Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA EKONOMI ISLAM

(PENGERTIAN DAN SEJARAH AL-HISBAH )

OLEH : KELOMPOK 3

Ekonomi Syariah(ESY) 3,Semester IV

SAIPUR RAHMAN JAMILA SALIM

ADE TRISNA ASMIN SITI MAGFIRA

MUKKARAMA ANUGRAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PALU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
EKONOMI SYARIAH
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang selalu melimpahkan taufik,

rahmat dan hidayah-Nya, dikala kita membutuhkan-Nya Allah selalu mendatangkan

anugrah-Nya, dan dalam  pembuatan makalah ini, penulis selalu mengucapkan

terimakasih kepada: yang pertama kepada Dosen mata kuliah Etika Ekonomi Islam

yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Dan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam

pembuatan makalah ini walaupum masih dalam kondisi pandemi covid-19, kami

mengucapkan banyak terimakasih, dan penulis mengakui dalam pembuatan makalah

merasa banyak sekali kekurangan, dan diharapkan kepada rekan-rekan untuk

mengeluarkan pendapat dan mengritik yang kiranya dapat membangun lebih baik-

nya makalah tersebut.

Dan penulis mengakui banyaknya kesalahan dalam pembutan makalah,

kepada pembaca kami mohon maaf, dan kepada Allah kami mohon ampun, dan ini

yang dapat kami sampaikan kami berharap, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan

sekalian, terima kasih.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................5

BAB 2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Hisbah...............................................................................6
B. Sejarah Al-Hisbah......................................................................................7
C. Tujuan Utama Al-Hisbah...........................................................................8
D. Fungsi Al-Hisbah.......................................................................................9
BAB 3. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................….…….11
DAFTAR PUSTAKA ./………………………………………………………….12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hisbah adalah sebuah kata yang saya yakin agak ganjil bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Walaupun, mayoritas penduduknya adalah beragama
Islam. Sebenarnya, hisbah adalah sebuah kata yang tak asing terdengar di pelosok
barat Indonesia, yaitu di Aceh dan diberbagai negara Islam lainnya.
Hisbah adalah sebuah institusi keagamaan di bawah kendali pemerintahan
yang mengawasi masyarakat agar menjalankan kewajibannya dengan baik, ketika
masyarakat mulai untuk mengacuhkannya dan melarang masyarakat melakukan
hal yang salah, saat masyarakat mulai terbiasa dengan kesalahan itu. Tujuan
umumnya adalah untuk menjaga lingkungan masyarakat dari kerusakan, menjaga
takdir yang ada, dan memastikan kesejahteraan masyarakat baik dalam hal
keagamaan ataupun tingkah laku sehari-hari sesuai dengan hukum Allah.
Upaya Negara untuk mejamin kemaslahatan, keadilan, dan permainan jujur
disemua lini kehidupan direfleksikan dalam institusi hisbah. Tujuan dibalik hisbah
tidak hanya memungkinkan pasar dapat beroperasi dengan bebas sehingga harga,
upah, dan laba dapat ditentukan oleh kekuasaan permintaan dan penawaran (yang
terjadi juga di negara kapitalis ), melainkan juga untuk menjamin bahwa semua
agen ekonomi dapat memenuhi tugasnya antara satu dengan yang lain dan
mematuhi ketentuan syariat. Setiap tindakan kehati-hatian perlu diambil untuk
menjamin bahwa tidak ada pemaksaan, penipuan, pemanfaatan kesempatan dalam
kesempitan, atau pengabaiaan terhada pihak yang melakukan akad, dan tidak ada
penimbunan dan perusakan pasokan dengan tujuan menaikkan harga.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Al-Hisbah.?
2. Bagaimana Sejarah Al-Hisbah.?
3. Apa Tujuan Utama Al-Hisbah.?
4. Apa Saja Fungsi Al-Hisbah.?

