Anda di halaman 1dari 2

"Cinta Terhalang Dinding Tuhan"

Sungguh, aku tak pandai dalam menggambarkan suara hatiku

Aku hanya membiarkan penaku menari-nari di atas secarik kertasku

Menorehkan setiap goresan suara hatiku bersama namamu yang terukir indah abadi

Juga tentang sesuatu yang tertulis mengenai kisah kita yang seakan dihempas takdir

Kita adalah dua orang yang saling mencintai, tetapi juga kerap diperingati takdir

Kamu dengan kitab Injilmu, aku dengan Alquranku

Kamu dengan Salibmu, aku dengan Tasbihku

Kamu dengan Syalom-mu, aku dengan Assalamualaikumku

Kita adalah kesalahan terindah yang pernah Tuhan ciptakan

Kita adalah sebuah ketidakmungkinan yang selalu kita usahakan

Kita berbeda dan sangat berbeda

Bagaimana bisa kita bertahan? Bagaimana bisa kita bersatu? Cinta kita terhalang
dinding Tuhan

Hingga pada akhirnya, usai sudah semua, menyisakan bau tanah dan dedaunan kering.

Menghentikan cacian, juga kecemasan

Ribuan air mata membasahi pipi

Menciptakan haru biru yang tak berkesudahan, bahkan tak mengizinkan pintu hati
diketuk oleh siapa pun

Itu adalah jalan yang harus kutempuh

Ikhlas sendiri, ikhlas walau diterjang ombak saat berdiri


Sendiri menghadapi meski lelah tetap kuarungi

Aku kini sedang dititik terakhir, titik terakhir dari mencintai

-Bionarasi-

Penulis adalah seorang gadis yang dilahirkan di Medan pada tanggal 09 Juni 1999
dengan nama lengkap Theresia Mega Putri Sinurat, biasa dipanggil Mega. Kini
tercatat sebagai salah satu mahasiswi di Universitas Negeri Jambi pada program studi
Keuangan Daerah (D4). Mulai aktif menulis sejak umur 17 tahun. Aktif di beberapa
aktivitas ke penulisan dan juga sebagai Admin Sekretaris di komunitas Rumah Pena
Literasi Indonesia (RPLI), serta menyukai dunia sastra.

Anda mungkin juga menyukai