Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEUANGAN PUBLIK DAN PENGANGGARAN DAERAH (A)


PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD)

Dibuat Oleh:
Kelompok 4
1.HERLINCE ANDELO 2021210003
2.ALFRED LENDE 2021210004
3.LEOLAVIANUS ADIPUTRA BANI 2021210005
4.ADE ING HELDIGARD 2021210085
5.YONATAN KAHALE 2021210020
6.JUNITA DASILVA 2021210037
7.EVAGRIUS BERNADINO TANGGU 2021210057
8.RAMBU ANA WULANG 2021210080
9.ELISABETH RAFNIANI ASTUTI 2021210090
10.NENIKA MUTIARA 2021210088
11.FELIXITO ONGKI NAHAK 20212100

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Sudah membantu serta mendukung dalam penyelesaian makalah dengan judul
“PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)”.
Makalah ini disusun oleh kelompok lima sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keuangan Publik Dan Penganggaran Daerah kelas A.Penulis menyadari jika
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi banyak orang, baik penulis maupun pembaca.

Malang,04-desember-2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH...................................................................................................2
C.TUJUAN............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1.Pergeseran anggaran dan penatausahan keuangan daerah...............................................3
2.1.1.pergeseran anggaran..............................................................................................3
2.1.2.Penatausahaan Keuangan Daerah..........................................................................4
2.2.Pertanggungjawaban serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaan APBD.....................7
2.2.1.Pertanggungjawaban APBD...................................................................................7
2.2.2.pengawasan APBD.................................................................................................9
2.2.3.Evaluasi APBD.....................................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
A.KESIMPULAN...............................................................................................................14
REFERENSI PUSTAKA.........................................................................................................15

ii
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Pelaksanaan anggaran adalah tahap di mana sumber daya digunakan untuk
melaksanakan kebijakan anggaran. Suatu hal yang mungkin terjadi dimana anggaran yang
disusun dengan baik tenyata tidak dilaksanakan dengan tepat, tetapi tidak mungkin anggaran
yang tidak disusun dengan baik dapat diterapkan secara tepat. Persiapan anggaran yang baik
merupakan awal baik secara logis maupun kronologis. Walaupun demikian proses
pelaksanaannya tidak menjadi sederhana karena adanya mekanisme yang menjamin ketaatan
pada program pendahuluan. Bahkan dengan prakiraan yang baik sekalipun, akan ada
perubahan-perubahan tidak terduga dalam lingkungan ekonomi makro dalam tahun yang
bersangkutan yang perlu diperlihatkan dalam anggaran.

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 163 dan 164 Peraturan Pemerintah Nomor tZ
Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jutffi Pasal 2 dan BAB VI hunrf D
Lanpimn Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2AZA tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah, maka perlu diatur regulasi tentang Tata Cara Pergeseran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Penatausahaan keuangan daerah merupakan proses pencatatan, pengelolaan, dan


pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penatausahaan ini meliputi kegiatan seperti
pembukuan, pembayaran, pelaporan keuangan, dan pengendalian keuangan. Penatausahaan
yang baik sangat penting untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam
pengelolaan keuangan daerah.

Pertanggungjawaban APBD adalah proses penyampaian laporan keuangan dan kinerja


pemerintah daerah kepada pihak yang berwenang. Pertanggungjawaban ini melibatkan
penyusunan laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan evaluasi atas pelaksanaan APBD.
Tujuan dari pertanggungjawaban APBD adalah untuk memberikan informasi yang jelas dan
akurat tentang penggunaan anggaran dan pencapaian kinerja pemerintah daerah.

Pengawasan APBD adalah proses pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan


APBD oleh pihak yang berwenang, seperti Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengawasan APBD bertujuan untuk
memastikan bahwa penggunaan anggaran daerah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, efektif, efisien, dan akuntabel.

1
Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap pelaksanaan APBD untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan dan efektivitas kebijakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil
evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan dan perencanaan kegiatan di masa
yang akan datang.

