PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
NUSA TENGGARA TIMUR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah lah penulis kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “investasi sementara dan investasi jangka
panjang tepat waktu.”
Makalah investasi sementara dan investasi jangka panjang disusun guna memenuhi
tugas pangantar akuntansi pada bidang studi manajemen mata kuliah Akuntansi di
Universitas Nusa cendana. selain itu kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang topik makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak selaku dosen
pengampu mata kuliah akuntansi titik tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekun oleh kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
D. Manfaat...........................................................................................................
Bab II Pembahasan....................................................................................................
A. Investasi...........................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar belakang
B. Rumusan Masalah
1) apa yang dimaksud dengan investasi?
2) Bagaimana cara penyajian atau pencatatan investasi dalam saham?
3) Apa yang dimaksud dengan investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang?
4) Apa yang dimaksud dengan investasi obligasi dalam obligasi,investasi dalam
saham dan investasi dalam tanah
C. Manfaat
1) Untuk mengetahui apa itu investasi
2) Untuk mengetahui cara penyajian atau pencatatan investasi dalam saham
3) Untuk mengetahui apa itu investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang
4) Untuk mengetahui apa itu dengan investasi obligasi dalam
obligasi,investasi dalam saham dan investasi dalam tanah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Investasi
Investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainnya
yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat (benefit) di
kemudian hari (in future). Dalam tataran praktik, investasi biasanya dikaitkan dengan berbagai
aktivitas yang terkait dengan penanaman uang pada berbagai macam alternatif aset baik yang
tergolong sebagai aset real (real assets) seperti tanah, emas, properti ataupun yang berbentuk
aset finansial (financial assets), misalnya berbagai bentuk surat berharga seperti saham, obligasi
ataupun reksadana. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas
investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset finansial yang lebih
berisiko lainnya yang lebih kompleks, seperti warrants, option, dan futures maupun ekuitas
internasional. Pembahasan investasi dalam modul ini akan lebih banyak dikaitkan dengan
manajemen investasi pada jenis aset finansial khususnya sekuritas yang bisa diperdagangkan
(marketable securities). Aset finansial bisa diartikan sebagai klaim berbentuk surat berharga atas
sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut. Sedangkan sekuritas yang mudah
diperdagangkan (marketable securities) adalah aset-aset finansial yang dapat diperdagangkan
dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang relatif murah pada pasar yang
terorganisasi.Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi biasanya disebut investor.Investor
pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail
investors) dan investor institusional (institutional investors).Investor individual terdiri dari
individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Misalkan, si Basir yang menginvestasikan
dananya dalam bentuk saham akan disebut sebagai investor individual. Sedangkan investor
institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana
(bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi.
Lembaga seperti ini biasanya mengumpulkan uang dari para anggotanya (nasabahnya) dan
selanjutnya menggunakan uang tersebut sebagai modal untuk investasi pada reksadana tertentu
ataupun bisa juga dibelikan saham atau obligasiKesejahteraan moneter bisa ditunjukkan oleh
hasil penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan
diperoleh masa datang.
B. Penilaian Dan Penyajian
Aset yang dibeli dan dimiliki untuk sementara oleh sebuah perusahaan gas hanya
memiliki nilai yang cukup material. Karena itu, metode penilaian dan penyajian kan aset
perusahaan akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan.
Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aset, ifrs mengijinkan pemakaian salah satu
dari dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Berbasis harga perolehan (biaya)
yaitu metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah pengorbanan ekonomis yang
dilakukan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut
siap digunakan. itu berarti nilai aset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap tersebut.
2. Berbasis revaluasi (Nilai Pasar)
yaitu metode penilaian aset yang didasarkan pada harga pasar ketika laporan keuangan
disajikan. penggunaan metode ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
nilai aset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu, karena nilai suatu asset
tertentu seringkali sudah tidak relevan lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan
disajikan oleh sebuah perusahaan. Sebagai contoh, sebidang tanah yang dibeli perusahaan
10 tahun yang lalu harganya pasti sudah berlipat ganda pada saat ini. jika tanah tersebut
disajikan dengan menggunakan historis, maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi
aktual aset perusahaan ketika laporan keuangan disajikan.
