Anda di halaman 1dari 18

Kliping

Tentang Pakaian adat

Nama:
-Prabu
-Ardant
-Pirja
-Gilang
-Farhana
-Haikal
Pakaian Adat Jawa Barat
Berbicara mengenai pakaian Adat di daerah Sunda atau Jawa Barat
itu tidak bisa terlepas dari aspek sejarahnya. Dahulu kala, yang
namanya pakaian di daerah Sunda dibedakan berdasarkan strata
sosial masyarakatnya. Setidaknya ada 3 kelompok yang menjadi
pembeda. Pertama yaitu pakaian adat yang diperuntukkan untuk
kalangan rakyat biasa atau bisa juga dibilang jelata. Kemudian ada
juga yang dipakai untuk kalangan masayarakat menengah dan
terakhir yang paling tinggi yaitu untuk kaum bangsawan (kelas
atas).

Adapun untuk zaman sekarang ini tentu pengelompokan pakaian


adat Sunda berdasar pada strata sosial di masyarakat tersebut
sudah tidak relevan. Karena sekarang kita lebih mengenal jenis
dan nama-nama pakaian adat Sunda berdasar pada fungsi dan
tujuan pakainya. Contohnya yaitu seperti kebaya, celana pangsi,
baju salontreng, baju pengantin Sunda, dan lain-lain. Ada juga
pakaian adat Sunda untuk anak-anak, baik laki-laki maupun
perempuan dan contoh lainnya yang beragam.

Namun kendati begitu, marilah sedikit kita menengok sejarah.


Bagaimana sebenarnya perwujudan dan penjelasan pakaian Sunda
dalam 3 jenis kelompok strata sosial seperti yang disebutkan tadi.
Rakyat biasa (jelata), menengah dan menak atau bangsawan.
Lengkap dengan nama-nama pakaian adat Sunda yang berkaitan.
#1. Baju Pangsi dan Kebaya Sunda + Kain Kebat –
Pakaian Untuk Rakyat Biasa

Kebaya dan
Pangsi | Bukalapak.com

Pengelompokan pakaian adat Jawa Barat yang pertama adalah


untuk kalangan rakyat biasa. Seperti namanya, tampilan luar
pakaian Sunda ini tentu sangatlah sederhana dan terkesan usang.
Kaum jelata di daerah Sunda itu identik dengan kaum petani yang
seperti sudah punya gaya pakaian yang khas.

Pakaian laki-laki
Bagi laki-laki, biasa memakai celana dengan ukuran besar
(longgar) atau biasa disebut ‘celana komprang’ atau pangsi.
Kemudian untuk atasannya biasa kenakan pakaian yang
dinamakan baju salontréng. Namun seringnya paduan pakaian
atas bawah ini disebut sebagai baju pangsi saja. Padahal nyatanya,
yang namanya pangsi tersebut adalah nama untuk celananya
(pakaian bawahan). Adapun atasannya yaitu seperti disebut tadi,
yaitu Salontreng.
twitter.com

Sebagai ciri khas, juga tak ketinggalan pemakaian sarung


selempang di dada yang dipakaikan secara diagonal / menyilang
di bahu. Lalu sebagai alas kaki, memakai sandal tradisional
(tarumpah) dari kayu.

Lalu untuk aksesorisnya, biasa ditambahkan sabuk, ikat kepala


(logen) dengan model Barambang Semplak dan atau Hanjuang
Nangtung.

Pakaian Perempuan
Adapun untuk pakaian perempuannya itu biasa mengenakan kain
batik yang panjang (sarung kebat). Atau yang punya nama lain
yaitu Sinjang Bundel sebagai bawahan (dipakai sebagaimana rok
sampai betis). Kemudian juga memakai beubeur (sejenis ikat
pinggang), kamisol, dan kebaya dilengkapi dengan selendang
motif batik. Dan untuk alas kaki itu mengenakan sandal jepit
keteplek.
Role model yang bisa kita jadikan contoh adalah sosok Nyi Iteung
pada serial Kabayan. Contoh pemakaian baju adat Jawa Barat
kaum jelata kurang lebih seperti itu.