B.RUMUSAN MASALAH
1. bagaimana pergeseran anggaran serta peranan penatausahan keuangan daerah dalam
pelaksanaan APBD?
2. bagaimana pertanggungjawaban serta pengawasan dan evaluasi APBD dalam
pelaksanaan APBD?

C.TUJUAN
1. untuk mengetahui pergeseran anggaran serta peranan penatausahan keuangan daerah
dalam pelaksanaan APBD.
2. Untuk mengetahui pertanggungjawaban serta pengawasa dan evaluasi APBD dalam
pelaksanaan APBD

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pergeseran anggaran dan penatausahan keuangan daerah

2.1.1.pergeseran anggaran
Pergeseran anggaran dan penatausahaan keuangan daerah memiliki peran yang
penting dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Berikut
adalah pembahasan terkait bagaimana pergeseran anggaran serta peran penatausahaan
keuangan daerah dalam pelaksanaan APBD:

A.Pergeseran Anggaran dalam Pelaksanaan APBD:

Pergeseran anggaran adalah proses mengalihkan alokasi anggaran dari satu kegiatan
atau program ke kegiatan atau program lain yang dianggap lebih prioritas atau mendesak.
Pergeseran anggaran dapat dilakukan dalam rangka mengoptimalkan penggunaan sumber
daya keuangan daerah. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa anggaran yang
dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas yang ada. Dalam pelaksanaan APBD,
pergeseran anggaran dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan dana pada suatu program
atau untuk mengalokasikan dana pada program yang lebih strategis.

B. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran anggaran antara lain:

1. Perubahan kebijakan fiskal: Perubahan kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dapat
mempengaruhi pergeseran anggaran. Misalnya, adanya kebijakan baru yang mengharuskan
perubahan alokasi anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, atau antar jenis belanja.

2. Kondisi darurat atau keadaan mendesak: Keadaan darurat atau keadaan mendesak, seperti
bencana alam atau situasi krisis, dapat memicu pergeseran anggaran. Dalam situasi seperti
itu, alokasi anggaran dapat dialihkan untuk penanganan keadaan darurat atau pemulihan
kondisi yang terdampak.

3. Kebutuhan mendesak pada program atau kegiatan tertentu: Terkadang, terdapat kebutuhan
mendesak pada program atau kegiatan tertentu yang memerlukan penyesuaian alokasi
anggaran. Misalnya, jika terdapat program yang membutuhkan dana tambahan untuk
mencapai target atau memperbaiki kinerja, pergeseran anggaran dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Refocusing anggaran: Refocusing anggaran adalah proses mengalihkan alokasi anggaran


dari satu program atau kegiatan ke program atau kegiatan lain yang dianggap lebih prioritas.
3
Refocusing anggaran dapat terjadi sebagai respons terhadap perubahan kebijakan atau
perubahan keadaan yang mempengaruhi prioritas penggunaan anggaran.

5. Perubahan penjabaran APBD: Perubahan penjabaran APBD dapat mempengaruhi


pergeseran anggaran. Jika terjadi perubahan dalam penjabaran APBD, seperti perubahan
alokasi anggaran antar unit organisasi atau antar kegiatan, pergeseran anggaran dapat terjadi
untuk mengakomodasi perubahan tersebut.

Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi pergeseran anggaran dalam pelaksanaan


APBD. Pemerintah daerah perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam proses
perencanaan dan pengelolaan anggaran untuk memastikan alokasi anggaran yang efektif dan
efisien.

C.Adapun Prosedur dan ketentuan pergeseran anggaran dalam APBD dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Permendagri 77/2020:

- Pergeseran anggaran dapat dilakukan antar organisasi, antar unit organisasi, antar
program, antar kegiatan, antar sub kegiatan, dan antar kelompok, antar jenis, antar objek,
antar rincian objek, dan/atau sub rincian objek.

- Pergeseran anggaran terdiri dari pergeseran anggaran yang menyebabkan perubahan


APBD.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019:

- APBD Pergeseran dapat dilakukan dalam kondisi tertentu dengan menggunakan Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA).

