Anda di halaman 1dari 2

Pakaian adat atau baju adat adalah pakaian yang menjadi identitas suatu kelompok masyarakat

tertentu. Baju adat juga digunakan untuk menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.
Pakaian adat tradisional juga berfungsi sebagai simbol budaya, karakter penduduk daerah,
keyakinan penduduk daerah, dan histori. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki pakaian adat
masing-masing, termasuk Jawa Tengah. Advertisement close Pause 00:00 00:10 00:31 Unmute
Baju Adat Jawa Tengah Pakaian adat yang dimiliki suatu daerah biasanya tidak hanya satu jenis
saja, namun memiliki beberapa ragam. Ragam baju adat Jawa Tengah memiliki perbedaan dari
makna, filosofi serta ciri khas antara wilayah satu dengan yang lain. Selain itu, terkadang nama
pakaian adat Jawa Tengah untuk pria dan wanita juga memiliki nama tersendiri. Dikutip dari laman
kemdikbud.go.id, berikut ragam baju adat Jawa Tengah dan makna di dalamnya. 1. Kebaya
Peragaan busana Istana Berkebaya (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz.) Baju adat Jawa Tengah
yang pertama adalah kebaya. Kebaya dikenal di berbagai daerah sebagai sebutan untuk pakaian
adat yang dikenakan oleh wanita. Pembedanya adalah gaya atau pakem yang digunakan. Kebaya
khas Jawa Tengah tentu memiliki ciri khas tersendiri, terutama dengan bentuk blus sederhana
berlengan panjang. BACA JUGA 7 Pakaian Adat Sumatera Utara, dari Khas Batak Karo hingga
Angkola 6 Pakaian Adat Jawa Barat dan Beberapa Keunikan yang Dimilikinya 5 Pakaian Adat
Sumatera Barat, dari Limpapeh hingga Bundo Kanduang Hal ini membuat munculnya sedikit kesan
misterius dari pemakainya. Adapun bahan yang digunakan kebaya khas Jawa Tengah adalah
beludru atau kain sutera. Sementara, bagian dalam kebaya akan dilapisi kemben. Bagian bawah
kebaya menggunakan jarik yang dililitkan di pinggang dengan dilapisi dengan kain stagen dan kain
tapih pinjung. Baju adat Jawa Tengah ini juga dilengkapi aksesori pada bagian atas berupa konde
dan hiasan kepala, rangkaian bunga melati serta perhiasan seperti subang atau anting, kalung,
gelang, cincin dan kipas. Sementara, di bagian bawah biasanya akan menggunakan alas kaki
berupa selop. Dalam penggunaannya, gaya kebaya juga biasanya akan disesuaikan dengan status
sosial dari pemakainya. 2. Jawi Jangkep TASYAKURAN KAESANG DAN ERINA DI PURA
MANGKUNEGARAN (Tim Media Pernikahan Kaesang Erina) Jawi Jangkep adalah nama pakaian
adat dari Jawa Tengah yang khusus dikenakan oleh pria. Busana Jawi Jangkep berupa beskap
berwarna gelap dengan motif bunga keemasan di bagian tengahnya. Beskap tersebut memiliki
kerah agak tinggi dan tidak memiliki lipatan. Bagian depan beskap lebih panjang dibandingkan
bagian belakang. Hal ini dimaksudkan apabila nantinya akan menyimpan keris. Peletakan keris di
belakang memiliki makna agar manusia dapat menolak segala godaan, sementara keris merupakan
simbol perlawanan. Busana Jawi Jangkep juga menggunakan bawahan dikenakan kain jarik atau
jarit yang dililitkan di pinggang. Busana Jawi Jangkep berwarna hitam digunakan untuk acara-acara
resmi. Sementara pakaian Jawi Jangkep Padintenan dengan warna selain hitam dan biasanya
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai aksesori terdapat penutup kepala berupa blangkon,
yang bermakna bahwa bahwa pemakainya adalah laki-laki yang menutupi aib. Selain itu digunakan
pula alas kaki berupa selop, serta untaian bunga melati yang dikalungkan di bagian leher. Nama lain
Jawi Jangkep adalah Piwulang Sinandhi yang diambil dari jumlah kancing yang terpasang di dalam
beskap. Piwulang Sinandhi bermakna agar pria Jawa Tengah selalu bertindak cermat dan penuh
perhitungan dalam melakukan segala sesuatu. Sementara pasangan Jawi Jangkep yang digunakan
wanita berupa kebaya lengkap dengan warna senada. Dalam penggunaannya, busana Jawi
Jangkep juga biasanya akan disesuaikan dengan status sosial dari pemakainya. 3. Beskap
MIDODARENI PERNIKAHAN KAESANG DAN ERINA (Tim Media Pernikahan Kaesang Erina)
Serupa Jawi Jangkep, beskap adalah nama baju adat dari Jawa Tengah yang khusus dikenakan
oleh pria. Sebenarnya beskap merupakan bagian dari busana Jawi Jangkep, namun kini kerap
digunakan secara terpisah. Ciri khas beskap adalah atasan polos yang sederhana dengan kerah
lurus tanpa lipatan. Bagian depan lebih panjang dibandingkan bagian belakang yang dimaksudkan
agar tidak mengganggu ketika menyimpan keris. Sementara bawahan beskap biasanya
menggunakan kain jarik yang dililitkan di pinggang. Di Jawa Tengah sendiri dikenal empat jenis
beskap yaitu beskap gaya Jogja dengan pakem khas Keraton Yogyakarta, dan beskap gaya Solo
yang dengan pakem khas Keraton Surakarta.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "6 Baju Adat Jawa Tengah, Makna dan
Fungsinya" , https://katadata.co.id/agung/lifestyle/64d2dfd6eab49/6-baju-adat-jawa-tengah-makna-
dan-fungsinya
Penulis: Tifani
Editor: Agung

Anda mungkin juga menyukai