Anda di halaman 1dari 9

1.

Pakaian Adat Kalimantan Timur Kustin

From: Radio Suara Wajar 96,8 FM.com


Baju adat dengan nama Kustin ini merupakan pakaian adat kalimantan timur yang bisanya dikenakan oleh suku Kutai.
Pakaian aini biasanya dikenakan oleh golongan menengah ke atas sebagai pakaian resmi dalam upacara pernikahan di masa silam.
Nama “Kustin” ini sendiri berasal dari bahasa kutai yang berarti busana. Pakaian adat kustin kalimantan timur ini biasanya terbuat dari bagah
beludru berwarna hitam.
Lengan baju didesain panjang dan kerahnya tinggi dengan bagian kerah dan dadanya dihiasi dengan pasmen.
Bagi para pria, pakaian adat Kustin umumnya akan dipadukan dengan celana panjang hitan yang dipasangi dengan dodot rambu bundar
berhiaskan lambang Wapen.
Sedangkan bagi para wanita, pakaian adat kustin dipakai dengan tambahan berupa kelibun kuing yang terbuat dari sutera.
Selain itu mereka juga akan menghias rambutnya dengan hiasan yang menyerupai aksesoris danggul adat jawa.
2. Pakaian Adat Kalimantan Timur Sapai Sapaq

From: Fitinline.com
Suku dayak kenyah adalah sub-suku Dayak mayoritas yang menduduki provinsi Kalimantan Timur. Sub-suku ini juga mempunyai pakaian adat
yang cukup populer juga. pakaian itu bernama baju adat ta’a dan bju adat Sape sapaq.
Pakaiana dat ta a yaitu pakaian perempuan suku Dayak kenyah. pakaian ini terdiri dari da’ a yakni semacam ikat kepala yang terbuat dari dain
pandan, baju atasan sapei inog, dan rok ta’ a.
Sedangkan pakaian adat Sapai Sapaq merupakan pakaian untuk para laki-lakinua. Tidak jauh berbeda dengan ta a, Pakain adat Sapai Sapaq juga
mempunyai gaya yang sama.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada pakaian atasnya yang berbentuk seperti rompi, celana dalam ketat, dan aksesoris senjata
tradisional khas Kalimantan timur yaitu bernama Mandau.
Perlu diketahui jika, corak Pakaian adat kalimantan timur sangat beragam dan bervariasi. ada yang coraknya bergambar burung enggang dan
harimau (corak khusus untuk bangsawan), dan corak tumbuhan (corak untuk rakyat jelata.
3. Pakaian Adat Dayak Ngaju
Gambar pakaian adat dayak :
From: Fitinline.com
Dayak ngaju sebenarnya tidak dominan mendiami daerah Provinsi Kalimantan Timur. Akan tetapi, Kekhasan pakaian adat yang diwariskan
kebudayaan mereka sangat disayangkan apabila tidak dibahas.
Suku dayak ngaju lebih sering ditemukan menduduki wilayah kalimantan tengah. Untuk kaum laki-laki, pakaian tradisional mereka umumnya
berupa kain penutup bagian bawah sebatas lutut, rompi, ikat kepala berhias bulu enggang, kalung manik-manik, ikat pinggang dan perisai kayu
serta mandau sebagai aksesoris pada bagian pinggang.
Sedangkan untuk para kaum wanita, Pakaian adat tersebut berupa rok pendek, baju rompi, ikat kepala yang dihiasi bulu enggang, ikat
pinggang, kalung manik-manik dan gelang tangan.
Perlu diketahui bawasannya pembuatan pakaian adat tersebut, Suku dayak ngaju biasanya menggunakan bahan-bahan alami berupa serat alam,
kulit siren, atau kayu nyamun. Bahan tersebut kemudian dibentuk sedemikian rupa dan dibubuhi warna dan corak hias.
Hias yang digunakan dalam pakaian adat tersebut sering kali diilhami oleh keyakinan masyarakat di suku tersebut.
4. Pakaian Adat Dayak Bulan Kuurung

