Anda di halaman 1dari 12

Pembahasan Kisi-kisi PAT PAI

Dalam agama Islam itu sendiri, toleransi disebut dengan tasamuh. Tasamuh atau tasahul
memiliki arti kemudahan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa agama Islam memberikan
kemudahan bagi siapapun untuk menjalankan apa yang telah diyakini sesuai dengan ajaran
masing-masing tanpa adanya tekanan atau tidak mengusik kepercayaan yang telah dijalani
orang lain. konsep tasamuh mengandung konsep rahmatan lil alamin.

Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran. Kerukunan umat beragama adalah
kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-
masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
1. Jujur dalam segala perbuatan
2. Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam.
3. Melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari orang lain, maupun amanah
agama.
4. Berusaha sekuat tenaga untuk berjuang, menegakkan kebenaran dan berjuang untuk mencapai
kesuksessan degan penuh kesadaran dan semangat mencari Ridha Allah swt.
5. Gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas
7. Tidak mengingkari janji
8, Melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.
9. Meneladani perilaku mulia Rasul Allah.
10. Menjalankan ibadah-ibadah sunnah seperti yang dilakukan Rasulullah.
12. Gemar membaca sejarah-sejarah Nabi sehingga kita dapat mengambil hikmah di dalamnya.
13. Rutin membaca kita suci Al-Quran, karena Al-Quran adalah wahyu yang diterima Allah SWT.
A. Khutbah Khutbah berasal dari kata khataba, yakhtubu, khutbatan yang berarti ceramah atau
pidato. Khutbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang
disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Khutbah jumat punya syarat dan
rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah
mahdhah. Orang yang menyampaikan khutbah disebut dengan khotib.

khutbah Jumat itu terdiri dari dua bagian. Yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua, di mana
keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khurbah.

ketentuan menjadi khotib:


1. Islam, baligh, berakal sehat. 2. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khotbah. 3. Suci dari hadats
dan najis. 4. Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah. 5. Tidak tercela dalam masyarakat.

Syarat Khutbah jumatB:


1. Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur.
2. Khotib hendaknya berdiri jika mampu.
3. Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua.
4. Suara khotib harus dapat didengar jamaah.
5. Khotib harus suci dari hadats dan najis.
6. Khotib harus menutup aurotnya.
7.Tertib.

Sunnah Khutbah:
1. Khutbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi.
2. Khotib menyampaikan khutbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang.
3. Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah.
4. Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah.
5. Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam.
6. Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khutbah.
7. Khotib menertibkan tiga rukun khutbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’.

Fungsi Khutbah:
Fungsi khotbah jum'at antara lain: Untuk mengingatkan kaum muslimin agar meningkatkan iman dan
taqwa, meningkatkan amal sholeh, memperbaiki akhlaq, dorongan menuntut ilmu, mempererat
ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya.

B. Tabligh
Tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan. Menurut istilah
tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman
agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah
bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak
ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu.

Tabligh adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/ muballighat.
a. Syarat Muballig
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.

b. Etika dalam menyampaikan Tabligh 1) Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak. 2)
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. 3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk
memperoleh kesepakatan bersama. 4) Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar
hukum yang kuat dan jelas sumbernya. 5) Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan
kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya. 6) Tidak menghasut orang
lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.

C. Dakwah
Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan,
panggilan, ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah Swt, sesuai dengan ajaran aqidah
(keyakinan), syari’ah (hukum) dan akhlak Islam.

. Syarat Da’i
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.

b. Etika dalam Berdakwah:


1) Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana.
2) Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa
kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
3) Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
4) Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis
dan santun serta menghargai pendapat orang lain.

Perbedaa Khutbah, Tabligh dan Dakwah


1. Khutbah dilakukan pada waktu-waktu tertentu, sedangkan tabligh dan dakwah bisa dilakukan
kapan saja
2. Khutbah ada syarat dan rukunnya, sedangkan tabligh dan dakwah tidak memiliki syarat dan rukun.
3. Khutbah harus ada mimbar, sedangkan tabligh dan dakwah tidak perlu mimbar.
4. Khutbah waktunya terbatas, sedangkan tabligh dan dakwah tidak dibatasi waktu.
5. Khutbah dilakukakan oleh orang yang memilki pengetahuan agama yang luas serta berbicara fasih,
sedangkan tabligh dan dakwah tidak harus demikian.
6. Khutbah dilakukan secara khusus dan memiliki tata cara tertentu, sedangkan tabligh dan dakwah
tidak.
7. Pelaksana khutabah disebut khatib, sedangkan tabligh disebut muballigh dan dakwah disebut da’i
Imam Nawawi:
menyebutkan bahwa jual beli adalah kegiatan tukar menukar harta dengan harta secara kepemilikan.
Hukum jual beli dalam Islam telah banyak disebutkan dalam Alquran dan hadist, salah satunya Surat
Al-Baqarah ayat 275. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi
miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.”