3. Peraturan Bupati Tebo Nomor 6 Tahun 2021:

- Merupakan perubahan prosedur pergeseran anggaran berdasarkan ketentuan Pasal 164


ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.

2.1.2.Penatausahaan Keuangan Daerah


Penatausahaan keuangan daerah adalah proses pengelolaan dan pencatatan transaksi
keuangan yang terjadi dalam pelaksanaan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja

4
Daerah). Tujuan dari penatausahaan keuangan daerah adalah untuk memastikan transparansi,
akuntabilitas, dan kepatuhan dalam pengelolaan keuangan daerah.

Tahapan-tahapan dalam penatausahaan keuangan daerah meliputi:

1. Penganggaran:

- Pada tahap ini, dilakukan perencanaan dan penetapan alokasi anggaran untuk setiap
program, kegiatan, atau proyek yang akan dilaksanakan dalam APBD.

2. Pelaksanaan:

- Tahap pelaksanaan melibatkan pelaksanaan kegiatan atau proyek yang telah dianggarkan.
Pada tahap ini, dilakukan pencatatan dan pengelolaan transaksi keuangan yang terkait
dengan pelaksanaan program atau kegiatan tersebut.

3. Pencatatan:

- Pencatatan merupakan proses mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi. Hal ini
mencakup pencatatan penerimaan pendapatan daerah, pengeluaran belanja daerah, serta
pencatatan aset dan kewajiban keuangan daerah.

4. Pelaporan:

- Pada tahap ini, dilakukan penyusunan laporan keuangan daerah yang mencakup neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan ini akan
digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan daerah.

5. Pemeriksaan:

- Tahap pemeriksaan dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang, seperti Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau lembaga pemeriksa lainnya. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku
dalam pengelolaan keuangan daerah.

Peran dan tanggung jawab pihak terkait dalam penatausahaan keuangan daerah
meliputi:

- Pemerintah daerah: Bertanggung jawab dalam mengelola dan mencatat transaksi keuangan
daerah secara akurat dan tepat waktu.

5
- Inspektorat: Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap penatausahaan keuangan
daerah.

- Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP): Melakukan pemeriksaan dan


memberikan rekomendasi terkait penatausahaan keuangan daerah.

- Auditor eksternal: Dilibatkan dalam pemeriksaan laporan keuangan daerah untuk


memastikan kepatuhan dan kualitas laporan keuangan.

Berikut adalah beberapa poin terkait penatausahaan keuangan daerah:

1. Pentingnya Penatausahaan Keuangan Daerah:

- Penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian integral dari pengelolaan keuangan


pemerintah daerah.

- Tujuan utama penatausahaan keuangan daerah adalah untuk mencatat, mengelola, dan
melaporkan transaksi keuangan secara akurat dan transparan.

- Penatausahaan keuangan daerah juga bertujuan untuk memastikan penggunaan anggaran


yang efektif, efisien, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Proses Penatausahaan Keuangan Daerah:

- Proses penatausahaan keuangan daerah meliputi pencatatan transaksi keuangan,


pengelolaan kas, pembayaran, pelaporan keuangan, dan pengendalian keuangan.

- Pencatatan transaksi keuangan melibatkan pengumpulan dan pengolahan data keuangan,


termasuk penerimaan dan pengeluaran dana.

- Pengelolaan kas melibatkan pengaturan dan pengawasan terhadap arus kas pemerintah
daerah.

- Pembayaran melibatkan proses pengeluaran dana untuk memenuhi kewajiban pemerintah


daerah.

- Pelaporan keuangan melibatkan penyusunan laporan keuangan yang jelas dan akurat,
seperti laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

- Pengendalian keuangan melibatkan pengawasan terhadap penggunaan anggaran,


pencegahan penyalahgunaan dana, dan pemantauan terhadap kepatuhan terhadap peraturan
dan prosedur yang berlaku.

