Anda di halaman 1dari 9

RESUME AKUNTANSI SYARIAH

BAB I & II
Dosen Pengampu : Muhammad Iqbal, S.Pd.,M.Si

Disusun oleh :

Nurul Ninda Lestari (2201036245)

Faiza Nabila Nuraini (2201036218)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
PENDAHULUAN

Ekonomi Islam saat ini "membumi", yang berarti bahwa banyak negara mulai
mempelajarinya karena dianggap sebagai solusi yang mengganggu sistem ekonomi saat ini.
Banyak orang percaya bahwa ekonomi Islam baru muncul dalam beberapa dekade terakhir
sebagai alternatif yang layak untuk ekonomi sosialisme yang tidak populer dan ekonomi
kapitalisme yang tidak adil. Terlepas dari kenyataan bahwa ekonomi Islam sudah mulai
terbentuk berabad-abad sebelum ekonomi klasik. Oleh karena itu, ekonomi Islam muncul
sebagai solusi atas krisis ekonomi global yang telah berlangsung lama yang masih
berlangsung hingga saat ini. Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang
sangat sempurna Tidak ada satu topik pun yang tidak diatur oleh Islam.Dasar dasar ajaran
islam meliputi Akidah,Syariah,Akhlak,dan hukum islam.

Ekonomi islam merupakan Ajaran Islam yang sesuai dan tidak bertentangan dengan Al-
Qur'an dan Sunnah (Hadits) Nabi, Akuntansi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Al-
Qur'an dan Hadits memungkinkan orang untuk melakukan operasi ekonomi termasuk
identifikasi yang adil, pengukuran, dan pencatatan hak dan kewajiban. Karena manusia
diberi tanggung jawab oleh Allah SWT untuk mengatur dunia secara amanah, maka
timbullah hak dan kewajiban tersebut. Oleh karena itu, pertanggungjawaban kepada Sang
Pencipta dan makhluk lainnya dicapai oleh manusia untuk memenuhi kodratnya sebagai
khalifah. Karena pertumbuhan keuangan Islam Pernyataan wacana Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) juga dikembangkan.benda Hal ini relevan karena keberadaan institusi
atau perusahaan tidak akan terpisah Proses pencatatan akuntansi. Setiap organisasi atau
perusahaan memiliki kewajiban Mencatat aktivitas akuntansi yang terjadi Perusahaan
selanjutnya mengusulkan persiapan dan Perkenalkan laporan keuangan kepada pengguna.
RINGKASAN

A. Pengertian Akuntansi Syariah


Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. untuk
dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi,

Akuntansi syariah adalah kegiatan identifikasi, klasifikasi,dan melaporkan dengan


membuat keputusan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip akad Syariah yaitu tidak
mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang
haram, dan membahayakan. Informasi yang disediakan oleh Syariah untuk kelompok
pengguna laporan yang lebih luas mencakup tidak hanya data keuangan tetapi juga
kegiatan bisnis yang sesuai dengan Syariah dengan tujuan sosial yang tidak dapat
dihindari dalam Islam, seperti kewajiban membayar zakat. Akuntansi syari'ah adalah
akuntansi yang berorientasi sosial. Pentingnya pembukuan ini bukan hanya alat untuk
mengubah fenomena ekonomi menjadi instrumen moneter, tetapi juga cara menjelaskan
bagaimana fenomena ekonomi bekerja dalam masyarakat Islam. Akuntansi syariah
mencakup hal-hal yang biasanya tidak diantisipasi dalam akuntansi konvensional.
Perilaku manusia dinilai pada hari akhir. Akuntansi harus dipandang sebagai salah satu
derivasi/hisab, yaitu menganjurkan yang baik dan melarang yang buruk. 