C.Tujuan Penulisan
1.Untuk Mengetahui Pengertian Al-Hisbah
2.Mengetahui Sejarah Al-Hisbah
3.Memahami Tujuan Utama Al-Hisbah
4.Mengtahui Fungsi Al-Hisbah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hisbah
Hisbah secara terminologi diambil dari kata HSB yang berarti menghitung
(reckoning dan computing) berarti pula kalkulasi, berpikir (thinking),
memberikan opini, pandangan dan lain-lain.1 Sedangkan menurut John L.
Esposito, kata hisbah secara harfiah berarti jumlah, hitungan, atau upah, hadiah,
pahala. Namun, secara teknis, ia mengandung arti institusi negara untuk
mendukung kebaikan dan mencegah kemungkaran (al-amru bi al-ma’ruf wa al-
nahyu’an al-munkar).
Hisbah menurut pengertian syara' artinya menyuruh orang (klien) untuk
melakukan perbuatan baik yang jelas-jelas ia tinggalkan, dan mencegah
perbuatan munkar yang jelas-jelas dikerjakan oleh klien (amar ma'ruf nahi
munkar) serta mendamaikan klien yang bermusuhan. Hisbah merupakan
panggilan, oleh karena itu muhtasib melakukannya semata-mata karena Allah,
yakni membantu orang agar dapat mengerjakan hal-hal yang menumbuhkan
kesehatan fisik, mental dan sosial, dan menjauhkan mereka dari perbuatan yang
merusak. Panggilan untuk melakukan hisbah didasarkan kepada firman Allah
SWT :

ِ ْ‫ا ْل َم ْعرُو‬ٙ ِ‫ا ْل َخي ِْر َويَأْ ُمرُوْ نَ ب‬ٙ ‫َو ْلتَ ُكن ِمن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعوْ نَ إِلَى‬
‫ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن‬
َ‫كَ هُ ُم ْآل ُم ْفلِحُون‬jِ‫ْآل ُم ْن َك ۚ ِر َوأُوْ لَ ٰىٓ ِٕٕى‬
Artinya : Hendaknya ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Imran:104)

Bentuk amar ma'ruf dalam hisbah ialah menyuruh dan menghendaki


kliennya mengerjakan yang ma'ruf, yakni semua hal yang dituntut syara,
termasuk perbuatan dan perkataan yang membawa kemaslahatan bagi individu

1
Mustaq Ahmad, Business Ethics In Islam, terj. Indonesia: Etika Bisnis Dalam Islam oleh Samson Rahman,
(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001), hal. 163

6
dan masyarakat, yang wajib maupun yang sunat. Sedangkan bentuk nahi munkar
dalam hisbah ialah meminta klien menjauhi yang munkar, yakni semua yang
dilarang syara`, termasuk perbuatan dan perkataan yang mendatangkan kesulitan
bagi pribadi dan masyarakat.
Mu’jam al Wasith menerangkan definisi hisbah sebagai sebuah lembaga
yang dibentuk oleh negara Islam dengan mengangkat seorang kepala yang
bertugas mengawasi urusan umum, harga dan adab umum. Berdasarkan definisi
tersebut, setidaknya ada tiga poin penting mengenai institusi hisbah , yaitu:
1. Bahwa hisbah adalah sebuah lembaga (departemen) yang secara khusus
dibentuk oleh pemerintah.
2. Tugas utamanya adalah melakukan amar makruf nahi mungkar
3. Tugas hisbah yang lebih spesifik adalah mengawasi berbagai kegiatan
ekonomi di pasar, menjaga mekanisme pasar berjalan normal dan tidak
terdistorsi, dan melakukan tindakan korektif ketika terjadi distorsi pasar.

B. Sejarah Hisbah
Ahmed Sobhi Mansour dalam artikelnya menyebutkan lebih detail sejarah
terbentuknya institusi hisbah pertama kali manshour berpendapat bahwa secara
institusi, al-hisbah belum ada ketika zaman rosulullah, khalifah atau bahkan
pada masa umayyah, namun perlu dipahami bahwa kondisi lingkungan pada
masa rosulullah, khalifah, umayyah dan abasiyyah cukup berbeda. Sehingga
perbedaan tersebut dapat saja mempengaruhi segala keputusan negara dalam
pengaturan negaranya, dan salah satunya adalah penyikapan negara terhadap
fungsi hisbah ini.
Pada masa rasulullah dan khalifah, dimana peran pemimpin begitu sentral
dan pemerintah dijalankan dengan begitu demokratis, banyak kebijakan yang
juga kemudian dimotivasi oleh prioritas kemaslahatan secara luas. Sementara
pemerintahan umayyah abasiyyah memiliki karakteristik kekerasan yang lebih
menonjol akibat corak pemerintahan kerajaan dinasti yang mereka miliki,
dimana terdapat banyak pengkhianatan akibat iri dan ketidak puasan serta musuh
yang tidak suka berada dalam pemerintahan seperti umayyah dan abasiyyah,
sehingga banyak kebijakan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan mereka

