Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak terjadinya krisis kegiatan Posyandu juga ikut menurun, oleh karena
itu untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali telah diterbitkan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor :411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999
tentang Revitalisasi Posyandu. Tetapi dalam pelaksanaannya dan menghadapi
era otonomi dan desentralisasi dianggap penting bahwa pedoman tersebut perlu
diperbarui dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan. Oleh karena itu
telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum
Revitalisasi Posyandu yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di
seluruh Indonesia, yang merupakan pembaharuan atau surat edaran Menteri
Dalam Negeri yang lalu.
Surat edaran tersebut diharapkan dapat dijadaikan acuan bersama dalam
upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi
masyarakat melalui Posyandu dimasa yang mendatang dengan semangat
kebersamaan dan keterpaduan sesuai dengan fungsi masing-masing.
Revitalisasi Posyandu ini dititik beratkan pada strategi pendekatan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat dengan akses kepada modal social
budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai tradisi gotong royong yang
telah mengakar didalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian dan
keswadayaan masyarakat. Ada 6 point dalam surat edaran tersebut untuk
meningkatkan kegiatan Posyandu dan juga dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi daerah yaitu :
1. Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan
peningkatan status gizi masyarakat.
2. Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar
berbasis masyarakat.

1|P o s y an d u B a l i t a
3. Pelaksanaan Posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat agar
berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya.
4. Posyandu perlu dilanjutkan sebagai upaya investasi pembangunan sumber
daya manusia yang dilaksanakan secara merata.
5. Pemerintah daerah untuk mensosialisasikan dan mengkoordinasikan
pelaksanaannya dengan melibatkan peran masyarakat (LSM, ormas, sektor
swasta, dunia usaha, lembaga/negara donor dll).
6. Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam
melaksanakan revitalisasi Posyandu yang secara teknis masing-masing
daerah dapat menyesuaikan.

Dalam kegiatan Posyandu salah satu kegiatannya adalah memantau


pertumbuhan balita melalui KMS. Saat ini dengan menurunnya aktivitas
Posyandu dilapangan dirasakan bahwa pemantauan pertumbuhan anak melalui
KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan pertumbuhan anak tidak dapat
dipantau secara dini sehingga menyebabkan banyak timbulnya kasus gizi
buruk dilapangan. Hal ini sebenarnya sudah terlambat, yang seyogyanya bisa
dicegah sejak dini melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali pengetahuan
petugas kesehatan sehingga mempunyai persepsi yang sama tentang
pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS, maka telah disusun buku
Panduan Penggunaan KMS balita bagi petugas kesehatan.

2|P o s y an d u B a l i t a
BAB II

DASAR TEORI POSYANDU

A. Pengertian
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu
dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai
program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan
datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3
intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu
sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.

(Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan


sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan
pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini.
Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek
Poleksesbud.)

3|P o s y an d u B a l i t a
B. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat:
a. Untuk memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar
b. Untuk memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan
c. Untuk efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat
a. Untuk mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan
b. Untuk dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan
3. Bagi Puskesmas
a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan strata 1
b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian
pelayanan secara terpadu
4. Bagi Sektor Lain
a. Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
b. Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-
masing.
C. Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan
intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum
mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya
terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah
pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan
dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan

4|P o s y an d u B a l i t a
Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian
posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk
posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah
dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program
tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3. Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang
frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5
orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan
Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin
sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di
tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan
masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu mandiri (warna biru)
Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-
5 kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana
dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan
pembinaan program dana sehat, memperbanyak program tambahan sesuai
dengan masalah dan pendekatan PKMD.
D. Dasar Pelaksanaan
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing
No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang
penyelenggaraan Posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.

5|P o s y an d u B a l i t a
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program –
program pembangunan masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes
dan BKKBN.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara
paripurna.
E. Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
F. Pengelola Posyandu.
Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan
mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut :
1. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).
2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim.
Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

6|P o s y an d u B a l i t a
G. Pokjanal Posyandu
Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri
dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan
Posyandu yaitu :
1. Tingkat Propinsi :
a. BKKBN
b. PMD (Pembinaan Masyarakat Desa)
c. Bappeda
d. Tim Penggerak PKK,d.l.l
2. Tingkat Kab/Kodya :
a. Kantor Depkes/Kantor Dinkes
b. BKKBN
c. PMD
d. Bappeda, d.I.I
3. Tingkat Kecamatan :
a. Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas
Lapangan, KB,Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan)
b. PD (Kader Pembangunan Desa)

Pokjanal Posyandu bertugas :

1. Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.


2. Menyiapkan kader.
3. Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
4. Menyusunan rencana.
5. Melakukan pemantauan dan bimbingan.
6. Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
7. Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.
H. Kegiatan Pokok Posyandu
Kegiatan pokok dari Posyandu adalah:
1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.

