Anda di halaman 1dari 4

“Sebatas Klandestin”

-Theresia Mega Putri Sinurat-

Di tengah ↑ serbuan genit anila ↓ membelai daksaku //

Untuk pertama kali ↓ dalam perjalanan hidupku /

aku ↑ bertemu denganmu //

Insan yang sangat kukagumi ↓

Insan yang sangat kusayangi ↓

Insan yang sangat kucintai ↓

Senyum manismu ... begitu menyentuh kalbuku ↓

Aku ↑ tidak mampu ↓ menghapus itu ... dari gumpalan


ingatanku //

Mulut manismu ... begitu subtil di telingaku ↓

Aku ↑ tidak mampu ↓ berpura-pura tidak mendengar


itu //
Belaianmu ... penuh dengan cinta ↑

Kasih sayangmu ... tidak pernah sirna //

Kau ↑ membawa sejuta Harsa /

melesapkan seluruh mala ...

Tatapanmu ... begitu memesona ↓

seni alismu ... begitu indah nan menggoda //

Membuat tanamanku ↓ tidak mampu berbicara /

hanya ↑ terpaku pada afsun yang kau punya ...

Kau ↑ sering menyapaku ... dengan setangkai namaku //

Kau tahu ↑ itu begitu berkesan untukku //

Ingin rasaku terbang ke nabastala biru /

pun ↑ memetik bunga-bunga di rumput hatimu ...


Perlahan / aku belajar menjauh darimu //

Menjauh ↑ dari semua angan ↓ yang bercerita


tentangmu //

Aku ↑ ingin berhenti mengharapkanmu ↓

Aku ↑ ingin kau tidak tahu bahwa aku ↓ jatuh cinta


padamu ...

Cukuplah ↓ kucintai kau dalam diamku //

Aku ↑ tidak pantas bersanding denganmu //

Kau ↑ begitu Anindita untukku /

sedangkan aku ↑ hanya seonggok debu ↓ dengan derai


cintaku ...

-Bio Narasi-

Theresia Mega Putri Sinurat—seorang gadis yang


dilahirkan di Medan pada tanggal 09 Juni 1999 dengan
nama pena Mee Cia. Kini tercatat sebagai salah satu
mahasiswi di Universitas Negeri Jambi pada program
studi Keuangan Daerah (D4). Aktif di beberapa aktivitas
ke penulisan dan sebagai Admin pada 4 (empat)
komunitas Literasi, serta menyukai dunia sastra.
Jejaknya dapat dilacak melalui akun Instagram miliknya
@ther.re.sia.

Anda mungkin juga menyukai