Anda di halaman 1dari 18

Mengenal Ciri Busana Tradisional Indonesia dan Asia

Nama Kelompok 2 :
 Aldy Kurniawansyah
 Denita Rachma R.
 Fauzan Akbar N.
 Muhammad Fauzi A.
 Silsilia Salsabila Y.

Kelas : IX – 1

SMP Negeri 194 Jakarta


A. Sumatera Barat
Pakaian adat Sumatera Barat yang sangat dikenal di kancah nasional sebetulnya sebuah
pakaian yang sangat sederhana. Pakaian yang bernama pakaian Bundo Kanduang atau Limapeh
Rumah Nan Gadang ini memiliki keunikan terutama pada bagian penutup kepalanya yang
berbentuk menyerupai tanduk kerbau atau atap rumah gadang. pakaian-pakaian adat Sumatera
Barat :

1. Pakaian Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang


Yang pertama adalah Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau sering pula
disebut pakaian Bundo Kanduang. Pakaian ini merupakan lambang kebesaran bagi para
wanita yang telah menikah. Pakaian tersebut merupakan simbol dari pentingnya peran
seorang ibu dalam sebuah keluarga. Limapeh sendiri artinya adalah tiang tengah dari
bangunan rumah adat Sumatera Barat.

2. Baju Tradisional Pria Minangkabau


Pakaian adat Sumatera Barat untuk para pria bernama pakaian penghulu. Sesuai
namanya, pakaian ini hanya digunakan oleh tetua adat atau orang tertentu, dimana dalam
cara pemakaiannya pun di atur sedemikian rupa oleh hukum adat. Pakaian ini terdiri atas
beberapa kelengkapan yang di antaranya Deta, baju hitam, sarawa, sesamping, cawek,
sandang, keris, dan tungkek.
3. Pakaian Adat Pengantin
Padang Selain baju bundo kanduang dan baju penghulu, ada pula jenis pakaian
adat Sumatera Barat lainnya yang umum dikenakan oleh para pengantin dalam upacara
pernikahan. Pakaian pengantin ini lazimnya berwarna merah dengan tutup kepala dan
hiasan yang lebih banyak. Hingga kini, pakaian tersebut masih kerap digunakan tapi
tentunya dengan sedikit tambahan modernisasi dengan gaya atau desain yang lebih unik

B. SUMATERA TENGAH
Pakaian Adat Sulawesi Tengah Dirunut dari demografi suku bangsanya, penduduk
Sulawesi Tengah terdiri atas campuran dari sedikitnya 8 suku besar, yaitu Suku Kaili, suku
Bugis, suku Mori, suku Toli Toli, suku Saluan, suku Babasal, Gorontalo, dan suku Pamona.
Mengetahui kenyataan ini, maka ketika kita akan berbicara mengenai pakaian adat Sulawesi
Tengah, kita tidak bisa hanya membahas satu pakaian adat dari salah satu suku tersebut.

1. Pakaian Adat suku Kaili


Pakaian adat suku Kaili Sulawesi Tengah bernama Baju Nggembe dan Baju Koje.
Baju Nggembe adalah baju adat khusus wanita atau remaja putri yang dikenakan saat
pesta atau upacara adat. Baju ini memiliki bentuk yang unik, yakni segi empat dengan
kerah bulat dan blus longgar yang panjang sampai ke pinggang. Penggunaan baju
Nggembe dilengkapi dengan beberapa aksesoris di antaranya sampo dada (penutup
dada), dali taroe (anting panjang), gemo (kalung beruntai), ponto date (gelang
panjang), dan pende (pending).
2. Pakaian Adat Suku Mori
Suku Mori adalah suku yang mendiami daerah di sekitar Kabupaten
Morowali. Suku ini memiliki pakaian adat yang bernama Lambu. Pakaian adat
tersebut untuk perempuannya terdiri atas beberapa pernik yaitu blus berlengan
panjang dan rok panjang berwarna merah serta aksesoris lain di antaranya Pewutu
Busoki (Konde), Lansonggilo (tusuk konde), tole-tole (anting), enu-enu (kalung),
mala (gelang), pebo’o (ikat pinggang), dan sinsi (cincin). Sementara untuk pria,
pakaian yang dikenakan antara lain kemeja dan celana panjang berwarna merah,
destar penutup kepala yang disebut bate, dan ikat pinggang yang disebut sulepe.