B. Perkembangan Transaksi Syariah


Perkembangan akuntansi di negara-negara Islam bermotifkan agama dan terkait dengan
kewajiban membayar zakat pada 2 H (624), akuntansi tampaknya telah dimulai dengan
dibentuknya Dewan Baitul Mali Pencatatan Pendapatan dan Pengeluaran. Akuntansi
syariah telah berkembang pesat di lembaga komersial dan keuangan berbasis syariah
(bank, perusahaan asuransi, pasar modal, dana pensiun, dll). Selama tiga dekade
terakhir, lembaga keuangan telah meningkatkan jumlah dan nilai transaksi berbasis
syariah, yang tentunya meningkatkan kebutuhan akan akuntansi syariah. Selain itu,
perkembangan pemikiran akuntansi syariah juga semakin meningkat, terbukti dengan
semakin diterimanya prinsip-prinsip bisnis syariah di dunia internasional. Namun,
masih sangat sedikit dokumen tertulis yang berkaitan dan mencerminkan perjuangan
mengembangkan akuntansi syariah. Demikian juga dalam sejarah perkembangan
akuntansi syariah di Indonesia. 
Berikut beberapa periode perkembangan akuntansi syariah:
1. Periode sebelum tahun 2002 Walaupun Bank Muamalat sudah beroperasi sejak
tahun 1992 namun sampai dengan tahun 2002 belum ada PSAK (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur, sehingga pada periode ini masih
mengacu pada PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan
2. Periode tahun 2002-2007
Pada periode ini, sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang
dapat digunakan sebagai acuan akuntansi untuk Bank Umum Syariah, Bank
Perkreditan Rakyat Syariah dan kantor cabang syariah sebagaimana tercantum
dalam ruang lingkup PSAK tersebut.
3. Tahun 2007-sekarang
Pada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan
PSAK Syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK syariah,
digunakan baik oleh entitas syariah maupun entitas konvensional yang melakukan
transaksi syariah baik sector public maupun sector swasta.

C. Makna Islam
Dari sisi bahasa, kata “Islam” berasal dari kata “aslama, yuslimu, Islaman” yang artinya
“tunduk dan patuh”. Secara terminologi, makna Islam digambarkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam sabda beliau: “Islam adalah bahwasannya engkau bersaksi
bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan
shaum Ramadan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika engkau berkemampuan
melaksanakannya.” (HR Muslim). Oleh karena itu, kata Islam artinya merupakan
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir. Menurut Islam, hidup
dan kehidupan manusia di dunia adalah bagian kecil dari perjalanan panjangnya menuju
Allah. Kehidupan manusia, setelah diciptakan oleh Allah, dimulai dari alam roh dan
dilanjutkan di alam rahim ibu. Manusia, kemudian lahir dan mulai hidup serta
berkehidupan di alam dunia, sampai dia meninggal Islam adalah sebuah pedoman hidup
dan berkehidupan yang dikeluarkan langsung oleh Allah swt sebagi pencipta, pemilik,
pemelihara, dan penguasa tunggal alam semesta, agar manusia tunduk, patuh, dan
pasrah kepada ketentuanNya untuk meraih derajat kehidupan lebih tinggi yaitu
kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Berikut
beberapa makna Islam, antara lain:
1. Islam adalah Ketundukan
2. Islam adalah Wahyu Allah
3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah
5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Dengan enam prinsip yang dijelaskan di atas kita dapat memahami kemuliaan dan
keagungan ajaran agama Allah ini. Islam tidak hanya mengatur hubungan dan interaksi
antara manusia dengan Allah (hablum minallah), namun juga mengatur hubungan antar-
dan interaksi sesama manusia (hablum minannas), serta hubungan dengan makhluk lain
termasuk dengan alam dan lingkungan melalui muamalah, dan dengan dirinya sendiiri.