6
3. Peran Terkait dengan Penatausahaan Keuangan Daerah:

- Terdapat beberapa peran yang terkait dengan penatausahaan keuangan daerah, seperti
pengelola kas, bendahara, akuntan, dan auditor.

- Pengelola kas bertanggung jawab atas pengelolaan kas pemerintah daerah, termasuk
penerimaan dan pengeluaran dana.

- Bendahara bertanggung jawab atas pembayaran dan pengeluaran dana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

- Akuntan bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan keuangan yang akurat dan
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

- Auditor bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap keuangan pemerintah


daerah guna memastikan kepatuhan dan kewajaran penggunaan anggaran.

4. Ketentuan dan Regulasi:

- Penatausahaan keuangan daerah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,


seperti peraturan daerah, peraturan menteri, atau peraturan bupati/walikota.

- Ketentuan dan regulasi tersebut mencakup tata cara pencatatan, pengelolaan, dan
pelaporan keuangan daerah, serta pengawasan terhadap penggunaan anggaran.

2.2.Pertanggungjawaban serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaan APBD

2.2.1.Pertanggungjawaban APBD
Pertanggungjawaban APBD adalah kewajiban pemerintah daerah untuk
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada pihak-pihak yang berwenang.
Berikut ini adalah materi yang dapat menjelaskan tentang pertanggungjawaban APBD:

A. Pengertian Pertanggungjawaban APBD:

Pertanggungjawaban APBD adalah proses dimana pemerintah daerah harus


mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran daerah kepada pihak-pihak yang
berwenang, seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), atau lembaga pemeriksa lainnya.

7
Tujuan dari pertanggungjawaban APBD sebagai berikut:

1. Transparansi APBD:

Transparansi APBD merujuk pada keterbukaan dan aksesibilitas informasi mengenai


pendapatan dan belanja daerah kepada masyarakat. Hal ini melibatkan penyediaan
informasi yang jelas, akurat, dan mudah dimengerti mengenai alokasi anggaran, sumber
pendapatan, dan penggunaan anggaran daerah. Transparansi APBD bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memahami dan mengawasi
penggunaan anggaran daerah, serta memastikan adanya akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan daerah.

2. Akuntabilitas APBD:

Akuntabilitas APBD mengacu pada kewajiban pemerintah daerah untuk


mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran daerah kepada pihak-pihak yang
berwenang, seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan lembaga pemeriksa.
Akuntabilitas APBD melibatkan penyusunan laporan pertanggungjawaban yang mencakup
informasi mengenai penerimaan pendapatan daerah, pengeluaran belanja daerah, serta
neraca keuangan daerah. Laporan pertanggungjawaban ini akan diperiksa oleh pihak-pihak
yang berwenang untuk memastikan kepatuhan dan kualitas laporan.

3. Kepatuhan APBD:

Kepatuhan APBD mengacu pada ketaatan pemerintah daerah terhadap peraturan dan
ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini mencakup ketaatan
terhadap prosedur penganggaran, pelaksanaan anggaran, pencatatan transaksi keuangan,
serta pelaporan keuangan. Kepatuhan APBD penting untuk memastikan bahwa
pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), dan lembaga pemeriksa lainnya, memiliki peran dalam
memastikan kepatuhan APBD.

Dengan adanya transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan dalam APBD, diharapkan


pengelolaan keuangan daerah dapat dilakukan secara efektif, efisien, dan bertanggung

8
jawab. Hal ini akan membantu menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, dan
akuntabel dalam penggunaan anggaran publik.

B.Mekanisme Pertanggungjawaban APBD:

Mekanisme dan prosedur pertanggungjawaban APBD diatur dalam peraturan


perundang-undangan, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.

Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD merupakan bagian dari proses


pengelolaan keuangan daerah setelah proses penyusunan Rancangan APBD, persetujuan
RAPBD oleh DPRD, pengesahan APBD oleh Pemerintah Pusat, penetapan menjadi
APBD, dan pelaksanaan APBD selesai dilakukan. Secara normatif, mekanisme
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD merupakan suatu rangkaian prosedur
pengawasan yang dilakukan oleh instansi-instansi yang memiliki fungsi pengawasan
anggaran, antara lain BPK, KEMENDAGRI, dan DPRD. Dalam konteks hukum
administrasi negara, mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD merupakan
bentuk pengawasan demi terwujudnya pemerintahan yang baik sesuai dengan antara lain
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik.

2.2.2.pengawasan APBD
Pengawasan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dilakukan untuk
memastikan pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Berikut adalah beberapa poin terkait pengawasan APBD:

1. Pengawasan Internal:

- Pengawasan internal dilakukan oleh pemerintah daerah melalui unit-unit pengawas


internal, seperti Inspektorat Daerah.

- Tujuan pengawasan internal adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan,


efektivitas penggunaan anggaran, dan pencegahan penyalahgunaan dana.

- Pengawasan internal melibatkan pemeriksaan, evaluasi, dan pemantauan terhadap


pelaksanaan APBD.

2. Pengawasan Eksternal:

9
- Pengawasan eksternal dilakukan oleh lembaga eksternal, terutama DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah).

- DPRD memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


APBD, termasuk pemeriksaan laporan pertanggungjawaban, evaluasi program dan
kegiatan, serta pemanggilan pihak terkait untuk memberikan penjelasan.

- Selain DPRD, lembaga lain seperti BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) juga dapat
melakukan pengawasan eksternal terhadap APBD.

3. Peraturan dan Pedoman:

- Pengawasan APBD didasarkan pada peraturan dan pedoman yang mengatur tata cara
pengawasan keuangan daerah, seperti peraturan daerah, peraturan menteri, atau pedoman
dari Kementerian Dalam Negeri.

- Peraturan dan pedoman tersebut memberikan panduan mengenai tata cara pengawasan,
tanggung jawab pengawas, dan mekanisme pelaporan hasil pengawasan.

4. Partisipasi Publik:

- Partisipasi publik juga dapat menjadi bagian dari pengawasan APBD.

- Masyarakat dapat memberikan masukan, mengawasi penggunaan anggaran, dan


melaporkan potensi penyalahgunaan dana kepada pemerintah daerah atau lembaga
pengawas terkait.

Pengawasan APBD penting untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan


dalam pengelolaan keuangan daerah. Melalui pengawasan yang efektif, dapat diidentifikasi
potensi masalah, dilakukan perbaikan, dan meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan
daerah.

Pengawasan APBD perlu dilakukan karena alasan berikut:

1. Mencegah Penyimpangan: Pengawasan APBD diperlukan untuk mencegah terjadinya


penyimpangan dalam penggunaan dana negara atau daerah. Dengan adanya pengawasan,
dapat diidentifikasi potensi penyalahgunaan dana, korupsi, atau pelanggaran peraturan
lainnya, sehingga langkah-langkah pencegahan dan penindakan dapat dilakukan secara tepat.

2. Menjamin Kepatuhan: Pengawasan APBD bertujuan untuk memastikan kepatuhan


terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini

10
meliputi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan prosedur yang
telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan, pemerintah daerah diharapkan dapat mematuhi
ketentuan tersebut.

3. Meningkatkan Akuntabilitas: Pengawasan APBD juga berperan dalam meningkatkan


akuntabilitas pemerintah daerah terhadap penggunaan anggaran. Dengan adanya pengawasan,
pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan pertanggungjawaban yang jelas dan
transparan terkait dengan penggunaan dana publik. Ini mencakup penyampaian laporan
pertanggungjawaban, evaluasi kinerja, dan pemantauan terhadap pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.

4. Optimalisasi Penggunaan Anggaran: Pengawasan APBD dapat membantu dalam


mengoptimalkan penggunaan anggaran. Dengan adanya pengawasan yang efektif, dapat
diidentifikasi potensi perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah, penghematan anggaran
yang tidak efisien, dan peningkatan efektivitas program dan kegiatan yang dilaksanakan.