7|P o s y an d u B a l i t a
4. Gizi.
5. Penanggulangan Diare.
I. Pembentukan Posyandu.
Langkah – langkah pembentukan :
1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbinganteknis unsur kesehatan dan KB .
3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas
diri,sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
4. Pemilihan kader Posyandu.
5. Pelatihan kader Posyandu.
6. Pembinaan.
J. Kriteria pembentukan Posyandu
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai
sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.
K. Kriteria kader Posyandu
Kriteria kader posyandu adalah:
1. Dapat membaca dan menulis.
2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4. Mempunyai waktu yang cukup.
5. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6. Berpenampilan ramah dan simpatik.
7. Diterima masyarakat setempat.
L. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD,
Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB.
Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5
(lima) meja + 2 meja yaitu :
1. Meja I : Pendaftaran.
2. Meja II : Penimbangan

8|P o s y an d u B a l i t a
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
5. Meja V : Pelayanan Kesehatan :
a. imunisasi, Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke
mulut tiap Februari dan Agustus.
b. Pembagian pil atau kondom
c. Pengobatan ringan.
d. Kosultasi KB-Kes.
6. Meja VI : Penganekaragaman Pangan
7. Meja VII: Peningkatan Ekonomi Keluarga

Petugas pada Meja I s/d IV,VI dan VII dilaksanakan oleh kader PKK
sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa,
perawat ).

M. Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah
1. Bayi/Balita.
2. Ibu hamil/ibu menyusui.
3. WUS dan PUS.
N. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1. Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii danAgustus)
c. PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
d. lmunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terliat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3. Pemberian Oralit dan pengobatan.

9|P o s y an d u B a l i t a
4. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan
materi dasar dari KMS Balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya
O. Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
Petugas pada meja I sampai dengan IV dilaksanakan oleh Kader PKK
sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedic (Bidan desa,
perawat, petugas KB).
P. Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui
gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya
serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui
kegiatan Dana Sehat.
Q. SIP (Sistem Informasi Posyandu)
Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu
bagi pengelola Posyandu. Oleh sebab itu Sistem Informasi Posyandu
merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan.
Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi
yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi
yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.
Mekanisme Operasional SIP :
1. Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu adalah Pokjanal Posyandu di
Propinsi dan Dati II di tingkat kecamatan adalah Tim Pembina
LKMD/Kelurahan
2. Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi
Posyandu.

10 | P o s y a n d u B a l i t a
3. Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dan LKMD
dengan menggunakan instrumen :
a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok
Dasa Wisma (kader PKK) .
b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan
kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
g. Data hasil kegiatan Posyandu.
h. Pembiayaan Posyandu
R. Sumber Daya
1. Masyarakat
a. Iuran Pengguna Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb
e. Swasta/ Dunia Usaha

Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat


perusahaan dan bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga
sukarelawan.

2. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana
hasilnya dapat disumbangkan untuk pengelolaan Posyandu, contohnya
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA)
3. Pemerintah

11 | P o s y a n d u B a l i t a
Bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan
prasarana Posyandu.

12 | P o s y a n d u B a l i t a
BAB III

KMS (KARTU MENUJU SEHAT)

A. Pengertian
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus
selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus
selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang
tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
B. Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat)
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
(Depkes RI, 2000)
C. Cara Memantau Pertumbuhan Balita

13 | P o s y a n d u B a l i t a
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil
penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan
sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk
grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu
naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
Gambar 2.1. Indikator KMS Apabila Naik dan Turun

Balita naik berat badannya bila :

1. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau


2. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya

Balita tidak naik berat badannya bila :

1. Garis pertumbuhannya turun, atau


2. Garis pertumbuhannya mendatar, atau
3. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.

Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita


mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga
harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas/ Rumah Sakit.

14 | P o s y a n d u B a l i t a
Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna
atau pindah ke pita warna diatasnya.

D. Contoh KMS(Kartu Menuju Sehat yang Dipakai di Indonesia)

Bagian-Bagian dari KMS

1. Sumber berat badan; garis tegak lurus yang terdapat pada sisi kiri setiap
kelompok usia dalam KMS.
2. Garis berat badan; adalah garis-garis mendatar yang dimulai dari sumber
berat badan. Angka-angka yang terdapat pada ujung garis berat badan
setiap kelompok usia dalam kilogram.
3. Garis usia; yakni garis tipis dari atau kebawah dan terakhir pada kolom-
kolom bernomor yang menyatakan usia balita dalam bulan.
4. Kolom bulan; adalah kolom yang berada dibagian bawah KMS pada
setiap kelompok usia. Kolom–kolom ini disediakan untuk menuliskan
nama-nama bulan secara berurutan sesudah bulan kelahiran.
5. Kolom bulan lahir; adalah kolom bulan yang terletak paling kiri dan
bergaris tebal. Kolom ini disediakan untuk diisi dengan bulan lahir balita
serta tahunnya. Pertumbuhan balita yang baik apabila mengikuti arah
lengkungan garis pada KMS.
6. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada
KMS adalah sebagai berikut :
a. Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak
yang baik/ meningkat berarti ibu telah cukup memberi makanan
dengan gizi seimbang.

