Nama pakaian adat aceh disebut Linto baro. Pada wanita, terdiri dari baju kurung dan celana cekak musang, pada bagian penutup kepala dilengkapi dengan aneka perhiasan. Pada pria, mengenakan baju meukesah yang biasanya berwarna hitam, biru atau merah. Kemudian memakai celana cekak dan penutup kepala mirip kopiah yang berbentuk tinggi. Tak lupa, menyelipkan senjata tradisional rencong.
2. Sumatera Utara
Keunikan Pakaian adat
Nama pakaian adat daerah ini adalah Karo. Untuk wanita mengenakan kain ulos. Dan pada bagian penutup kepala dilengkapi aksesoris hiasan berupa aneka perhiasan, bunga. Untuk pria, mengenakan baju atasan dan celana. Selain itu ada selendang yang di selampirkan ke bagian kanan kiri pundak.
3. Sumatera Barat
Keunikan Pakaian adat
Nama pakaian adat daerah ini adalah bundo kanduang. Untuk pria memakain baju longgard an celana Panjang sarawa. Terdapat selendang/kaciak yang di sampirkan dipundak kiri. Kemudian memakai ikat pinggang, yang diselipkan keris. Pada penutup kepala, memakai dester ( yang mana bentuk dan bahan dester menyeseuaikan tiap daerah) Untuk wanita, memakai penutup kepala yang mirip tanduk. Untuk atasan mengenakan baju kurung dan jarik kodek. Selendang disampirkan ke bahu sebelah kanan. Tak lupa, dilengkapi dengan pemakaian aksesoris berupa aneka jenis gelang dan kalung.
4. Riau - Pekanbaru
Keunikan Pakaian adat
Untuk baju pria dan wanita memiliki motif polos dengan warna yang tidak mencolok seperti hitam atau abu-abu. Warna pakaian dan celana panjang sebagai bawahan lazimnya adalah sama. Sementara di antara keduanya, terdapat aksesoris berupa kain sarung yang dipakai sebatas lutut.
Aksesoris yang digunakan untuk melengkapi
pakaian adat Kepulauan Riau khas laki-laki tidaklah banyak, yaitu hanya penutup kepala bernama tanjak yang terbuat kain songket segi empat yang diikat sedemikian rupa atau sebuah peci (songkok).
5. Kepulauan Riau
Keunikan Pakaian adat
Untuk baju pria dan wanita memiliki motif polos dengan warna yang tidak mencolok seperti hitam atau abu-abu. Warna pakaian dan celana panjang sebagai bawahan lazimnya adalah sama. Sementara di antara keduanya, terdapat aksesoris berupa kain sarung yang dipakai sebatas lutut.
Aksesoris yang digunakan untuk melengkapi
pakaian adat Kepulauan Riau khas laki-laki tidaklah banyak, yaitu hanya penutup kepala bernama tanjak yang terbuat kain songket segi empat yang diikat sedemikian rupa atau sebuah peci (songkok). 6. Jambi
Keunikan Pakaian adat
Bahan kain yang digunakan adalah kain beludru. Untuk pria, menggunakan penutup kepala yang terbuat dai beludru berisi karton tegak menjulang tinggi. Lengan baju yang dipakai pria panjangnya ¾ aja. Celana pada pria menggunakan celana cangge yang terbuat dari kain songket kemudian dipakaikan sarung songket beserta sabuk kuningan. Untuk wanita, baju yang dikenakan hampir sama dengan yang pria, bedanya wanita menggunakan penutup kepala yang bernama pesangkon berbentuk duri pandan. Kain songket yang digunakan wanita berbahan sutera. Tak lupa ada tambahan aksesoris, seperti gelang, emas, selendang, kalung, cicin, anting-anting sampai gelang kaki.