Dilihat dari kemudahan memperoleh informasi tentang harga pasar (market value) aset
tertentu, khususnya yang terkait dengan investasi sementara, agar dapat di kelompokkan
menjadi 2 tingkatan, yaitu:
a)Aset yang harganya selalu tersedia setiap saat dan mudah diketahui, seperti harga
surat berharga di bursa efek. harga berbagai saham dan obligasi yang terdaftar di
bursa efek Indonesia dapat dengan mudah diketahui oleh siapa saja kapan pun
diperlukan. Aset dalam kelompok ini mudah sekali menggunakan nilai pasar
sebagai dasar penilaian dan penyajiannya karena ketersediaan data serta nilainya
cukup objek objektif.
b) kaset yang harganya tidak selalu tersedia setiap saat dan tidak langsung diketahui
dengan mudah, seperti harga properti dan berbagai mesin yang dimiliki sebuah
perusahaan. Tanah dan bangunan yang dimiliki perusahaan memang selalu
memiliki nilai pasar, tetapi harganya akan selalu berbeda di antara pihak-pihak
yang berkepentingan dengan aset tersebut. Selain itu untuk menilai harga aset
tersebut datanya juga tidak selalu tersedia setiap saat memang di Indonesia bisa
menggunakan nilai jual objek (NJOP) yang diterbitkan oleh dirjen pajak untuk
aset yang berwujud tanah. Untuk aset tetap lainnya, seperti bangunan, kendaraan,
dan mesin-mesin, mungkin harus menggunakan jasa perusahaan penaksir agar
dapat dicantumkan secara lebih objektif.
jangan mempertimbangkan dua tingkatan a sel tersebut untuk kebutuhan belajar
akuntansi pada tingkat dasar maka metode penilaian dan dan penyajian investasi
di buku ini akan menggunakan dasar harga perolehan historis.
C. Investasi Jangka Pendek
Adakalanya perusahaan memiliki kas dalam jumlah yang melebihi kebutuhan
operasi harian. Tetapi kasus tersebut dipersiapkan untuk digunakan bagi operasi rutin
perusahaan dalam jangka pendek. Jika kas tersebut dibiarkan dan tidak digunakan, maka
perusahaan akan mengalami ketidak efektifan atas pemanfaatan kekayaan perusahaan
karena telah membiarkan kasih itu mengganggur. Namun, jika perusahaan memiliki
menggunakan kas tersebut untuk investasi baru dan berjangka panjang, maka kebutuhan
kas untuk operasi rutin perusahaan dalam waktu dekat bisa terganggu. Karena itu
perusahaan dapat menggunakan kas itu untuk investasi jangka pendek
(sementara).disebut investasi sementara karena perusahaan menanamkan uang dalam
surat berharga untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun. objek investasi tersebut biasanya
berbentuk surat berharga seperti saham dan obligasi karena beberapa alasan yang melekat
padanya. walaupun investasi dalam surat berharga dapat dilakukan untuk jangka panjang
atau selama berbagai tahun tetapi investasi itu disebut sebagai investasi sementara karena
dua alasan utama, yaitu:
1.surat berharga tersebut mudah di perjualbelikan, sehingga dapat dijual dan dijadikan
uang tunai setiap saat.
2. Manajemen perusahaan akan segera menjualnya setiap saat diperlukan uang tunai.
Investasi sementara dikelompokkan sebagai aset lancar karena dipilih dengan tujuan
untuk segera diuangkan menjadi kas dalam waktu kurang dari 1 tahun.
surat-surat berharga biasanya memiliki gejolak harga yang sangat tinggi dari waktu ke
waktu. Perubahan harga tersebut dapat terjadi dari menit ke menit jam ke jam, dan hari ke
hari. Karena itu, harga perolehan surat berharga seringkali menjadi tidak relevan dengan
harga pasar surat berharga bersangkutan hanya dalam beberapa hari setelah transaksi
pembelian. Jadi, investasi sementara dalam surat berharga dicatat dan dicantumkan di
laporan posisi keuangan dengan menggunakan nilai dasar, yaitu dasar yang lebih rendah
antara harga perolehan dan harga pasar jika harga perolehan lebih rendah dari harga
pasar, makalah digunakan harga perolehan. Sebaliknya jika harga perolehan lebih tinggi
dibandingkan harga pasar, maka digunakan harga pasar.