15 | P o s y a n d u B a l i t a
b. Grafik pertumbuhan anak tidak naik berkaitan dengan nafsu makan
anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak
baik), atau penyebab lain yang perlu digali dari ibu.
E. Cara Mengisi KMS
Cara mengisi KMS adalah:
1. Identitas
2. Mengisi Berat Badan Lahir
3. Tanggal Lahir
4. Mengisi bulan dalam KMS
5. Memplot Berat Badan: BB diletakkan di garis tegak/ vertical.Terdapat 2
variasi:
a. Menurut bulan kunjungan. ( tiap kunjungan, 1 titik BB di KMS).
b. Menurut Umur, dibulatkan kebawah ( umur 2 bulan dan umur 2 bulan
lebih 3 minggu ditempat yang sama).
c. Tidak harus digaris tegak
d. Titik garis berat badan jika umurnya tepat di tanggal lahir bulan itu.
( kelebihan 1 minggu berarti maju ¼ kolom)
e. Membuat Grafik
f. Menghubungkan 2 titik di KMS. Ada 2 pendapat:
1) Hanya dapat dihubungkan apabila bulan sebelumnya dating ke
posyandu menimbang
2) Arah pertumbuhan/ trend dapat dihubungkan kapan saja.
6. Arah garis pertumbuhan
a. Tumbuh kejar atau Catch-Up Growth atau N1(arah garis pertumbuhan
melebihi arah garis baku)
b. Tumbuh normal atau N2(arah garis pertumbuhan sejajar atau berimpit
dengan arah garis baku)
c. Growth Faltering atai T1 (arah garis pertumbuhan kurang dari arah
garis baku atau pertumbuhan kurang dari yang diharapkan)
d. Flat-Growth atau T2 (arah garis pertumbuhan datar atau berat badan
tetap)

16 | P o s y a n d u B a l i t a
e. Loss of Growth atau T3 (arah garis pertumbuhan turun dari arah garis
baku)

Pengertian tumbuh normal, yaitu pertumbuhan normal jika berat badan


dan panjang badan tumbuh pada persentil yang sama. Dalam aplikasi
dengan menggunakan KMS tumbuh normal jika grafik pertumbuhan berat
badan anak sejajar dengan kurva baku.

F. Pengukuran status gizi dengan NCHS


Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi:
1. Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS.
2. Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart
WHO – NHCS.
3. Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO – NHCS.
( Supariasa, 2002)
G. Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).
1. Berat badan: Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8
2. Tinggi badan
Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77
H. Manfaat nutrisi
1. Nutrisi untuk pertumbuhan.
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua
organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak
diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh.
Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat
makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.
2. Makanan sebagai suku cadang
Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru sembuh
dari sakit. Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak. Mungkin juga
sebagian selnya mati. Selama orang juga kurang makan sehingga tubuh
kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya. Mungkin juga
banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit berlangsung, makin

17 | P o s y a n d u B a l i t a
banyak zat makanan yang harus ditambahkan. Untuk itu, setelah sakit kita
perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani
operasi atau yang baru melahirkan.
3. Makanan sebagai bensin tubuh
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti
mandi, menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap
membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung, serta tenaga
memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan
mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari (Nadesul, 2001).

18 | P o s y a n d u B a l i t a
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang mengandung
makna: uatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
2. Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS
dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan
KB-Kes serta kegiatan pembangunan lainnya untuk mencapai keluafga
sejahtera .
3. Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi
dan Penanggulangan Diare.
4. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna
dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu.
5. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan ciri
sebagai berikut :
a. Kegiatan secara teratur dan mantap.
b. Cakupan program/kegiatan baik.
c. Mempunyai program tambahan.
d. Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.
6. Dengan pemantauan pertumbuhan yang benar akan dapat dilakukan deteksi
dini hambatan pertumbuhan.
7. Penatalaksanaan hambatan pertumbuhan secara komprehensif akan dapat
mencegah terjadinya gagal tumbuh fan malnutrisi
8. Anak dapat tumbuh kembang optimal.
B. Saran
Meningkatkan pengetahuan dengan membaca literature lain dan
meningkatkan pencarian terutama penelitian – penelitian terbaru tentang
Posyandu Balita

19 | P o s y a n d u B a l i t a
DAFTAR PUSTAKA

Anas, Syarial R, Pelaksanan Posyandu di Tingkat II Kotamadya Medan, disajikan


pada “Temu Karya LKMD Propinsi Sumatera Utara”, Medan, 1998.

Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 0 Tahun 1990.
Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Jakarta, 1990.

Eacang, I, Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni,1986.

Kanwil Depkes RI Propinssi Sumatera Utara: Mekanisme Operasional Sistem


Informasi Posyandu (SIP), disajikan pada Temu Karya Tim Pembina LKMD,
Tingkat Propinsi Sumatera Utara, Dalam Rangka Peningkatan Mutu Posyandu
Pada Tanggal 5-6 Desember 1996 di Bina Graha Pemdasu Medan, Medan 1996.

Tim Pengerak PKK Pusat dan Direktorat Jendral PMD : Posyandu dan
Perkembangan, Jakarta,1993.

20 | P o s y a n d u B a l i t a

Anda mungkin juga menyukai