7. Sumatera Selatan
Keunikan Pakaian adat
Nama pakaian adat daerah ini disebut aisan gede atau baju gede. Ciri khas baju aisan gede adalah gemerlap dan mewah. Ditambah aksesoris seperti mahkota, bungo cempako, ungo cempako, kelapo standan, kembang goyang, baju dodot serta songket bermotif napan perak adalah beberapa pernik yang terdapat dalam aesan gede. 8. Bangka Belitung
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat bangka Belitung hampir sama dengan baju adat sumatera selatan. Yang membedakan hanya, senjata tradisional yang dibawanya. Kalau bangka Belitung senjata tradisionalnya siwar Panjang (pedang)
9. Bengkulu
Keunikan Pakaian adat
Pada baju pria, terdiri dari jas, sarung, celana panjang, serta alas kaki dan sebagai aksesoris pelengkapnya adalah tutup kepala serta sebuah keris. Untuk baju wanita yang juga dikenal dengan sebutan Baju Kurung ini didesain dengan lengan panjang dan bahannya terbuat dari kain jenis beludru. Baju kurung memiliki hiasan corak-corak bertabur yang juga di sulam dengan bahan benang emas berbentuk lempengan bulat mirip dengan uang logam.
10. Lampung
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat Lampung untuk pria terdiri dari baju lengan panjang yang berwarna putih, celana berwarna hitam, sesapuran, sarung tumpal, dan juga khikat akhir. Bagian penutup kepala memakai kopiah emas yang beruji. Tambahan aksesoris yang dipakai meliputi kalung, perhiasan dibagian dada, perhiasan lengan dan juga perhiasan pinggang. Untuk wanita, memakai baju tampa lengan dibagian luar yang tidak dirangkai pada kedua sisinya dan diberi lubang di bagian leher, terbuat dari bahan brokat. Sedangkan untuk penutup kepala memakai siger yakni mahkota- mahkota kecil bersusun tiga berbentuk menyerupai tanduk kerbau
11. DKI Jakarta
Keunikan Pakaian adat
Untuk pria terdiri dari baju koko dan celana batik. Pada bagian leher di selempangkan kain pelekat. Tak lupa, untuk pria memakai peci. Untuk wanita, mengenakan blus lengan panjang bergaya china yang berbahan satin dan berwarna cerah. Untuk pelengkapnya, dibagian kepala disanggul palsu yang dihiasi dengan kembang. Serta pemakaian kerudung untuk menutup kepala.
12. Jawa Barat
Keunikan Pakaian adat Keunikan pakaian adat pria Jawa Barat adalah pada penutup kepala yang disebut dengan Bendo. Pria mengenakan pakaian jas taqwa dengan kain dodot. Sebagai pelengkap, mengenakan kalung, dan keris yang diselipkan di pinggang. Keunikan pakaian adat wanita Jawa Barat adalah mengenakan kebaya dengan ikat pinggang yang disebut dengan beuber. Kain yang dikenakan adalah kain kebat. Sebagai pelengkap adalah mengenakan mahkota, hiasan rambut yang digelung jucung dan diberi untaian bunga. Sandal yang digunakan disebut kelom geulis. 13. Banten Keunikan Pakaian adat Untuk pria mengenakan blangkon, baju koko dan bawanannya menggunakan jarik. Tak lupa sebagai pelengkap terselip sebilah parang atau keris di pinggang. Untuk wanita memakai baju kebaya sebagai atasan, kain samping atau batik sebagai bawahan, selendang yang diselempangkan ke bahu, serta hiasan di kepala berupa kembang goyang berwarna keemasan dan rangkaian bunga melati yang diselipkan di sanggulnya.
14. Jawa Tengah
Keunikan Pakaian adat Untuk wanita memakai kebaya yang tebuat terbuat dari bahan katun, beludru, sutera brokat, dan nilon yang berwarna cerah. Pada bagian bawahan, mengenakan jarik. Dan untuk penutup kepala, dilengkapi sanggul atau konde. Untuk baju pria terdiri dari Baju Beskap dengan motif bunga, pakaian bawah berupa jarik yang dililitkan di pinggang dan di ikat dengan stagen dan sabuk, blangkon, selop, serta aksesoris tambahan seperti keris.