3. Pakaian Adat Suku Toli Toli (Buol)


Suku Toli-toli mendiami daerah di sekitar Kabupaten Toli Toli. Pakaian adat
Sulawesi Tengah dari suku ini untuk perempuannya terdiri dari blus lengan pendek
dengan lipatan kecil di bagian lengan dan manik-manik dari pita emas (badu), celana
panjang dengan hiasan sama (puyuka), sarung sebatas lutut (lipa), selendang
(silempang), dan ikat pinggang berwarna kuning serta beragam aksesoris seperti ting-
anting panjang, gelang panjang, kalung panjang warna kuning, dan kembang goyang.
Sementara untuk prianya, pakaian yang dikenakan antara lain blus lengan panjang
dengan leher tegak, celana panjang, sarung selutut, dan tutup kepala yang disebut
songgo.

4. Pakaian Adat Suku Saluan


Suku Saluan mendiami daerah di sekitar Kabupaten Luwuk. Suku ini
memiliki pakaian adat yang disebut pakaian Nu’boune dan rok Mahantan untuk
perempuan, serta pakaian Nu’moane dan Koja untuk para pria. Pakaian Nu’boune
adalah semacam blus biasa berwarna kuning dengan hiasan bintang sementara rok
Mahantan adalah rok panjang semata kaki. Saat menggunakan pakaian ini, wanita
suku Saluan juga akan mengenakan aksesoris di antaranya Potto (gelang), Kalong
(kalung), sunting (anting), dan Salandoeng (selendang).

C. JAMBI
Pakaian Adat Jambi Secara umum, pakaian adat Jambi yang akan dijelaskan pada
artikel kali ini bukanlah pakaian adat yang dikenakan masyarakat melayu Jambi dalam
kesehariannya. Pakaian adat suku Jambi yang dikenakan sehari-hari umumnya sangat
sederhana. Wanitanya menggunakan baju tanpa lengan, sedangkan pria menggunakan celana
hitam dengan ukuran yang melebar di bagian betisnya lengkap dengan kopiah sebagai
penutup kepala.

1. Pakaian Adat Pria


Para pria Melayu Jambi mengenakan lacak atau penutup kepala yang terbuat dari
kain beludru merah yang di bagian dalamnya diberi kertas karton. Pemberian kertas
karton dimaksudkan agar kain dapat ditegakan menjulang tinggi ke atas. Sebagai hiasan,
lacak umumnya akan dilengkapi dengan flora, yaitu tali runci di sisi kiri dan bungo runci
di sisi kanan. Bungo runci ini dapat berupa bunga asli maupun bunga tiruan.
Adapun untuk bajunya, para pria akan mengenakan baju kurung tanggung.
Dinamakan demikian karena baju ini memiliki lengan yang tanggung, panjangnya lebih
dari siku tapi tidak sampai ke pergelangan tangan. Penggunaan lengan semacam ini
memiliki filosofi bahwa pria Melayu Jambi harus tangkas dan cekatan saat bekerja.
Sebagai celana, para pria akan menggunakan cangge atau celana biasa yang
terbuat dari bahan beludru juga. Sebagai pelengkap, sarung songket dililitkan ke pinggul.
Untuk menguatkan ikatan sarung, sabuk kuningan akan dipasang melingkar di pinggul
sekaligus sebagai tempat menyelipkan keris yang menjadi senjata tradisional Jambi.

