Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : TANGGAL SUBMIT :

PERKEMBANGAN GIZI TERKINI MONDAY, 18 MEI 2020

UTS

OLEH :

MONALISA YUNDARI

1713211014

DOSEN PENGAMPU :

ANY TRI HENDARINI, SP, M.Si

SEMESTER 6

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

BANGKINANG

2020/ 2021
1. Tema yang diusung dalam kegiatan Hari Gizi Nasional ke-60 di tahun 2020
kali ini adalah “GIZI Optimal untuk Generasi Milenial”. Sedangkan slogan
yang digunakan untuk HGN ke-60 kali ini adalah “Ayo Jadi Milenial Sadar
Gizi”.

a. Jelaskan Hubungan Antara Pangan, Gizi dan Pembangunan Sumber


daya Manusia?
Jawab :
Ketahanan Pangan dan Gizi yaitu penyediaan pangan, pangan yang
berkualitas, efektivitas pemanfaatan pangan, serta sanitasi dan pencegahan
penyakit infeksi, jika semua hal tersebut sudah terpenuhi masyarakat akan
mencapai pertumbuhan yang berkualitas. Pangan dan Gizi, sebagai input
pembangunan. Gizi yang memadai mempengaruhi kualitas hidup dan
produktifitas kerja ( pembangunan berhasil ). Pangan dan Gizi sebagai out put
pembangunan peningkatan HDI (pendidikan, pendapatan, usia harapan hidup).
Pangan adalah bahan – bahan makanan yang di makan sehari – hari
untuk memenuhi kebutuhan energi bagi pemeliharaan , pertumbuhan , kerja ,
dan pergantian jaringan tubuh yang telah rusak.

b. Apa Permasalahan Gizi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini
dan Isu terkini apa saja yang sedang berlangsung terkait Gizi dan
Pembangunan Nasional.
Jawab :
Di Indonesia, stunting merupakan masalah serius dan juga merupakan
masalah gizi utama yang sedang dihadapi (Situasi Balita Pendek (Stunting) di
Indonesia, 2018). Bila masalah ini bersifat kronis, maka akan memengaruhi
fungsi kognitif yakni tingkat kecerdasan yang rendah dan berdampak pada
kualitas sumber daya manusia. Masalah stunting memiliki dampak yang cukup
serius; antara lain, jangka pendek terkait dengan morbiditas dan mortalitas
pada bayi/balita, jangka menengah terkait dengan intelektualitas dan
kemampuan kognitif yang rendah, dan jangka panjang terkait dengan kualitas
sumberdaya manusia dan masalah penyakit degeneratif di usia dewasa
(Aryastami, 2017; Saputri dan Tumangger, 2019).

Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa dari 34 provinsi yang


ada di Indonesia, lebih dari separuhnya memiliki angka prevalensi diatas rata-
rata nasional. Kesenjangan prevalens Stunting antar provinsi yang masih lebar
antara DIY (22,5%) dan NTT (58,4%) menunjukkan adanya ketimpangan dan
pembangunan yang tidak merata. Ditambah juga pengalaman dan bukti
Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan
hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan
pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada
melebarnya kesenjangan/ inequality, sehingga mengurangi 10% dari total
pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi
(10 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Itervensi Anak Kerdil (Stunting), 2017).

c. Bagaimana Peran Gizi dalam mengatasi Pandemi Covid-19 di negara kita


?
Jawab :
Menurut Ahli Gizi UGM, Dr. Toto Sudargo., SKM., M.Kes.,
mengatakan Peran Gizi sangat penting untuk mengatasi Pandemi Covid-19 ini
yaitu dengan makanan yang sehat sangat penting dalam meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. “Nilai gizi yang tinggi pada makanan yang kita konsumsi
dapat melindungi tubuh dari serangan virus maupun alergi.

2. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

a. Bagaimana Peran Posyandu dalam meningkatkan kualitas kesehatan


Masyarakat selama ini?
Jawab :
Peran Posyandu dalam meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat
yaitu dengan Ada lima kegiatan pokok di Posyandu, yaitu keluarga
berencana, kesehatan ibu dan anak, pemantaun gizi anak, imunisasi (suntikan
pencegahan) dan penanggulangan diare. Posyandu bertujuan untuk
mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran. Selanjutnya untuk mempercepat penerimaan NKKBS dan agar
masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan
lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Upaya
pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh
kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan
kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara
efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan
layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui, nifas.