Baju adat Sunda (Pangsi dan Kebaya Sunda) | pinterest.com

Adapun jika pakaian di atas dipakai di zaman sekarang, itu tidak


berarti menunjukkan bahwa si pemakainya adalah rakyat jelata.
Tapi memang lebih merujuk pada pengertian pakaian adat Sunda
sebenarnya.
#2. Baju Bedahan dan Kebaya – Pakaian Adat
Sunda (Jawa Barat) Kaum Menengah

Baju Bedahan dan Kebaya

Kelompok ke dua adalah pakaian adat yang biasa dipakai oleh


kaum menengah secara strata sosial. Perbedaan tampilan pakaian
adat jenis ini tampak sangat kontras dan jelas dibanding pakaian
untuk rakyat jelata. Terlihat lebih rapi dan berwibawa tentunya.

Pakaian adat Jawa Barat jenis ini biasa dipakai oleh kaum
menengah yang berprofesi sebagai pedagang, pengusaha atau
saudagar.

Untuk kaum laki-laki (pria) biasa mengenakan pakaian berwarna


putih sejenis jas. dengan nama Baju Bedahan. Dipadukan dengan
kain kebat yang disarungkan, memakai sabuk dan juga ikat kepala
(bengker).

Sebagian orang dalam kalangan saudagar juga biasanya memakai


arloji dengan rantai berwarna keemasan. Yang cara pemakaiannya
itu digantung di kantong (saku) pakaian sebagai aksesoris untuk
mempercantik tampilan. Sekaligus jadi pembeda juga dengan
pakaian yang dikenakan oleh rakyat biasa.

Adapun kaum wanitanya biasa mengenakan atasan pakaian


kebaya dengan aneka warna. Dipadukan dengan sanggul kepala,
kain kebat sebagai rok bawahan. Ikat pinggang dan selendang
berwarna juga tidak ketinggalan. Dan alas kakinya menggunakan
sandal kelom geulis (selop).

Aksesoris lain yang juga biasa dipakai antara lain seperti kalung,
anting, gelang, cincin emas atau perak.

#3. Jas Beludru Sulam Benang Emas – Baju adat


kaum bangsawan (Menak)

Pakaian adat Sunda – Jas Beludru dan Kebaya untuk Bangsawan

Dari namanya saja sudah ketahuan bahwa pengelompokan jenis


pakaian adat Sunda berdasar strata yang terakhir ini merupakan
kelas paling atas. Artinya orang yang mengenakannya hanya dari
kalangan bangsawan atau orang terpandang. Sehingga secara
tampilanpun tentu kadar kelayakannya berkali-kali lipat dari pada
jenis pakaian yang disebukan di atas.

Bagi kaum bangsawan pria, baju adat Sunda yang digunakan


adalah terdiri dari Jas bahan beludru hitam. Jas tersebut konon
disulam dengan benang emas pada bagian ujung lengan. Celana
panjang motif serupa dengan jas, dan sabuk emas. Lalu
menggunakan bendo juga sebagai tutup kepala dan untuk alas
kaki yaitu menggunakan sandal selop hitam.

Adapun untuk perempuan, pakaian adat Sunda yang dikenakan


adalah kebaya dengan bahan beludru hitam. Disulam dengan
tambahan mute atau manik-manik. Tak lupa kain kebat dengan
motif rereng sebagai bawahan. Dan untuk alas kaki itu
menggunakan selop dengan bahan beludru hitam.

Tambahan akseseoris yang digunakan adalah berupa sanggul


rambut, cincin, giwang dan bros. Tak ketinggalan juga tusuk
konde, peniti rantai dan perhiasan lainnya yang biasanya
bertahtakan berlian ataupun emas.

#4. Beskap – Pakaian Adat Sunda untuk Acara


Resmi
Di 3 poin pertama di atas, kita telah membahas pengelompokan
pakaian adat Sunda berdasar pada strata sosial masyarakat.
Tentunya dengan berdasar pada catatan sejarah yang ada.

Adapaun di zaman sekarang ini, pakaian adat Sunda lebih


dikelompokkan pada kategori fungsi dan tujuan pemakaiannya.

Secara umum, sebenarnya tidak ada identitas atau nama khusus


untuk satu setelan pakaian adat Sunda ini. Jadi biasanya nama
yang disematkan hanya merujuk nama pakaiannya secara satuan.
Misal seperti tadi celana pangsi, baju salontreng, dll. Salah satunya
yakni pakaian Sunda yang biasa digunakan untuk keperluan
resmi. Adapun secara fungsional, Pakaian adat Juga ada yang
khusus untuk keperluan acara resmi. Baik itu untuk acara lembaga
pemerintahan, upacara atau lainnya.