2. Pakaian Adat Wanita


pakaian adat Jambi untuk wanita juga berupa baju kurung yang terbuat dari bahan
kain beludru. Teratai dada (tutup dada), selendang, pending dan sabuk (ikat pinggang),
dan selop yang dikenakan juga sama. Akan tetapi, khusus pada wanita, sarung songket
dan selendang merah dari tenunan benang sutra biasanya juga dikenakan sebagai
pelengkapnya. Sebagai mahkota atau penutup kepala, wanita Jambi mengenakan
pesangkon yang diberi hiasan logam berwarna kuning dengan bentuk menyerupai duri
pandan.
Selain perlengkapan di atas, pakaian adat Jambi untuk wanita juga dilengkapi
dengan beragam aksesoris yang jumlahnya lebih banyak, mulai dari kalung, gelang
tangan, gelang kaki, hingga anting-anting. Kalung terdiri dari tiga jenis, yaitu kalung
tapak, kalung jayo, dan kalung rantai sembilan. Cincin terdiri dari 2 jenis, yaitu cincin
kijang dan cincin pacat kenyang. Anting-anting terdiri dari 2 jenis, yaitu yang bermotif
kupu-kupu atau berupa gelang banjar. Gelang tangan terdiri dari 4 jenis, yaitu gelang
kilat bahu, gelang kano, gelang ceper, dan gelang buku beban. Gelang kaki terdiri dari 2
jenis, yaitu gelang nago betapo dan gelang ular melingkar.

D.YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat lima macam corak tata rias pengantin yang
disebut dengan gaya Yogyakarta. Berbagai corak pakaian pengantin ini dahulunya digunakan
di lingkungan Keraton Yogyakarta. Lama-kelamaan masyarakat menyukai dan
menggunakannya sebagai pakaian pengantin.

1. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Laki-Laki Dewasa


Nama pakaian adat Yogyakarta khusus untuk pria dewasa biasanya disebut
surjan. Baju surjan ini dilengkapi dengan jarik atau kain batik untuk bawahannya.
Selain baju surjan dan jarik, baju adat Yogyakarta ini dilengkapi dengan blankon
sebagai penutup kepala. Sebagai tambahan, pria dewasa disana juga memakai selop
atau sendal untuk alas kaki.
2. Baju Adat Yogyakarta untuk Wanita Dewasa
Nama baju adat Yogyakarta khusus perempuan dewasa biasanya disebut
kebaya. Baju kebaya ini terbuat dari bahan-bahan khusus seperti sutera, brokat,
dan beludru. Untuk bawahannya, pakaian adat Yogyakarta ini memakai kain jarik
atau batik. Kain ini umumnya terbuat dari bahan sutera, katun, nilon, lurik,
sunduri dan bahan estetis. Sedangkan teknik pembuatan kain batik ini memakai
cara tenun, rajut, celup, dan batik.
Sebagai pelengkap sekaligus ciri khasnya, para wanita dewasa Yogyakarta
ini memakai tatanan ramput yang telah disanggul atau konde.

3. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Anak Laki-Laki


Nama pakaian adat Yogyakarta khusus untuk anak laki-laki umumnya disebut
kencongan. Kencongan yang dipakai untuk sehari-hari atau bermain terdiri dari kain
batik yang memiliki wiru tengah, baju surjan. Untuk pelengkap, anak-anak ini juga
memakai lonthong tritik, timang kamus songketan, dan juga memakai dhestar untuk
penutup kepala.
Jika anak laki-laki ini mengikuti acara-acara resmi, biasanya akan memakai
baju adat Yogyakarta khusus dengan beberapa tambahan. Seperti lonthong tritik, baju
surjan, ikat pinggang seperti kamus songketan khusus yang memiliki cathok dari
suawa atau emas.

4. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Anak Wanita


pakaian adat yogyakarta khusus untuk anak perempuan biasanya disebut
sabukwala padintenan. Baju adat Yogyakarta ini memiliki bentuk jarik atau kain
batik dengan motif parang, gringsing atau ceplok.
Terdiri dari ikat pinggang kamus yang telah diberi hiasan dengan motif
fauna atau flora. Tak lupa juga baju dari kain katun, lonthong tritik, dan juga
memakai cathok yang terbuat dari perak dengan bentuk merak, burung garuda
arau kupu-kupu.
Untuk perhiasannya, Pakaian adat Jogjakarta ini memakai kalung emas
yang dihiasi liontin dengan bentuk mata uang atau dinar. Tak lupa juga dengan
gelang dengan bentuk ular atau juga model sigar penjalin untuk pelengkap.
Sedangkan untuk anak perempuan yang berambut panjang, rambutnya akan
disanggul atau dibuat bermodel kone.
E. KALIMANTAN BARAT
Pakaian Adat Kalimantan Barat Di masa silam, penduduk Kalimantan Barat
mengenakan pakaian adat yang sangat sederhana. Pakaian adat Kalimantan Barat tersebut
bernama King Baba dan King Bibinge.

