Baju Bedahan dan Kebaya
Kelompok ke dua adalah pakaian adat yang biasa dipakai oleh kaum menengah secara
strata sosial. Perbedaan tampilan pakaian adat jenis ini tampak sangat kontras dan
jelas dibanding pakaian untuk rakyat jelata. Terlihat lebih rapi dan berwibawa
tentunya.
Pakaian adat Jawa Barat jenis ini biasa dipakai oleh kaum menengah yang berprofesi
sebagai pedagang, pengusaha atau saudagar.
Untuk kaum laki-laki (pria) biasa mengenakan pakaian berwarna putih sejenis jas.
dengan nama Baju Bedahan. Dipadukan dengan kain kebat yang disarungkan,
memakai sabuk dan juga ikat kepala (bengker).
Sebagian orang dalam kalangan saudagar juga biasanya memakai arloji dengan rantai
berwarna keemasan. Yang cara pemakaiannya itu digantung di kantong (saku)
pakaian sebagai aksesoris untuk mempercantik tampilan. Sekaligus jadi pembeda juga
dengan pakaian yang dikenakan oleh rakyat biasa.
Bagi kaum bangsawan pria, baju adat Sunda yang digunakan adalah terdiri dari Jas bahan
beludru hitam. Jas tersebut konon disulam dengan benang emas pada bagian ujung lengan.
Celana panjang motif serupa dengan jas, dan sabuk emas. Lalu menggunakan bendo juga
sebagai tutup kepala dan untuk alas kaki yaitu menggunakan sandal selop hitam.
Adapun untuk perempuan, pakaian adat Sunda yang dikenakan adalah kebaya dengan bahan
beludru hitam. Disulam dengan tambahan mute atau manik-manik. Tak lupa kain kebat
dengan motif rereng sebagai bawahan. Dan untuk alas kaki itu menggunakan selop dengan
bahan beludru hitam.
Tambahan akseseoris yang digunakan adalah berupa sanggul rambut, cincin, giwang dan
bros. Tak ketinggalan juga tusuk konde, peniti rantai dan perhiasan lainnya yang biasanya
bertahtakan berlian ataupun emas.
Adapaun di zaman sekarang ini, pakaian adat Sunda lebih dikelompokkan pada kategori
fungsi dan tujuan pemakaiannya.
Secara umum, sebenarnya tidak ada identitas atau nama khusus untuk satu setelan pakaian
adat Sunda ini. Jadi biasanya nama yang disematkan hanya merujuk nama pakaiannya secara
satuan. Misal seperti tadi celana pangsi, baju salontreng, dll. Salah satunya yakni pakaian
Sunda yang biasa digunakan untuk keperluan resmi. Adapun secara fungsional, Pakaian adat
Juga ada yang khusus untuk keperluan acara resmi. Baik itu untuk acara lembaga
pemerintahan, upacara atau lainnya.
Dan pakaian adat yang dikenakan untuk keperluan resmi semisal Mojang Jajaka tadi biasanya
adalah Beskap (untuk laki-laki).
Apa itu Beskap?
Beskap yakni sejenis kemeja resmi untuk laki-laki. Pakain adat sunda yang satu ini memang
lebih diperuntukkan untuk acara-acara resmi dan penting.
Beskap memiliki tekstru tebal, kerah bajunya juga tidak berlipat. Warna pakaian beskap tentu
beragam namun biasanya berwarna gelap dan selalu polos. Jika diperhatikan dari dekat, ada
perbedaan ukuran potongan beskap pada bagian depan yang tidak simentris. Tujuannya yaitu
untuk antisipasi pemakaian aksesoris keris yang mungkin cukup berat. Pola kancingnya juga
biasanya menyamping.
Beskap hampir pasti selalu dipadupadankan dengan jarik, yakni sejenis kain panjang yang
diikatkan untuk menutupi kaki.
Sebagai pelengkap, ditambah pula penggunaan aksesoris tambahan. Antara lain sanggul
untuk rambut, cincin, kalung, bros, gelang, peniti rantai dan perhiasan lainnya yang dirasa
cocok.
Pakaian adat resmi ini juga bisa termasuk dalam kelompok pakaian adat Sunda modern.
Adapun baju adat Sunda untuk pengantin sekarang ini telah dimofifikasi sedemikian rupa
agar terlihat lebih menarik dan modern. Namun tanpa menghilangkan kesan dan nilai adat
tradisionalnya. Artinya modifikasinya tentu tidak dilakukan menyeluruh, melainkan hanya
beberapa bagian tertentu saja.
bp-guide.id
Cantiknya penampilan pakaian sepasang pengantin Sunda memang sudah terkenal kemana-
mana. Pada umumnya pakaian adat Sunda untuk pengantin ini terinspirasi dari busana putri di
masa Kerajaan Sunda masa lalu. Di bagian kepala, rata-rata menggunakan sejenis mahkota
perhiasan yang dinamakan Siger. Maknanya adalah sebagai perlambang kehormatan dan sifat
bijak.
Busana / baju yang dikenakan pengantin wanita Sunda adalah sejenis kebaya brokat dengan
warna krem, kuning, dll. Aksesoris perhiasan yang dikenakan meliputi gelang, cincin permata
dan 2 kalung (pendek dan panjang) yang dipakai bersamaan. Untuk bawahannya yaitu
menggunakan kain batik kebat Lereng Eneng Prada.
Adapun untuk pengantin prianya mengenakan Jas Buka Prangwedana yang warnanya
biasanya disesuaikan dengan warna kebaya pengantin wanita. Begitupun dengan kain batik
yang dipakai, supaya selaras maka harus disamakan warnanya dengan pengantin wanita.
Yang tidak kalah penting adalah penutup kepala (Bendo) dengan hiasan permata. Kemudian
di bagian bawah, dipakaikan juga Boro Sarangka, yakni sejenis kantong atau tempat untuk
menyimpan keris.
Berdasarkan jenis dan tata busananya, dan sanggul wanita yang digunakan, Pakaian adat
Sunda pengantin ini dibedakan menjadi 3 jenis.
#6. Baju Adat Sunda untuk Anak-anak
Untuk perempuan biasanya memakai kebaya sunda, dengan kain kebat. Adapun buat anak
laki-laki yaitu meggunakan beskap atau jas, lengkap dengan bendo dan kain kebatnya
juga. Yang membedakan tentu hanyalah ukurannya saja yang diperuntukkan untuk anak-anak
dengan usia tertentu.
Dan berikut adalah contoh gambar penggunaan baju adat Sunda untuk anak-anak, baik laki-
laki maupun perempuan. Saat melihatnya, kita akan sedikit merasa gemas karena lucunya
anak-anak ini saat memakai pakaian adat Sunda.
Anak Laki-laki