PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para pemikir muslim yang mendalami ekonomi Islam juga hingga kini
belum ada kesatuan pandangan dalam mengkonstruksi teori ekonomi Islam.
Terdapat perbedaan penafsiran, pendekatan, dan metodologi yang dibangun
dalam membentuk konsep ekonomi Islam. Hal ini karena adanya perbedaan
latar belakang pendidikan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki. Beberapa
definisi dan pengertian Ekonomi Islam telah dikemukakan oleh para pakar
yang mengembangkan keilmuan ini.
Maqashid al-Syariah menjelaskan pengertian yang terkandung dalam
istilah, yaitu tujuan-tujuan dan rahasia-rahasia yang diletakkan Allah dan
terkandung dalam setiap hukum untuk keperluan pemenuhan manfaat umat.
Atau tujuan dari Allah menurunkan syariat,adalah untuk mewujudkan
kemashlahatan manusia di dunia dan akhirat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
2. Maqashid Syari’ah ditinjau dari lughawi (bahasa), maka terdiri dari dua
kata, yakni maqashid dan syari’ah. Maqashid adalah bentuk jama’ dari
maqashid yang berarti kesengajaan atau tujuan. Syari’ah secara bahasa berarti
المواض<<ع تح<<در الى الم<<اءyang berarti jalan menuju sumber air. Jalan menuju
sumber air ini dapat juga dikatakan sebagai jalan kearah sumber pokok
kehidupan.Kaitan dengan maqashid syariah tersbut, al-Syatibi
mempergunakan kata yang berbeda-beda yaitu maqashid syariah, al-
maqashid al-syariyyah fi al-syariah, dan maqashid min syari al-hukm.
Walau dengan kata-kata yang berbeda, manurut Asafri Jaya Bakri
mengandung tujuan yang sama yakni tujuan hukum yang diturunkan oleh
Allah SWT.
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. QS. Al-Jatsiyah: 18.
ص ْينَا بِ ِٓۦه إِ ْب ٰ َر ِهي َم َو ُمو َس ٰى َو ِعي َس ٰ ٓى ۖ أَ ْن َ ى أَوْ َح ْينَآ إِلَ ْي
َّ ك َو َما َو ٓ َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ ٱلدِّي ِن َما َوص َّٰى بِِۦه نُو ۭ ًحا َوٱلَّ ِذ
۟ ُوا ٱل ِّدينَ َواَل تَتَفَ َّرق
وا فِي ِه ۟ أَقِي ُم
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. QS.
Asy-Syuura: 13.
peringkat dharuriyat
peringkat hajiyyat
Peringkat tahsiniyyat
tingkat dharuriyat
Tingkat hajiyyat
Tingkat tahsiniyyat
Seperti ditetapkanya tata cara makan dan minum. Jika ini tidak
terlaksana maka tidak akan mengancam eksistensi jiwa dan juga tidak
akan mempersulit kehidupan seseorang.
a. tingkat dharuriyat
seperti diharamkan minuman keras. Jika ini tidak diindahkan
maka akan berakibat terancamnya eksistensi akal.
b. tingkat hajiyyat
c. tingkat tahsiniyyat
a. tingkat dharuriyat
b. tingkat hajiyyat
c. tingkat tahsiniyyat
Seperti disyariatkan khitbah atau walimah dalam perkawinan. Jika
hal ini diabaikan maka tidak akan mengancam eksisitensi keturunan
dan tidak pula mempersulit orang yang melakukan perkawinan.
a. tingkat dharuriyat
b. tingkat hajiyyat
seperti jual beli dengan cara salam. jika ini tidak dipakai maka
hanya akan mempersulit orang yang memerlukan modal
c. tingkat tahsiniyyat
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (keadilan)
3. Kehendak Bebas
4. Pertanggungjawaban
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan
benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita
sebut bisnis. Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan
menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa
pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama
menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis.
Etika dalam bisnis Islam sangat menekankan tentang empat sifat sekaligus
yaitu kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab menjadi bagian
yang tidak dapat terpisahkan yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Syed Haider Naqvi. Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial
demi membentuk kesatuan yang mengajurkan untuk berbuat adil dalam
berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim karena Al-Quran
memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan
cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk
pengurangan takaran dan timbangan. Tidak adanya batasan pendapatan bagi
seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala
potensi yang dimilikinya namun tetap menetapkan batasan mengenai apa yang
bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang
dilakukannya. Prinsip otonomi, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan dan
integritas moral sangat dijunjung tinggi dalam etika bisnis islam karena perilaku
tersebut merupakan beberapa prinsip muamalah sekaligus ibadah yang termasuk
dalam rukun islam. Perilaku-perilaku tersebut sangat berpengaruh pada
hubungan manusia dengan manusia lain ( Hablu min Annas ) dan hubungan
manusia dengan Tuhannya ( Hablu min Allah ). Konsep ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Dr.Supawi Pawenang, SE,MM dalam teorinya.
Maqashid Al syariah pun membedakan kebutuhan manusia sesuai manfaat dan
kegunaannya yang terdiri dari kebutuhan primer ( Dzaruriyyat), sekunder
(Hajiyyat), dan tersier (Tahsiniyyat) sehingga dalam etika bisnis islam
merupakan bisnis yang bukan semata-mata mencari keuntungan namun bisnis
yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan mutlak mencari ridho Allah.
Dan hubungan etika bisnis islam dengsn teori yang telah disebutkan sama-sama
bemanfaat untuk mencapai kemahaslatan umat (Rahmatan lil alamin).
DAFTAR PUSTAKA
https://hanaqyen12.wordpress.com/2013/05/12/etika-bisnis-ekonomi-islam/
http://sakirman87.blogspot.co.id/2012/11/maqasid-syariah-imam-asy-syatibi.html
http://repository.unib.ac.id/483/1/1-JUDUL%20ETIKA%20BISNIS%20DALAM
%20ISLAM.pdf
http://serbamakalah.blogspot.co.id/2013/05/etika-bisnis-dalam-ekonomi-
islam_2527.html
https://www.islampos.com/inilah-5-ketentuan-etika-bisnis-dalam-islam-109003/