Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

Tentang

Prinsip Mudharabah

Oleh :
Kelompok 2

1. Fatin zahera
2. Ela Nastia
3. Sonil Trio Ambara
4. Mohd waladi Maulana

Dosen Pembimbing :
AGUSTIARI, S.PdI., M.E

MAHASISWA JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN KERINCI)

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. atas


rahmat dan karunia-nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
ini pada mata kuliah “Sistem Operasional Bank Syariah” yang berjudul :
“Prinsip Mudharabah”

Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang
telah membimbing umat manusia dari kejahilan kepada kebenaran, dan Semoga
isi dan makna yang terkandung dalam Makalah ini dapat membantu proses
perkuliahan kita pada mata kuliah ini.

Dan juga dalam menyelesaikan makalah ini, penulis ucapkan terima


kasih kepada dosen pembimbing atau dosen yang mengajar mata kuliah Sistem
Operasional Bank Syariah, karena berkat bimbingan beliau lah penulis bisa
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Prinsip Mudharabah”

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat. Penulis juga menyadari bahwa Makalah ini tidak luput dari segala
kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari Dosen Pembimbing demi
kesempurnaaan Makalah ini dan menjadi pedoman selanjutnya bagi penulis.

Kerinci, …. 19 Februari 2023

Penulis,

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................4


A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................5


A. Prinsip Mudharbah Muqayyadah .............................................................5
B. Prinsip Mudharabah Mutlaqah..................................................................6

BAB III PENUTUP ..............................................................................................8


A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran .........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mudharabah merupakan wahana utama bagi perbankan syari‟ah untuk
mobilisasi dana masyarakat yang terserak dalam jumlah besar dan untuk
menyediakan berbagai fasilitas, antara lain fasilitas pembiayaan bagi para
pengusaha. Mudharabah merupakan salah satu akad kerjasama kemitraan
berdasarkan prinsip bagi hasil dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua pihak,
dimana pihak pertama memiliki dan menyediakan modal (shahibul mal),
sedangkan pihak kedua memiliki keahlian (skill) dan bertanggungjawab atas
pengelolaan dana atau manajemen usaha halal tertentu disebut mudharib.
Konsep ini terdapat unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak yang
diuntungkan sementara pihak yang lain dirugikan antara pemilik dana dan
pengelola dana. Distribusi pembagian hasil usaha hanya didasarkan pada akad
mudharabah, dimana pembagian hasil usaha didasarkan pada nisbah yang telah
disepakati di awal akad. Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut
merupakan konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau keluar dari
kesepakatan) maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala
mudharib akan menanggung kerugian managerial skill dan waktu serta nisbah
keuntungan bagi hasil yang akan diperolehnya.
Pihak yang melakukan perhitungan distribusi hasil usaha adalah “selalu
mudharib”, karena salah satu aturan dalam prinsip mudharabah mutlaqah
pemilik dana memberi kuasa penuh kepada mudharib untuk mengelola dana
untuk mendapatkan hasil usaha.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan simpanan berjangka di BMT itQan?
2. Bagaimana bagi hasil (profit sharing) di BMT itQan?
3. Bagaimana kesesuaian antara perjanjian awal dengan pelaksanaan akad
mudharabah di BMT itQan?
C. Tujuan
Berangkat dari rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengelolaan simpanan berjangka di BMT itQan.
2. Untuk mengetahui bagi hasil (profit sharing) di BMT itQan.
3. Untuk mengetahui kesesuaian antara perjanjian awal dengan
pelaksanaan akad mudharabah di BMT itQan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Mudharabah Muqayyadah
1.Pengertian Mudharabah Muqayyadah

“Bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul
amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi
seratus persen modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola.”

“Akad yang dilakukan antara pemilik modal untuk usaha yang ditentukan oleh
pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib), dimana nisbah bagi
hasil disepakati di awal untuk dibagi bersama, sedangkan kerugian (rugi)
ditanggung oleh pemilik modal.”

Jenis-jenis Mudharabah

Mudharabah Muqayyadah merupakan salah satu dari beberapa jenis akad


Mudharabah, beberapa lainnya adalah: 

1. Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana


dengan pengelola dana. Pengelolaan dana memiliki sifat dana bebas yang
tidak memiliki batas dalam menentukan usaha dan pelaksanaan. Pemilik
dana memberikan kebebasan penuh pada pengelola. Digunakan untuk
produk tabungan atau pembiayaan lain.
2. Mudharabah Musytarakah biasanya digunakan oleh berbagai pebisnis
yang ingin secara independen mengelola bisnisnya, sedangkan pihak
pengelola hanya sebagai pelaksanaan saja. Dengan berjalannya usaha,
pihak pengelola juga dapat ikut menanamkan modalnya di usaha.

Manfaat Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah merupakan jenis akad Mudharabah antara pemilik dana


dengan pengelola dana yang saling bekerja sama. Tugas daripada pemilik dana
adalah untuk menentukan objek usaha, sedangkan pengelola dana hanya
menjalankannya saja. Mudharabah Muqayyadah dimanfaatkan untuk membiayai
pembiayaan tertentu yang mempunyai prospek margin yang tinggi atau sesuai
dengan permintaan pemilik.

Bank Syariah pada transaksi ini merupakan agen penghubung antara mudharib
dengan shahibul maal. Maka dari itu, bank Syariah akan mendapatkan keuntungan
seperti upah biaya. Jumlah yang diperoleh oleh bank Syariah selalu tetap dan tidak
bergantung pada keadaan usaha yang dilakukan. Biaya yang diterima ini harus
dimasukkan dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan.

