Anda di halaman 1dari 25

STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA APOTEK

KANA FARMAINDO

PROPOSAL TUGAS

Dosen :

Dr. H. Ahmad Subagyo, SE.MM.,CRBD.,CRP.,CSA

Disusun Oleh:

Mochamad Novriyanto

NIM: 2411907743

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GICI

2019
1 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas anugerah serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Proposal Studi Kelayakan Pendirian Apotek Kana Farmaindo ini. Apotek

merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua fungsi

yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit

oriented).

Penyusunan proposal studi kelayakan pendirian apotek ini bertujuan untuk

dapat memberikan hasil kajian kelayakan atas rencana pendirian Apotek Kana

Farmaindo dalam mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah Kota

Depok serta pengembangan bisnis apotek dan kefarmasian.

Selanjutnya kami tetap mengharapkan saran, kritik dan bimbingan dari

rekan sejawat farmasi bagi pendirian Apotek Kana Farmaindo ini. Kami

mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang memberi dukungan dalam

pendirian Apotek Kana Farmaindo.

Wassalam,

epok, 23 Oktober 2021

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Setiap kegiatan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan, yang bertujuan

untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan merupakah bentuk dari upaya

menigkatkan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan menyediakan

sebuah sarana yang dapat memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada

masyarakat, berupa pelayanan kefarmasian yang memungkinkan pasien untuk lebih

memahami pengobatan yang efektif dan efesien. Salah satu realisasi pembangunan

dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta adalah dengan menyediakan sarana

pelayanan kesehatan salah satunya adalah apotek.

Apotek dalam fungsinya sebagai unit pelayanan, fungsi apotek adalah

menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal. Dan sebagai instansi bisnis, apotek selayaknya untuk

mendapatkan keuntungan (profit) mengingat investasi yang ditanam pada pendirian

operasionalnya juga tidak sedikit. Namun apotek bukan hanya suatu badan usaha yang

semata-mata hanya mengejar keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial

yang menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu

baik dan terjamin keabsahannya.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009,

dinyatakan bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan

praktek kefarmasian oleh apoteker. Hal ini semakin menegaskan berubahnya


paradigma farmasi dari yang berorientasi obat (drug oriented) menjadi berorientasi

pasien (patient oriented) sehingga diperlukan perubahan dalam praktek pelayanan

kefarmasian di apotek saat ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.

1332/Menkes/SK/X/2003, definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnnya kepada masyarakat.

Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan apotek,

sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya,

baik kualitas maupun kuantitasnya.

Apotek ini dibuat untuk memperluas akses obat terjamin kepada masyarakat.

Selain memperluas akses, apotek ini juga bertujuan untuk menertibkan peredaran obat-

obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada apoteker untuk memberikan

pelayanan kefarmasian.

1.2. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan pembahasan masalah terkait tujuan dari pendirian apotek Kana

Farmaindo antara lain :

a. Apotek selain sebagai tempat pengabdian profesi Apoteker yang melayani

kesehatan masyarakat juga mengandung unsur bisnis sehingga

memerlukan pengelolaan keuangan yang baik agar memberikan

keuntungan.

b. Perkembangan daerah dan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak

merata mengakibatkan persaingan antar Apotek yang dapat berakibat

kerugian hingga berhenti operasionalnya

1.3. PERUMUSAN MASALAH


Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apakah studi kelayakan apotek penting untuk dilakukan?

2. Apakah studi kelayakan yang dibuat sesuai dengan kenyataan dilapangan?

3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan apotek ?

4. Manfaat finansial yang dapat diberikan oleh studi kelayakan serta berapa tahun

apotek akan BEP ?

1.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dilakukannya studi kelayanan pendirian usaha ini adalah:

1. Untuk mengetahui manfaat studi kelayakan ini bagi apotek Kana Farmaindo

2. Agar calon Apoteker yang akan mengelola dapat memperkirakan dan

mengetahui prospek apotek yang dikelolanya di masa depan.