b. Sejauh mana keberhasilan upaya Revitalisasi Posyandu yang dilakukan


oleh Pemerintah dalam 5 tahun terakhir.
Jawab :
Saat ini banyak kegiatan posyandu yang belum optimal dalam
menjalankan fungsinya. Menurut Legi, Rumogit, Montol dan Lule (2015)
menyebutkan kurang berfungsinya posyandu sehingga kinerjanya menjadi
rendah, antara lain disebabkan karena rendahnya kemampuan kader dan
pembinaan yang masih belum optimal, yang kemudian mengakibatkan
rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan posyandu.
Beberapa factor lain yang mungkin mempengaruhi optimalisasi
kegiatan posyandu adalah penyediaan dana operasional dan sarana prasarana
(Ardani, Palarto & Julianti, 2010). Namun demikian, untuk permasalahan
dana serta sarana prasarana saat ini sudah diupayakan oleh pemerintah.
Sumber pembiayaan untuk Posyandu berasal dari APBN, APBD Provinsi,
APBD Kab/Kota termasuk Anggaran Dana Desa (ADD) (Kemenkes RI,
2018). Anggaran Dana Desa merupakan dukungan pemerintah melalui
Kementerian Desa dan Wilayah Tertinggal sudah mengoptimalkan
pemberian dana operasional untuk posyandu (Kemenkes RI, 2018).

c. Apakah perbedaan mendasar dari Posyandu Pratama, Madya, purnama


dan Mandiri?
Jawab :

1. Posyandu Pratama (warna merah), Posyandu tingkat pratama adalah


posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap
bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan dinilai gawat, sehingga
intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya kader yang ada
perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu Madya (warna kuning), Posyandu pada tingkat madtya


sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan
rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu
kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik
tetapi masih rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan
masyarakat secara intensif,serta penambahan program yang sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat. Intervensi untuk posyandu madya
ada 2 yaitu :

 Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang


sudah dilengkapi dengan metoda stimulasi.
 Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.
3. Posyandu Purnama (warna hijau), Posyandu pada tingkat purnama
adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata
junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya
(KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program
tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
 Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di
Posyandu.
 Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana
sehat yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% kk atau
lebih.

4. Posyandu Mandiri (warna biru), Posyandu ini berarti sudah dapat


melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah
bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih
dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah
pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM.

d. Harapan Apa terhadap Posyandu di Indonesia di 5 tahun yang akan


datang.
Jawab :
Harapan saya ketanggapan dari petugas posyandu dalam memberikan
layanan dengan cepat, membantu kesulitan yang dihadapi ibu balita serta
keluangan waktu petugas posyandu untuk menanggapi permintaan ibu balita
dengan cepat, perlu ditingkatkan lagi. program gizi dan kesehatan di
posyandu bersadarkan dimensi empathy, bahwa empati petugas posyandu
terhadap ibu balita, ibu hamil dan WUS perlu ditingkatkan karena belum
sesuai apa yang diharapkan. Realisasi alat-alat yang dimiliki posyandu
termasuk pada kategori kurang, dengan demikian agar kegiatan di posyandu
berjalan lancar, sebaiknya alat-alat yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan penimbangan, atau kegiatan lainnya seperti penyuluhan gizi dan
kesehatan sebaiknya ada di posyandu sesuai dengan standar alat dan
pelaksanaan program gizi dan kesehatan di posyandu, pelaksanaan KIE,
pelayanan kesehatan belum berjalan dengan baik karena terkendala tempat,
SDM, media dan alat-alat yang masih belum memadai oleh karena itu dengan
kondisi seperti ini sangat diutuhkan perhatian dari pemerintah agar
tercapainya suatu tujuan dari posyandu yaitu Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi

3. Mineral mikro, atau sering disebut trace mineral, merupakan kelompok


mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Walau hanya
diperlukan dalam kadar kecil, fungsinya tetaplah besar untuk fungsi sistem
tubuh.
a. Sebutkan Mineral Mikro yang (Minimal 6 ) beserta Fungsinya bagi
tubuh dan Terdapat dalam bahan makanan apa saja .
Jawab :
1. Zat besi, Zat besi berperan penting, karena diperlukan dalam produksi
hemoglobin yang merupakan bagian dalam sel darah. Selain itu, zat besi
juga menjadi komponen penting pada otot, serta berkontribusi dalam
pembentukan hormon di tubuh. Walau dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
kekurangan atau defisiensi zat besi dari makanan yang dikonsumsi. Bisa
menjadi pemicu anemia defisiensi zat besi. Zat besi, Terdapat dalam
bahan makanan di sayur bayam, sayur kale, sayur brokoli, tuna, telur,
daging tanpa lemak, serta salmon.