15. Yogyakarta
Keunikan Pakaian adat
Untuk pakaian adat Yogyakarta hamper mirip dengan jawa tengah. Untuk wanita memakai baju kebaya serta perlengkapan aksesori, dan di bagian bawah di lengkapi jarik dengan sepatu selop. Untuk baju pria terdiri dari Baju Beskap dengan motif bunga, pakaian bawah berupa jarik yang dililitkan di pinggang dan di ikat dengan stagen dan sabuk, blangkon, selop, serta aksesoris tambahan seperti keris. Pakaian adat yang dipakai juga di Lingkungan kerajaan Yogyakartajuga dibeda-bedakan Berdasarkan aturan adat yang berlaku, ada yang dipakai untuk keseharian yang dipakai sehari-hari dirumah, saat bekerja atau pun sedang akan bepergian, dan ada pula yang digunakan pada acara-acara pesta adat tertentu, dan golongan pemakainya juga terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan menurut jenis kelamin, usia serta status sosial pakaiannya. Busana yang dikenakan oleh putra putri sultan juga dibedakan, agar tapak berbeda status sosialnya dengan individu lain
16. Jawa Timur
Keunikan Pakaian adat
Nama pakaian adat daerah ini untuk pria adalah pesaan. pakaian ini berwarna hitam dan berukuran longgar pada semua bagiannya. Dengan dalaman berupa kaos belang berwarna hitam putih atau merah putih. Pakaian adat ini dikenakan bersamaan dengan celana gomboran. Atau celana yang berwarna hitam dan memiliki panjang antara lutut sampai mata kaki Sama seperti pakaian yang dikenakan oleh pria, pakaian adat untuk perempuan juga memiliki desain yang sederhana. Nama pakaian adat yang dikenakan perempuan bernama kebaya tanpa kutu baru atau kebaya rancongan. Warna pakaian ini menerawang sehingga membuat perempuan Madura tampak molek. 17. Bali
Keunikan Pakaian adat
Untuk pria, memakai penutup kepala berupa udeng, memakai kain yang dililitkan di dada, tidak memiliki penutup bahu dan lengan. Serta selendang yang di sampirkan ke belakang. Bagian belakang ada keris. Untuk wanita, memakai kebaya tanpa lengan dan penutup bahu, selain itu ada tambahan aksesoris berupa bunga kamboja di bagian kepala
18. Nusa Tenggara Barat (NTB)
Keunikan Pakaian adat
Untuk wanita, pakaian ini berupa baju dengan kerah bentuk huruf “V”, tidak berlengan, dan berhias manik-manik di tepi jahitan. Pakaian yang dibuat dari bahan kain pelung ini digunakan bersama selendang bercorak ragi genep di bahu kanan atau kiri pemakainya. Selendang tersebut dibuat dari bahan kain songket khas suku sasak. Untuk bawahannya, digunakan kain panjang yang dibalut ke pinggang. Kain tersebut diberi motif bordir kotak atau segitiga di bagian tepinya. Untuk menguatkan balutan kain, digunakan sebuah sabuk anteng atau ikat pinggang berupa kain yang ujungnya sengaja dijuntaikan di pinggang kiri. Untuk pria, baju ini dipercaya merupakan hasil adaptasi kebudayaan Eropa dan Jawa yang terbawa ke NTB di masa silam. Bentuknya berupa jas sama seperti jas biasa. Sementara untuk bawahannya, digunakan wiron atau cute yaitu bati bermotif nangka dari bahan kain pelung. 19. Nusa Tenggara Timur (NTT)
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat Suku Rote merupakan simbol pakaian adat NTT di kancah nasional. Pakaian ini dipilih karena memiliki desain yang sangat unik dan sarat nilai filosofis. Salah satu keunikannya terletak pada desain Ti’i langga. Ti’i langga adalah sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering. Selain untuk pelengkap penampilan, topi adat suku Rote ini juga dianggap sebagai simbol wibawa dan kepercayaan diri bagi para pria Rote. Sementara untuk para wanita Rote, perpaduan kebaya dan bawahan berupa tenunan tangan menjadi pilihan utama.
20. Kalimantan Barat
Keunikan Pakaian adat
Baju adat untuk pria disebut King Baba dan wanita disebut King Bibinge. Bahan yang dipakai untuk membuatnya dari kulit katu ampuro. Untuk tambahan aksesoris pada baju digunakan bulu burung enggang. Pada wanita memakai kalung dari akar kayu / kulit hewan.