7
bermotif mempertahankan atau memperkokoh kekuasaan. Dan diyakini
pelembagaan Hisbah memiliki dominasi motif kepentingan politik seperti itu.
Sehingga wajar jika kemudian Hisbah lebih menjadi lembaga politik daripada
sebagai lembaga ekonomia dan social. Ahmed mengungkapkan bahwa pada
masa Umayyah, pemerintah terkesan menjustifikasi kekuasaannya dengan
memanfaatkan fatwa-fatwa ulama. Sementara Abasiyyah, dengan maksud yang
sama, mereka memanfaatkan slogan-slogan bahwa mereka merupakan pewaris
resmi keluarga Rasulullah yang memiliki hak untuk berkuasa sebagai khalifah.
Dan pada masa Abasiyyah inilah diyakini pertama kali Hisbah dilembagakan
secara fomral menjadi salah satu lembaga negara.
Alasan eksistensi dari lembaga Hisbah sebagai pengawas pasar juga
dikarenakan argumen bahwa pelaku pasar memiliki kecenderungan yang besar
untuk berprilaku curang. Misalnya seperti prilaku berbohong atau menipu demi
barang dagangannya laku di pasar.2

’’Dari Rifa’ah r.a berkata ;Rasulullah SAW bersabda; Sesungguhnya


para pedagang adalah oragng-orang yang curang , para sahabat
bertanya ; Wahai Rasulullah, bukanka Allah telah menghalalkan jual-beli
beliau menjawab ; Ya, tetapi mereka bersumpah kemudian bedosa, dan
berbicara kemudian berdusta.’’ Riwayat At Tirmidzi

C. Tujuan Utama Hisbah


Dari penjelasan di atas,sudah dapat diketahui dasar dari adanya hisbah.
Jika bisa di pecah, maka tujuan utama hisbah adalah :
1. Menjaga agama Allah dengan memastikan bahwa agama Allah di jalankan
oleh masyarakat,dan dengan menjaga agar tidak di selewengkan agama Allah
tersebut.
2. Menyiapkan lingkungan sosial yang condong pada kebajikan dengan terus
menerus mendukung standarisasi moral yang tinggi dan tidak mentoleransi
tindakan amoral.

2
Ali Sakti, Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern ( Jakarta : Paradigma & Aqsa
Publishing, 2007). 396

8
3. Menyiapkan manusia agar condong pada kebajikan yang berkaitan dengan
kegiatannya dan berusaha untuk berguna bagi lingkungan sosialnya.
4. Membangun kesepakatan sosial agar tidak terjadi kejahatan pada
prinsip.Maksudnya adalah ada kesepakatan social diantara masyarakat
sehingga dengan di jalnkannya kesepakatan tersebut, diharapkan prinsip-
prinsip yang Allah tetapkan dan berlaku dalam masyarakat tidak di langgar.
5. Mengembangkan, meramalkan, dan menyiapkan standar sosial yang tepat
dengan masyarakat dan memastikan bahwa masyarakat mengerti tentang
itu.Agar tidak ada kejahatan yang dianggap benar dan sebaliknya.
6. Menjaga agar azab Allah tidak turun ke masyarakat dan mencegah
korupsi.Karena sesungguhnya azab Allah akan kena pada setiap insane baik
ia beriman atau tidak ketika ada kezaliman yang terjadi,namun tidak berusaha
di rubah.
7. Meningkatkan status untuk menjadi manusia terbaik dimata Allah.Dengan
penerapan hisbah ini di harapkan, individu dalam masyarakat dapat menjadi
individu yang baik di mata Allah dan mampu mencapai derajat taqwa.