From: Fitinline.com
Selain pakaian adat yang telah di jelaskan diatas, terdapat beberapa pakian Kalimantan Timur lainnya, yakni pakaian adat Bulan Kurung.
Pakaian adat ini terbagi menjadi beberapa jenis. Ada yang di desain tanpa lengan, pakaian dengan lengan pendek (dokot tangan), dan baju dengan
desain lengan panjang (lengke). Umumnya baju adat satu ini sering dipakai oleh para dukun.
Artike Terkait : Pakaian Adat Betawi beserta nama, gambarnya dan keterangannya
5. Pakain Adat Kalimantan Timur Bulang Burai King

from: berbagaireviews.com
lanjut pada tema Pakaian adat Kalimantan timur selanjutnya adalah Pakaian adat dengan nama bulung burai king. Pakaian ini biasanya dikenakan
saat upacara adat dayak.
Cirinya yang mencolok pada pakaian ini terletak pada hiasan manik-manik serta bulu burung yang dibentuk dengan sedemikian rupa sehingga
terkesan lebih indah, rapi dan menarik.
Pakaian Adat Dayak Kalimantan barat
 Pakaian Adat dayak untuk laki-laki

Pakaian Adat Suku Dayak (news.liputan6.com)


Baju adat Kalimantan Barat untuk pria bernama King Baba. Adapun artinya dalam bahasa dayak, King berarti pakaian dan Baba berarti laki-
laki. Baju ini terbuat dari bahan kulit kayu tanaman ampuro atau kayu kapuo. Jenis kayu tersebut adalah tumbuhan endemik Kalimantan yang
mempunyai kandungan serat tinggi.
Dalam pembuatan King Baba, kulit kayu ampuro dipukul-pukul menggunakan palu bulat di dalam air, hingga hanya tertinggal seratnya. Sesudah
lentur, kulit tersebut kemudian dijemur dan dihias dengan lukisan-lukisan etnik khas Dayak menggunakan bahan pewarna alami. Olahan kulit
kayu tadi dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai rompi tanpa lengan dan sebuah celana panjang.
Selain itu, serat kulit kayu tersebut juga dibuat menjadi semacam ikat kepala. Pada ikat kepala tersebut biasanya diselipkan bulu burung enggang
gading. Sebagai tambahan, senjata tradisional berupa Mandau juga dikenakan. Pakaian ini juga merupakan pakaian perang suku dayak.
 Pakaian Adat dayak untuk Perempuan
Pakaian adat Kalimantan Barat untuk para perempuan in bernama King Bibinge. Dibuat dari bahan dan cara yang sama dengan pakaian pria.
Akan tetapi, desainnya lebih sopan dengan perlengkapan yang menutup dada, stagen, kain bawahan, dan berbagai pernik lain seperti hiasan bulu
burung enggang, manik-manik, kalung, dan gelang.

Pakaian Wanita Adat Dayak


Kedua jenis pakaian ini selalu dikenakan baik saat menjalani aktivitas harian seperti berburu, bertani, atau saat melakukan upacara adat. Kedua
pakaian ini hingga sekarang tetap digunakan terutama oleh suku-suku Dayak Kubu yang masih tinggal di pedalaman dan bertahan hidup secara
nomaden.
Pakaian Adat Melayu Kalimantan Barat
 Pakaian Adat Melayu untuk Laki-Laki di Kalimantan Barat

Baju Telok Belanga


Telok belanga adalah pakaian khas melayu khusus untuk laki-laki. Pakaian ini biasa digunakan dalam berbagai macam acara resmi seperti
pernikahan dan upacara adat lainnya.
Pakaian ini terdiri dari baju dalaman yang berbahan satin berwarna kuning emas. Warna kuning emas merupakan warna kerajaan melayu.
Kemudaian dipadukan dengan celana panjang dan sarung atau kain corak ingsang yang dililitkan dipinggang hingga lutut. Selain itu sebagai
pelengkap, biasanya pemakain mengenakan songkok berwarna hitam.
 Pakaian Adat Melayu untuk Perempuan di Kalimantan Barat

Pakaian Adat Melayu Kalimantan Barat


Baju adat melayu untuk perempuan bernama Baju Kurong yang berarti kurung. Terdiri dari baju terusan polos yang panjangnya hanya sebatas
lutut. Dengan kerah berbentuk bulat dan resleting di bagian belakang. Untuk bawahan, biasanya menggunakan kain khas corak ingsang atau rok.
Pakaian ini juga biasa dikenakan saat upacara-upacara adat dan acara formal.
Baju adat merupakan cerminan kebudayaan negeri yang saat ini keberadaanya sudah mulai di pinggirkan zaman. Kita sebagai generasi penerus
harus selalu berupaya untul melestarikan dan mempertahankan kekayaan budaya negeri
Baamar Galung Pancaran Matahari
Pakaian adat pengantin yang paling digemari oleh semua golongan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan adalah pakaian adat
yang bernama Baamar Galung Pancaran Matahari.