D. Dasar-Dasar Ajaran Islam


1. Akidah
Kedudukan akidah dalam ajaran Islam sangat penting, Islam tidak dapat ditegakkan
tanpa akidah. Kata akidah berasal dari bahasa Arab `aqad, yang berarti ikatan. aqidah
merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi
sangkutan semua hal dalam Islam. Aqidah juga merupakan sistem keyakinan Islam
yang mendasar seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya. Aqidah atau sistem
keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut dengan
rukun iman yang enam.Iman merupakan dasar dari ajaran Islam, mengingat iman
adalah perjanjian dalam hati sehingga iman setiap muslim tidak dapat dilihat secara
kasat mata. Namun iman berfungsi sebagai fondasi dalam hidup seorang muslim
Seseorang. Adapun kata iman, secara etimologis, berarti percaya atau membenarkan
dengan hati. Sedang menurut istilah syara’, iman berarti membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lidah, dan melakukan dengan anggota badan. Dengan pengertian
ini, berarti iman tidak hanya terkait dengan pembenaran dengan hati atau sekedar
meyakini adanya Allah saja, misalnya. Iman kepada Allah berarti meyakini bahwa
Allah itu ada; membuktikannya dengan ikrar syahadat atau mengucapkan kalimat-
kalimat dzikir kepada Allah; dan mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi
semua larangan-Nya. Inilah makna iman yang sebenarnya, sehingga orang yang
beriman berarti orang yang hatinya mengakui adanya Allah (dzikir hati), lidahnya selalu
melafalkan kalimat-kalimat Allah (dzikir lisan), dan anggota badannya selalu
melakukan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya (dzikir
perbuatan).
2. Syariah
Kosa kata syariah dalam bahasa Arab memiliki arti jalan yang ditempuh atau garis yang
seharusnya dilalui. Dari sisi terminologi, syariah bermakna pokok-pokok aturan hukum
yang digariskan oleh Allah Swt. untuk dipatuhi dan dilalui oleh seorang muslim dalam
menjalani segala aktivitas hidupnya (ibadah) di dunia. Mahmud Syaltut mendefinisikan
syariah sebagai aturan-aturan yang disyariatkan oleh Allah atau disyariatkan pokok-
pokoknya agar manusia itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan dengan
Tuhannya, dengan saudaranya sesama Muslim, dengan saudaranya sesama manusia,
dan alam semesta, serta dengan kehidupan
Ketentuan syariah bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif, berarti
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dengan Allah Swt. Di dalamnya meliputi
ibadah mahdhah dan ibadah muamalah. Ibadah mahdhah mengatur mengenai hubungan
antara manusia dengan Allah Swt. seperti salat, puasa, haji, dan lainnya. Sedangkan
ibadah muamalah mengatur mengenai hubungan antara sesama manusia serta antara
manusia dengan makhluk atau ciptaan Allah Swt. lainnya, termasuk alam semesta.
Hukum asal ibadah mahdhah adalah bahwa segala sesuatu dilarang untuk dikerjakan,
kecuali dibolehkan dalam Alquran atau dicontohkan Nabi Muhammad saw, melalui
sunah. Sebaliknya, hukum asal ibadah muamalah adalah bahwa segala sesuatu
dibolehkan untuk dikerjakan, kecuali ada larangan dalam Alquran atau sunah.
Universal, bermakna dapat diterapkan bagi semua manusia dalam setiap waktu dan
keadaan. Sifat universal tersebut akan terlihat lebih jelas dalam aturan mengenai
muamalah, ketika Allah mengharamkan babi dan riba, maka haram untuk seluruh
manusia, sejak dari zaman Nabi Muhammad saw/sampai dengan akhir zaman.Dengan
demikian, dapat disampaikan bahwa cakupan aturan syariah dalam kehidupan begitu
fuas, termasuk di dalamnya mengenai hukum ekonomi. Oleh karenanya, akuntansi
syariah merupakan salah satu bentuk pengamalan dari aturan syariah. Selain itu,
akuntansi syariah juga berfungsi untuk menguatkan pelaksanaan ekonomi
Islam/transaksi yang sesuai dengan kaidah Islam melalui pola pengolahan informasi
akuntansi yang juga berlandaskan nilai-nilai Islam)
3. Akhlak
Akhlak sering juga disebut sebagai ihsan (dari kata Arab 'hasan', yang berarti baik).
Definisi Ihsan menurut Nabi Muhammad saw.: "Thsan adalah engkau beribadat kepada
Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya,
maka Ia melihatmu." (HR. Muslim) Melalui ihsan, seseorang akan selalu merasa bahwa
dirinya dilihat oleh Allah Swt. yang mengetahui, melihat, dan mendengar sekecil apa
pun perbuatan yang dilakukan seseorang, walaupun dikerjakan di tempat tersembunyi.
Bahkan Allah Swt. mengetahui segala pikiran dan lintasan hati makhluknya. Dengan
memiliki kesadaran seperti ini, seorang mukmin akan selalu terdorong untuk
berperilaku baik, dan menjauhi perilaku buruk. Akhlak dalam Islam mengatur
hubungan manusia dengan Allah, rasul, sesama manusia dan alam, serta dirinya sendiri.
Tuntunan untuk akhlak kepada Allah dan rasul sebagaimana dalam (QS. Ali Imran: 31-
32). diketahui bahwa akhlak kepada Allah dan Rasul adalah mencintai serta
menaatinya, sedangkan untuk diri sendiri misalnya salat (melakukan ibadah mahdhah)
serta mengajak orang kepada kebaikan. Tuntunan akhlak kepada manusia lain adalah
mengajak orang kepada kebaikan, bersabar, serta jangan berlaku sombong, sedangkan
kepada alam adalah tidak berbuat kerusakan di bumi Allah ini.Secara singkat hubungan
akhlak ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepad Khaliq (Allah Sang Pencipta) dan
akhlak kepada makhluq (ciptaan-Nya).
4. Hubungan antara Aqidah, Syariah, dan Akhlak
Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Meskipun demikian, ketiganya dapat
dibedakan satu sama lain. Aqidah sebagai konsep atau sistem keyakinan yang
bermuatan elemen-elemen dasar iman, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan
agama. Syariah sebagai konsep atau sistem hukum berisi peraturan yang
menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika
menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu,
ketiga kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang Muslim. Integrasi
ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon, akarnya adalah
aqidah, sementara batang, dahan, dan daunnya adalah syariah, sedangkan buahnya
adalah akhlak.
5. Hukum Islam
Hukum Islam, secara istilah disebut juga hukum syara' adalah hukum Allah yang
mengatur perbuatan manusia yang di dalamnya mengandung tuntutan untuk dikerjakan
atau ditinggalkan, atau pilihan antara dikerjakan atau ditinggalkan oleh para mukalaf.
Hukum syara' hanya dapat diambil dari sumber-sumber hukum Islam, yaitu Alquran,
sunah, ijmak, dan qiyas (lihat Bab 3). Hukum atau norma perbuatan yang tidak diambil
dari sumber-sumber tadi tidak disebut sebagai hukum syara'. Misalnya kaidah-kaidah
(norma) adat-istiadat, undang-undang, atau hukum lainnya selain Islam.
Semua firman Allah Swt., berupa perintah, larangan, janji, ancaman, undang-undang,
pengarahan, atau yang lainnya, merupakan bagian dari hukum yang universal.
KESIMPULAN