Rukun Jual Beli


1. 'Aqid (subjek jual beli), yakni penjual dan pembeli.
2. Ma'qud 'alaih (Objek jual beli), yakni harga dan barang.
3. Mahal al-'Aqdi (shighat / pernyataan jual beli), yakni ijab dan qabul.
4. Maudhu 'al-' Aqdi (tujuan jual beli), yakni untuk saling memenuhi kebutuhan antar manusia.

Syarat Jual Beli


1. Penjual (subjek jual beli)
Penjual dan pembeli harus berakal, baligh, dan rusyd. Adapun anak kecil yang sudah mumayiz
hukumnya adalah sah. Mumayiz di sini artinya dapat membedakan mana yang benar (haq) dan salah
(bathil).

Barang (objek jual beli)


1. Barang ada wujudnya ketika transaksi (akad). Jika barang tersebut tidak ada ketika akad, namun
pihak penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu (misalnya di gudang).
2. Barang tersebut bermanfaat bagi manusia. Karena khamr, daging babi, dan narkoba tidak
diperbolehkan untuk dijual.
3. Barang yang diperjualbelikan sudah dimiliki.
4. Barang dapat diserahkan ketika akad.

Harga (objek jual beli)


1. Harga yang disepakati kedua pihak (pembeli dan penjual) harus jelas jumlah nominalnya.
2. Transaksi bisa diserahkan ketika akad, baik dengan uang tunai, cek, ataupun kartu kredit.
3. Jika jual beli dilakukan dengan cara barter (tukar menukar sesama barang), maka bisa disesuaikan
dengan barang yang memiliki nilai harga, kuantitas dan kualitas yang sama.

Ijab qabul (pernyataan jual beli)


1. Ungkapan ijab qabul harus dibaca dengan jelas antara kedua belah pihak (pembeli dan penjual).
2. Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis, artinya pembeli dan penjual harus dalam satu tempat
yang sama.
3. Ungkapan ijab qabul boleh dilakukan secara lisan, tulisan, dan isyarat.

Transaksi syariah berasaskan pada prinsip :


(a) persaudaraan (ukhuwah);
(b) keadilan ('adalah);
(c) kemaslahatan (mashlahah);
(d) keseimbangan (tawazun);
(e) universalisme (syumuliyah)

perspektif ekonomi Islam(mu’amalah al-iqtishhadiyah), transaksi yang dilakukan oleh para


pihakmemiliki beberapa asas akad, diantaranya, asas ilahiyah, asas kebolehan,asas keadilan, asas
persamaan, asas kejujuran dan sebagainya. Asas-asastersebut merupakan prinsip yang menjadi
landasan suatu akad bagi parapihak yang bertransaski dalam konsep ekonomi Islam.

a. Prinsip persaudaraan (ukhuwah) esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial
dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling
tolong menolong.
b. Prinsip keadilan (‘adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur:
 (a) riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun fadhl);
 (b) kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan);
 (c) maysir (unsur judi dan sikap spekulatif);
 (d) gharar (unsur ketidakjelasan); dan
 (e) haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional yang
terkait).
c. Prinsip kemaslahatan (mashlahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. Kemaslahatan
yang diakui harus memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halal) serta bermanfaat dan
membawa kebaikan (thayib) dalam semua aspek secara keseluruhan yang tidak menimbulkan
kemudharatan.
unsur-unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah (maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan
terhadap:
 (a) akidah, keimanan dan ketakwaan (dien);
 (b) akal (‘aql);
 (c) keturunan (nasl);
 (d) jiwa dan keselamatan (nafs); dan
 (e) harta benda (mal).
d. Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual,
aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian.
e. Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak
yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai
dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).