21. Kalimantan Tengah
Keunikan Pakaian adat
Beratus tahun lalu masyarakat Dayak membuat busana dengan bahan dasar kulit kayu yang disebut kulit nyamu. Kulit kayu dari pohon keras ini ditempa dengan pemukul semacam palu kayu hingga menjadi lemas seperti kain. Setelah dianggap halus “kain” itu dipotong untuk dibuat baju dan celana. Model busananya sangatlah sederhana dan semata mata hanya untuk menutupi badan. Bajunya berupa rompi unisex tanpa hiasan apapun. Rompi sederhana ini dalam bahasa Ngaju disebut sangkarut. Celananya adalah cawat yang ketika dikenakan bagian depannya ditutup lembaran kain nyamu berbentuk persegi panjang yang disebut ewah. Busana itu berwarna coklat muda (warna asli kayu), tak diberi hiasan, tak pula diwarnai sehingga kesannya sangat alamiah.
22. Kalimantan Timur
Keunikan Pakaian adat
Pria dari Kalimantan Timur memakai tutup kepala (topi) berhiaskan bulu bulu enggang, baju rompi dan kain tenun sebatas lutut. Sebuah tameng dengan hiasan yang khas berada ditangannya. Hiasan lainnya adalah kalung yang terbuat dari tulang atau gigi binatang. Sedangkan wanitanya memakai topi dengan hiasan yang khas baju rompi dan kain (rok) dengan warna dan hiasan yang khas pula. Perhiasan yang dipakai adalah kalung dan beberapa gelang dikedua belah tangannya. 23. Kalimantan Selatan
Keunikan Pakaian adat
Dalam perkembangannya, pakaian adat Kalimantan Selatan khas pengantin Banjar ini juga masih tetap lestari. Pasangan mempelai pun masih menggunakan busana adat ini untuk tampil menerima restu dari sanak famili. Baamar Galung Pancaran Matahari memang menjadi yang paling popular dan digemari. Namun busana adat ini pun tak luput dari sentuhan mode masa kini tapi tetap tidak meninggalkan pakem dan keindahan alami adat yang berlaku. Seperti pada busana adat yang asli menggunakan baju poko untuk mempelai wanita, dengan menyesuaikan karakter si pemakai juga sentuhan Islami dalam masyarakat Banjar, kerap diganti dengan busana kebaya panjang. Bahkan juga dilengkapi dengan jilbab tetapi tetap dihiasi dengan amar atau mahkota serta aksesori lainnya. 24. Sulawesi Utara
Keunikan Pakaian adat
Wanita mengenakan kebaya yang disebut model baju ikan duyung. Untuk bawahannya menggunakan kain sarung yang disulam membentuk motif sisik ikan berwarna putih. Tidak hanya motif ikan, tersedia pula motif burung, salimburung, model kaki seribu, dan motif Bunga yang lebih dikenal dengan sebutan Laborci-labirci. Pengantin wanita akan semakin memancarkan kecantikannya dengan adanya aksesoris tambahan, seperti konde atau sanggul dan mahkota atau kronci, Kalung leher atau kelana, anting, gelang, serta kalung mutiara atau simban sering kali dikenakan saat pernikahan berlangsung. Untuk pria bisa dibilang lebih simpel. Busana yang dikenakan ialah setelan jas tertutup dan celana panjang yang dikenal dengan sebutan busana tatutu. Tak lupa juga tambahkan selendang pinggang sekaligus sematkan topi atau porong. Semua bagian baju tatutu tersebut dihiasi dengan motif bunga padi sebagai ciri utamanya. Model baju adat Minahasa utara berlengan panjang tanpa mempunyai saku dan kerah leher.