•ilustrasi berikut ini mungkin dapat digunakan untuk memahami dengan lebih baik
tentang pencatatan dan pelaporan investasi sementara dalam laporan posisi keuangan.
PT. Mitra prima memiliki kas berlebih pada bulan November dan Desember 2012 titik
karena itu, manajemen perusahaan menggunakan kas tersebut untuk melakukan investasi
jangka pendek dalam surat berharga di bursa efek. Manajemen perusahaan membeli
saham beberapa perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta. Portofolio saham
perusahaan tersebut pada akhir bulan Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Surat berharga tersebut memiliki harga perolehan (beli) total sebesar 990. 000.000tetapi
pada tanggal 31 Desember 2012, harga pasar saham saham tersebut mengalami
perubahan. sebagian harganya lebih tinggi dibandingkan harga belinya dan sebagian lagi
lebih rendah. Total harga pasarnya pada akhir tahun 2012 adalah 968. 000.000 . Hal itu
menyebabkan terjadinya kerugian potensial sebesar Rp 22. 000.000. disebut potensial
karena sampai akhir tahun 2012, samsam tersebut belum dijual oleh manajemen PT.
mitra prima. Potensi kerugian sebesar 22. 000.000 ini harus dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan sebagai cadangan penurunan harga pasar. Jadi nilai bersih saham yang
tercantum di laporan posisi keuangan adalah Rp 968. 000. 000 seperti terlihat berikut ini:
Aset lancar:
-kas
-piutang usaha
-investasi sementara dalam surat berharga.............Rp 990.000.000
-cadangan penurunan harga pasar..........................(Rp 22.000.000) Rp 968.000.000
D.Investasi Jangka Panjang
Pada dasarnya, seluruh aktivitas pembelian aset dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan
bagi perusahaan disebut sebagai investasi.tetapi pembahasan tentang investasi jangka
panjang di bawah ini bukan aktivitas pembelian mesin cetak oleh perusahaan
pencetakan atau aktivitas pembelian kendaraan oleh sebuah perusahaan jasa wisata.
investasi jangka panjang dalam pembahasan ini adalah seluruh aktivitas pembelian aset
dengan berbagai tujuannya selama jangka waktu lebih dari 1 tahun.. pembelian aset
tersebut dapat berupa pembelian surat berharga, pembelian obligasi pembelian tanah,
dan sebagainya yang direncanakan untuk waktu yang cukup lama.
investasi jangka panjang adalah dana perusahaan yang ditanamkan dalam berbagai aset
produktif yang dapat memberikan penghasilan bagi perusahaan dalam waktu lebih dari
satu tahun.
investasi dalam saham perusahaan lain untuk jangka waktu dapat memiliki beberapa
alasan, antara lain:
a. Untuk memperoleh keuntungan modal (capital gaun)atau laba yang berasal dari
kenaikan harga saham perusahaan yang dibeli .
b. Untuk memperoleh pendapatan dividen.
c. Untuk memperoleh hubungan khusus dengan perusahaan penerbitan saham. sebagai
contoh, pembelian saham perusahaan kecil produsen untuk tentu yang dijadikan bahan
baku perusahaan pembelian saham, yang mengakibatkan perusahaan memiliki jaminan
memperoleh bahan baku secara pasti dengan harga yang lebih murah.
d. Untuk ekspansi usaha.
e. Untuk memperluas pasar .
f. Dan sebagainya.
Jadi, terdapat berbagai motivasi mengapa suatu perusahaan bersedia menanamkan
uangnya dalam investasi jangka panjang, khususnya dalam surat berharga perusahaan
lain. Akan tetapi, investasi jangka panjang tidak selalu berupa investasi dalam surat
berharga. investasi jangka panjang dapat dilakukan dalam tanah atau deposito jangka
panjang atau pada aset lainnya.
Namun, investasi tersebut dapat dalam bentuk apapun. investasi jangka panjang dicatat
sebesar harga perolehannya, yaitu keseluruhan uang yang dikeluarkan perusahaan
sampai objek investasi tersebut diperoleh dan memiliki perusahaan.karena itu, harga
perolehan mencakup harga aset (saham, obligasi, dan sebagainya) ditambah seluruh
pengeluaran tambahan seperti komisi perantara, biaya notaris, biaya administrasi dan
provinsi, serta lain sebagainya jika pada akhirnya investasi jangka panjang tersebut
dijual atau dilepas oleh perusahaan, maka selisih antara harga perolehan dengan harga
beli diakui sebagai laba atau rugi investasi.