5. Meningkatkan Transparansi: Pengawasan APBD juga berperan dalam meningkatkan


transparansi pengelolaan keuangan daerah. Dengan adanya pengawasan yang baik, informasi
terkait APBD dapat diakses oleh publik dengan mudah dan transparan. Ini membantu
membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah dan memastikan bahwa
penggunaan dana publik dilakukan secara adil dan sesuai dengan kepentingan masyarakat.

Pengawasan APBD penting untuk memastikan pengelolaan keuangan daerah yang


baik, transparan, dan akuntabel. Dengan adanya pengawasan yang efektif, dapat dihindari
potensi penyimpangan, meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran, dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

2.2.3.Evaluasi APBD
Evaluasi APBD adalah proses penilaian terhadap pelaksanaan APBD yang mencakup
analisis terhadap kinerja keuangan daerah, efektivitas alokasi anggaran, pencapaian target
program dan kegiatan, serta dampak pembangunan yang dicapai.

Evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (perangkat daerah dimaksudkan


sebagai bentuk pengawasan intern agar pelaksanaan anggaran yang ditetapkan bersama –
sama dengan DPRD benar – benar dilaksanakan secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat
anggaran serta dikelola sesuai dengan norma – norma yang ditetapkan, baik oleh Pemerintah
Pusat (Kemendagri) maupun oleh Pemerintahan Daerah setempat.

11
Evaluasi oleh DPRD termaksud, dalam kaitan dengan bagaimana efektivitas anggaran
yang disetujui bersama, mencapai sasarannya dan kemanfaatan bagi masyarakat, termasuk
memelihara momentum untuk kelanjutan penyelenggaraan kegiatan berikutnya. Tentunya,
evaluasi itu harus juga memperhatikan bukan hanya output yang dapat dicapai, melainkan
juga untuk membuka ruang mengenai outcome / daya manfaat bagi masyarakat dan lebih
lanjut menjadi titik awal bagi pencapaian infactand benefit yang kesemuanya berupa
perwujudan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara fisik materiil maupun
mental spiritual.

Evaluasi tersebut, menjadi tanggung jawab DPRD, mengingat DPRD merupakan


lembaga perwakilan rakyat yang sekaligus sebagailembaga manifestasi kedaulatan rakyat di
daerah. Dengan demikian, yang sesungguhnya mempunyai sejumlah anggaran dalam bentuk
nominal rupiah, adalah rakyat yang dipersonifikasikan kepada DPRD. Oleh karena itu, APBD
sesungguhnya sejumlah uang yang berasal dari rakyat dikelola oleh rakyat dan dipergunakan
untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, artinya DPRD sebagai manifestasi sistem
demokrasi Pancasila.

1.Tujuan Evaluasi APBD:

- Mengevaluasi kinerja keuangan daerah: Evaluasi APBD bertujuan untuk menilai efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas penggunaan anggaran daerah.

- Mengevaluasi pencapaian target program dan kegiatan: Evaluasi APBD digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana program dan kegiatan yang dianggarkan dalam APBD telah
mencapai tujuan yang ditetapkan.

- Mengevaluasi dampak pembangunan: Evaluasi APBD juga bertujuan untuk mengevaluasi


dampak pembangunan yang dicapai melalui penggunaan anggaran daerah.

2. Metode Evaluasi APBD:

- Analisis Kuantitatif: Melibatkan pengumpulan dan analisis data anggaran serta indikator
kinerja keuangan daerah untuk mengevaluasi pencapaian target dan efisiensi penggunaan
anggaran.

- Analisis Kualitatif: Melibatkan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk


memahami konteks pelaksanaan APBD, kebijakan yang diterapkan, dan dampak yang
dicapai.

12
3. Indikator Evaluasi APBD:

- Efisiensi Penggunaan Anggaran: Menilai sejauh mana anggaran daerah digunakan secara
efisien dalam mencapai hasil yang diinginkan.

