1. Prinsip Tauhid
Tauhid atau keimanan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia yang
merupakan sebuah bentuk atau wujud penghambaannya terhadap Allah SWT. Begitu
pula dalam kegiatan perekonomian, setiap orang harus memegang erat atau
menjadikan prinsip ini sebagai pedoman agar kegiatan ekonomi berlangsung sesuai
dengan yang ajaran islam
3. Prinsip Khalifah
Prinsip dari khalifah ini yakni, manusia harus menerapkan nilai-nilai keislaman
dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan perekonomian dengan tujuan untuk
memakmurkan kehidupan di dunia ini.
Dalam ekonomi syariah kita mengenal dan memahami harta itu hanya sebagai titipan
bukan kepemilikan yang sebenarnya, dalam islam harta yang kekal hanyalah miliki
Allah SWT
1. Hendaknya membersihkan hati dari segala kotoran hati agar memudahkannya dalam
mendapatkan ilmu, menghafalkannya, dan mengembangkan ilmu tersebut.
3. Hendaknya tawadhu’ (rendah hati) terhadap ilmu yang dipelajarinya, begitu juga
terhadap gurunya. Sehingga dengan sikap tawadhu’nya itu ia akan mendapatkan ilmu.
6. Hendaknya datang (ke majelis gurunya) dengan penuh keseganan, mengosongkan hati
dari segala kesibukan, membersihkan giginya dengan siwak, mencukur kumisnya,
menggunting kukunya dan memakai wangi-wangian untuk menghilangkan bau yang
tidak sedap.
7. Hendaknya memberikan salam kepada seluruh orang yang hadir dalam suatu majelis
ilmu dengan suara yang dapat didengarkan seluruh hadirin dan mengkhususkan bagi
gurunya tambahan sikap penuh penghormatan.
8. Hendaknya tidak melangkahi pundak orang-orang yang hadir di majelis dan tidak
memaksa orang lain untuk meninggalkan tempat duduknya.
11. Bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu di setiap kesempatan baik malam maupun
siang hari, baik ketika mukim ataupun sedang bepergian.
. Keterkaitan antara ibadah, bisnis dan jihad dalam QS. Al Jumuah ayat 10 dan QS. Fathir ayat 29
Al Jumuah : 10
Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi) perintah ini menunjukkan
pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah rezeki (karunia Allah, dan ingatlah Allah) dengan
ingatan (sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan. Pada
hari Jumat, Nabi saw. berkhutbah akan tetapi tiba-tiba datanglah rombongan kafilah membawa
barang-barang dagangan, lalu dipukullah genderang menyambut kedatangannya sebagaimana
biasanya. Maka orang-orang pun berhamburan keluar dari mesjid untuk menemui rombongan itu,
kecuali hanya dua belas orang saja yang masih tetap bersama Nabi saw. lalu turunlah ayat ini.
Fathir:29
(Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca) selalu mempelajari (kitab Allah dan mendirikan
salat) yakni mereka melaksanakannya secara rutin dan memeliharanya (dan menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan) berupa
zakat dan lain-lainnya (mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi) tidak
bangkrut.
Sebuah makanan tergolong dalam makanan halal bila ia memenuhi beberapa kriteria.
Tentunya kriteria tersebut dilandaskan pada Qur’an dan Sunnah. Lalu, apa saja kriteria
makanan yang tergolong halal?
• Halal Li Zatihi atau Halal dari sisi zat, yaitu sebuah makanan dan minuman tergolong halal
apabila ia merupakan makanan yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan
yang diharamkan dalam Islam. Maka dalam hal ini seperti Babi, Alkohol, dan segala makanan
lainnya yang diharamkan tidak akan masuk pada kriteria ini.
• Cara memperolehnya halal, yaitu proses untuk mendapatkan makanan tersebut tidak boleh
melalui proses yang diharamkan dalam Islam seperti mencuri, menipu dan sebagainya.
Meskipun makanan tersebut secara zat tergolong halal namun apabila ia berasal dari hasil
mencuri atau menipu maka makanan tersebut tidak masuk kategori ini.
• Cara memprosesnya halal, yaitu cara menuju makanan itu menjadi siap makan haruslah
melalui proses yang halal. Seperti ketika melakukan penyembelihan harus mengucapkan
bismilah atau tidak menambahkan apapun yang berbahaya seperti bahan pewarna tekstil
dan sebagainya.
• Cara menyajikan, mengantarkan, serta menyimpan harus hala. Maksudnya adalah bahwa
makanan tersebut meskipun dari segi zat, cara memperoleh dan memprosesnya sudah
dilakukan secara benar sesuai syariat Islam tapi ketika ia disajikan dengan cara yang salah
maka tetap tidak tergolong makanan halal. Seperti disajikan ke piring yang terbuat dari emas
atau disimpan di tempat yang berbahaya bila kemudian akan dikonsumsi.
Sakinah
Dalam tafsir ibnu Katsir makna sakinah yaitu nyaman, tentram. (tafsir ibnu katsir halaman:362-363).
Sedangkan Imam As-suyuthi dalam tafsir jalalain member makna sakinah yaitu rasa nyaman, rasa
tentram (Tafsir Jalalain halaman: 454), itu artinya sebuah keluarga yang harmonis mendatangkan
ketenangan dan kenyamanan, merupakan idaman setiap keluarga.
1. Memilih Pasangan yang Tepat (Nikahilah oleh kalian seorang wanita dari empat hal, dari
hartanya, dari parasnya, dari Nasabnya, dan dari agamanya. Maka hendaknya engkau
utamakan wanita yang memiliki agamanya, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan
binasa.” (Fathul al-Bari, 9/132))
2. Upaya Membentuk (memperbaiki) Pasangan (Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.”)
Mawaddah
1. mawaddah bermakna al mahabbah yakni rasa kasih atau cinta, sebagaimana yang di
Rahmah
Adapun konsep rumah tangga bahagia dalam al-Quran Surat Ar-Rum ayat 21 adalah : 1)
sakinah yaitu nyaman, tentram dengan cara memilih Pasangan yang Tepat, selalu berupaya