Anda di halaman 1dari 13

PAKAIAN ADAT 34 PROVINSI

DI INDONESIA

1. Nanggroe Aceh Darussalam / NAD (Daerah Istimewa)

Pakaian Adat Tradisional Laki-laki Aceh (Linto Baro) :


□ Pria memakai Baje Meukasah atau baju jas leher
tertutup. Ada sulaman keemasan menghiasi krah baju.
□ Jas ini dilengkapi celana panjang yang disebut Cekak
Musang. Kain sarung (Ija Lamgugap) dilipat di pinggang
berkesan gagah.
□ Kain sarung ini terbuat dari sutra yang disongket.
□ Sebilah rencong atau Siwah berkepala emas/perak dan
berhiaskan permata diselipkan di ikat pinggang.
□ Bagian kepala ditutupi kopiah yang populer
disebut Meukeutop.
□ Tutup kepala ini dililit oleh Tangkulok atau Tompok dari
emas. Tangkulok ini terbuat dari kain tenunan. Tompok ialah
hiasan bintang persegi 8, bertingkat, dan terbuat dari logam
mulia

Baju Adat Perempuan Aceh (Dara Baro) :


□ Wanita mengenakan baju kurung berlengan panjang hingga sepinggul. Krah
bajunya sangat unik menyerupai krah baju khas china.
□ Celana cekak musang dan sarung (Ija Pinggang) bercorak yang dilipat sampai
lutut. Corak pada sarung ini bersulam emas.
□ Perhiasan yang dipakai : kalung disebut Kula. Ada pula hiasan lain seperti :
Gelang tangan, Gelang kaki, Anting, dan ikat pinggang (Pending) berwarna emas.
□ Bagian rembut ditarik ke atas membentuk sanggul kecil dengan hiasan kecil
bercorak bunga

Meski pada dasarnya kedua pakaian itu memiliki corak sama, namun dari segi ragam
dan atribut ataupun simbol-simbol yang digunakan ada perbedaan antara pakaian yang
digunakan laki-laki dan perempuan

1
2. Sumatera Utara / Sumut

Di daerah Tapanuli Utara tenunan tradisionalnya disebut ulos.


Kain ulos itu terdiri dari beberapa macam yang harga dan
fungsinya berbeda-beda. Misalnya: Ulos Godang, Sibolang,
Mangiring, Sitoluntuho, Ragi Hidup, Sadum, dan Ragi Hotang.

Pada upacara adat kaum pria mengenakan tutup kepala yang


disebut sabe-sabe dari ulos mangiring. Di bahunya disampirkan
Ulos Ragi Hotang dan mengenakan kain sarung. Kaum
wanitanya menegenakan Ulos Sadum yang disampirkan di
kedua bahunya dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan
mengenakan sarung suji.

3. Sumatera Barat / Sumbar

Kaum pria dari Sumatera Barat memakai tutup kepala yang


disebut saluak. Memakai baju model teluk belanga yang berlengan
agak pendek dan melebar ke ujung. Selembar kain menyelempang
di bahu dan sebilah keris terselip di depan perut. Ia juga memakai
celana panjang dengan kain songket melingkar di tengah badan.
Sedangkan wanitanya memakai tutup kepala bergonjang yang
disebut tangkuluak tanduak, baju kurung dengan kain songket
menyelempang di bahu dan berkain songket. Perhiasan yang
dipakainya adalah anting-anting, kalung bersusun dan gelang pada
kedua belah tangan, pakaian ini berdasarkan adat Minangkabau.

4. Bengkulu

Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari daerah Bengkulu adalah
mahkota deangan gunjai-gunjainya (pita) serta baju model jas
tertutup. Ia juga memakai kalung bersusun, kain songket yang
melingkar di pinggang dan celana sebatas lutut.

Sedangkan wanitanya memakai baju kurung yang disuji dan


berkain songket. Ia juga memakai mahkota, kalung bersusun serta
gelang pada kedua belah tangan. Pakaian ini dipakai untuk
upacara pernikahan.