D. Fungsi Hisbah
Fungsi al Hisbah memang terfokus sebagai institusi yang mengawasi
pasar, namun dari aplikasi dan data sejarah fungsi lembaga ini ternyata lebih luas
dari sekedar pengawasan pasar. Sebenarnya lebih tepat lembaga ini disebut
sebagai lemabaga otoritas pasar, karena hisbah bukan hanya mengawasi aktivitas
pasar tapi juga berfungsi menyediakan fasilitas, infrastruktur atau bahkan
mengadili pelaku-pelaku pasar yang melanggar prinsip-prinsip syari’ah.
Al-Mawardi menyebutkan bahwa hisbah berfungsi menjamin berjalannya
kebaikan pada saat tingkat kebaikan menurun, dan mencegah kejahatan pada
saat tingkat kejahatan meningkat. Sementara itu secara singkat Rabah dalam
buku Ibnu Taimiyah tentang Hisbah, menyebutkan bahwa fungsi Hisbah adalah
mencegah perbuatan zalim. Jadi Hisbah bukan hanya institusi untuk ekonomi
tapi juga untuk bidang hukum, yang kemudidan lebih di padankan pada lembaga

9
kepolisian di dalam sebuah negara. Berdasarkan kajiannya Hafas Furqani
( 2002 ) menyebutkan beberapa fungsi Hisbah :3
1. Mengawasi timbangan, ukuran dan harga.
2. Mengawasi jual beli terlarang, praktek riba, maisir, gharar, dan penipuan
3. Mengawasi kehalalan, kesehatan dan kebersihan suatu komoditas
4. Pengaturan (tata letak) pasar.
5. Mengatasi persengketaan dan ketidakadilan
6. Melakukan intervensi pasar
7. Memberikan hukuman terhadap pelanggaran
Al Hisbah dalam wacana ekonomi Islam ternyata bukan sekedar
mengawasi pasar tapi bertugas menyediakan segala sarana dan prasarana yang
menyebabkan pasar dapat semakin berkembang dan berjalan sesuai dengan
syariat. Menurut Chapra (2001), dengan keberadaan Hisbah negara tidak perlu
lagi khawatir untuk selalu mengintervensi pasar melalui Baitul Mal atau institusi
lainnya, karena Hisbah sudah memaksimalkan perannya dalam menjaga
kestabilan pasar baik secara fisik maupun secara syariah.

BAB III
3
Ali Sakti, Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern ( Jakarta : Paradigma & Aqsa
Publishing, 2007). 397

10
KESIMPULAN

Hisbah menurut pengertian syara' artinya menyuruh orang (klien) untuk


melakukan perbuatan baik yang jelas-jelas ia tinggalkan, dan mencegah perbuatan
munkar yang jelas-jelas dikerjakan oleh klien (amar ma'ruf nahi munkar) serta
mendamaikan klien yang bermusuhan.

Mu’jam al Wasith menerangkan definisi hisbah sebagai sebuah lembaga yang


dibentuk oleh negara Islam dengan mengangkat seorang kepala yang bertugas
mengawasi urusan umum, harga dan adab umum. Berdasarkan definisi tersebut,
setidaknya ada tiga poin penting mengenai institusi hisbah yaitu:

1. Bahwa hisbah adalah sebuah lembaga (departemen) yang secara khusus dibentuk
oleh pemerintah.

2. Tugas utamanya adalah melakukan amar makruf nahi mungkar

Prinsip dalam Hisbah sudah jelas, perdagangan harus sesuai dengan syariat.
Hal-hal yang berbau kecurangan, korupsi, pemalsuan dan hal-hal lain yang
mendzalimi masyarakat atau individu adalah hal yang dilarang dalam Islam dan ini
menjadi pusat perhatian Hisbah dalam hal Ekonomi.

Di Indonesia pekerjaan dari hisbah itu kini dilakukan oleh berbagai menteri
dan departemen yang berbeda. Selain itu, dalam perbankan syariah, para ulama yang
berkompeten terhadap hukum-hukum syariah memiliki fungsi dan peran yang amat
besar, yaitu sebagai Dewan Pengawas Syariah.

Negara tidak perlu ragu – ragu untuk melakukan interensi mana kala
perbatasan keadilan dan kejujuran telah dilanggar dan tidak ada justifikasi untuk
menunggu sampai kekuatan- kekuatan pasar mampu mengoreksi sendiri
ketimpangan yang ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mustaq Ahmad, Business Ethics In Islam, terj. Indonesia: Etika Bisnis Dalam Islam
oleh Samson Rahman, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001.
Sakti, Ali. Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban atas Kekacauan Ekonomi
Modern, Jakarta:Paradigma&AQSA Publishing,2007.
http://fosseijabotabek.blogsopt.ca/2010/01/al-al-hisbah-dan-aplikasinya-di.html
http://dyahlam.blogspot.ca/2008/12/urgensi-lembaga-hisbah.html

12

Anda mungkin juga menyukai