Karakteristik Transaksi Syariah


(a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridho;
(b) prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib);
(c) uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan perangkat nilai, bukan berfungsi sebagai
komoditas;
(e) tidak mengandung unsur riba;
(f) tidak mengandung unsur kezhaliman;
(g) tidak mengandung unsur maysir;
(h) tidak mengandung unsur gharar;
(i) tidak mengandung unsur haram;

Muamalah terdiri dari beberapa jenis, antara lain :


1. Syirkah, merupakan kerja sama antara dua belah pihak dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Tentunya hal yang dikerjasamakan tersebut harus diperbolehkan dalam islam.
2. Jual beli, merupakan kegiatan tukar menukar barang dengan suatu kesepakatan dua belah pihak.
3. Murabahah, merupakan transaksi dua belah pihak dengan pembayaran secara angsuran.
4. Sewa menyewa, yaitu imbalan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dikarenakan jasa
yang diberikannya. Dilakukan tanpa ada unsur keterpaksaan
5. Hutang Piutang, yaitu memberikan harta benda kepada orang lain, dengan syarat orang tersebut
akan mengembalikannya dengan waktu yang disepakati. Dalam hal ini Islam melarang keras umatnya
untuk melakukan riba.

Ulama Hanafiah membagi syirkah uqud menjadi enam macam yaitu:


1. Syirkah amwal mufawadhah yaitu kemitraan modal usaha dari para syarik dengan jumlah modal
yang sama,
2. Syirkah amwal inan yaitu kemitraan modal usaha dari para syarik dengan jumlah modal yang
berbeda,
3. Syirkahabdan mufawadhah yaitu kemitraan keterampilan dari para syarik sebagai modal usaha
dengan kualitas keterampilan yang sama,
4. Syirkah abdan inan yaitu kemitraan keterampilan dari para syarik sebagai modal usaha dengan
kualitas keterampilan yang berbeda,
5. Syirkah wujuh mufawadhah kemitraan kredibilitas usaha atau nama baik/reputasi (good will) dari
para syarik sebagai modal usaha dengan kualitas kredibilitas yang sama, dan
6. Syirkah wujuh inan kemitraan yaitu kredibilitas usaha atau nama baik/reputasi (good will) dari para
syarik sebagai modal usaha

Macam-macam Asuransi Syariah:


1. Asuransi jiwa syariah Takaful Keluarga
2. Asuransi jiwa syariah Al Amin
3. Asuransi jiwa syariah Bumiputera
4. Asuransi jiwa syariah Jasa Mitra Abadi
5. Asuransi jiwa Prudential Syariah
6. Asuransi jiwa Sinarmas Syariah
7. Asuransi jiwa Allianz Syariah
Tokoh Islam yang berperan memajukan/memodernisasi islam

1. Muhammad Iqbal

Iqbal lahir pada 9 November 1877, di kota Sialkot di Pakistan. Biasa disebut sebagai Allama (Sarjana),
ia belajar di Inggris dan Jerman, mendirikan praktik hukum. Namun, ia berkonsentrasi terutama pada
penulisan karya ilmiah tentang politik, ekonomi, sejarah, filsafat, dan agama.

"Gagasan Iqbal tentang setiap aspek kehidupan memperoleh dimensi universal, karena sesuai dengan
struktur tradisional negara Islam lain yang mengalami proses sejarah serupa. Filsafat yang ia tawarkan
adalah kelahiran kembali filsafat dunia Islam, yaitu mengalami pembubaran, korupsi, dan alienasi di
segala bidang,"

2. Rifa'a al-Tahtawi

Tahtawi lahir di Desa Thahtha, Distrik Suhaz, Mesir, pada 7 Jumadil Tsani 1612 H, atau bertepatan 15
Oktober 1801 M. Ia dikenang sebagai salah seorang pemikir kebangkitan Arab modern.

Jasa dan peran Tahtawi dalam pencerahan dunia Arab memang tak bisa dianggap remeh. Dialah
perancang pendidikan modern, pionir dalam penerbitan surat kabar, mendirikan sekolah-sekolah
bertaraf modern di Mesir. Ia juga menerjemahkan berbagai buku berbahasa Prancis ke bahasa Arab
serta menulis karya-karya dalam berbagai disiplin ilmu.

Tahtawi berusaha memadukan peradaban Timur yang kaya dengan sejarah kejayaan masa lampau
(turas) dengan peradaban Barat modern.

Salah satu karyanya yang representatif dan monumental adalah Tahlis al-Ibriz fi Talshils al-Fariz.
Dalam buku ini, Tahtawi memberikan gambaran sebab-sebab kemajuan Prancis dan mengajak dunia
Arab untuk menempuh jalan yang sama--dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai Islam sebagai
pijakan.