2
5. Riau

Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari Riau adalah tutup
kepala atau destar, baju model teluk belanga dengan kain yang
melingkar di tengah badan dan bercelana panjang yang disuji.

Pakaian adat yang dikenakan wanitanya adalah baju kurung yang


disuji (dibordir), berselempang kain bersuji serta berkain songket.
Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, gelang dan
cincin.

6. Kepulauan Riau / Kepri

Pakaian pria yang digunakan pria disebut baju teluk


telanga. Baju ini dipadankan dengan celana panjang yang
disuji. Sehelai kain diikatkan di tengah badan hampir
menyentuh lutut. Bagian kepala ditutup dengan destar
atau tanjak. Pada hari pernikahan pengantin pria memakai
jubah yang dilengkapi celana panjang , kain selempang
dan ikat pinggang . Pengantin ini memakai tutup kepala
yang disebut ketu

7. Jambi

Pria dari Jambi memakai mahkota dan kalung bersusun. Ia juga


memakai pending dengan keris terselip di depan perut serta gelang
emas pada kedua belah lengan dan tangan. Baju dan celananya
bersuji dengan model yang khas dan kain songket melingkar di
tengah badan.

Pakaian yang dipakai wanitanya serupa benar dengan sang pria


seperti mahkota, kalung bersusun, pending serta gelang emas
pada kedua belah lengan, tangan dan kaki. Ia juga memakai baju
kurung serta kain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara
pernikah

3
8. Sumatera Selatan / Sumsel

Pakaian Adat Sumatera Selatan bisa dikatakan sebagai


simbol peradaban budaya masyarakat Sumatra Selatan. Karena
di dalamnya terdapat unsur filosofi hidup dan keselarasan. Hal
ini bisa dilihat dari pilihan warna dan corak yang menghiasi
pakaian adat tersebut. Ditambah dengan kelengkapannya,
makin menambah kesakralan yang nampak pada tampilan
pakaian adat yang berfungsi sebagai identitas budaya
masyarakat Sumatra Selatan.

Daerah yang dikenal dengan sebutan “Bumi Sriwijaya” dan


masyarakatnya yang dipanggil sebagai “Wong Kito Galo”
memiliki pakaian tradisional yang khas dengan keragaman
corak di tiap kebupaten dalam propinsi tersebut.
Dalam catatan sejarahnya, pakaian adat Sumatra Selatan
berasal dari jaman kesultanan Palembang pada abad ke-16
hingga pertengahan abad ke-19. Saat itu pakaian adat tersebut
hanya boleh digunakan oleh golongan keturunan raja-raja atau
priyai saja. Pakaian adat ini terinspirasi dari zaman kerajaan Sriwijaya yang pernah
berjaya di daerah Sumatra Selatan pada abad ke-7 sampai ke-13 Masehi. Selain faktor
sejarah yang kuat, hal paling terpenting dalam hasil cipta karya budaya manusia adalah
sikap memegang teguh dan rasa bangga yang tertanam pada masyarakat Sumatra
Selatan untuk tetap menggunakan pakaian adat dalam setiap moment upacara adat.

Aessan Gede dan Aesan Paksangko


Pakaian adat Sumatera Selatan sangat terkenal dengan sebutan Aesan gede yang
melambangkan kebesaran, dan pakaian Aesan paksangko yang melambangkan
keanggunan masyarakat Sumatera Selatan. Pakaian adat ini biasanya hanya digunakan
saat upacara adat perkawinan. Dengan pemahaman bahwa upacara perkawinan ini
merupakan upacara besar. Maka dengan menggunakan Aesan Gede atau Aesan
Paksangko sebagai kostum pengantin memiliki makna sesuatu yang sangat anggun,
karena kedua pengantin bagaikan raja dan ratu.
Pembeda antara corak Aesan Gede dan Aesan Paksongko, jika dirinci sebagai berikut;
gaya Aesan Gede berwarna merah jambu dipadu dengan warna keemasan. Kedua warna
tersebut diyakini sebagai cerminan keagungan para bangsawan Sriwijaya. Apalagi
dengan gemerlap perhiasan pelengkap serta mahkota Aesan Gede, bungo cempako,
kembang goyang, dan kelapo standan. Lalu dipadukan dengan baju dodot serta kain
songket lepus bermotif napan perak.
Pada Aesan Paksangkong. Bagi laki-laki menggunakan songket lepus bersulam emas,
jubah motif tabor bunga emas, selempang songket, seluar, serta songkok emeas
menghias kepala. Dan bagi perempuan menggunakan teratai penutup dada, baju kurung
warna merah ningrat bertabur bunga bintang keemasan, kain songket lepus bersulam
emas, serta hiasan kepala berupa mahkota Aesan Paksangkong. Tak ketinggalan pula
pernak-pernik penghias baju seperti perhiasan bercitrakan keemasan, kelapo standan,
kembang goyang, serta kembang kenango.

4
9. Lampung

Pria Lampung memakai pakaian adat berupa tutup kepala, baju


jas dengan leher tertutup, celana panjang dan berkain songket
yang melingkar di pinggang. Sebilah belati terselip didepan perut.
Wanitanya memakai tutup kepala melebar dengan bentuk yang
khas. Bajunya disebut kawai sadariah dan berkain songket.
Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, pending dan
gelang pada kedua belah tangannya. Pakaian ini dipakai sewaktu
menghadiri upacara adat dirumah orang tua atau mertua.

10. Kepulauan Bangka Belitung / Babel

Untuk Pakaian adat pengantin wanita Kota Pangkalpinang,


Bangka Belitung berupa baju kurung merah, dimana baju
adat ini biasanya terbuat dari bahan kain sutra ataupun dari
bahan beludru yang mana pada jaman dulu sering disebut
dengan baju Seting dan untuk kain yang dikenakan berupa
kain bersusur ataupun kain lasem atau biasa disebut
dengan nama kain cual. Kain cual ini merupakan kain tenun
asli yang berasal dari Mentok. Pada bagian kepalanya
menggunakan mahkota yangbiasanya dinamakan dengan
"Paksian". Sedangkan untuk mempelai pria nya akan
mengenakan "Sorban" atau kalau dalam masyarakat
setempat disebut di sebuat dengan Sungkon.

Untuk busana pengantin kaum perempuan yang ada di sini,


menurut keterangan dari orang tua-tua yang berasal dari
Cina, konon ada ceritanya tersendiri. Menurut cerita
waktunitu ada saudagar yang berasal dari Arab yang datang ke negeri Cina, Tujuannya
adalah untuk berdagang dan juga untuk menyiarkan agama Islam. saudagar ini kemudian
jatuh cinta dengan seorang gadis Cina. Selanjutnya mereka melangsungkan upacara
perkawinan dengan gadis Cina tersebut, Dan pada acara perkawinan inilah kedua
mempelai ini memakai pakaian adat masing-masing.

Karena waktu itu banyak sekali orang-orang yang berasal dari Cina dan Arab yang datang
untuk merantau ke wilayah pulau Bangka terutama ke Kota Mentok. Waktu itu Kota
Mentok ini sebagai pusat pemerintahan. Dan pada saat itu diantaranya ada yang telah
melakukan upacara perkawinan maka banyak sekali masyarakat pulau Bangka yang
meniru pakaian tersebut. Pakaian untuk pasangan pengantin ini pada akhirnya di sebut
dengan nama pakaian "Paksian"

5
11. DKI Jakarta / Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Pakaian Adat berupa tutup kepala dengan baju jas yang menutup
leher, yang digunakan sebagai stelan celana panjang melengkapi
pakaian Adat Pria Betawi. Selembar kain batik dilingkari pada
bagian pinggang dan diselipkan di depan perut. Para wanita
biasanya memakai Baju Kebaya, selendang panjang yang menutup
kepala serta kain batik.

Sedangkan dengan pakaian pengantin, terlihat dari berbagai


kelompok etnis pembentuk masyarakat betawi. Pakaian yang
dikenakan Pengantin Pria, yang terdiri dari Sorban, Jubah Panjang
dan Celana Panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.
Sedangkan pada pakaian Pengantin Wanita yang mengenakan
Syangko (penutup muka), Baju Model Encim dan Rok Panjang
memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya,
terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan
wanita dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.

12. Jawa Barat

Pakaian adat pria Jawa Barat berupa tutup kepala (destar), berjas
dengan leher tertutup (jas tutup). Ia juga memakai kalung, sebilah
keris yang terselip di pinggang bagian depan serta berkain batik.

Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, kalung, dan berkain


batik. Beberapa hiasan kembang goyang menghiasi bagian atas
kepalanya. Begitu pula rangkaian bunga melati yang menghiasi
rambut yang disanggul. Pakaian ini berdasarkan adat Sunda.

13. Banten

Untuk masyarakat Baduy masih mengenakan pakaian adat


tradisionalnya dalam kehidupan sehari-hari. Baduy Dalam sering
mengenakan pakaian adat berwarna putih yang melambangkan
kesucian. Sementara Baduy Luar mengenakan pakaian adat
berwarna hitam

6
14. Jawa Tengah

Pakaian adat untuk pria Jawa Tengah adalah penutup kepala


yang disebut kuluk, berbaju jas sikepan, korset dan keris yang
terselip di pinggang. Ia juga memakai kain batik dengan pola
dan corak yang sama dengan wanitanya.
Sedangkan wanitanya memakai kebaya panjang dengan kain
batik. Perhiasannya berupa subang, kalung, gelang, dan cincin.
Sanggulnya disebut bokor mengkureb yang diisi dengan daun
pandan wangi.

15. DI Yogyakarta / Daerah Istimewa Yogyakarta

Pria Yogyakarta memakai pakaian adat berupa tutup kepala


(destar), baju jas dengan leher tertutup (jas tutup) dan keris yang
terselip di pinggang bagian belakang. Ia juga mengenakan kain
batik yang bercorak sama dengan sang wanita.
Sedangkan wanitanya memakai kebaya dan kain batik.
Perhiasannya berupa anting-anting, kalung, dan cincin.

16. Jawa Timur

Pakaian adat tradisional Madura, Jawa Timur biasa disebut pesa’an.


Pakaian ini terkesan sederhana karena hanya berupa kaos bergaris
merah putih dan celana longgar. Untuk wanita biasa menggunakan
kebaya. Penggunaan penutup kepala atau odheng, arloji rantai,
sebum dhungket atau tongkat, serta kain yang di selempangkan
dari bahu kanan ke bahu kiri dengan motif hitam dan merah.

7
17. Kalimantan Barat / Kalbar

Pakaian ini adalah pakaian yang digunakan sudah sejak dulu oleh
masyarakat Kalimantan Barat. Pakaian adat trasional Kalimantan
Barat berbahan kulit kayu yang diproses menjadi kain. Untuk
bahan utama yang digunakan sebagai bahan pakaian adat
tradisional Kalimantan Barat adalah kulit kayu kapuo atau
ampuro. Kulit kayu tersebut dipukul termasuk di pukul di dalam
air menggunakan pemukul yang berbentuk bulat. Kemampuan
mengolah kulit kayu menjadi kain oleh masyarakat merupakan
kemampuan yang secara turun temurun diturunkan oleh nenek
moyang.

18. Kalimantan Tengah / Kalteng

Pakaian adatnya pria Kalimantan Tengah berupa kepala


berhiasankan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang
menutup bagian bawah badan sebatas lutut. Sebuah tameng kayu
hiasan yang khas bersama mandaunya berada di tangan.
Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manik dan ikat
pinggang.
Wanitanya memakai baju rompi dan kain (rok pendek), tutup
kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, kalung manik, ikat
pinggang dan beberapa gelang tangan.

19. Kalimantan Selatan / Kalsel

Ada beberapa jenis pakaian adat tradisional Suku Banjar yang berasal dari provinsi
Kalimantan Selatan, antara lain Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut, Pengantin
Baamar Galung Pancar Matahari, Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan dan Pengantin
Babaju Kubaya Panjang.

8
20. Kalimantan Timur / Kaltim

Pakaian adat untuk wanita dinamakan Ta a dan pakaian untuk


laki-laki dinamakan Sapei Sapaq.
Ta a terdiri dari Da a,yaitu semacam ikat kepala yang terbuat dari
pandan.Atasan atau baju dinamakan Sapei Inoq dan bawahannya
atau rok disebut Ta a.
Sedangkan Sapei Sapaq yang digunakan laki-laki paada
umumnya hampir sama dengan motif pakaian perempuan
.Namun Sapei Sapaq atasannya dibuat berbentuk rompi dan
bawahannya adalah cawat yang disebut abet kaboq.biasanya para
pria melengkapi sapei sapaq dengan mandau yang diikiat di
pinggang .

21. Kalimantan Utara

Pakaian adat Kalimantan Utara hampir mirip dengan pakaian


adat di Kalimnatan Timur. Karena provinsi ini dulu termasuk ke
dalam provinsi Kalimantan Timur sehingga untuk suku bangsa
dan kebudayannya pun mirip dengan Kalimantan timur.
Pakaian adat pada pria mengenakan rompi tanpa lengan serta
dililitkan kain hingga selutut. Dikepala dikenakan topi berhiaskan
bulun burung.
Sedangkan pakaian adat pada wanita menegnakan rompi yang
bercorak khas Kalimantan tanpa lengan serta bagian bawahnya
rok. Dikepalanya dihiasi topi yang unik.

22. Bali
Pakaian adat tradisional Bali sesungguhnya sangat bervariasi,
meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing
daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen,
berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur
penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat
diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan
yang dipakainya.

9
23. Nusa Tenggara Barat
Pria :
Yang menjadi ciri khas dari Suku Bima adalah sambolo, atau ikat
kepala. Sambolo merupakan ikat kepala yang terbuat dari kain
tenun, motifnya serupa sarung songket. Selain itu, kaum pria
mengenakan sejenis kemeja berlengan panjang dan berkerah
pendek. Di bagian bawah, pria menggunakan sarung songket dan
mengenakan ikat pinggang yang disebut salepe. Bentuk salepe
tidak berbeda dengan selendang, pemakaiannya hanya dililitkan
melingkar di pinggang.
Wanita :
Untuk wanita mengenakan baju berlengan pendek yang dipadu
dengan kain songket sebagai bawahannya.

24. Nusa tenggara Timur

Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian adat tradisional


untuk pria Rote, Nusa Tenggara Timur. Untuk wanita, biasanya
mengenakan baju kebaya pendek dan bagain bawahnya
mengenakan kain tenun.

25. Sulawesi Barat / Sulbar

Lipa Saqbe Mandar (Sarung Sutra Mandar) adalah pakaian adat


Sulawesi Barat yang sepintas memiliki persamaan dengan kain
sutra daerah lain, tapi di setiap jenis dan nama Lipa Saqbe
Mandar memiliki ciri khas khusus yakni dari segi corak (sure’
ataupun bunga) dan cara pembuatannya, yang membuatnya
terkenal ke daerah sekitarnya (bugis dan makassar).

10
26. Sulawesi Utara / Sulut

Provinsi Kalimantan Utara dapat dikatakan provinsi yang paling


muda dalam sejarah berdirinya negara Indonesia. Provinsi ini
juga sekaligus provinsi yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga. Awalnya provinsi ini termasuk kedalam provinsi
Kalimantan Timur sehingga untuk suku bangsa dan
kebudayannya pun mirip dengan Kalimantan timur. Untuk pria
biasanya terletak pada motif hiasan di dada dan penutup kepala
mereka, untuk wanita biasanya terletak pada hiasan di kepala
serta gelang yang dipakainya.

Today Deal $

27. Sulawesi Tengah / Sulteng

Baju Nggembe adalah pakaian adat tradisional yang dipakai oleh


remaja putri untuk Upacara Adat atau pesta. Baju Nggembe
berbentuk segi empat, berkerah bulat berlengan selebar kain,
panjang blus sampai pinggang dan berbentuk longgar.

28. Sulawesi Selatan / Sulsel

Baju bodo adalah pakaian adat tradisional perempuan


Bugis, Sulawesi Selatan, Indonesia. Baju bodo berbentuk segi
empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku
lengan. Baju bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di
dunia.

11
29. Sulawesi Tenggara / Sultra

Pakaian adat Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Pakaian Adat Suku


Tolak

30. Gorontalo
Pakaian adat Gorontalo yang biasa dikenakan pada saat upacara
pernikahan, upacara khitanan, upacara baiat (pembeatan
wanita), upacara penyambutan tamu, maupun upacara adat
lainnya
Pakaian adat pada pria berupa baju tertutup yang dipadankan
dengan celana panjang. Pakaian ini dilengkapi penutup kepala
dan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Serta ada senjata
tradisional wamilo diselipkan dililitan sarung tersebut.
Sedangkan pakaian adat pada wanita berupa baju berukuran
panjang sejenis baju kurung. Dan anting berwarna emas.
Biasanya, rambut wanita disanggul dengan bentuk sederhana
dan dihiasi kembang emas.

31. Maluku

Baju cele ini bermotif garis – garis geometris/berkotak – kotak kecil. Baju
cele in biasanya dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak
terlalu jauh berbeda, harus seimbang dan serasi.
Baju cele ini dipakai juga dalam upacara – upacara adat (acara pelantikan
raja, acara cuci negeri, acara pesta negeri, acara panas pela dll.) dan di
kombinasi dengan kain yang pelekat yang disalele yaitu disarung dari luar
dilapisi sampai batas lutut dan dipakai lenso (sapu tangan yang diletakan
di pundak).
Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki atau boleh juga pakai selop.
Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat lagi dengan tusukan
konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.

12
32. Maluku Utara

Ada beberapa jenis busana yang dikenakan dalam upacara-


upacara adat. Busana yang dikenakan oleh sultan disebut
manteren lamo yang terdiri atas celana panjang hitam dengan bis
merah memanjang dari atas ke abawah, baju berbentuk jas
tertutup dengan kancing besar terbuat dari perak berjumlah
sembilan . Sementara itu, leher jas, ujung tangan, dan saku jas
yang terletak di bagian luar berwarna merah. Konon warna
tersebut melambangkan keperkasaan dari pemakainya. Selain itu,
penampilan busana yang dikenakan oleh sultan tersebut
dilengkapi dengan destar untuk menutup kepala. Busana yang
dikenakan oleh istri sultan terdiri atas kebaya panjang atau
kimun gia, yang terbuat dari kain satin berwarna putih dengan
pengikat pinggang yang terbuat dari emas, serta kain panjang.
Perhiasan lainnya yang dikenakan oleh permaisuri tersebut meliputi kalung, bros, dan
peniti yang terbuat dari intan, berlian, atau emas. Di samping itu, mereka juga
mengenakan hiasan lainnya yang berupa konde yang berukuran besar, sedangkan konde
kecil biasanya dipakai oleh pembantu permaisuri

33. Papua Barat


Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin
anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir
sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan
bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-
sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan
kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat
pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada
pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini
merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan
tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki
menambah kesan adat Papua.

34. Papua

Pakaian adat pria dan wanita di Papua hampir sama bentuknya.


Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan
model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan kepala
berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari
manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk
pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Dengan
tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki
menambah kesan adat Papua

13

Anda mungkin juga menyukai