- Efektivitas Program dan Kegiatan: Menilai sejauh mana program dan kegiatan yang
dianggarkan dalam APBD telah mencapai tujuan yang ditetapkan.

- Akuntabilitas dan Transparansi: Menilai sejauh mana pemerintah daerah


mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada pihak yang berwenang dan
memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat.

4. Manfaat Evaluasi APBD:

- Memperbaiki Pengelolaan Keuangan Daerah: Evaluasi APBD membantu mengidentifikasi


kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah dan memberikan rekomendasi
perbaikan.

- Meningkatkan Akuntabilitas: Evaluasi APBD memastikan bahwa pemerintah daerah


bertanggung jawab atas penggunaan anggaran dan pencapaian target program dan
kegiatan.

- Mendukung Pengambilan Keputusan: Evaluasi APBD memberikan informasi yang


diperlukan bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan dan penganggaran di masa
mendatang.

13
BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan anggaran merupakan
tahap di mana sumber daya digunakan untuk melaksanakan kebijakan anggaran. Persiapan
anggaran yang baik merupakan hal yang penting secara logis maupun kronologis. Meskipun
demikian, proses pelaksanaannya tidak sederhana karena adanya mekanisme yang menjamin
ketaatan pada program pendahuluan. Bahkan dengan prakiraan yang baik sekalipun, akan ada
perubahan-perubahan tidak terduga dalam lingkungan ekonomi makro dalam tahun yang
bersangkutan yang perlu diperlihatkan dalam anggaran.
Berdasarkan ketentuan Pasal 163 dan 164 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan BAB VI Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu diatur regulasi
tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penatausahaan keuangan daerah merupakan proses pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan
keuangan pemerintah daerah. Penatausahaan yang baik sangat penting untuk memastikan
transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan daerah.
Pertanggungjawaban APBD adalah proses penyampaian laporan keuangan dan kinerja
pemerintah daerah kepada pihak yang berwenang. Tujuannya adalah untuk memberikan
informasi yang jelas dan akurat tentang penggunaan anggaran dan pencapaian kinerja
pemerintah daerah.
Pengawasan APBD dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan anggaran daerah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, efektif, efisien, dan akuntabel.
Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap pelaksanaan APBD untuk mengevaluasi
pencapaian tujuan dan efektivitas kebijakan yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi dapat
digunakan untuk perbaikan dan perencanaan kegiatan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, keseluruhan proses pengelolaan APBD, termasuk persiapan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban, pengawasan, dan evaluasi, sangat penting untuk
memastikan penggunaan anggaran yang efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan
pembangunan daerah.

14
REFERENSI PUSTAKA
PANDUAN TEKNIS KUASA PENGGUNA ANGGARAN •
https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/images/panduan_teknis/kpa/Panduan-
Teknis_KPA_Final.pdf
Meningkatkan Kualitas Belanja Pemerintah •
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12554/Meningkatkan-Kualitas-Belanja-
Pemerintah.html
PP nomor 58 Tahun ... - Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan •
https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=460
- Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa •
https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sakd/files/Juklakbimkonkeudesa.pdf
Salinan-Perpres-Nomor-123-Tahun-2020.pdf •
https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2021/01/Salinan-Perpres-Nomor-123-
Tahun-2020.pdf
Untitled •
https://www.bpk.go.id/assets/files/otherpub/2020/otherpub__2020_1603673448.pdf
Pengawasan Keuangan Negara Agar Terhindar dari Penyimpangan •
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13960/Pengawasan-Keuangan-Negara-Agar-
Terhindar-dari-Penyimpangan.html
Kunker Banggar Optimalisasi Pengawasan Anggaran - DPRD Kota ... •
https://dprd.bekasikota.go.id/read/kunker-banggar-optimalisasi-pengawasan-anggaran
Mengenal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD ... •
https://bpkad.kuningankab.go.id/detail/mengenal-anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah-
apbd-lebih-dekat-bagian-1

15

Anda mungkin juga menyukai