3. Sebagai bahan pertimbangan kepada tim studi kelayakan dari Dinas Kesehatan,

Balai POM serta GP Farmasi untuk memberikan masukan tentang pengelolaan

apotek.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

manfaat studi kelayakan apotek bagi para calon Apoteker atau pengusaha yang akan

mendirikan apotek
BAB II

ASPEK PEMASARAN

4.1. LOKASI

Nama Apotek yang akan didirikan adalah Apotek Kana Farmaindo, terletak di

jalan Masjid AlBarkah I, Pasir Putih, Kec. Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat

16519.

4.1.1. Data pendukung

4.1.1.1. Letak Geografis

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6° 19’

00” - 6° 28’ 00” Lintang Selatan dan 106° 43’ 00” - 106° 55’

30” Bujur Timur. Dengan luas wilayah sekitar 200,29 km²,

Depok merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian

50-140 mdpl dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%.

4.1.1.2. Kepadatan penduduk


Apotek Kana Farmaindo berada di kecamatan Sawangan

dengan Jumlah penduduk 171.068 jiwa (berdasarkan kajian

BPS Kota Depok 2020). Apotek Kana Famaindo terletak di

Kelurahan Pasir Putih dengan jumlah penduduk 25.965 jiwa

dengan luas wilayah 6,44 km2.

4.1.1.3. Tingkat Pendidikan, Sosial dan Ekonomi

Tingkat pendidikan masyarkat di sekitar Apotek Kana

Farmaindo relatif tinggi mengingat letak Apotek ini di sekitar

lingkungan kampus, perkantoran, sekolah, dan supermarket.

Keadaan ekonomi masyarakat di sekitar secara relatif cukup

baik, karena dilihat dari pemukiman penduduk yang dirasa

sudah cukup maju.

4.1.1.4. Pelayanan Kesehatan Lain

Beberapa pelayanan kesehatan yang berada di sekitar Apotek

dalam Radius 1 km adalah sebagai berikut :

a. Klinik Qita Saja

b. Klinik Rawat Inap BUNDA 2

c. Klinik Rawat Jalan Sejahtera

d. Bidan Eka Fitria

e. Bidan Eka Muzaifa

f. Puskesmas Pasir Putih

4.1.1.5. Apotek Kompetitor

a. Apotek Mercia
b. Apotek Bani Farma

c. Apotek Berkah Sehat

d. Apotek Kita 2

e. Apotek Junia

4.1.1.6. Fasilitas umum dan pusat keramaian

a. Supermarket Modern Alfa Mart dan Indomaret

b. Beberapa kantor, toko dan lain-lain

c. SDN Pasir Putih 1 & 2

d. Komplek perumahan

4.2. ANALISA PELUANG PEMASARAN

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, khususnya mengenai posisi

lokasi serta keberadaan kompetitor, maka dapat diterangkan beberapa hal penting.

Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek penting, yaitu aspek kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman terhadap Apotek yang akan didirikan (analisa

SWOT).

A. Kekuatan/Strength

1. Letak/lokasi Apotek yang strategis yaitu di jalan besar, yang dilalui

kendaraan dan mudah dijangkau oleh kendaraan dari segala arah baik

dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum.

2. Lokasi Apotek yang berdekatan dengan pusat pemerintahan kota Depok,

universitas, fasilitas publik, pusat bisnis dan perumahan.

3. Apotek menerapkan konsep layanan patient oriented yang berbasis


layanan kefarmasian pharmaceutical care.

4. Apotek melakukan monitoring medication record (pencatatan nama,

alamat, umur, jenis kelamin, diagnosis dan resep dokter yang diberikan).

5. Apotek berkomitmen melakukan administrasi pengelolaan perbekalan

kefarmasian yang optimal sehingga akan memudahkan monitoring dan

evaluasi pengelolaan Apotek.

6. Melakukan kerjasama dengan dokter dan bidan yang praktek di dalam

gedung apotek dan di sekitar lokasi Apotek.

7. Petugas Apotek yang kompeten, ramah, dan berintegritas terdiri dari

tenaga yang sudah berpengalaman dan tenaga-tenaga muda yang penuh

inovasi dan kreatif.

8. Apoteker yang selalu full time di Apotek, siap memberikan layanan dan

konsultasi seputar obat.

