Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ROLE PLAY

POSYANDU BALITA

Di Susun Oleh
Kelompok 6
Kelas 6 A
1. RIKA OKTAVIANA (15020080)
2. HARI SUGIANTORO (16010017)
3. ILHAM THARIC G (16010019)
4. NOVAN (16010029)
5. NURUL AINUL Y (16010030)
6. VIVIN DAMAYANTI (16010043)
7. WIDYA NUGRHA P (16010044)

PROGRAM STUDI S 1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER

Yayasan Pendidikan Jember Internasional School


2019
Jl.dr soebandi No.99,patrang,jember,Telp/Fax(0331)483536
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan,


penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam
bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status
gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita
untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh
kembang balita melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu
melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan
penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk
posyandu baru (Depkes RI, 2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di
setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun
1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat
menjadi 238.699 posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202
posyandu (Depkes RI, 2009). Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah,
antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI,
2006).
Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu merupakan tujuan
khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu meningkatkan pengelolaan dalam
pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan
kemampuan/pengetahuan dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu,
memperluas sistem posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari
buka dan kunjungan rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan
sarana dan prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan
dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan
pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat, termasuk
unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi pelayanan posyandu
yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB, pemberantasan penyakit menular
dengan imunisasi, penanggulangan diare dan gizi serta adanya penimbangan balita. Sasaran
penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu
sebanyak 5 orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu
dengan sistem layanan 5 meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu:
(1) Pendaftaran
(2) Penimbangan
(3) Pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
(4) Penyuluhan
(5) Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya (Depkes RI, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep dari posyandu balita?
b. Apa saja hal-hal yang berkontribusi mengenai ketidakberhasilan posyandu balita?
1.3 Tujuan
a. Untuk memahami konsep dari posyandu balita
b. Untuk mengetahui hal-hal yang berkontribusi mengenai ketidak berhasilan
posyandu balita.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).

Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan


kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009).

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan


berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi,
pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan
keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang
dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, intas sektor dan lembaga terkait
lainnya (Depkes, 2011).

2.2 Sasaran

Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok rentan yakni ibu


hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu pelayanan Posyandu mencakup
pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan
keluarga berencana. Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan
kesehatan (Depkes, 2009).

2.3 Tujuan

Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai


berikut:
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil,
melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB masih cukup tinggi meskipun dari tahun
ketahun sudah dapat diturunkan,
2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera),
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu mengembangkan
kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana (KB) serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera,
4. Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera,
5. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan
kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan keluarga serta mempercepat penurunan
angka kematian ibu, bayi dan balita.

2.4 Manfaat Posyandu

a. Bagi Masyarakat
Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat posyandu bagi
masyarakat adalah:
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi anak balita dan ibu,
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi
buruk,
3. Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A,
4. Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta
imunisasi tetanus toxoid (TT),
5. Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah,
6. memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak,
7. apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusuidapat
segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas,
8. dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.
b. Bagi Kader
Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi manfaat Posyandu bagi
kader antara lain:
1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap,
2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu,
3) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan,
4) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan
ibu.

c. Bagi Puskesmas
Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat posyandu
bagi puskesmas adalah:
1. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama,
2. dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat,
3. Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan
terpadu.

d. Bagi Sektor lain


Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat posyandu bagi
sector lain adalah:
1. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
kondisi setempat.
2. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.
2.5 Bentuk Kegiatan

Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan utama Posyandu adalah sebagai
berikut:
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
 Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan
darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian
tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus
uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
 Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu
Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
kesepakatan.
2. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) dan ASI eksklusif dan gizi,
b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah
melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama),
c) Perawatan payudara,
d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas pemeriksaan
payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh
petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian
kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat
dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan
peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan
IUD dan implant (Depkes RI, 2011).
4. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu
hamil (Depkes RI, 2011).
Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2009), survey epidemiologi untuk
menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, imunisasi untuk memberikan
perlindungan kepada kelompok-kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah
terjadi penularan penyakit seperti TBC, tetanus, difteri, batuk rejan (pertusis), folio
nyelitis, campak dan hepatitis B.
5. Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader
Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan
tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali
berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera
melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.
6. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat
Zinc oleh petugas kesehatan.

