Anda di halaman 1dari 4

DALIL AL – QURAN TENTANG ETIKA EKONOMI

1. Al - Quran surah Al - Maidah Ayat 2

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian
Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu
(hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan
Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu.
Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksaan-Nya.” ( Q.S.Al – Maidah : 2 )

2. Al – Quran surah Al – Baqarah ayat 188

Artinya : “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu
dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”(
Q.S. Al –Baqarah : 188)
3. Al – Quran surah At – Takasur

Artinya : “1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 2. sampai kamu masuk ke dalam
kubur. 3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), 4. kemudian
sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. 5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui
dengan pasti, 6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, 7. kemudian kamu benar-
benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, 8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya
pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).( Q.S. At – Takasur : 1 – 8 )

4. Al – Quran surah Al – Humazah

Artinya : “ 1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, 2. yang mengumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya, 3. dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.”(
Q.S. Al – Humazah : 1 – 3 )
5. Al – Quran surah Al – Ma’un

Artinya : “1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Maka itulah orang yang
menghardik anak yatim, 3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. 4. Maka
celakalah orang yang salat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, 6. yang berbuat
ria, 7. dan enggan (memberikan) bantuan.”( Q.S. Al – Ma’un : 1 – 7 )
HADIST TENTANG ETIKA EKONOMI
Dalam Islam, kunci sukses dalam hal bisnis terletak pada prinsip dan etika ekonomi yang
diterapkan dalam bisnis tersebut. Apabila mengacu pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw maka dapat dipahami bahwa dalam mengelola bisnis. Shiddiq merupakan salah
satu sifat Rasulullah Saw yang memiliki arti benar dan jujur. Sikap benar berarti beliau
melandaskan ucapan serta tindakan berdasarkan ajaran Islam. Sementara sikap jujur merupakan
kesingkronan antara apa yang ada di hati dan perbuatan. Prinsip jujur dalam berdagang
dipraktekkan oleh Rasulullah Saw kepada siapapun yang menjadi mitra bisnisnya. Beliau
meninggalkan unsur manipulasi, curang, dan kebohongan. Bagi seorang pedagang, berlaku jujur
dalam kegiatan ekonomi dilandasi keinginan agar orang lain mendapatkan kebaikan dan
kebahagiaan sebagaimana yang ia inginkan dengan cara menjelaskan kelemahan, kekurangan
dan kelebihan barang yang ia ketahui kepada orang atau mitra bisnisnya. Seorang pedagang tidak
diperbolehkan hanya menonjolkan keunggulan barang dagangannya tetapi menyembunyikan
cacatnya. Hal ini sama dengan tindakan mengelabui konsumen (pembeli) dimana mereka
mengira suatu barang itu baik kualitasnya, namun ternyata sebaliknya. Berkenaan dengan hal ini
Rasulullah Saw bersabda :

Hadits Tentang Penimbunan Barang Dagangan (Ihtikar)


Yang dimaksud Ihtikar adalah seseorang manahan suatu barang/komoditas padahal dia
tidak membutuhkannya sedangkan orang lain sangat membutuhkannya, lalu dia akan menjualnya
saat harga sudah naik tinggi sehingga menyulitkan orang lain untuk mendapatkannya. Ihtikar
jelas merupakan tindakan yang dilarang karena menimbulkan kerugian besar bagi orang banyak.
ihtikar melahirkan masalah ketidakstabilan ekonomi, mengorbankan kepentingan masyarakat
umum, dan mengganggu mekanisme pasar

Anda mungkin juga menyukai