25. Sulawesi Barat
Keunikan Pakaian adat
Untuk wanita Pakaian utama terdiri dari baju rawang boko (baju pokkoq) sebagai atasan dan lipaq saqbe sebagai bawahan. Baju boko adalah semua baju kurung sebatas lengan yang umumnya dibuat dari bahan kain berwarna cerah. Sementara lipaq saqbe adalah sarung sutra khas mandar yang dibuat menggunakan teknik tenun tradisional. Untuk laki-laki terbilang begitu simpel. Pria mengenakan jas tertutup warna hitam yang berlengan panjang. Atasan ini dipadukan dengan celana panjang dan kain sarung yang dililitkan di pinggang sebagai bawahan. Simpelnya pakaian laki-laki ini melambangkan bahwa laki-laki suku Mandar haruslah gesit dalam bekerja dan bertindak. 26. Sulawesi Tengah
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat suku Kaili Sulawesi Tengah bernama Baju Nggembe dan Baju Koje. Baju Nggembe adalah baju adat khusus wanita atau remaja putri yang dikenakan saat pesta atau upacara adat. Baju ini memiliki bentuk yang unik, yakni segi empat dengan kerah bulat dan blus longgar yang panjang sampai ke pinggang. Penggunaan baju Nggembe dilengkapi dengan beberapa aksesoris di antaranya sampo dada (penutup dada), dali taroe (anting panjang), gemo (kalung beruntai), ponto date (gelang panjang), dan pende (pending). Sebagai bawahan, baju Nggembe dilengkapi dengan sarung tenun donggala yang disebut Buya Sabe Kumbaja. Sarung ini dikepit di pinggang dengan ujung sarung terjuntai di pangkal tangan. Sarung juga dapat diikat dan dilipat ke samping kiri atau kanan pemakainya. Adapun untuk para bujang atau pria, pakaian adat Sulawesi Tengah dari suku Kaili diberi nama Baju Koje dan Puruka Pajana. Baju koje adalah atasan berupa kemeja dengan kerah tegak, dengan lengan yang panjang. Sementara puruka pajana adalah celana lebar yang dilengkapi dengan sarung di pinggang pemakainya. Para pria juga akan mengenakan destar (penutup kepala) yang disebut siga dan keris yang diselipkan di pinggangnya.
27. Sulawesi Tenggara
Keunikan Pakaian adat
Untuk perempuan memiliki nama Lipa Hinoru untuk atasan dan Roo Mendaa untuk bawahan. Baju adat yang digunakan untuk atasan ini memiliki potongan pendek satu bahu sedangkan bawahannya memiliki bentuk yang panjang sampai mata kaki. Terdapat ciri khas unik yaitu manik-manik dengan warna emas yang biasanya disusun di bagian depan baju atasan, tentunya dengan corak khas Suku Tolaki. Untuk laki-laki memiliki nama Babu Kandiu untuk nama pakaian atasan yang memiliki bentuk lengan panjang dan hiasan keemasan di beberapa sisi bajunya. Sedangkan bawahan untuk laki-laki adalah celana panjang yang diberi nama Saluaro Ala. Terdapat hiasan tambahan yang biasanya digunakan untuk melengkapi pakaian adat Sulawesi Tenggara. Pakaian wanita biasanya dilengkapi dengan hiasan sanggul yang memiliki aroma harum. Pakaian adat laki-laki juga memiliki hiasan tambahan yaitu ikat pinggang atau Sulepe, ikat atau penutup kepala yang diberi nama Pabele, dan beberapa tambahan lainnya.
28. Sulawesi Selatan
Keunikan Pakaian adat
Baju adat wanita disebut baju dodo yang terbuat dari kain muslin, sedangkan pria disebut baju balla dada yang terbuat dari kain lipa sabbe. Warna yang digunakan pada baju balla dada biasanya merah, biru, hitam. Pada pria memakai penutup kepala yang bernama passapu terbuat dari daun lontar. Aksesoris yang digunakan meliputi gelang, keris , selempang, rante sambang, sapu tangan, kepingan-kepingan logam, kalung, bando emas, dan cincin.