1. Pakaian Adat untuk Laki-laki


Pakaian adat Kalimantan Barat untuk Laki-laki bernama King Baba.
Dalam bahasa Dayak, King berarti pakaian dan Baba berarti laki-laki. Pakaian
ini terbuat dari bahan kulit kayu tanaman ampuro atau kayu kapuo. Kedua
jenis kayu ini adalah tumbuhan endemik Kalimantan yang mempunyai
kandungan serat tinggi. Untuk membuat king baba, kulit kayu tersebut
dipukul-pukul menggunakan palu bulat di dalam air, sehingga hanya
tertinggal seratnya saja. Setelah lentur, kulit tersebut kemudian dijemur dan
dihias dengan lukisan-lukisan etnik khas Dayak menggunakan bahan pewarna
alami.
Kulit kayu dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai rompi
tanpa lengan dan sebuah celana panjang. Sebagai hiasan, serat kulit kayu
tersebut juga dibuat menjadi semacam ikat kepala.

2. Pakaian Adat Perempuan


pakaian adat Kalimantan Barat untuk para perempuan juga dibuat dari bahan
dan cara yang sama. Namun, desainnya lebih sopan dengan perlengkapan
antara lain penutup dada, stagen, kain bawahan, serta berbagai pernik lain
seperti kalung, manik-manik, dan hiasan bulu burung enggang di kepalanya.
Beberapa perhiasan lain yang dikenakan di antaranya:
A. Jarat tangan (gelang tangan) adalah gelang yang dibuat dari pintalan akar
tanaman tengang untuk dikenakan di tangan sebagai penolak bala.
B. Kalung dari bahan-bahan seperti akar kayu atau kulit (tulang) hewan
sebagai penangkal gangguan dari roh-roh halus, terutama sering
digunakan pada bayi.
C. Beragam jenis gelang, di antaranya tjuk bulu tantawan, tajuk bulu area,
kalung manik lawang, galling gading, galang pasan manik, galang pasan,
sa’sawak tali mulung, sa’sawat pirak kurumut, dan posong.
F. KALIMANTAN TIMUR
Karena provinsi ini banyak didiami oleh beberapa suku, yang menyebabkan provinsi
Kalimantan Timur tidak hanya mempunyai satu pakaian adat saja. Pakaian adat tersebut
adalah sebagai berikut dengan nama Pakaian adat Kustin, pakaian adat sapei sapaq, pakaian
adat dayak Ngaju, Pakaian adat Bulan kurung, dan Pakaian adat Bulang Burai King.

1. Pakaian adat kalimantan timur kustin


Baju adat dengan nama Kustin ini merupakan pakaian adat kalimantan
timur yang bisanya dikenakan oleh suku Kutai. Pakaian aini biasanya dikenakan
oleh golongan menengah ke atas sebagai pakaian resmi dalam upacara pernikahan
di masa silam. Nama “Kustin” ini sendiri berasal dari bahasa kutai yang berarti
busana. Pakaian adat kustin kalimantan timur ini biasanya terbuat dari bagah
beludru berwarna hitam.
lengan baju didesain panjang dan kerahnya tinggi dengan bagian kerah
dan dadanya dihiasi dengan pasmen. Bagi para pria, pakaian adat Kustin
umumnya akan dipadukan dengan celana panjang hitan yang dipasangi dengan
dodot rambu bundar berhiaskan lambang Wapen. Sedangkan bagi para wanita,
pakaian adat kustin dipakai dengan tambahan berupa kelibun kuing yang terbuat
dari sutera.