Pakaian pengantin Ba’amar Galung Pancaranan Matahari dianggap paling mewah dengan modifikasi berupa mahkota maupun
aksesoris modern.
Ba’amar Galung Pancaranan Matahari, nama itu diambil dari nama perhiasan kepala yang dipakai pengantin wanita.
Pemakaiannya mulai berkembang di masyarakat Banjar sejak abad XIX (sejak munculnya pengaruh agama Islam dan kerajaan
Islam di Kalimantan Selatan)
Mempelai laki-laki mengenakan kemeja putih lengan pendek.
Pada bagian dada dihias renda menutupi semua kancing.
Kemudian, memakai jas terbuka tanpa kancing.
Pantalon terbuat dari bahan dan warna yang sama dengan jas.
Sabuk berhias air guci dengan motif lelipan dipakai sebagai simbol kekuasaan dan kemuliaan.
Kepalanya dibalut destar model siak Melayu, dengan segitiga lebih tinggi.
Bagian depan dihias dengan berbagai hiasan diikat di bagian belakang dengan buhul lam jalalah.
Sebagai pengikat digunakan tali wenang berupa kain berwarna.
Perhiasannya berupa samban, kalung bermotif bunga-bungaan, kalung panjang bogam, dan liris-liris bunga.
Kemudian keris yang dihiasi bogam bermotif bunga merah diselipkan di pinggang. Mempelai wanita mengenakan baju poko
berlengan pendek ditutupi dengan kida-kida. Kida-kida yaitu mantel sempit berhias yang berfungsi untuk menutup dada.
Mempelai wanita juga mengenakan sarung dan penutup pinggang (tali gapu) berhiaskan air guci.
Rambut mempelai wanita disanggul model amar galung bertahtakan mahkota dan dihias kembang goyang.
Mahkota ini terbuat dari pending emas bertahtakan permata.
Ornamen lain untuk rambut, antara lain boquet dengan pita rambut, bunga melati yang diatur berbaris, serta untaian bunga depan
dan belakang.
Mempelai wanita juga mengenakan kerabu manguyun, kalung, untaian metalik, dan untaian bunga warna keemasan.
Ada pula cincin dari warna bunga mayang, sabuk pinggang warna emas, bunga jepun berbentuk jepitan, serta bangle.
Bangle dipakai di lengan atas dan pergelangan kaki.
Bangle terbuat dari karet berbentuk lekuk akar atau iris buncis.
Kakinya beralaskan selop beludru bersulam benang emas.
Sepasang pengantin ini disandingkan di batatai yang dipenuhi oleh rangkaian daun sirih, bunga mawar merah, dan bunga melati.

2. Bagajah Gamuling Baular Lulut


Pakaian adat pengantin jenis Bagajah Gamuling Baular Lulut merupakan pakaian pengantin klasik yang berkembang sejak zaman
kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan.

Kelengkapan pakaian pengantin pria terdiri atas :


1) Baju poko berbentuk kemeja lengan pendek tanpa kerah.
2) Celana panjang yang dihiasi motif pucuk rebung dari manik-manik.
3) Tapih bermotif binatang halilipan.
4) Mahkota bundar berbentuk ular lidi yang melingkar dikepala
5) Kalung samban
6) Kilat bahu garuda mungkur paksi
7) Pending emas dengan kepala motif gula kelapa
8) Serta keris pusaka khas Banjar berbentuk sempana.
Sementara kelengkapan pakaian pengantin wanita terdiri atas :
1) Kemben penutup dada
2) Selendang
3) Kayu apu pengikat pinggang
4) Sarung panjang bermotif halilipan sebagai tapih.
5) Tatanan rambutnya dibuat berbentuk sanggul dengan dihiasi mahkota dan kembang goyang serta kuncup bunga melati.
6) Sebagai pelengkap dikenakan pula :
a) Bonel (anting beruntai panjang) kalung kebun raja
b) Kalung samban pedaka
c) Ikat pinggang
d) Gelang tangan
e) Cincin permata
f) Gelang kaki
g) Dan Selop sebagai alas kaki.

