Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KELOMPOK 8 :
1. Raihan Ghanis Bayanan (191120082)
2. Akhmad Dumyati (191120090)
3. Hayatun Nufus (191120087)
4. Muhamad Rifqi
(ke enam puluh berbisnis dengan baik) dalam hadist dijelaskan “orang yang
beriman adalah orang yang masyarakat merasa aman atas harta harta mereka”.
(dan termasuk didalamnya adalah mengumpulkan harta dari rezeki yang halal).
Nabi bersabda “wahai manusia sesungguhnya salah seorang dari kalian tidak
akan wafat hingga allah swt menyempurnakan rezekinya. Bertaqwalah kepada
allah dan baik naiklah kalian dalam mencari rezeki, ambilah oleh kalian segala
hal yang telah dihalalkan dan tinggalkanlah segala yang telah dihalalkan segala
yang telah diharamkan”. Hadist imam ibnu majah.
Siapa saja yang menginginkan keselamatan dari seluruh hal yang
merusak, maka apabila ia hendak masuk dalam satu urusan, baik ucapan atau
perbuatan maka ketahuilah bahwa allah ta’ala pasti akan menanyakan
kepadanya tentang urusan itu. Lalu jika ia telah melihat bahwa jawaban itu
tidak akan diterima oleh allah darinya, maka menghindarlah dari urusan
tersebut. Ini adalah prinsip dasar perbuatan perbuatan dan ucapan ucapan,
maka siapa saja yang telah memastikan dengan prinsip dasar itu, niscaya segala
tingkah lakunya terpuji, di dunia dan akhirat dan ia telah masuk dalam jalan
jalan al muqorrobin (orang orang yang selalu mendekatkan diri kepada allah
SWT. Ini adalah yang dimaksud oleh sabda nabi “perhitungkanlah diri kalian
sebelum kalian diperhitungkan dan timbanglah diri kalian sebelum kalian
ditimbang”.
(ke enam puluh satu, menafkahkan harta benda sesuai haknya
(tuntutan semestinya), dan termasuknya adalah tidak terlalu hemat dan tidak
boros). At taqrir (terlalu hemat) adalah memperketat nafkah keluarga,
sedangkan at tabdzir (boros) adalah menafkahkan (harta) tidak sesuai
ketentuan yang semestinya, dan melewati batas normal (pertengahan) at
tabdzir dinamai juga dengan ishrof (berlebihan dalam membelanjakan
nafkahnya). Siap saja yang berprinsip dalam keadilan, tidak berbicara
berlebihan, singkat dalam berkata kata, meninggalkan hal yang tidak penting,
dan bersikap sederhana dalam setiap urusannya, maka orang tersebut adalah
orang yang berakal. Siapa saja yang mencurahkan (segala potensinya) kepada
perkara perkara yang dapat mendekatkan diri kepada alloh ta’ala dan
mencurahkan diri dengan kesusahan dunia (menerima kesedikitan dunia) dan
ia berkata dalam hatinya. “jika aku tidak makan, maka aku akan mati dan jika
aku kenyang, aku akan malas dan jika aku berlebihan aku akan sakit” maka
orang ini adalah ‘abid (ahli ibadah). Siapa saja yang sanggup menahan amarah,
menanggung penganiayaan dan meneguhkan kesabaran, maka orang itu adalah
Halim (orang yang sabar murah hati). Siapa saja yang berlaku adil dalam
membagi cintanya dan (teguh dalam) menegakkan hak hak manusia, maka
orang ini disebut mutawadhu’ (orang yang rendah hati). Dan siapa saja yang
tidak menyibukkan diri (aktivitas) dengan kelebihan kelebihan dunia, maka
orang ini disebut zahid (orang orang zahid).
(ke enam puluh dua, membalas ucapan salam ) allah ta’ala berfirman
“apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa)
(Qs. Annisa: 86).
(ke enam puluh tiga) ber tasymit (mengucapkan yarhamukalloh)
terhadap orang yang bersin). Didalam hadist yang diriwayatkan oleh imam
bukhori (dijelaskan) “ apabila memuji alloh (mengucapkan al hamdulillah),
maka hak (kewajiban) setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan
kepadanya rohimakalloh (semoga allah merahmatinya)”.
(ke enam puluh empat) memberikan pinjaman hutang dengan (akad)
pinjaman yang baik, karena hal itu merupakan pertolongan untuk
menghilangkan kesusahan.