2. Pakaian adat kalimantan timur sapai sapaq


Suku dayak kenyah adalah sub-suku Dayak mayoritas yang menduduki
provinsi Kalimantan Timur. Sub-suku ini juga mempunyai pakaian adat yang
cukup populer juga. pakaian itu bernama baju adat ta’a dan bju adat Sape sapaq.
Pakaiana dat ta a yaitu pakaian perempuan suku Dayak kenyah. pakaian ini terdiri
dari da’ a yakni semacam ikat kepala yang terbuat dari dain pandan, baju atasan
sapei inog, dan rok ta’ a.
Sedangkan pakaian adat Sapai Sapaq merupakan pakaian untuk para laki-
lakinua. Tidak jauh berbeda dengan ta a, Pakain adat Sapai Sapaq juga
mempunyai gaya yang sama.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada pakaian atasnya yang
berbentuk seperti rompi, celana dalam ketat, dan aksesoris senjata tradisional khas
Kalimantan timur yaitu bernama Mandau.

3. Pakaian adat dayak ngaju


Dayak ngaju sebenarnya tidak dominan mendiami daerah Provinsi
Kalimantan Timur. Akan tetapi, Kekhasan pakaian adat yang diwariskan
kebudayaan mereka sangat disayangkan apabila tidak dibahas.
Suku dayak ngaju lebih sering ditemukan menduduki wilayah kalimantan
tengah. Untuk kaum laki-laki, pakaian tradisional mereka umumnya berupa kain
penutup bagian bawah sebatas lutut, rompi, ikat kepala berhias bulu enggang,
kalung manik-manik, ikat pinggang dan perisai kayu serta mandau sebagai
aksesoris pada bagian pinggang.
sedangkan untuk para kaum wanita, Pakaian adat tersebut berupa rok
pendek, baju rompi, ikat kepala yang dihiasi bulu enggang, ikat pinggang, kalung
manik-manik dan gelang tangan.
4. Pakaian adat dayak bulan kuurung

Selain pakaian adat yang telah di jelaskan diatas, terdapat beberapa pakian
Kalimantan Timur lainnya, yakni pakaian adat Bulan Kurung. Pakaian adat ini
terbagi menjadi beberapa jenis. Ada yang di desain tanpa lengan, pakaian dengan
lengan pendek (dokot tangan), dan baju dengan desain lengan panjang (lengke).
Umumnya baju adat satu ini sering dipakai oleh para dukun.

5. Pakain Adat Kalimantan Timur Bulang Burai King


lanjut pada tema Pakaian adat Kalimantan timur selanjutnya adalah
Pakaian adat dengan nama bulung burai king. Pakaian ini biasanya dikenakan saat
upacara adat dayak.

G.MALUKU
Pakaian Adat Maluku Begitu tuanya sejarah Maluku membuat tingkat
kebudayaan dan nilai-nilai luhur adat istiadat masyarakat Maluku menjadi begitu tinggi.
Salah satu bukti tingginya kebudayaan masyarakat Maluku misalnya dapat kita temukan
dalam pakaian adatnya.
Pakaian adat Maluku yang dikenal dengan nama baju cele atau kain salele adalah
pakaian adat dengan nilai estetis dan filosofis tinggi. Meski sederhana dan secara
penggunaan tidak serumit pakaian adat dari provinsi lain di Indonesia, pakaian adat
Maluku ini dianggap mewakili karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku yang
khas.
1. Kebaya Putih Tangan Panjang
Pakaian adat ini berbahan brokat dengan warna putih yang dahulu
biasa dikenakan wanita kalangan tertentu, seperti wanita kerajaan, guru,
pendeta atau bangsawan. Kebaya putih tangan panjang dilengkapi dengan
beragam aksesori, seperti kancing di tangan, kancing bagian depan, hiasan
bordir di bagian belakang, kaos kaki putih, tusuk konde (karkupeng), sanggul
berbentuk bulang, serta alas kaki putih dan canela.
2. Kebaya Hitam Gereja
Kebaya hitam gereja adalah kebaya lengan panjang dari bahan brokat hitam
yang dipadukan dengan bawahan sarung dari jenis kain yang sama. Beberapa
aksesoris seperti lenso, canela hitam, dan kaos kaki putih, serta sanggul bulan
lengkap dengan haspel (tusuk konde) biasanya digunakan sebagai penambah
nilai estetis. Sesuai namanya, pakaian ini secara umum hanya digunakan
sebagai pakaian ibadah gereja.
3. Baniang Putih
Baniang putih adalah pakaian adat Maluku tengah yang hanya dikenakan
kaum pria. Pakaian ini berupa kemeja dengan leher bundar yang dilengkapi
kancing putih. Baniang putih secara umum biasanya digunakan sebagai
dalaman jas.
4. Kebaya Dansa
Kebaya dansa adalah pakaian adat yang biasanya dikenakan saat ada pesta
rakyat. Pakaian adat Maluku yang satu ini adalah kemeja berleher bundar
tanpa kancing. Kain yang digunakan untuk membuatnya adalah jenis kain
polos berkembang kecil. Beda dengan baniang putih, kebaya dansa dapat
dikenakan oleh pria maupun wanita.
5. Baju Nona Rok
terakhir adalah baju nona rok. Baju ini berupa kebaya putih panjang berbahan
brokat halus dan rok bermotif kembang kecil. Baju nona rok biasa digunakan
lengkap dengan aksesoris berupa ikat pinggang perak (peding), sanggul
(konde bulan), tusuk konde (haspel), dan berbagai perlengkapan lain seperti
yang digunakan pada baju cale.
H. INDIA
Kebanyakan orang tahu bahwa pakaian tradisional India hanyalah pakaian Sari. Ternyata
pakaian India bukan hanya Sari, dan di setiap daerah di India berbeda-beda. Tak hanya untuk
perempuan, India juga memiliki pakaian tradisional untuk laki-laki. Berikut pakaian adat India
baik laki-laki maupun perempuan, selain pakaian Sari.