3. Muhammad Abduh
Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905) adalah seorang ulama pembaru Mesir yang mempunyai
pengaruh luas dalam dunia Islam pada abad ke-20. Dia banyak dipengaruhi oleh Syaikh Jamaluddin al-
Afghani, terutama dalam pemikiran rasional, politik dan sosialnya.

seorang modernis dalam pengertian bahwa ia menekankan pencapaian pemikiran modern, percaya
bahwa pemikiran moderm hanya akan mengkonfirmasi pemikiran Islam. Dalam kaitannya dengan
struktur keyakinan ortodoks tradisional, dia bukankan inovator [tapi] dengan menekanlan kembali
hak-hak nalar dalam pemikiran keagamaan…dia memungkinkan pereformulasian doktrin agama
dalam term-term modern daripada term-term abad pertengahan.”

4. Jamaluddin Al-Afghani

dilahirkan pada tahun 1838 dengan dua versi tempat kelahiran.[2] Menurut pengakuannya bahwa ia
dilahirkan di As’adabad dekat kanar wilayah kabul Afghanistan. Menurut pendapat yang lain bahwa ia
lahir di As’adabad dekat hamadan wilayah persia.

a merupakan seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis terkenal. Ia pandai, berwibawa,
memiliki karisma yang besar, dan berkeyakinan teguh akan masa depan peradaban Islam yang
cemerlang. Di tengah keterbelakangan kaum muslim dan gejolak kolonialisme bangsa Eropa di negeri-
negeri Islam, al-Afghani menjadi seorang tokoh yang amat mempengaruhi perkembangan pemikiran
dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-20
5. Sayyid Ahmad Khan

Sir Syed Ahmed Khan, KCSI adalah pendidik dan politikus India, serta reformer dan modernis Islam. Sir
Syed mempelopori pendidikan modern bagi komunitas Muslim di India dengan mendirikan
Muhammedan Anglo-Oriental College, yang nantinya berkembang menjadi Aligarh Muslim University.

6. muhammad rasyid ridha

Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini dikenal
sebagai Rasyid Ridha adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan
modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh

7. Muhammad Bin Abdul Wahab

Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb adalah seorang ahli teologi agama Islam dan seorang tokoh
pemimpin gerakan keagamaan yang pernah menjabat sebagai mufti Daulah Su'udiyyah yang
kemudian berubah menjadi Kerajaan Arab Saudi.

8. Muhammad Ali Pasya

Muhammad Ali Pasha adalah seorang tokoh pembaruan di Mesir yang masih keturunan dari Turki. Ia
lahir di Kawalla, Yunani pada tahun 1765 dan meninggal tahun 1849 di Mesir. Muhammad Ali Pasha
adalah seorang keturunan Turki dan seorang tokoh pembaharu di Mesir. Muhammad Ali buta huruf
karena ia tidak memperoleh kesempatan untuk menempuh ilmu pendidikan sehingga ia tidak pandai
menulis dan membaca. Sebelum memasuki dinas militer, ia menjadi seorang pedagang rokok
kemudian menjadi pemungut pajak. Pada tahun 1801 M, Muhammad Ali berhasil mengusir tentara
Prancis dari Mesir. Akhirnya tahun 1805 M, rakyat Mesir memilih dan mengangkat Muhammad Ali
sebagai Gubernur Mesir. 2) Muhammad Ali melakukan usaha-usaha dalam bidang pendidikan,
ekonomi, dan militer. Beliau mendirikan Lembaga Kementrian Pendidikan, memperbaiki irigasi lama
dan membuat irigasi baru, serta dalam bidang militer Muhammad Ali mendirikan sebuah sekolah
Militer di Kairo.

9. Syah Waliyullah

Syah Waliyullah al-Dihlawi merupakan salah satu pembaharu Islam yang hidup pada masa
kemunduran imperium Mughal. Syah Waliyullah merupakan keturunan Shah Abdul Rahim yang
notabene seorang sufi dan teolog dengan reputasi besar.

10. Sultan Mahmud II

Mahmud II adalah sultan ke-30 dari Kesultanan Utsmaniyah dari 1808 sampai kematiannya pada
tahun 1839. Pemerintahannya diakui untuk reformasi administrasi, militer, dan fiskal yang ekstensif
yang dia terapkan, yang memuncak dalam Keputusan Tanzimat yang dilakukan oleh anak-anaknya
Abdul Mejid I dan Abdul Aziz.

Anda mungkin juga menyukai