Menurut Meilani, (2011), pada saat dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu
yang telah diselenggarakan antara lain: 1) Bina Keluarga Balita (BKB), 2) Kelompok
peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA), 3) Penemuan dini dan pengamatan penyakit
potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio,
campak, difteri, pertusis, tetanus neonatorum, 4) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), 5)
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), 6) Penyediaan air bersih dan penyehatan
lingkungan pemukiman (PAP-PLP), 7) Program diversifikasi tanaman pangan dan
pemanfaatan pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA), 8) desa siaga, 9) Pos
Malaria desa (Polmades), 10) Kegiatan Ekonomi produktif, seperti Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam, 11) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin),
Tabungan Masyarakat (Tabumas).

2.6 Peran Kader


a) Sebelum Hari Buka Posyandu
 Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
 Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat atau surat edaran.
 Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.
 Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan
jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut
dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan
berikutnya.
 Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau
CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
 Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.

b) Saat Hari Buka Posyandu


 Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya.
 Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu,
dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak,
pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap
tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
 Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran
dan pemantauan kondisi anak balita.
 Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa
memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi
dengan orangtua/keluarga anak balita.
 Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya,
dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
 Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan
minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
 Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya.
 Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu.

c) Sesudah Hari Buka Posyandu


 Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu,
anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-
lain.
 Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat
bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
 Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar Posyandu
terus berjalan dengan baik.
 Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas
kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun
rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
 Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem pencatatan data
atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP
adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada,
sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan sasaran.
2.7 Hal yang Berkontribusi Ketidakberhasilan Posyandu

Di Indonesia posyandu balita dianggap belum sepenuhnya berhasil mengatasi masalah


yang ada. Pada kenyataannya masih banyak balita yang menderita gizi buruk dan
penyakit lain, sehingga angka kematian bayi dan balita masih belum menurun. Berikut
merupakan faktor yang mempengaruhi perihal tersebut :

A. Posyandu
1. Kader

Kendala-kendala yang dapat menganggu pelaksanaan Posyandu karena faktor


kader adalah:

a) kurangnya kader,
b) banyak terjadi angka putus (drop-out) kader,
c) Kepasifan dari pengurus Posyandu karena belum adanya pembentukan atau
resuffle pengurus baru dari kegiatan tersebut,
d) Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS),
e) sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap,
f) kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau training
sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak memadai. Hal ini
mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita tidak dapat dilakukan
secara optimal sehingga upaya pencegahan timbulnya kasus gizi kurang dan
buruk menjadi kurang efektif,
g) Kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan konseling dan penyuluhan gizi
menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya ditimbang, dicatat/dituliskan
hasil penimbangannya di KMS atau buku KIA tanpa dimaknakan kemudian
mengambil jatah PMT dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan
imunisasi lengkap tidak mau datang lagi ke Posyandu, karena merasa tidak
memperoleh manfaat apa-apa.

2. Ketersediaan Dana

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong


royong dengan kegiatan himpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpin melalui kegiatan dana
sehat (Depkes, 2011).

3. Sarana dan prasarana

Sarana prasarana merupakan alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan


Posyandu. Sehingga sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan Posyandu. Kendala-kendalanya adalah:

a) Tempat pelaksanaan Posyandu kurang representatif (dikantor kelurahan, polindes,


atau gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan menyediakan tempat bermain
bagi balita,
b) ketepatan jam buka posyandu,
c) kebersihan tempat pelaksanaan posyandu,
d) kurang kelengakapan untuk pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang berkaitan
dengan gizi dan kesehatan, poster-poster, leaflet, lembar balik, modul, dan lain-
lain,
e) kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan,
f) sarana dan peralatan yang ada dipuskesmas dan Posyandu masih kurang.
(Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati, 2010).

B. Masyarakat

Ada beberapa masyarakat yang mengabaikan untuk mengajak anaknya datang ke


posyandu setiap bulan karena ada yang beranggapan posyandu tidak penting, ada pula
para ibu yang sibuk sehingga tidak bisa mengajak anaknya ke posyandu. Para Ibu
yang sibuk terseut pada akhirnya tidak dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.