B. Kelemahan/Weakness

1. Apotek ini merupakan Apotek baru yang belum dikenal oleh masyarakat

luas.

2. Apotek yang akan didirikan belum mempunyai pelanggan yang loyal.

Untuk menutupi kelemahan tersebut maka perlu strategi agar menarik masyarakat

untuk datang ke Apotek, yaitu dengan membuat marka/tanda Apotek di pinggir jalan,

selain itu nama Apotek dibuat besar demikian juga dengan tulisan pada papan nama

tersebut, dan memakai neon box.

C. Peluang/Opportunity

1. Potensi daerah
- Jumlah penduduk di sekitar lokasi Apotek merupakan perumahan yang

cukup padat baik elite maupun sederhana sehingga dapat menjadi sumber

pelanggan Apotek yang potensial.

- Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam sangat

memungkinkan menjadi pelanggan. Oleh karena itu Apotek dapat ditata

agar bersih, nyaman dan elegan, sehingga dapat menarik pelanggan dari

semua golongan kelas sosial.

- Penduduk dengan tingkat pendidikan yang lumayan baik. Golongan

masyarakat ini lebih kritis dan lebih peduli dengan pola hidup sehat.

Untuk menarik pelanggan dari golongan ini, salah satu kegiatan Apotek

yang dapat mengarahkan mereka (khususnya), contohnya melalui

program konsultasi obat melalui telepon, penerbitan buletin kesehatan

secara berkala, dll.

2. Jumlah sarana medis di sekitar Apotek cukup banyak, yaitu : rumah

bersalin, bidan, praktek dokter gigi dan praktek dokter umum, sehingga

diharapkan pesien yang datang ke Apotek juga banyak.

3. Apotek bekerjasama dengan dokter umum dan spesialis yang bersedia

praktek di Apotek dimana dokter-dokter tersebut telah memiliki

pelanggan yang loyal.

D. Ancaman/threats

1. Terdapat Apotek lain dalam radius 1 km yang juga memiliki dokter

praktek.

2. Terdapat swalayan modern seperti Indomaret dan dalam radius 1 km,

yang menyediakan juga obat-obatan bebas (OTC).


4.3. ASPEK POTENSI PASAR DAN PEMASARAN

A. Analisis potensi pasar

Letak yang sangat strategis menjadikan apotek ini cukup menjanjikan dalam hal

potensi pasar. Perkiraan konsumen:

1. Jumlah penduduk di wilayah pemukiman kurang lebih sebanyak 4.500 jiwa.

2. Dalam radius 1 km terdapat pusat pemerintahan, fasilitas publik, sentra bisnis

dan universitas.

3. Karena jumlah penduduk banyak dan wilayah terus berkembang kebutuhan

obat yang diperlukan masyarakat selain resep, juga obat-obat bebas dan bebas

terbatas.

4. Tidak menutup kemungkinan konsumen dari luar daerah dapat menjadi

pelanggan karena fasilitas yang dimiliki apotek yang lengkap dan

mengutamakan kepuasan pelanggan

5. Apotek ini menyediakan 2 praktek dokter, yakni praktek dokter umum dan

spesialis. Pada tahun pertama diperkirakan menerima 30 resep per hari atau

sekitar 720 resep per bulan.

6. Distribusi produk dan pelayanan dapat diperoleh dengan cara datang langsung

ke Apotek dan dengan cara delivery service.

B. Strategi Pemasaran

1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi

obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien,

2. Menjalankan program No Pharmacist No Service (Apoteker selalu berada di

apotek).
3. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah

timbulnya masalah lain di masa yang akan datang,

4. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan

pengobatan mandiri,

5. Memberikan informasi dan konsultasi obat,

6. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat,

7. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja,

8. Terdapat praktek dokter umum dan spesialis.

9. Ruangan apotek yang luas dan nyaman

10. Memiliki tempat parkir luas.

11. Pelayanan yang cepat dan ramah.


BAB III

ASPEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk dapat mengelola sebuah apotek secara optimal diperlukan tenaga kerja

yang kompeten serta efektif dan efisian sehingga tujuan organisasi tercapai. Apotek

Kana Farmaindo akan merekrut 5 karyawan dengan susunan sebagai berikut :

- Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang

- Asisten Apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian) : 4 orang

1. Jam kerja :08.00‐22.00, dibagi menjadi 2 shift (masing‐masing 7 jam),

yaitu jam 08.00‐15.00 dan jam 15.00‐22.00 (hari minggu dan hari

libur tutup)

2. Volume pekerjaan jumlah pasien setiap hari. Diperkiran setiap hari

akan menerima 30 pasien, dimana target penyiapan obat per resep

adalah 15 menit.

3. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya)

4. Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri.

Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan

suasana ker ja yang kondusif serta nyaman akan meningkatkan produktifitas

kerja karyawan. Karenanya diperlukan adanya struktur organisasi, pembagian

tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa memiliki terhadap apotek dari

para karyawan.

1) Struktur Organisasi

Apoteker Pengelola Apotek (APA) Pemilik Modal Apotek (PMA)

Assisten Apoteker
(Tenaga Teknis KEfarmasian)
2) Job Description

A. Apoteker Pengelola Apotek

Tugas dan kewajiban pengelola apotek antara lain :

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek

2. Berkewajiban serta bertanggungjawab penuh untuk mengelola

apotek yang meliputi beberapa bidang antara lain :

a) Pelayanan Kefarmasian

b) Administrasi

c) Tenaga Kerja atau Personalia

d) Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi

apotek

3. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan

kualitas apotek

Tanggungjawab pengelola apotek yaitu :

Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab atas seluruh aktivitas

kerja di Apotek baik pelayanan kefarmasian, administrasi maupun

managerial lainnya.

B. Asisten Apoteker (Tenaga Teknis

Kefarmasian) Tugas dan kewajiban:

1. Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya

sebagai asisten apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian), yaitu

meliputi :

a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat


dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.

b. Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían

racikan dan meracik.

c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.

d. Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi

(narkotik, psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan

waktu kadaluarsa.

e. Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu

kelancaran kegiatan pembelian.

f. Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani

faktur, mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan

menjaga agar daftar harga tetap up to date.

g. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang

pelayanan dan peracikan obat.

h. Mengelompokkan dan menata obat sesuai metode penataan.

2. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir,

reseptir dan lain sebagainya.

Tanggung jawab dan wewenang :

Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran

tugas yang diselesaikannya. Berwenang melaksanakan pelayanan

kefarmasian sesuai petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek.


BAB IV

ASPEK KEUANGAN

4.1. MODAL TETAP

Bangunan dan Perlengkapan Apotek Biaya

Tanah dan Gedung Rp 140.000.000

Desain Interior dan Furniture (Lampu, Cat Ruangan) Rp 14.000.000

Perlengkapan Apotek

Lemari es LG (1 set)
Rp 2.000.000
Mesin telepon
Rp 150.000
Komputer dengan monitor LCD

Printer Rp 3.000.000

Mesin kasir XE-A203 Rp 400.000

Program pengolahan data di apotek (Sistem Informasi)


Rp 1.500.000

TOTAL Rp 2.000.000

Rp 9.050.000
Peralatan Peracikan

Timbangan milligram @1.2500.000 (1 buah) Rp 1.250.000


Timbangan gram @ 885.000 (1 buah)
Rp 885.000
Cawan porselen 100 ml @13.000 (1 buah)
Rp 13.000
Spatula stainlees @10.000 (1 buah)

Gelas ukur 10 ml @10.000 (1 buah) Rp 10.000

Gelas ukur 25 ml @15.000 (1 buah) Rp 10.000


Gelas ukur 50 ml @20.000 (1 buah)
Rp 15.000
Beker glass 100 ml @ 10.000 (1 buah)
Rp 20.000
Beker glass 250 ml @ 20.000 (1 buah)

Rp 10.000

Rp 20.000
Beker glass 500 ml @ 30.000 (1 buah) Rp 30.000

Mortir stamper ukuran kecil @25.000 (1 buah) Rp 25.000

Mortir stamper ukuran sedang @40.000 ( 2 buah)


