m
-Menjemput peluk-
Tapi kuakui,
“Mengapa kamu?’
i
-Radio Mobil-
Kurasa tidak
Kadang ku berfikit
Harap yang terlalu tingi hanya mencetus sakit hati kemudian hari
Kutundukkan kepala
Terselip sebuah doa untuk jalan cerita yang lebih baik kemudian hari
Di sudut sebuah tempat ridur
Beberapa hal
Merefleksikan keanggunan
Sebuah gelanggang besar dimana aku dan kau saling mengadu nafas
“Maksudnya?”
Sekarang yang kumengerti hanya “bila” dan “kapan” adalah tangisan yang berbeda
Tak ada “di atas” atau “di bawah” ataupun “di sekelilingnya”
Rumah Emas
Ibu berkata padaku, “Nak, saat kau dewasa
Akankah kau belikan ibumu sebuah rumah dari emas?
Dan saat ayahmu berubah menjadi batu
Akankah kau peduli padaku?”