3. Babaju Kun Galung Pacinan


Pakaian pengantin babaju kun galung pacinan tercipta dari akulturasi kebudayaan Banjar dengan kebudayaan Tiongkok.
Pakaian pacinan memiliki bentuk yang mirip dengan pakaian pengantin Betawi dan Semarang.
Kelengkapan pakaian pengantin pria terdiri atas :
1) Baju gamis dan jubah
2) Kopyah alpe berlilitkan surban dan dihias dengan untaian kuncup bunga melati
3) Selempang serta alas kaki berupa selop yang dihiasi dengan sulaman benang emas.
4) Ditambahkan pula penggunaan kalung rantai dari emas dan permata, serta cincin bermata satu dari zamrud.
Sementara kelengkapan pakaian pengantin wanita yaitu :
1) Kebaya lengan panjang berbentuk cheong sam yang dihiasi motif bunga teratai yang disulam dari benang emas.
Pemakaian kebaya ini dipadukan dengan rok besar bertabur manik-manik yang dihiasi dengan sulaman motif cina.
2) Bagian kepala ditambahkan penggunaan mahkota setengah lingkaran bertahtakan permata, kembang goyang, tusuk konde
berbentuk huruf lam dengan permata batu mulia, serta tusuk konde berbentuk burung hong.

4. Babaju Kubaya Panjang


Dalam perkembangannya, pakaian adat Kalimantan Selatan khas pengantin Banjar ini juga masih tetap lestari.

Pakaian adat ini pun tak luput dari sentuhan mode masa kini tapi tetap tidak meninggalkan pakem dan keindahan alami adat yang
berlaku.
Seperti pada pakaian adat yang asli menggunakan baju poko untuk mempelai wanita.
Dengan menyesuaikan karakter si pemakai juga sentuhan Islami dalam masyarakat Banjar, kerap diganti dengan pakaian kebaya
panjang.
Bahkan juga dilengkapi dengan jilbab tetapi tetap dihiasi dengan amar atau mahkota serta aksesori lainnya.
Pasangan mempelai pun masih menggunakan pakaian adat ini untuk tampil menerima restu dari sanak famili.

Pakaian Adat Kalimantan Tengah (Kalteng)

Pakaian Adat Kalimantan Tengah


Baju Sangkarut yang merupakan pakaian adat suku Dayak Ngaju diresmikan sebagai pakaian adat Kalimantan Tengah.

Baju Sangkarut adalah pakaian yang desainnya berbentuk rompi, dan pada jaman dahulu rompi ini kerap digunakan untuk berperang, dan juga
dapat di kenakan pada saat upacara adat perkawinan.

Penggalan kata Sangka yang berarti Batas, memiliki arti filosofi bahwa pakaian ini memiliki kekuatan magis yang dipercaya dapat melindungi
pemakainya dari segala gangguan roh halus yang jahat.

Baju Sangkarut dibuat dari bahan kulit nyamu dari kulit pohon pinang puyu, dan pohon pinang puyu ini sangat banyak di temukan di hutan-
hutan tropis seperti yang ada di Kalimantan Tengah dan sekitarnya.

Ciri dari kulit nyamu ini yaitu memiliki struktur kulit yang keras sehingga dapat diolah dan dibentuk menjadi rompi, selain dari bahan kulit pinang
puyu pakaian adat Kalimantan Tengah ini juga dapat dibuat dari bahan serat tenggang dan kulit nanas, Baju Sangkarut dihias dengan lukisan
menggunakan cat warna dari bahan-bahan alam seperti ;
Untuk warna hitam dibuat dari bahan jelaga, warna kuning dari kunyit, warna putih dari tanah putih yang dicampur dengan air, dan untuk warna
merah dari buah rotan, baju sangkarut juga diberi aksesoris atau hiasan aneka pernak pernik seperti kulit trenggiling serta sebagai aksesoris
kalung adalah pernak-pernik dari tulang hewan serta uang logam.