Rp 80.000
Mortir stamper ukuran besar @50.000 (1 buah)
Rp 50.000
Batang pengaduk 15 cm @6.000 (1 buah)
Rp 6.000
Corong glas 100mm @5.000 (1 buah)

TOTAL Rp 5.000

Rp 2.429.000

Biaya Perizinan Rp 2.000.000

Total Modal Tetap Rp 167.479.000

Modal Tetap = Perlengkapan Apotek+Perijinan Rp. 167.479.000

Modal Operasional (Obat-obatan) Rp. 78.356.690

Modal Investasi Rp. 245.835.690

Cadangan Modal Rp. 4.164.310

TOTAL MODAL Rp. 250.000.000

4.2. MODAL OPERASIONAL (Gaji pegawai dan biaya lain)

Gaji Pegawai

 Apoteker Pengelola Apotek (1) Rp. 4.200.000

 Asisten Apoteker (4) @1.000.000 Rp. 4.000.000

Total Gaji Rp.8.200.000

Biaya Lain-lain
 Listrik, air, telpon, keamanan Rp. 600.000

 Pemeliharaan Gedung dan Pemeliharaan Rp. 200.000

Total Biaya Lain Rp. 800.000

Gaji Pegawai + Biaya lain-lain Rp 9.000.000

Gaji Pegawai + Biaya lain + THR (dalam 1 tahun) Rp. 116.200.000

Asumsi terjadi peningkatan sebesar 10% per tahunnya maka :

A. Perkiraan Pendapatan

1. Proyeksi Pendapatan Tahun I

Asumsi resep yang masuk ke apotek sebanyak 40 lembar, dengan harga rata-

rata per resepnya Rp. 50.000

a. Penjualan obat resep :

40 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp. 50.000 = Rp. 624.000.000

b. Penjualan obat bebas :

26 hari x 12 bulan x Rp. 500.000 = Rp. 156.000.000

c. Penjualan OWA :

26 hari x 12 bulan x Rp. 300.000 = Rp. 93.600.000

Total = Rp. 873.600.000

2. Proyeksi Pendapatan Tahun II

Rp. 873.600.000 x 110 %= Rp. 960.960.000

3. Proyeksi Pendapatan Tahun III


Rp. 960.960.000 x 110 % = Rp. 1.057.056.000

B. Perkiraan Pengeluaran

1. Proyeksi Pengeluaran Rutin Tahun I

a. Pembelian obat resep :

71 % x Rp. 624.000.000 = Rp. 443.040.000

b. Pembelian obat bebas :

9 % x Rp. 156.000.000 = Rp. 14.040.000

c. Pembelian OWA :