Investasi tersebut dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu sebanyak 2.000 lembar × 970.000 =
1. 940.000.000. Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa terdapat selisih antara nilai nominal
dan harga perolehannya.
Nilai nominal =2.000 × 1.000.000 = 2.000.000.000
Harga perolehan =2. 000 × 970.000 = ( 1.940.000.000)
Selisih laba 60.000.000
Analisis selisih = 60.000.000: 2 tahun = 30.000.000 per tahun
= 60.000.000 : 4 =15.000.000 per pembayaran bunga
31/12/2012 Kas 240.000.00
0
Investasi dalam obligasi 15.000.00
0
Pendapatan bunga 255.000.00
0
Pendapatan bunga tersebut adalah pendapatan bunga untuk jangka 6 bula. Karena suku bunga
obligasinya adalah 24%, maka jumlah bunganya adalah = 6/12 × Rp.2.000.000.000 × 24% =
Rp. 240.000.000
Pada saat mengakui pendapatan bunga sebesar Rp.240.000.000, perusahaaan juga mendebet
akun investasi dalam obligasi sebesar15.000.000.jadi akun investasi dalam obligasi di buku
besar akan bertambah saldonya sebesar Rp. 15.000.000.
Demikian pula yang terjadi pada saat pembayaran bunga periode berikutnya, yaitu pada tanggal
30 Juni 2013, 31 desember 2013, dan 30 Juni 2014.
30/06/2013 Kas 24
0.000.000
Investasi dalam obligasi 1
5.000.000
Pendapatan bunga 255.0
00.000
31 Kas 240.
/12/201 000.0000
3
Investasi dalam obligasi 15
.000.000
Pendapatan bunga
255.000.000
Dalam jurnal pengakuan dan pencatatan pendapatan bunga tersebut, setiap kali perusahaan
mencatat pendapatan bunga selalu diikuti dengan kapitalisasi laba yang berasal dari selisih harga
perolehan dengan nilai nominal obligasi.Hal ini dilakukan untuk mengalokaasikan keuntungan
yang diperoleh perusahaan karena membeli obligasi dibawah nilai nominalnya. Jika jurnal
penyesuaian untuk mengalokasikan keuntungan tersebut tidak dibuat, maka [ada saat jatuh
temponya nanti akan terdapat selisih antara akun saldo investasi dalam obligasi dan uang yang
diterima perusahaan dari pelunasan obligasi tersebut. Tetapi karena setiap enam bulan, yaitu pada
saat pencatatan bunga, perusahaan juga mengkapitalisasi lba dengan cara mendebet akun
investasi dalam obligasi sebesar Rp.15.000.000, maka setelah empat kali transaksi yang sama
terjadi, yaitu pada tanggal 31 Desember 2013, saldo akun investasi dalam obligasi akan menjadi
sebesar Rp. 2.000.000.000 ( saldo = Rp. 1.940.000.000 + ( 4 × Rp. 15.000.000) = Rp.
2.000.000.000). Jadi pada saat obligasi jatuh tempo, perusahaan menerima uang sebesar nilai
nominalnya, yaitu Rp. 2.000.000.000.Nilai ini sesuai dengan saldo di buku bsar perusahaan.
1/07/201 Kas 2.000.
4 000.000
Investasidalam obligasi 2.000.0
00.000
Jika laba yang di peroleh pada saat pemeblian obligasi tidak dialokasikan dab dikapitalisasi pada
akun investasi dalam obligasi setiap 6 bulan sekali, maka saldo akun investasi dalam obligasi
tersebut akan berjumlah 1.940.00.000 pada tanggal 1 Juli 2014, sementara uang yang diterima dari
pelinasan obligasi berjumlah Rp. 2.000.000.000.
Sebaliknya, jika perusahaan akan membeli diatas nilai nominalnya, maka selisih antar harga beli
dan nilai nominalnya diakui sebagai kerugian yang dialokasikan selama umur oblgasi tersebut.
Pengalokasian kerugian ini dilakukan dengan mengkredit akun investasi dalam obligsi pada saat
pembayaran bunga.