5
Fitur Mudharabah Muqayyadah

Fitur pada Mudharabah Muqayyadah antara lain:

1. Bank dapat digunakan sebagai channelling agent, dimana bank dan


nasabah dapat menerima dana dari shahibul maal dan bank dapat bertindak
sebagai perantara atau penghubung.
2. Bank sebagai executing agent, dimana bank dapat menerima modal atau
dana dari pemilik dana (shahibul maal) untuk dimasukkan pada sektor
pembiayaan yang disepakati. Nasabah juga mendapatkan modal untuk
dikelola sebagai mudharib, dan sanabah juga dapat berhutang pada Bank

2.Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah Mudharabah Mutlaqah merupakan keadaan shahibul maal


maal memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk
menggunakan dana modal dalam usaha yang dianggapnya baik dan
menguntungkan. Namun tetap pada praktik kebiasaan usaha normal yang sehat
dan halal.
Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank dalam


menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan
apapun kepada bank, ke bisnis apadana yang disimpannya itu hendak disalurkan,
atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun mensyaratkan dananya
diperuntukkan bagi nasabah tertentu. Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk
menyalurkan dana URIA ini ke bisnis manapun yang diperkirakan
menguntungnkan.

Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan


deposito, sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan
mudharabah dana deposito mudharabah.

Ketentuan umum dalam produk ini adalah:

 Bank wajib memeberitahukan kepada pemilik mengenai nisbah dan tata


cara pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara
risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah
tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
 Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan
sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan atau penarikan lainnya
kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan
sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.
 Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuia
dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami
saldo negative.
 Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu
yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo

6
akan diperlakukan sma seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah
dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru.
 Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabugan dan deposito
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

A.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisa data yang telah penulis lakukan
terkait dengan implementasi akad mudharabah pada produk simpanan berjangka
di bmt itQan dan telah terurai dalam bab-bab sebelumnya,
maka pada bab ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengelolaan simpanan berjangka di BMT itQan menggunakan akad
mudharabah muthlaqoh karena segala amal usaha tergantung BMT itQan. Maka
dalam hal ini pengelolaannya meliputi:
a) Perencanaan dirancang dan disusun secara sistematik meliputi membuat
deskripsi bisnis, melakukan strategi pemasaran, membuat analisa pesaing, desain
pengembangan, rencana operasioanal dan manajemen, dan menghitung
pembiayaan.
b) Rekrutmen anggota dilakukan secara terbuka, mandiri dan dengan
mengedepankan prinsip tauhidullah dan yolong menolong.
c) Penyaluran melalui pola grameen bank. Penyaluran dana di BMT itQan
sebagian besar disalurkan dalam bentuk Pola Simpan Pinjam Metode Kumpulan
(PSPMK) atau pembiayaan yang diberikan dalam bentuk pembiayaan kumpulan.
2. Bagi hasil di BMT itQan dalam operasionalnya menghimpun dana untuk
diinvestasikan kepada pihak ketiga dengan sistem bagi hasil mudharabah, dengan
menggunakan revenue sharing dalam penghitungannya yakni pendapatan BMT
itQan (laba kotor), bukan profit yang diterima BMT itQan atau pendapatan BMT
itQan setelah dikurangi biaya-biaya operasional (laba bersih). Disisi lain, dalam
pengambilan nisbah bagi hasil, BMT itQan menentukan besarnya prosentase
nisbah tanpa ada akad tawar-menawar dengan pihak investor di awal transaksi dan
bersifat tidak tetap sesuai dengan lamanya akad perjanjian.
3. Pelaksanaan akad mudharabah di BMT itQan sudah sesuai dengan perjanjian.
Hal ini merujuk kepada fatwa DSN nomor 03/DSN- MUI/IV/2000. Meskipun
status hukumnya menjadi baku karena segala amal usaha tergantung kebijakan
BMT itQan. Disini pihak BMT memberi kebebasan kepada salah satu dari kedua
belah pihak untuk menentukan penghitungan bagi hasil dan pengambilan nisbah
tersebut selama ketentuan itu berdasarkan kerelaan masing-masing dan tidak
menyalahi ketentuan- ketentuan umum syariat Islam.

B. Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat menerima kritikan untuk memperbaiki makalah
ini demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik, Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar jilid 2, Singapura:
Pustaka
Nasional PTE LTD, 2001.
Al-arif, M.Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
Alfabeta, 2012
Al-jaziri, Abdullah Rahman. Kitabul Fiqh, Alal Madzahibil Arba’ah juz 3.
Beirut: Daarul Kutub al ilmiah, t.t
Ali, Zainuddin. Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Amrullah Ahmad, dkk,. Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum
Nasional. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta:
Gadjah
Mada University Press, 2009.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta:
PT. Veresia Grafika, 1992.
Arifin, Zaenal. Memahami Bank Syari’ah: Linglung, Peluang, Tantangan
dan
Prospek, Jakarta: PT Gramedia, 1999.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Peneitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Astuti, Dwi Kristina. Sebuah Solusi Menuju Perbaikan Perekonomian
Nasional, Majalah Ekonomi Syariah. Jakarta: EKABA FE USAKTI,
2010.
Dokumen BMT itQan.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.07/DSN-MUI/VI/2000 tentang
pembiayaan
mudharabah (qiradh).
Gemala Dewi, et al., Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group, 2006.
Harsono, Hanifah. Implementasi Kebijakan dan Politik, Jakarta: Rineka
Cipta,
2002
Ilmi, Makhalul. Teori dan Praktik Lembaga Mikro Keuangan Syari’ah,
Yogyakarta: UII Press, 2002.
Karim, Adiwarman Azwar. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,
Jakarta:
UII Indonesia, 2003.

9
10

Anda mungkin juga menyukai