71 % x Rp. 93.600.000 = Rp. 66.456.000

d. Biaya lain tahunan = Rp. 116. 200.000

Total = Rp. 639.736.000

HPP = 100% - 1,25 -1 x 100% = 80 %

C. Perkiraan Profit tahun I

Omset tahun pertama = Rp. 873.600.000

HPP= 80 % x Rp. 873.600.000 = Rp. 698.880.000

Laba Kotor = Omset – HPP

= Rp. 873.600.000 - Rp. 698.880.000

= Rp. 174.720.000

Laba Bersih = Rp. 174.720.000 – Rp. 116. 200.000


= Rp. 58.520.000

PPH = Rp. 58.520.000 x 10 %

= Rp. 5.852.000

Profit = Laba bersih – PPH

= Rp. 58.520.000 - Rp. 5.852.000

= Rp. 52.668.000

D. Perkiraan Profit tahun II

Omset tahun kedua = Rp. Rp. 960.960.000

HPP= 80 % x Rp. 960.960.000 = Rp. 768.768.000

Laba Kotor = Omset – HPP

= Rp. 960.960.000 - Rp. 768.768.000

= Rp. 192.192.000

Laba Bersih = Rp. 192.192.000 – Rp. 127.820.000

= Rp. 75.992.000

PPH = Rp. 75.992.000 x 10 %

= Rp. 7.599.200

Profit = Laba bersih – PPH

= Rp. 75.992.000 - Rp. 7.599.200

= Rp. 68.392.800
E. Perkiraan Profit tahun III

Omset tahun ketiga = Rp. 1.057.056.000

HPP= 80 % x Rp. 1.057.056.000 = Rp. 845.644.800

Laba Kotor = Omset – HPP

= Rp. 1.057.056.000 - Rp. 845.644.800

= Rp. 211.411.200

Laba Bersih = Rp. 211.411.200 – Rp. 116. 200.000

= Rp. 95.211.200

PPH = Rp. 95.211.200 x 10 %

= Rp. 9.521.120

Profit = Laba bersih – PPH

= Rp. 95.211.200 - Rp. 9.521.120

= Rp. 85.690.080

Profit rata-rata dalam 3 tahun adalah Rp 68.916.690 per tahun

4.3. KELAYAKAN APOTEK

4.3.1. Analisis Payback Periode (PP)

Payback Periode (PP) adalah pengukuran periode yang diperlukan

dalam menutup investasi dengan menggunakan aliran kas yang akan

diterima.
Payback Periode (PP) = Jumlah total investasi x 1 tahun

Laba netto per tahun

Payback Periode :

Rp. 167.479.000 x 1 tahun = 2 tahun, 3 bulan

Rp. 68.916.690

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan Payback Periode (PP), apotek layak untuk

dibuka karena nilainya lebih kecil dari waktu jatuh tempo pinjaman

modal yang ditetapkan sehingga modal yang digunakan sudah kembali

sebelum pinjaman jatuh tempo.

4.3.2. Analisis Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) adalah pengukuran besaran tingkat return

(%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara

membandingkan jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai

investasi.

ROI = laba bersih / total investasi x 100 %

ROI = Rp. 68.916.690 x 100% = 41%

Rp. 167.479.000

Kesimpulan :

Proyek layak dilaksanakan, karena nilai ROI yang diperoleh, yaitu 41%

> dari bunga pinjaman (kredit untuk investasi) yang ditetapkan, yaitu

22,5%
4.3.3. Analisis Break Point Even (BEP)

Break Point Even (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa

keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh

keuntungan dan juga tidak memperoleh kerugian. Posisi keadaan

kinerja apotek seperti ini disebut sebagai posisi titik pulang pokok atau

titik impas.

TR = TC atau TR – TC = 0

Untuk mengetahui resep pertahun atau perbulan maupun perhari

melalui langkah- langkah sebagai berikut :

TR adalah Total Revenue (total pendapatan)

Persamaan Total Revenue :

P : Harga rata-rata obat yang dibeli konsumen (OTC + Resep+OWA)

Q : Jumlah konsumen

TR =PxQ

= (Rp 50.000 + Rp 500.000 + 300.000) x Q

= Rp 850.000 Q

TC (Total Cost) Biaya tetap (FC)

Sarana penunjang : Rp 11.479.000

Gaji Pegawai : Rp 98.400.000 +

Total : Rp 109.879.000

Variabel cost ditetapkan sebesar 75% Persamaan Total Cost:


TC = FC + (VC setiap konsumen x Q)

= Rp 109.879.000 + (75% x Rp 850.000 Q)

= Rp 109.879.000 + Rp 637.500 Q

BEP (Break Event Point)

TR = TC

Rp 850.000 Q = Rp 109.879.000 + Rp 637.500 Q

Rp 212.500 Q = Rp 109.879.000

Q = 517,1 ≈ 𝟓𝟏𝟕 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒆𝒏

Jadi, BEP terjadi pada jumlah penjualan 517 konsumen dengan nilai

tiap penjualan Rp 850.000,00 atau bila total penjualan Resep, OTC

atau OWA sudah mencapai Rp 439.450.000.

KESIMPULAN KAJIAN

Dari penyusunan studi kelayakan pendirian Apotek Kana Farmaindo dapat dilihat

beberapa aspek yang mempengaruhi pendirian Apotek Kana Farmaindo. Dari

berbagai aspek tersebut dapat diketahui bahwa Apotek Kana Farmaindo memiliki

potensi besar dalam hal pelayanan kesehatan dan bisnis sehingga dapat disimpulkan

Apotek Kana Farmaindo layak untuk didirikan.

Anda mungkin juga menyukai