By.
Bayu Pratama Ngiu, SE., Ak.,M.Ak., CSRS., CSRA., CSP
Dalam belanja daerah terdapat dua aspek yang berbeda secara konseptual namun
memiliki sebuah keterkaitan yang sangat erat, yakni antara kebijakan belanja dan
manajemen belanja.
Kebijakan belanja merupakan penentu apa yang akan dilakukan dan berimplikasi pada
kebutuhan pengeluaran (belanja). Kebijakan belanja ditentukan pada tahap perencanaan
anggaran.
Manajemen belanja terkait dengan bagaimana menjalankan dan melaksanakan
anggaran untuk membiayai aktivitas secara ekonomis, efisien dan efektif. Manajemen
belanja dilakukan pada tahap implementasi anggaran, namun pada dasaranya manajemen
belanja akan menyesuaikan dengan kebijakan belanja yang diambil oleh pemerintah
daerah.
KEBIJAKAN BELANJA DAERAH
Kebijakan belanja daerah dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah, yakni pada
Kebijakan Umum APBD, prioritas dan plafon anggaran, Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Tujuan tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain dengan beberapa
prinsip sebagai berikut :
1. Perencanaan Belanja Daerah
2. Pengendalian Belanja Daerah
3. Akuntabilitas Belanja Daerah
4. Auditabilitas Belanja Daerah
LANJUTAN…
Aspek audit belanja daerah antara lain untuk memastikan hal-hal sebagai berikut :
1. Ada / tidak ada mark-up dalam pengadaan barang / jasa
2. Ada / tidak ada bukti belanja yang tidak sah
3. Ada / tidak ada penitipan anggaran ke satuan kerja lain
4. Ada / tidak ada kesalahan pembebanan belanja ke rekening yang tidak sesuai
5. Ada / tidak ada ketidakwajaran dalam belanja modal, belanja pegawai,
belanja barang dan jasa
6. Ada / tidak ada ketidakwajaran dalam proses pengadaan barang / jasa
T E R I M A – K A S I H