2. Zinc atau zat seng, zink berperan dalam proses ekspresi gen, reaksi
enzimatik, serta pemulihan luka. Selain itu, mineral mikro zink juga
berperan dalam sintesis DNA, pertumbuhan dan perkembangan sel, serta
meningkatkan sistem pertahanan tubuh. Zinc atau zat seng, terdapat
dalam bahan makanan jamur, sayur kale, produk susu, daging (sapi, babi,
dan domba), kacang merah, lobster, hingga tiram.

3. Yodium, Yodium merupakan mineral mikro, yang umum ditemukan di


garam dapur. Mineral trace ini, dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormon tiroid. Hormon tiroid berperan dalam beragam
fungsi tubuh, seperti sistem imun, kesehatan tulang, dan perkembangan
sistem saraf pusat.Yodium, terdapat dalam bahan makanan garam
beryodium, telur, rumput laut, dan keju cheddar.

4. Mangan, Mangan dibutuhkan dalam beberapa sistem tubuh, seperti fungsi


otak, sistem saraf, dan banyak sistem enzim. Sebanyak 20% mineral
mikro ini sudah tersimpan di ginjal, hati, pankreas, dan tulang. Sementara
itu, sebagian lagi bisa Anda dapatkan dari makanan sehat. Terdapat
dalam bahan makanan kacang almond, oatmeal, beras coklat, sayur
bayam, buah nanas, roti gandum utuh, serta coklat hitam.

5. Kromium, fungsi kromium untuk tubuh adalah menaikkan sensitivitas


insulin, serta meningkatkan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
Terdapat dalam bahan makanan kentang, sayur brokoli, anggur merah,
dada kalkun, dan jus anggur.

6. Tembaga, mineral mikro ini dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, agar
fungsi tubuh tetap bekerja. Beberapa fungsi tembaga yakni berperan
dalam produksi sel darah merah, memelihara sel saraf, serta menjaga
sistem imun. Terdapat dalam bahan makanan tiram, kentang, hati, kacang
almond, dan kacang polong.
b. Sebutkan penemuan terbaru terkait Mineral Zn, Iodium, Asam Folat,
Mn , Cu dan Se berdasarkan Jurnal ilmiah yang kalian Laporkan
(sesuai pembagian tugasnya)
Jawab :
Berdasarkan jurnal ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 2018
dengan judul “Potensi Zink Dalam Tatalaksana Berbagai Penyakit” penulis
menyebutkan bahwasanya zink diketahui berkaitan erat dengan sistem imun.
Adanya defisiensi Zn diketahui dapat mempengaruhi proses fagositosis,
pertumbuhan sel T dan sel B, serta sekresi dan fungsi dari sitokin. Studi pada
hewan coba menemukan bahwa defisiensi Zn menyebabkan antrofi timus,
penurunan jumlah splenosit, dan penurunan respon antigen sel T. Studi lain
xxiii yang dilakukan pada manusia menemukan bahwa terjadi penurunan
aktivitas serum timulin, penurunan aktivitas NK-cell lytic, dan penurunan
aktivitas sel T-sitolitik pada keadaan defisiensi Zn ringan.

Dalam tiga dekade terakhir, telah banyak studi eksperimental yang


menguji Zn sebagai salah satu alternatif terapi pada berbagai penyakit yang
diakibatkan oleh virus dan bakteri. Prasad dkk. pada studinya menemukan
bahwa suplementasi Zn dapat mempersingkat durasi common cold dan
menurunkan severity scores secara signifikan dibandingkan dengan grup
plasebo. Selain itu, Zn juga diketahui dapat menurunkan durasi, severity, dan
insidens diare pada anak-anak di 4 negara berkembang. Koreksi Zn pada
kasus defisiensi Zn dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit sehingga
mempercepat regenerasi epitel usus dan meningkatkan enzim brush-border
enterosit. Suplementasi Zn juga diketahui memberikan efek menguntungkan
pada pasien lepra berupa penurunan insidens dan severity nodus eritema
leprosum, penurunan ukuran granuloma, dan peningkatan limfosit secara
berkala. Suplementasi Zn pada pasien tuberkulosis juga memberikan hasil
peningkatan konsentrasi retinol plasma, konversi sputum yang lebih cepat,
dan perbaikan lesi paru.

Anda mungkin juga menyukai