Di sebagian masayrakat yang sudah mau datang ke posyandu mengabaikan


penyuluhan yang diberikan di posyandu contohnya pemberian asi eksklusif pada 6
bulan pertama yang tidak dilakukan, padahal ASI sangat bermanfaat bagi bayi. Hal
tersebut dikarenakan beberapa ibu yang sibuk dengan kegiatannya sendiri sehingga
tidak sempat untuk memberikan ASI dan memilih menggantinya dengan susu
formula. Selain itu di masyarakat yang masih beredar mitos tentang kolostrum yang
harus dibuang, padahal kolostrum dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sasaran utama
pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok rentan yakni ibu hamil, ibu menyusui bayi
dan balita. Oleh sebab itu pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan: kesehatan
ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan keluarga berencana. Tujuan
dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan. Manfaat posyandu
bagi kader, bagi puskesmas, maupun bagi sektor lain bermacam-macam sesuai dengan
perannya masing-masing. Akan tetapi masih ada faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan posyandu itu sendiri. Sehingga angka kematian bayi dan balita serta angka
kematian ibu masih belum terjadi penurunan sesuai dengan target yang diharapkan

3.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan yang profesional selain mengetahui dan melaksanakan


tindakan keperawatan yang sesuai dengan SOP, hendaknya juga dibekali dengan pengetahuan
mengenai perkembangan kesehatan bayi dan balita di Indonesia khususnya tentang konsep
posyandu balita dan faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan posyandu tersebut.
Sehingga sebagai tenaga kesehatan dapat memperbaiki perihal yang telah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29988/5/Chapter%20I.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/50747/4/Chapter%20II.pdf

http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-posyandu.pdf
SISTEM 5 MEJA POSYANDU

Pelayanan Sistem 5 meja


Perawat Meja 1 Ilham : Pendaftaran
Perawat Meja 2 vivin dan hari : Pengukuran BB, TB, dan TTV
Perawat Meja 3 Nurul ainul : Pencatatan
Perawat Meja 4 Widya : Penyuluhan
Perawat Meja 5 Feris: Pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan
Klien 1 ( K1 ) Rika : ibu dani
Klien 2 ( K2 ) Novan : anak dani 5 tahun

Seorang ibu mempunyai anak umur 5 tahun tidak nafsu makan sehingga berat badannya
menurun.Oleh karena itu ibu memeriksakan dirinya ke posyandu sesuai jadwal yg telah
ditentukan.
Meja 1
pengukuran
Lalu Ibu K2 pun datang ke meja 1 untuk mendaftar.
Perawat M1 : Silahkan duduk ibu..
Ibu Klien 1 : Terima kasih sus,, ( sambil memegang anaknya )
Perawat M1 : Siapa nama adek? Umurnya berapa?
Klien 2 : Nama aku dani sus, umur aku 5 tahun..
Perawat M1 : Alamatnya dimana ?
Klien 2 : Rumah dedek belakang posyandu
Perawat M1 : Dekat sekali sambil tersenyum
Ibu, ini no antriannya silahkan tunggu dulu yah bu. Nanti akan di
panggil.