Pada tanggal 14 Maret, yaitu ketika PT. Mitra Niaga membeli 600.000 lembar saham PT. B
dibursa Efek Jakarta, nilai pembelian tersebut adalah 720.000.000 ( investasi = Rp. 600.000 ×
1.200), dan jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
14/03/2013 Investasi dalam saham PT. B 720.000.000
Kas 720.000.00
0
Jika kemudian pada tanggal 12 September, PT. B mengumumkan pembagian deviden sebesar
Rp. 300 per lembar saham, maka jumlah deviden yang akan diterima oleh PT Mitra Niaga adalah
Rp. 180.000.000 ( deviden = Rp. 600.000 × 300). Pengumuman pembagian deviden oleh PT. B
akan lansung dicatat dan diakui ssebagai pendapatan deviden oleh PT. Mitra Niga, walaupun
deviden itu sendiri belum dibagikan. Jurnal yang di perlukan adalah
12/09/20212 Piutang deviden 180.000.000
kas 180.000.00
0
Setelah diakui sebagai pendapatan deviden walaupun uangnya belum diterima, tahap berikutnya
adalah mencatat penerimaan deviden yang sebelumnya telah diakui sebagai piutang tersebut.
Saham yang dibeli dengn harga perolehan sebesar 720.000.000 itu kemudian di jual seharga Rp.
1.500 per lembar. Itu berarti PT. Mitra Niaga akan memperoleh nilai masuk sebesar Rp.
900.000.000 (penjualan saham = 600.000× 1.500). selisih antara harga jual saham dan harga beli
saham diakui sebagai laba penjualan saham, yaitu sebesar Rp. 180.000.000 ( laba = 900.000.000-
Rp. 720.000.000)
10/06/2014 Kas 900.000.000
Rugi penjualan saham PT.B 720.000.000
Rugi Penjualan Saham 180.000.000
Jika pada tanggal 10 Juni 2014, saham tersebut terjual hanya sebesar 1.100per lembar, maka PT.
Mitra Niaga akan memperoleh uang dari penjualan saham sebesar Rp. 660.000.000. jadi muncul
kerugian penjualn saham sebesar Rp. 60.000.000 ( rugi = Rp. 660.000.000 –Rp. 720.000.000).
jurnal yang diperlukan adalah:
10/06/2014 Kas 660.000.000
Rugi Penjualan Saham 60.000.000
Investasi dalam Saham 720.000.000
Contoh
1. Pencatatan investasi jangka panjang dalam saham perusahaan anak
Pada tanggal 3 Januari 2015, PT. Nugroho membeli saham PT. Liputra sebanyak 1.500.000
lembar dengan harga Rp.1.200 per lembar. Pada saat itu jumlah saham PT Liputra yang beredar
adalah 2.000.000 lembar, dengan nilai nominal Rp.1.000 .Pada akhie tahun 2015, PT. Liputra
melaporkan laba usaha sebesar 600.000.000.Pada tanggal 10 febuari 2016, manajemen PT.
Liputra mengumumkan pembagian deviden sebesar Rp. 250 per lembar saham.Dan pada tanggal
2 Maret 2016, deviden tunai dibagikan kepada seluruh pemegang saham PT. Liputra.
Maka, jurnal transaksi yang diperlukan oleh PT. Nugroho adalahdbb:
Karena jumlah saham yang dibeli sebanyak 1.500.000 lembar dengan harga Rp. 1.200 per lembar,
maka nilai transaksi pembeli saham itu adalah Rp. 1.800.000.000 ( investasi = 1.500.000 × Rp.
1.200). Pembelian saham sebanyak 1.500.000 lembar tersebut adalah 75% dari total saham yang
beredar sebanyak 2.000.000 lembar. Karena itu, PT. Nugroho menjadi pemegang saham
mayoritas di PT. Liputra. Jadi pada saat PT. Liputra melaporkan laba usaha tahun 2015 sebesar
600.000.000, PT. Nugroho lansung mencatat dan mengakui haknya atas laba usaha seperti
berikut:
31/12/2015 Investasi dalam PT. Liputra 450.000.000
Pendapatan dari PT.Liputra 450.000.000
Pada akhir tahun 2015, PT.Liputra baru melaporkan perolehan laba usaha ( bukan ddeviden)
sebesar Rp.600.000.000, tetapi oleh PT.Liputra lansung diakui sebagai bagian pendapatannya
usahanya sebesar Rp. 450.000.000 ( pendapatan = Rp. 600.000.000 × 75%). Pengakuan
pendapatan tersebut dijurnal dengan mendebet akun investasi dalam PT. Liputra dan mengkredit
akun pendapatan dari PT.Liputra sebesar Rp. 450.000.000. Akiatnya, saldo akun investasi dalam
PT. Liputra dalam buku besar, akan menjadi Rp. 2.250.000.000 ( saldo = 1.800.000.000 +
Rp.450.000.000).