29. Gorontalo
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat terdiri dari dari 3 warna yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau. Sedangkan dalam upacara pernikahan masyarakat hanya menggunakan 4 warna yaitu merah, hijau, kuning emas, dan ungu. Warna merah artinya keberanian dan tanggungjawab, hijau artinya kesuburan dan kedamaian, kuning emas melambangkan kemuliaan dan kesetiaan, ungu artinya keanggunan dan kewibawaan. Masyarakat Gorontalo menghindari penggunaan pakaian warna coklat yang menyerupai unsur tanah dan lebih memilih warna gelap karena dianggap sebagai symbol ketakwaan terhadap Tuhan YME. 30. Maluku
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat Maluku dikenal dengan nama Baju Cele. Pakain adat ini memiliki ciri khas tertentu seperti halnya adanya motif garis- garis yang mebentuk kotak kecil. Kain pada pakain adat ini nyaman di pakai sehari-hari. Pada pakain wanita bisanya dikombinasikan dengan bagian lain seperti halnya sarung yang memiliki warna yang tidak jauh. Selain itu bisa juga menggunakan kebaya. Untuk pakaian laki-laki berbentuk jas dan kemeja sebagai dalamannya. Celananya memakai adat Maluku, biasanya celana panjang dengan warna hitam atau bisa juga sama dengan warna bajunya. Baju adat Maluku biasanya berwarna merah terang dan memiliki motif emas ataupun perak. Untuk alas kakinya baik wanita atau laki-laki memakai sepatu vantovel.
31. Maluku Utara
Keunikan Pakaian adat
Baju ini merupakan kombinasi jubah panjang warna biru atau kuning muda yang menggambarkan jiwa muda, serta busana bawahan berupa celana panjang hitam atau putih dan tutup kepala bernama Toala Polulu.
Sedangkan pakaian adat bagi remaja putri
yaitu kombinasi kebaya dan kain songket yang dilengkapi dengan aneka ragam aksesoris antara lain : kalung rantai emas (taksuma), anting susun dua, serta alas kaki bernama Tarupa. 32. Papua Barat
Keunikan Pakaian adat
Nama pakaian adat Papua Barat adalah pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang dikeringkan. Untuk wanita, jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai bawahan rok untuk para perempuan. Rok tersebut dibuat dengan mengambil serat-serat tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan 2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek. Untuk menguatkan ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir sedemikian rupa. Sebagai atasan, digunakan baju kurung yang terbuat dari bahan kain beludru dengan pernik rumbai bulu di bagian tepi lengan, leher, atau pinggangnya Pakaian adat Ewer untuk pria terbuat dari kain beludru dengan model yang lebih sopan. Celana pendek sebatas lutut lengkap dengan kain penutup yang menjuntai di bagian depan digunakan sebagai bawahan, sementara untuk atasan digunakan baju rompi yang dibuat dengan kain dan model yang sama. Setiap tepi potongan baju ewer pria, baik untuk celana, rompi, maupun kain penutup biasanya dihiasi dengan batas kain berwarna terang
33. Papua
Keunikan Pakaian adat
Pakaian adat Tradisional Papua untuk pria dan juga wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat ini memakai bermacam macam hiasan- hiasan seperti hiasan kepala yang berupa bentuk burung cendrawasih, ikat pinggang dari manik-manik, serta juga rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada juga masyarakat di suku pedalaman Papua yang hanya mengenakan koteka untuk membalut tubuhnya 34. Kalimantan Utara
Keunikan Pakaian adat
Pakaian Ta’a adalah pakaian adat yang khusus dikenakan oleh para perempuan Dayak di Kalimantan. Pakaian ini terbuat dari kain beludru berwarna hitam dengan pernik atau hiasan berupa manik-manik yang dijahit. Ta’a terdiri dari atasan dengan model menyerupai rompi (tanpa lengan), bawahan berupa rok dengan warna dan motif yang sama, serta penutup kepala berhias bulu burung enggang, dan aksesoris lainnya seperti gelang, kalung, dan manik-manik. Baju Sapei Sapaq adalah baju adat Kalimantan Utara yang diperuntukan bagi para pria. Dari bahan pembuatan, model dan motifnya, baju ini sangat mirip dengan baju Ta’a. Hanya saja, untuk bawahan, pakaian yang dikenakan kaum pria hanyalah berupa gulungan selendang yang bentuknya menyerupai celana dalam. Kendati begitu, bawahan seperti ini sekarang umumnya sudah diganti dengan celana pendek hitam karena dinilai kurang begitu elok dipandang mata. Pelengkap baju Sapei Sapaq adalah sebuah mandau yang diselipkan di pinggang, perisai perang, serta kalung-kalung dari bahan alam seperti tulang, taring babi, dan biji-bijian.