Meja 2
Pengukuran BB,TB dan TV
Kemudian Perawat meja 2 memanggil klien sesuai dengan no antriannya.
Perawat M2 memanggil K1 . kemudian K1 ibu K2 dani datang ke meja 2.
Perawat M2 : Hmmmmm adek lucu sekali, siapa namanya..
Klien2 : Dani sus
Perawat M2 : Ibu, ini anaknya yah? Baiklah bu saya akan mengukur tinggi badan dan berat
badan anak ibu.
Ibu K1 : Iya sus silahkan..
Perawat M2 : Ayo adek kemari, suster mau ukur tinggi badan dan berat badan adek.. Ayo,
sini dek..
Klien2 : Gak mau ma
Ibu K1 : Gak apa – apa nak, ayo sini jangan takut
Perawat M2 : ayo dek sini.
Klien2 : Dani tampak malas mendekat
Perawat M2 : ( mengukur tinggi dan dan berat badan anak tersebut )
( perawat M2 tampak bingung menulis hasil pengukurannya )
Ibu boleh saya lihat kartu KMS nya?
Ibu K1 : Ini sus.
Perawat M2 : (menulis hasil pengukurannya )
Baiklah bu, ini sudah saya tulis hasilnya, nanti ibu langsung ke meja tiga yah,
dan bawa kartu ini, nanti ibu di panggil sesuai nomor antrian bu..
Ibu K1 : Iya suster, terima kasih..
Ayo nak, ( sambil menuntun anaknya )
Meja 3
pencatatan
Kemudian K1 dan ibu K2 kembali duduk di kursi antrian.
Perawat M3 : Selanjutnya no 2, adek dani ayo silahkan masuk.
Ibu K1 : Ayo nak.
Klien2 : ( tampak malas mengikuti perintah ibunya )
Perawat M3 : Boleh saya lihat KMS nya bu.
Ibu K1 : Ini suster..
Perawat M3 : Hmmmm anak ibu mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis yah
bu,, sejak kapan dia tidak mau makan bu?
Ibu K1 : Iya memang sus, anak saya sudah dari bayi tidak mau makan, saya bingung
bagaimana cara mengatasinya karena saya juga serba kekurangan.
Perawat M3 : Ya bu,, hm….
Berat lahirnya brpa gram yahh bu?
Ibu K1 : 2000 gram sus.
Perawat M3 : baiklah bu, apa keluhan anak ibu sekarang?
Ibu K1 : Dari dulu sampai sekarang memang dia susah makan sus, kalau dikasih
makan selalu muntah, dokter juga selalu kasih obat, tapitetep saja seperti ini.
Perawat M3 : ( tampak iba dengan ibu tersebut )
Ibu, ini KMS nya. Data hasil pengukuran sudah saya tuliskan disini, juga
keluhan anak ibu. Nanti ibu langsung kemeja 4 yah bu.
( Sambil mengelus K2 ) Adek nanti ikut ibunya ke ruang sebelah yah dek.
Ibu K1 : Terima kasih sus.

Meja 4
penyuluhan
Kemudian Ibu K2 dan K2 kembali duduk ke bangku antrian.

Perawat M4: : ( kemudian Perawat m4 memanggil no antrian selanjutnya )


adek dani silahkan masuk.
Ibu K1 : Ayo nak kita masuk..
Klien2 : G’ mau mama. ( sambil menangis )
Ibu K1 : ayo nak, gak apa2 kok.. ( sambil mengajak anaknya masuk ruangan meja 4 )
Perawat m4 : silahkan duduk ibu, ayo dek silahkan duduk..
Ibu K1 : Terima kasih sus. Ini sus KMS nya.
Perawat M4 ; Iya ibu,
Hmmmmm... begini bu, disini saya lihat bahwa anak ibu anak ibu mengalami
masalah dengan pemenuhan kebutuhan gizinya, terlihat dari berat badannya
yang semakin menurun, adek juga tampak lemas dan tidak bersemangat.
Mukanya juga terlihat pucat. ( sambil merasa empati melihat keadaan K2 )
Klien2 : ( menangis )
Ibu K1 : ( Terlihat sedih ) Iya sus, anak saya memang didiagnosa dokter mengalami
gizi buruk.
Perawat M4 : Iah bu, ibu jangan sedih. Disini saya akan memberikan penyuluhan pada ibu.
Ibu K1 : Iah sus.
Perawat M4 : Sebaiknya ibu memenuhu kebutuhan butrisi anak ibu. Makanan nya tidak
usah yang mahal mahal, cukup ibu berikan anak ibu susu dan buah – buahan.
Ibu K1 : Iah suster, tapi saya sekarang lagi dalam keadaan yang sulit
Perawat M4 : Iah bu saya mengerti, begini bu, ibu bisa menabung dulu untuk membelikan
anak ibu susu, ibu juga kan dapat bantuan dari pemerintah dengan
menggunakan jamkesmas. Ibu bisa memeriksakan kondisi anak ibu secara
rutin ke posyandu ataupun ke puskesmas puskesmas. Ibu juga bisa menanam
sayur – sayuran dan buah – buahan di lingkungan sekitar rumah ibu yang
nantinya akan bisa di gunakan sendiri.
Ibu K1 ; Akan saya coba sus.
Perawat M4 : Ibu juga bisa memberikan sedikit mainan atu permainan untuk anak ibu
untuk mengurangi kebosanannya dan membuat anak ibu untuk makan seperti
biasanya, ibu juga bisa berikan singkong kalau ada. Tapi tetap hindari
paksaan saat memberi makan anak ibu, gak apa apa sedikit sedikit, tapi
sering, ajak ia bercerita saat makan, agar ia senang.Baiklah bu, ini saya tulis
obat – obat yang akan di berikan untuk adek rina. Nanti ibu ke meja 5 yah bu.
Ibu K1 : Iya suster, terima kasih. ( Lalu ibu K2 berjabat tangan dengan suster dan
meninggalkan ruangan ini )
Meja 5
Pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan
Kemudian ibu K2 kembali duduk ke bangku antrian.
Perawat M5 : Selanjutnya ibu dani, silahkan masuk.
Ibu K1 : baik sus..
Perawat M5 : Adek yo sini, suster periksa dulu. ( sambil mengajak K2 naik di tempat tidur )
Klien2 : Gak mau ma....( sambil menagis )
Ibu K1 : Gak apa – apa nak, susternya Cuma mau periksa ajah..
Klien2 : Gak mau,, ayo pulang maaa, pulang.
Perawat M5 : Gak apa- apa adek, gak suster suntik kok, suster Cuma mau lihat perutnya
saja yah..
Klien2 : gak mau,ma ayo pulang.
Ibu K1 : Nanti yah nak, kita berobat dulu, biar rini sehat
Perawat M5 : Ayo sayang sini, gak suster apa- apain kok.. sini sayang ( sambil membujuk
K2 )
Ibi K1 : Ayo nak, mama temenin kok.
Klien2 : ( naik di atas tempat tidur sambil menangis )
Perawat M5 : ( memeriksa kondisi K2 )
Nah, gak suster apa2in kak dek,, udah selesai kok.. ( sambil membantu K2
turun dri tempat tidur )
Klien2 : ( sambil menangis mendekati ibunya )
Perawat M5 : kondisi anak ibu harus selalu di pantas tiap hari. Ibu harus memeriksakan
anak ibu tiap bulannya di posyandu atau di puskesmas, untuk memantau
berat badan anak ibu. Sebaiknya ibu juga menjaga kondisi psikologis anak
ibu. Disini saya berikan vitamin untuk anak ibu, dan sebaiknya dirumah juga
ibu berikan anak ibu makan makanan yang mengandung protein tinggi.
Ibu K1 : Iya sus saya mengerti, tetapi saya ini masih kurang biaya untuk membelikan
makanan untuk anak saya.
Perawat M5 : Ibu jangan sedih ibu, ibu bisa memberikan anak ibu makanan yang kaya akan
protein yang sangat mudah ibu temukan seperti tahu dan tempe, kalau bisa
juga beri buah – buahan, dan ibu harus tetap memantau kondisi anak ibu tiap
bulannya. Selalu periksakan anak ibu di posyandu, agar kita tetap bisa
mengontrol berat badannya.
Ibu K1 : Iya suster, tapi anak saya ini juga malas makan..
Perawat M5 : Ibu bisa memberikan kasih sayang ibu saat mengajak anak ibu makan, peluk
dia dan beri perhatian, selalu buat dia ceria. Saya yakin anak ibupun anak
dengan senang hati untuk makan apabila orang tuanya memberikan
kenyamanan kepadanya.
Ibu K1 : Yah sus terima kasih sus..
Perawat M5 : Nahh adek, ini suster kasih vitamin dan obat penambah nafsu makan. Nanti
di minum yahh obatnya. ( sambil melihat K2 )
Klien2 : ( sambil menangis ) iya.
Ibu K1 : Iya sus terima kasih, ini bagaimana aturan minumnya sus.
Perawat M5 : Oh yaaa,
( sambil memegang obat ) ini vitamin ibu, berikan pada adeknya 3x1 setiap
sesudah makan pagi, siang dan malam. Dan yang ini obat penambah nafsu
makan 2x1, diminum setiap sesudah makan pagi dan makan malam. Dan jgn
lupa ibu untuk memeriksakan anak ibu tiap bulannya di posyandu ya bu. Dan
beri anak ibu minun air putih 4 gelas perhari. Ini bu KMS nya.
Ibu K1 : Iya sus, terima kasih sus. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk
kesembuhan anak saya.
Perawat M5 : Aamiin, iya ibu sama sama ( sambil berjabat tangan )
Ibu K1 dan K2 : ( meninggalkan ruangan )

Anda mungkin juga menyukai