10 /03/2016 Piutang Deviden 375.000.000
Investasi dalam PT.Liputra 375.000.000
Jika pada tanggal 10 Maret 2016, manajemen PT. Liputra mengumumkan pembagian deviden
sebesar Rp. 250 per lembar, maka PT. Nugroho akan mendebet akun piutang deviden dan
mengkredit akun investasi dalam PT. Liputra sebesar Rp. 375.000.000 ( deviden = 1.500.000 ×
Rp. 250). Akibatnya akun investasi dalam PT. Liputra dibuku besar akan berubah saldonya
menjadi Rp. 1.875.000.000 ( saldo = Rp. 2.250.000.000 – Rp. 375.000.000).
02/03/2016 Kas 375.000.000
Piutang Deviden 375.000.000
Ketika manajemen PT. Liputra membagikan deviden tunai pada tanggal 2 Maret 2016, PT.
Nugroho mendebet akun kas dan mengkredit akun piutang deviden sebesar Rp. 375.000.000.
Jika PT.Liputra dalam kasus ini tidak emmperoleh laba usaha tetapi mengalami rugi usaha
sebesar Rp. 220.000.000 pada tahun 2015, maka PT. Nugroho juga harus ikut menanggung
kerugian tersebut dengan mengurangi haknya pada perusahaan anak, yaitu mengkredit akun
investasi dalam PT.Liputra sebesar Rp. 165.000.000 ( rugi = Rp. 220.000.000 × 75%).
31/12/2015 Rugi usaha PT.Liputra 165.000.000
Investasi dalam PT. Liputra 165.000.000
Karena PT.Nugroho mengkredit akun investasi dalam PT. Liputra sebesar Rp. 1.800.000.000 –
Rp. 165.000.000).
Pada tanggal 2 Maret 2012, PT Roda Niaga yang berlokasi di Jakarta, membeli sebidang tanah di
Bogor dengan harga Rp.700.000.000. Biaya tambahan yang harus dikeluarkan sebesar
Rp.32.000.000 untuk bea balik nama dan administrasi serta sebesar Rp.14.000.000 untuk biaya
notaris. Seluruh transaksi pembayaran tersebut dibayar tunai.Sedangkan komisi perantara sebesar
Rp.20.000.000 dibayar tunai pada tanggal 15 Maret 2012.
Setelah memiliki tanah lebih dari 1 tahun, pada tanggal 9 Mei 2013 tanah itu dijual denga harga
Rp.925.000.000 secara tunai. Seluruh transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan
tanah tersebut di jurnal sebagai berikut:
Akun investasi dalam Tanah di debet dan akun Kas di kredit sebesar Rp.746.000.000. Jumlah
yang dicatat merupakan penjumlahan dari harga beli tanah, bea balik nama, dan biaya notaris.
( Tanah = Rp.700.000.000 + Rp.32.000.000 + Rp.14.000.000 )
Kas 746.000.000
Jika pada tanggal 15 Maret 2012 dibayar komisi perantara sebesar Rp.20.000.000, maka akun kas
Investasi dalam Tanah didebet dan akun Kas dikredit sebesar Rp.20.000.000. Akibat dari jurnal
transaksi ini adalah akun Investasi dalam Tanah berubah saldonya menjadi Rp.766.000.000
( saldo = Rp746.000.000 + Rp.20.000.000 )
Kas 20.000.000
Pada tanggal 9 Mei 2013, tanah tersebut dijual kepada pihak lain dengan harga Rp.925.000.000
secara tunai, sehingga diperoleh laba penjualan tanah sebesar Rp.159.000.000
( Laba = Rp.925.000.000 – Rp.766.000.000 )
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
•https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=xQH8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=peengertiaan+investasi&ots=b
QraWyjgIO&sig=p8zIydrdlWRvYma5AL90V0VYp7g&redir_esc=y#v=onepage&q=peen
gertiaan%20investasi&f=false