Akuntansi dalam Islam dapat dikonfirmasi tidak hanya dari Al-Qur'an tetapi juga
dari berbagai bukti sejarah.Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa Islam diamanatkan untuk menerapkan sistem pencatatan yang
penekanan utamanya adalah pada kebenaran, kepastian, keterbukaan dan keadilan
antara kedua belah pihak dalam hubungan Muamalah.dalam Bahasa akuntansi yang
dikenal dengan akuntabilitas. Singkatnya, konsep akuntansi syariah dapat
dijelaskan dalam istilah dasar akuntansi dan syariah. Definisi bebas akuntansi
adalah identifikasi transaksi, diikuti dengan kegiatan pencatatan, pengklasifikasian,
dan pengikhtisaran transaksi tersebut guna menghasilkan laporan keuangan yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi bebas Syariah adalah
aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT yang harus diikuti manusia dalam
menjalankan semua aktivitas kehidupan di dunia. Tujuan Akuntansi Syariah adalah
untuk mempraktikkan akuntabilitas, kepatuhan, dan kreativitas terhadap transaksi
intra-organisasi, peristiwa ekonomi, dan proses produksi yang menyampaikan nilai
dan tujuan material, spiritual, dan Islam, sehingga mengungkapkan cinta tertinggi
kepada Allah SWT. Secara umum, tujuan akuntansi syariah meliputi:

(1) Membantu mewujudkan keadilan sosial ekonomi (Al Falah);


(2) Sepenuhnya mengakui sebagai bentuk ibadah kewajiban kepada Tuhan,
masyarakat, dan individu yang terkait dengan mereka yang terlibat dalam kegiatan
ekonomi: akuntan, auditor, manajer, pemilik, pemerintah, dll.
Daftar Pustaka

Sri Nurhayati, Wasiah.(2019). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Muammar Khaddafi.(2017). Akuntansi Syariah. Medan: Madenatera.

Aji Prasetyo.(2016). Akuntansi Keuangan Syariah. Surabaya: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai