Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3:

1. ADE PUTRI BINTANG SIREGAR (5223143014)

2. DEVI ULIARTA SIMANJUNTAK (5223143032)

3. LAILA TAMARA (5223343002)

4. RINA SINTIA (5223143004)

5. SALSABILA SYAHIRA (5223143011)

RANGKUMAN MATERI KELOMPOK 1


1. Sumatera Barat
Pakaian adat Sumatra barat sangat identic dengan tradisi minangkabau. Ciri khas
pakaian adat Sumatra barat adalah penggunaan kain tenun dan adanya corak emas untuk
memberi kesan mewah. Adapun pakaian adat untuk wanita biasa disebut dengan pakaian
adat Bundo kanduang. Bentuk dasar yang diterapkan pada baju adat Sumatra barat
yakni baju bundo kanduang yaitu pada bagian atas menerapkan bentuk dasar kutang yaitu
tunika yang dimana bentuk dasar tunika tersebut telah dikembangkan. Dan pada bagian
bawah menerapkan bentuk dasar celemek panggul yang telah dikembangkan juga.
Filosofi Pakaian Adat Sumatera Barat
 pakaian adat bagian atas
Ada bagian atas pakaian yaitu tengkuluk ikek atau tengkuluk tanduk
yang merupakan penutup kepala. Tengkuluk berbentuk Loyang sepuhan
atau menyerupai tanduk kerbau yang runcing dan berumai emas. Hal
tersebut memiliki makna filosofis yakni kepemilikan rumah gadang.
Seorang ibu mempunyai peranan penting dalam sebuah keluarga.
 pakaian adat bagian tengah
Pada bagian tengah pakaian yaitu baju kurung atau naju dengan variasu
warna biru, hitam, merah, atau lembayung dengan hiasan benang emas
serta minsai di bagian tepinya. Filosofis pada baju kurung dengan minsai
yaitu bundo kanduang harus patuh dengan berbagai batasan adat dan di
larang melanggar.
 pakaian adat bagian bawah
Pada bagian bawah pakaian yaitu kain sarung atau kodek balapak yang
di hiasi dengan sulaman benang emas. Adapun makna filosofis dari kain
sarung tersebut adalah simbol kebijaksanaan. Dengan kain sarung yang
digunakan pada pakaian adat minangkabau menandakan bahwa bundo
kanduang harus menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
 perhiasan
Ketika menggunakan pakaian adat minangkabau, perhiasan juga
digunakan sebagai pelengkap. Perhiasan yang berupa seperangkat kaluang
atau kalung dengan Sembilan jenis yang berbeda-beda, cincin dengan
bentuk beragam, serta seperangkat gelang.
2. Sumatera Selatan
Du Aesan adalah Busana adat Sumatera Selatan yang berasal dari zaman
kesultanan Palembang sejak abad ke-16 sampai abad Ke-19 dan dipengaruhi oleh
Kerajaan Sriwijaya. Aesan Gede adalah busana melambangkan kebesaran. Busana ini
merupakan perlambang akan keagungan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Berbalut
dengan warna merah muda yang dipadukan dengan sulaman berwarna keemasan,
Aesan Gede ini mempunyai nilai filosofi bahwa memang layak untuk dijuluki sebutan
swarnadwipa atau pulau emas.
Bentuk Busana Aesan
Pada busana Aesan untuk wanita dan pria samasama memakai dasar busana Ponco
pada bagian
atas busana
▪ Dan pada bagian atas busana terdapat juga busana dasar tunika
▪ Bagian bawah terdapat dasar busana celemek panggul pada pria dan Wanita
▪ Busana pria memakai celana lalu dilapisi oleh celemek panggul
▪ Dan pada Wanita memakai 2 celemek panggul dengan Panjang berbeda-beda

3. Bengkulu
Kehadiran kerajaan-kerajaan ini memberikan pengaruh pada kehidupan
masyarakat Bengkulu, misalnya pada adat pakaian.Pakaian adat Bengkulu yang
disebut Rejang Lebong, merupakan percampuran dari Melayu Jambi, Melayu Riau,
Melayu Deli, Palembang, dan Lampung. Percampuran ini menghasilkan pakaian
Melayu yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri .Pakaian Rejang Lebong
biasanya digunakan untuk busana pengantin dalam pernikahan mauapun sebaga
busana tari tradisional untuk festifal dan penyambutan acara khusus.
 Pakain Rejang Lebong pada pria yaitu atasan berbentuk jas tertutup
dengan lengan panjang dinama busana tersebut merupakan bentuk dasar
kaftan yang telah dikembangkan.Lalu memakai kain songket yang
dililitkan pada pinggang yang dimana busana bentuk dasar busana nya
adalah celemek panggul serta selendang pada bahu yang merupakan
bentuk dasar pakaian bungkus.Lalu menggunakan aksesoris seperti
cek’ulew sebagai penutup kepala yang berbentuk runcing dan juga keris .
 Pakaian Rejang Lebong pada wanita yaitu pada bahu terdapat kain untuk
menutupi bahu yang merupakan bentuk dasar busana poncho.Lalu
menggunakan baju kurung serta kain songket untuk pada pinggang yang
menutupi sampai mata kaki dimana kain tersebut merupakan bentuk dasar
busana panggul.Aksesoris yang digunakan pada wanita berupa pending
sebagai ikat pinggang, konde yang dilengkapai dengan tusuk konde dan
mahkota dengan hiasan sungting atau kembang goyang serta mengenakan
gelang,anting dan kalung.
RANGKUMAN MATERI KELOMPOK 2

Busana daerah
Pakaian daerah merupakan simbol kebudayaan suatu daerah. Untuk menunjukkan nama
daerah pakaian adat pun bisa dijadikan simbol tersebut.pakaian adat biasanya dipakai untuk
memperingati hari besar seperti kelahiran atau pernikahan.
1. Busana Dengan Bagian Atas Terbuka
Menggunakan bentuk dasar,
 Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang paling sederhana yang dipakai
dengan cara diikatkan atau dibelitkan di bagian pinggang atau panggul, untuk
menutupi bagian panggul, sampai lutut atau sampai menutupi bagian kaki.
 Poncho panggul, yaitu poncho yang hanya menutupi bagian panggul sampai
ke bawah, sedang bagian badan atas terbuka. Bentuk poncho ini banyak
dipakai kaum pria di dalam istana raja di pulau Kreta.
Baju kurung papua
Baju kurung merupakan pakaian adat Papua yang digunakan oleh para wanita
sebagai atasan. Bahan dari baju kurung adalah kain beludru. Baju kurung
mendapatkan pengaruh dari budaya luar Papua dan banyak dipakai oleh
perempuan di Manokwari
2. Baju Bodo
Baju Bodo adalah pakaian adat Sulawesi Selatan dari suku Bugis yang
dikenakan oleh para wanita. Baju Bodo sudah ada sejak abad ke-9 Nama Baju Bodo
merupakan penamaan di wilayah Makassar. Sementara dalam bahasa Bugis
dinamakan dengan baju Ponco. Nama "bodo" atau "ponco" itu sendiri memiliki arti
"pendek". Hal ini karena baju ini memang memiliki lengan yang pendek.
Ciri-ciri baju bodo
Ciri khas baju bodo adalah segi empat yang dipadukan dengan bagian lengan
yang pendek.biasanya pemakaian baju bodo akan dipasangkan dengan menggunakan
sarung dengan motif kotak-kotak pada bagian bawahnya.

3. Baju Kurung
Baju kurung adalah bentuk gaun yang panjang dan hingga pinggul, menutup tubuh,
dan tidak memperlihatkan lekukan tubuh wanita merupakan penyesuaian terhadap
budaya Melayu dan Islam, agar aurat pemakainya tidak terlihat dari luar.
Yaitu perkembangan dari busana dasar tunika. Tunika merupakan salah satu
bentuk busana kutang yang dikenal pada zaman prasejarah.
Ciri ciri baju kurung
 Rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada.
 Tidak memiliki belahan pada bagian depan
 Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan
pangkal paha, tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang
memanjang hingga sejajar dengan lutut.
 Baju kurung tidak dipasangi kancing, melainkan hampir serupa dengan
t-shirt.
 Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa
bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan.
 Baju kurung tradisional berpotongan longgar, berlengan panjang, dan
berpesak serta melebar di bagian bawahnya.
Contoh busana baju kurung:
1 aceh
Pada zaman dahulu, baju kurung ini dibuat dengan menggunakan alat
tenun dan menggunakan benang sutera. Baju kurung juga memiliki kerah dan
pada bagian depannya terdapat boh dokma. Pada bagian pinggang dililitkan
sebuah kain songket khas dari Aceh. Ini biasa disebut dengan ija krong
sungket. Diikatkan dengan menggunakan tali pinggang yang terbuat dari emas
atau perak.
Tali pinggang biasanya dikenalnya dengan sebutan taloe ki ieng patah
sikureueng yang berarti tali pinggang patah sembilan.
Ciri-ciri busana kurung aceh
 Baju atasan mencerminkan sebuah nilai-nilai kesopanan yang harus
dilakukan oleh setiap perempuan dalam hal apapun.
 Bagian bawah memberikan makna bahwa perempuan memiliki etika
yang baik sesuai tempat yang disinggahi.
 Sulaman emas di bagian bawah juga mengartikan jika perempuan
haruslah menjaga harga dirinya dengan baik.
 Kain songket yang dililitkan memberikan pesan jika wanita harus
mampu menjaga kehormatannya.
2. Sumatera Barat
Baju kurung khas Padang memiliki warna yang berbeda antara lain
merah, biru, lembayung, dan hitam. Hiasan yang khas dari Batabue disebut
minsie yang disematkan di bagian tepi leher dan lengan. Minsie merupakan
sulaman dari benang berwarna keemasan yang melambangkan wanita
berdarah Minang harus menaati segala hukum adat yang berlaku. Jangan
sampai sekali-kali melewati batas yang ditentukan. Oleh sebab itu, minsie
disulam pada bagian tepi baju.
4. Baju Kebaya
Kata kebaya merupakan kata yang berasal dari kata abaya yag berarti jubah
atau pakaian. Kebaya merupakan pakaian bagian atas yang memiliki ciri-ciri terbuka
atau terbelah di bagian tengah depannya.
Ciri-ciri baju kebaya
Kebaya merupakan pengembangan dari busanan dasar kaftan, yaitu kaftan
adalah bentuk kain segi empat dengan belahan di tengah mjukannya,sehingga terdapat
belahan pada bagian tengah depan pakaian.
Contoh baju kebaya
1. Jawa tengah
Disebut juga dengan kebaya Kutu Baru. Memiliki ciri-ciri desain
berbentuk blus sederhana, berlengan panjang, umumnya menggunakan
bahan beludru atau kain sutra dengan warna gelap seperti hitam, terdapat
kain tambahan yang berada di tengah seakan menghubungkan 2 sisi
disampingnya (kutu baru).
2. Jawa timur
Disebut juga dengan kebaya Rancong. Memiliki warna yang mencolok
(merah, biru, hijau dan kuning), menggunakan kain yang agak transparan
dan tipis serta menggunakan dalaman yang berwarna kontras dengan
warna kebaya.

Anda mungkin juga menyukai