Beskap –
Pakaian Adat untuk Mojang Jajaka | twitter.com

Dewasa ini di kawasan Provinsi Jawa Barat kerap kali diadakan


sebuah event bernama Pemilihan Mojang Jajaka (MOKA). Ini
adalah ajang bergengsi pemuda dan pemudi Sunda dalam
mengasah talenta dan pengetahuan tentang budaya Sunda. Kalau
di Jakarta, sama seperti pemilihan Abang None dengan pakaian
adat Betawi nya
Dan pakaian adat yang dikenakan untuk keperluan resmi semisal
Mojang Jajaka tadi biasanya adalah Beskap (untuk laki-laki).
Apa itu Beskap?

Beskap yakni sejenis kemeja resmi untuk laki-laki. Pakain adat


sunda yang satu ini memang lebih diperuntukkan untuk acara-
acara resmi dan penting.
Beskap memiliki tekstru tebal, kerah bajunya juga tidak berlipat.
Warna pakaian beskap tentu beragam namun biasanya berwarna
gelap dan selalu polos. Jika diperhatikan dari dekat, ada
perbedaan ukuran potongan beskap pada bagian depan yang
tidak simentris. Tujuannya yaitu untuk antisipasi pemakaian
aksesoris keris yang mungkin cukup berat. Pola kancingnya juga
biasanya menyamping.

Beskap hampir pasti selalu dipadupadankan dengan jarik, yakni


sejenis kain panjang yang diikatkan untuk menutupi kaki.

Pakaian untuk Mojang Jajaka


Para mojang (perempuan) biasa mengenakan baju adat berupa
kebaya dengan warna polos dan kain kebat sebagai bawahan. Tak
lupa juga pemakaian ikat pinggang (beubeur) untuk
mengencangkan penggunaan kain. Kemudian juga memakai
selendang atau karembong. Dan untuk alas kaki yaitu
menggunakan selop warnanya biasanya disesuaikan dengan
kebaya.

Sebagai pelengkap, ditambah pula penggunaan aksesoris


tambahan. Antara lain sanggul untuk rambut, cincin, kalung, bros,
gelang, peniti rantai dan perhiasan lainnya yang dirasa cocok.
Pakaian
Adat untuk Mojang Jajaka | pinterest.com

Adapun para jajaka (pemuda) dalam ajang tersebut kerap


mengenakan atasan yaitu Beskap / jas tertutup dengan warna
hitam (atau bisa yg lainnya). Celana panjang juga biasanya
disesuaikan dengan warna baju atasnya. Kepala menggunakan
penutup sejenis peci (bendo). Dan yang terakhir, yaitu
penggunaan selop (kelom) untuk alas kaki.
Tambahan lainnya yaitu jam (arloji) rantai yang dipasangkan
dengan cara dijepit di saku jas.

Pakaian adat resmi ini juga bisa termasuk dalam kelompok


pakaian adat Sunda modern.

#5. Pakaian adat pengantin Sunda


Dalam fungsinya sebagai baju pengantin, pakaian adat Sunda juga
memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain. Kita
bisa dengan mudah menebak secara tepat bahwa itu adalah ciri
khas pakaian adat Sunda.

Adapun baju adat Sunda untuk pengantin sekarang ini telah


dimofifikasi sedemikian rupa agar terlihat lebih menarik dan
modern. Namun tanpa menghilangkan kesan dan nilai adat
tradisionalnya. Artinya modifikasinya tentu tidak dilakukan
menyeluruh, melainkan hanya beberapa bagian tertentu saja.

bp-guide.id

Cantiknya penampilan pakaian sepasang pengantin Sunda


memang sudah terkenal kemana-mana. Pada umumnya pakaian
adat Sunda untuk pengantin ini terinspirasi dari busana putri di
masa Kerajaan Sunda masa lalu. Di bagian kepala, rata-rata
menggunakan sejenis mahkota perhiasan yang dinamakan Siger.
Maknanya adalah sebagai perlambang kehormatan dan sifat bijak.