(ke enam puluh lima, saling memberi hadiah) at tahadi adalah
pemberian hadiah seseorang, kepada orang lain. Dalam hadist dijelaskan
“saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai”. Wajib
bagimu untuk menebarkan kasih sayang kepada orang orang beriman dengan
memuliakan dan berusaha memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka.
(ke enam puluh enam, berperilaku baik) janganlah engkau mengaku
ngaku sesuatu yang tidak ada padamu, karena hal itu tidak termasuk muruah
(sifat keperwiraan) serta terkandung dosa didalamnya. Jika engkau dituduh
melakukan sesuatu yang tercela, maka diamlah (jangan bicara), dan janganlah
engkau mengaku salah pada dirimu dengan sesuatu yang tidak engkau lakukan
dari sesuatu yang dikaitkan (dituduhkan) kepadamu. Sebagaimana yang telah
dilakukan oleh syekh dzun nun bersama kholifah al mtawakkil bertanya kepada
beliau tentang perbincangan masyarakat mengenai diri beliau, berupa
menuduh syekh dzun nun kafir zindiq. Syekh dzun nun berkata: “wahai
pemimpin orang orang beriman, jika aku katakan “tidak”, maka masyarakat
telah berdusta jika aku katakan “ya”, maka aku membohongi diriku sendiri”.
Maka amirul mu’minin bersikap baik terhadap syekh dzun nun (dalam
menangani) masalah itu, dan mengembalikan syekh dzun nun dalam keadaan
terhormat ke kota mesir. Apabila pelayanmu telah membuatkan makanan
untukmu dan mengantarkannya kepadamu, makamintalah pelayan itu duduk
bersamamu (untuk makan), jika ia menolak dan bersikap baik, maka mintalah ia
mencicipi makanan itu, dan hal itu harus dilakukan walaupun hanya sesuap
saja. Hati hatilah engkau makan, sedangkan ada mata yang memandang
kepadamu maka ia diajak makan bersamamu. apabila engkau makan bersama
sekelompok orang dengan satu hidangan makanan, maka makanlah hidangan
yang ada didekatmu. Apabila makanan itu bermacam macam, maka makanlah
hidangan yang engkau inginkan, dan kurangi memandang orang yang sedang
makan bersamamu. Dan kecilnya potongan dari masing masing dengan tiga jari
dah mengunyahnya dan jangan melanjutkan ke potongan lain sampai kamu
menelan yang pertama, dan tandai tuhan ketika memotong yang pertama dari
setiap potongan, dan puji tuhan diakhir jika engkau menelannya dan bersyukur
kepadanya karena dia membenarkanmu, mulai dengan garam dan diakhiri
dengan garam, karena garam adalah obat untuk tujuh puluh penyakit,
termasuk kegilaan, kusta, kurap, sakit tenggorokan, sakit geraham, dan sakit
perut, seperti yang di sarankan rasulullah kepada ali ibn abi thalib.
Perlakukan pepohon pohonan dan berbautan dengan tidak
mengeksploitasikan secara berlebihan. Perlakukan bumi dengan melakukan
sholat diatasnya. Perlakukan orang orang yang wafat dengan mendoakan
mereka dan mengingat kebaikan kebaikan mereka. Tutupi atas orang muslim
apabila engkau melihatnya berbuat kesalahan, dan kurangilah untuknya harga
jualnya, apabila ia minta diturunkan (harganya) kepadamu, karena semua hal
itu seluruhnya adalah hal yang diperintahkan syariat, dan semua itu termasuk
(aplikasi) akhlak akhlak yang mulia”.
Secara umum (dapat disimpulkan), maka hal hal yang engkau sukai
diterapkan kepadamu oleh orang orang, baik berupa pembicaraan yang
menyenangkan, ucapan yang baik dan perbuatan bagus, maka lakukanlah itu
olehmu terhadap makhluk makhluk alloh ta’ala. Dan hal hal yang dibenci
diperilakukan kepadamu oleh orang lain, baik berupa pembicaraan yang
merugikan, ucapan yang buruk dan perbuatan yang tidak menyenangkan, maka
tinggalkan olehmu. Maka akhlak aklak mulia adalah inti agama, dan hakikatnya
adalah perlakuan seorang hamba dengan sikap lemah lembut terhadap anggota
keluarganya dan pelayannya serta terhadap seluruh umat islam.

Anda mungkin juga menyukai