1. Kurta Pyjama
Kurta Pyjama merupakan pakaian yang dipakai laki-laki. Berupa setelan atas bawah,
dengan atasan seperti jubah namun dengan panjang selutut dan bawahan berupa
celana panjang. Kurta Pyjama biasanya dipakai di seluruh India dalam berkegiatan
sehari-hari, acara perayaan ataupun upacara adat.
2. Dhoti
Dhoti merupakan pakaian laki-laki India yang biasanya dipakai oleh
penduduk desa. Dhoti berupa pakaian atasan dan bawahan yang tampak seperti
sarung yang diikat bagian tengahnya hingga menyerupai celana. Kita dapat melihat
orang yang memakai Dhoti di seluruh India. Dalam acara pernikahan, Dhoti biasanya
dikombinasikan dengan Sherwani, yaitu semacam jubah atasan tetapi memilki motif
dan corak yang lebih glamor.

3. Sherwani
Sherwani adalah pakaian semacam jubah panjang yang dipakai laki-laki.
Sherwani memiliki hiasan berupa bordiran benang-benang emas di bagian di dada.
Pakaian Sherwani ini biasaya dipakai dalam acara-acara resmi.
4. Pheeran
Pheeran merupakan pakaian tradisional dari Khasmir yang berupa pakaian
jubah panjang dan tebal. Pakaian ini merupakan pakaian hangat yang di pakai selama
musim dingin di Kashmir. Pakaian ini dapat dipakai oleh pria maupun wanita.
Pakaian wanita lebih berwarna dan bermotif, sedangkan untuk pakaian pria biasanya
polos.

5. Lungi
Lungi adalah pakaian tradisional India yang sering dipakai di India Selatan.
Pakaian tersebut terbuat dari sutra atau katun. Pakaian tersebut merupakan pakaian
yang digunakan saat musim panas. Pakaian Lungi sering dikenakan oleh pria dalam
tarian Bhangra.

6. Sharara
Sharara merupakan bawahan bordir longgar yang memiliki lipatan. Bawahan tersebut
biasanya dipakai bersama baju Kameez. Sharara merupakan pakaian tradisional di
Lucknow sebuah wilayah di India.
7. Ghagra Choli
Ghagra atau dikenal juga dengan Lehenga Choli biasnya dipakai oleh orang-orang
Rajasthan dan Gujarat. Ada berbagai macam bentuk pakaian ini, salah satunya adalah
Ghagra berbordir yang biasanya dikenakan saat upacara pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai