bunga yang naik turun
sehingga membuat harga jual naik turun selama proses angsuran. Akan tetapi
boleh untuk memberikan margin keuntungan tertentu dari harga kontan yang
disepakati di awal.
b. Salam, yaitu jual beli barang secara tunai dengan penyerahan barang ditunda
sesuai kesepakatan. Semisal seorang eksportir mebel Jepara yang akan
mengekspor mebel ke luar negeri dengan jumlah barang yang besar. Hal ini
tentu akan memberatkan pengrajin mebel yang memiliki kapasitas produksi
dan modal yang kecil, sehingga eksportir membayar didepan sebagai modal awal.
c. Istisna, yaitu jual beli barang dengan pemesanan dan pembayarannya pada
waktu pengambilan barang. Hal ini lazim kita temui dengan istilah
cash on delivery untuk jual beli online. Hal ini memiliki keuntungan
untuk meminimalisir kerugian bagi pembeli akibat perbedaan spesifikasi
barang yang disebutkan oleh penjual.
d. Isti’jar, yaitu jual beli antara pembeli dengan penyuplai barang.

4
e. Ijarah, yaitu jual beli jasa dari benda (sewa) atau tenaga/keahlian
(upah). Hal ini kita temui ketika kita membayar upah buruh atau
pegawai atau selepas kita menyewa barang atau properti tertentu.
f. Sarf, yaitu jual beli pertukaran mata uang antar negara. Hal ini karena adanya
perbedaan mata uang yang berlaku lintas negara. Akan tetapi jenis transaksi
yang diperbolehkan hanya transaksi today spot yang transaksi dilaksanakan
hari itu juga tanpa diberi hedging atau lindung nilai akibat dari penangguhan
penyerahan.
4. Transaksi dengan pemberian kepercayaan
Transaksi pemberian kepercayaan adalah akad atau perjanjian mengenai
penjaminan hutang atau penyelesaian dengan pemberian kepercayaan.Akad
transaksi pemberian kepercayaan adalah sebagai berikut:
a. Jaminan (kafalah/damanah), yaitu mengalihkan tanggung jawab seseorang
(yang dijamin) kepada orang lain (penjamin). Hal ini juga lazim terjadi pada
ekonomi konvensional dimana pemberi jaminan meyakinkan kreditur untuk
memberikan pinjaman kepada debitur.
b. Gadai (rahn), yaitu menjadikan barang berharga yang nilainya setara atau lebih
dari nilai pinjaman sebagai jaminan yang mengikat dengan hutang dan dapat
dijadikan sebagai bayaran hutang jika kreditur yang berhutang tidak mampu
melunasi hutangnya. Akan tetapi akad rahn tidak bisa dijadikan satu dengan
akad wadi’ah, semisal menggadaikan perhiasan dan pada proses gadai
dikenai biaya tambahan atas simpanan, karena hal ini termasuk riba.
c. Pemindahan hutang (hiwalah), yaitu pemindahan kewajiban ataspembayaran
hutang kepada orang lain yang memiliki sangkutan hutang.
5. Titipan (wadi’ah)
Adalah akad dimana seseorang menitipkan barang berharganya kepada
seseorang yang ia percaya dan memberikan biaya atas jasa simpanan yang
ia lakukan, pada akad ini kita dapati juga pada ekonomi konvensional semisal deposit
box.

5
6. Transaksi pemberian/perwakilan dalam transaksi (wakalah)
Transaksi ini berupa pemberian kekuasaan untuk menyelesaikan transaksi
tertentu, semisal penyerahan rumah atau transaksi jual beli surat berharga yang
dilakukan oleh manajer investasi yang dilakukan pada bank kustodian.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ekonomi Islam pada dasarnya merupakan aktualisasi nilai-nilai Islam dalam
aktivitas kehidupan manusia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan manusia di
dunia dan akhirat. Keberadaan ekonomi Islam tidak lain bertujuan mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Tujuan tersebut
dalam pandangan para ahli dijabarkan dalam tiga permasalahan pokok yang
terdiri atas pertama mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara, kedua
mewujudkan kesejahteraan manusia dan ketiga mewujudkan mekanisme distribusi
kekayaan yang adil.
B. SARAN
Untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang selaras dengan perintah Allah
SWT, seorang muslim perlu mengetahui beberapa asas transaksi ekonomi
menurut ajaran Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Bisnis Syariah Perspektif Mu’amalah dan Manajemen (Yogyakarta : UPP STIM
YKPN,2007), h.38.
Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta : DanaBhakti Wakaf, 1995), h.
39.
Umar Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), h. 237.
Sudarsono. Heri, Konsep Ekonomi Islam. (Yogyakarta : Ekonsia, 2002)

Anda mungkin juga menyukai