Bagian bawahan pada Baju Sangkarut adalah Ewah atau Cawet, dan dilengkapi dengan perlengkapan lain berupa senjata tradisional seperti
manda, tombak dan perisai.

Hiasan Rompi Sangkarut


Rompi sangkarut biasanya dihiasi dengan lukisan dari cat alami atau beragam pernik, misalnya tempelan kulit trenggiling, kancing, manik-manik,
kancing, uang logam, atau benda-benda lainn yang dipercaya memiliki kekuatan magis.

Hiasan Rompi Sangkarut Kalimantan Tengah

Rompi sangkarut akdikan dipakai bersama busana bawahan berupa cawat dan beragam aksesoris perang lain berupa senjata tradisional
misalnya tombak, mandau, dan perisai. Beraneka ragam jenis kalung dari tulang hewan atau logam juga dikenakan sebagai aksesoris.

Keberadaan rompi sangkarut pada saat ini sudah semakin langka karena masyarakat Dayak Ngaju mulai mengenal ilmu tekstil sehingga mulai
beralih ke jenis pakaian yang lebih nyaman dipakai. Walaupun begitu masih tetap ada beberapa masyarakat yang masih berusaha menjaga
kelestarian pakaian adat yang unik ini.

Konon, hiasan ini bukan sembarang hiasan, tetapi memiliki daya kekuatan tersendiri. Silahkan baca : Daya Magis Rompi Sangkarut

Selain berupa rompi sangkarut, suku Dayak Ngaju sebenarnya mempunyai beberapa macam pakaian adat lainnya. Diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Baju Upak Nyamu


Baju ini dibuat dari bahan yang sama dengan bahan pembuatan rompi sangkarut khas pakaian adat Kalimantan Tengah, yaitu dari kulit kayu
nyamu. Penggunaannya juga akan memakai ewah atau cawat yang menutupi bagian kemaluannya. Yang membedakan adalah baju upak nyamu
ini tidak dihiasi dengan lukisan atau tempelan. Jadi hanya berupa rompi polos tanpa lengan.

Baju Upak Nyamu Kalimantan Tengah (Kalteng)

2. Baju Pawang
Sesuai dengan sebutannya, baju pawang hanya dupakai oleh dukun atau ulama dalam kepercayaan Kaharingan saat memanjatkan doa. Dalam
kepercayaan asli suku Dayak ini, sang dukun diyakini bisa menolong mendatangkan hujan, melindungi diri dari roh jahat, serta menyembuhkan
orang sakit. Baju pawang dibuat dari serat kayu dan dihiasi dengan umbai-umbaian atau manik-manik.
Baju Pawang Kalimantan Tengah (Kalteng)

3. Baju Tenunan
Dengan masuknya suku bangsa lain, misalnya suku Mandar atau Melayu membuat masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah pada jaman dahulu
mengenal seni menenun. Mereka mulai belajar menenun kain dari bahan serat alami misalnya serat nenas, serat nyamu, dan serat tumbuhan
lain

Baju Tenunan Kalimantan Tengah (Kalteng)

Kain tenunan tersebut juga dilengkapi dengan motif-motif khusus dan cukup unik, misalnya motif segitiga, motif flora, fauna, motif alam, dan
sebagainya. Tetapi, baju tenunan tersebut pada saat ini sudah punah.

4. Baju dari Anyaman Tikar


Ada juga model baju yang terbuat dari anyaman tikar. Baju yang tidak diketahui namanya ini terbuat dengan menganyam tikar,dihiasi dengan
ukiran kayu, tulang, atau kerang. Busana ini diyakini sebagai baju khas pada saat berperang.

5. Baju Berantai
Penelitian terkini mendapatkan bahwa suku Dayak Ngaju pada perkembangannya juga mengenal baju zirah. Baju khusus untuk berperang
tersebut terbuat dari untaian besi. Diperkirakan, keberadaan baju ini disebabkan oleh pengaruh budaya luar, utamanya dari budaya suku Moro
Filiphina.

Anda mungkin juga menyukai