Busana / baju yang dikenakan pengantin wanita Sunda adalah


sejenis kebaya brokat dengan warna krem, kuning, dll. Aksesoris
perhiasan yang dikenakan meliputi gelang, cincin permata dan 2
kalung (pendek dan panjang) yang dipakai bersamaan. Untuk
bawahannya yaitu menggunakan kain batik kebat Lereng Eneng
Prada.

Adapun untuk pengantin prianya mengenakan Jas Buka


Prangwedana yang warnanya biasanya disesuaikan dengan warna
kebaya pengantin wanita. Begitupun dengan kain batik yang
dipakai, supaya selaras maka harus disamakan warnanya dengan
pengantin wanita. Yang tidak kalah penting adalah penutup
kepala (Bendo) dengan hiasan permata. Kemudian di bagian
bawah, dipakaikan juga Boro Sarangka, yakni sejenis kantong atau
tempat untuk menyimpan keris.

Berdasarkan jenis dan tata busananya, dan sanggul wanita yang


digunakan, Pakaian adat Sunda pengantin ini dibedakan menjadi 3
jenis.

 Tata Busana Pakaian Adat Pengantin Sunda Siger


(menggunakan sanggul Puspasari)

Pen
gantin Sunda Siger
 Busana Pengantin Sukapura (Sanggul Puspasari)

Pengantin
Sunda Sukapura

 Baju Pengantin Tata Busana Sunda Puteri (Sanggul


Ciwidey)
 Pengantin Sunda
Puteri
#6. Baju Adat Sunda untuk Anak-anak
Pembahasan kita yang terakhir dalam topic pakaian adat Sunda
kali ini adalah tentang baju adat untuk anak-anak. Pada dasarnya,
baju adat Sunda untuk anak-anak tentu sama saja dengan yang
dikenakan oleh orang dewasa seperti baju adat Mojang Jajaka
(resmi) di atas.

Untuk perempuan biasanya memakai kebaya sunda, dengan kain


kebat. Adapun buat anak laki-laki yaitu meggunakan beskap atau
jas, lengkap dengan bendo dan kain kebatnya juga. Yang
membedakan tentu hanyalah ukurannya saja yang diperuntukkan
untuk anak-anak dengan usia tertentu.

Pemakaian baju adat Sunda untuk anak-anak ini biasanya juga


diperlukan dalam rangka mengisi suatu acara sekolah atau lainnya.
Misal dalam memperingati hari kartini pada 21 April, atau ada
acara paturay tineung (perpisahan sekolah) yang mengharuskan
siswa mengenakan pakaian adat Sunda.

Dan berikut adalah contoh gambar penggunaan baju adat Sunda


untuk anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Saat
melihatnya, kita akan sedikit merasa gemas karena lucunya anak-
anak ini saat memakai pakaian adat Sunda.

Anak Laki-laki

Pakaian Adat Sunda Anak Laki-laki

Nama pakaian adat Sunda yang dikenakan kedua anak laki-laki


lucu di atas adalah Beskap. Penggunaan jas dan kain kebat batik
sebagai bawahan. Kemduian yang tidak kalah penting adalah
pemakaian Bendo (tutup kepala khas SUnda). Menjadikan
tampilan anak laki-laki menjadi gagah bak ksatria, namun juga
lucu dan menggemaskan.
Anak Perempuan

Pakaian
Adat Sunda Anak Perempuan

Potret di atas adalah salah satu contoh penggunaan pakaian adat


Sunda anak Perempuan. Kebaya Sunda dengan motif sederhana
dan berwarna polos putih dipadukan dengan kain kebat sebagai
bawahan. Dan rambut yang tidak lupa untuk disanggul.
Menjadikan mojang cilik ini semakin terlihat lucu tentunya.

Kesimpulan
Nah itulah tadi pembahasan mengenai Pakaian Adat Sunda atau
Jawa Barat yang berhasil Inspirilo rangkum dan bagikan. Semoga
dapat menambah pengetahuan kita tentang budaya Sunda. Dan
juga sekaligus memperkuat rasa cinta kita terhadap kebudayaan
daerah Sunda. Dengan segala keunikannya yang tidak dimiliki oleh
negara manapun di dunia ini. Jadi sudah selayaknya kita patut
mensyukuri semua itu.

Anda mungkin juga menyukai