Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN GERONTIK

“PROGRAM PEMERINTAH TENTANG KESEHATAN


LANSIA”

OLEH:

KELOMPOK 2 B12-B

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2020

1
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Program Pemerintah Tentang
Kesehatan Lansia”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat,
buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
melalui media ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebijakan Program Lansia.................................................................... 6
2.2 Strategi Dan Kegiatan Untuk Promosi Kesehatan Dan Kesejahteraan
Lansia ................................................................................................... 10
2.3 Dukungan Keluarga Terhadap Kesejahteraan Dan Kesehatan Lansia.. 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 27
3.2 Saran .................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya
memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar
menjadi sehat.
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua adalah hal yang alamiah. Menjadi tua ditandai dengan adanya
kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara
lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai
ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi
lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan
pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif
seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak
mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja kebijakan program kesehatan lansia?
1.2.2 Apa saja strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan
lansia?
1.2.3 Apa saja dukungan keluarga terhadap kesejahteraan dan kesehatan lansia?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami program pemerintah
tentang kesehatan lansia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui kebijakan program kesehatan lansia
2. Mengetahui strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan
kesejahteraan lansia
3. Mengetahui dan memahami dukungan keluarga terhadap kesejahteraan
dan kesehatan lansia

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa
khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami program
pemerintah tentang kesehatan lansia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan Program Kesehatan lansia


2.1.1 Hukum Perlindungan Lansia
Empat peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lanjut usia, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Yang menjadi dasar pertimbangan dalam undang-undang ini, antara lain
adalah ”bahwa pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin
membaik dan usia harapah hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut
usia makin bertambah”.Selanjutnya dalam ketentuan umum, memuat
ketentuan-ketentuan yang antara lain dimuat mengenai pengertian lanjut usia,
yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.Asas peningkatan
kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
dalam perikehidupan.
Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan
dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan,
pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya,
serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraannya.Selanjutnya tujuan
dari semua itu adalah untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa
produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya
sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.Lanjut usia mempunyai hak yang sama
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai
penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan yang meliputi:
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
b. Pelayanan kesehatan
c. Pelayanan kesempatan kerja

6
d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
g. Perlindungan sosial
h. Bantuan sosial
Dalam undang-undang juga diatur bahwa Lansia mempunyai kewajiban, yaitu:
a. Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya
dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya;
b. Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian,
keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada
generasi penerus;
c. Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi
penerus.
Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana
yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia. Sedangkan pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggungjawab
atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya


Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, meliputi:
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah pembangunan
sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia.
b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya penyembuhan
(kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik.
c. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.
d. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini
pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu
Tanda Penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk
7
pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket
untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket
khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia.
Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada
bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan
umum. Ketentuan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan
perjalanan diatur lebih lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.

3. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut


Usia.
a. Keanggotaan Komisi Lanjut Usia terdiri dari unsur pemerintah dan
masyarakat yang berjumlah paling banyak 25 orang.
b. Unsur pemerintah adalah pejabat yang mewakili dan bertanggungjawab di
bidang kesejahteraan rakyat, kesehatan, sosial, kependudukan dan keluarga
berencana, ketenagakerjaan, pendidikan nasional, agama, permukiman dan
prasarana wilayah, pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan pariwisata,
perhubungan, pemerintahan dalam negeri. Unsur masyarakat adalah
merupakan wakil dari organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
kesejahteraan sosial lanjut usia, perguruan tinggi, dan dunia usaha.
c. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dibentuk Komisi
Provinsi/Kabupaten/Kota Lanjut Usia.
d. Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia ditetapkan oleh Gubernur pada
tingkat provinsi, dan oleh Bupati/Walikota pada tingkat kabupaten/kota.

4. Keputusan Presiden Nomor 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi


Nasional Lanjut Usia.
a. Pengangkatan anggota Komnas Lansia oleh Presiden.
b. Pelaksanaan lebih lanjut dilakukan oleh Menteri Sosial.

2.1.2 Kebijakan Depkes dalam Pembinaan Lansia


Kebijakan Depkes dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya
menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga
8
itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan
tenaga profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga
kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat kecil,
bahagia dan sejahtera.
Kebijakan dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat
melaksanakan fungsi keluarga secara optimal, dilakukan dengan cara peningkatan
kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan
masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan
keluarga.
Dasar Hukum dan pengembangan program Pembinaan Kesehatan Usia lanjut
yaitu:
1. Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok kesehatan.
2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi
Departemen kesehatan
3. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1985 tentang Susunan Organisasi
Departemen Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558 Tahun 1984 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 99 a Tahun 1982 tentang berlakunya
Sistem kesehatan Nasional dan RP3JPK
6. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 05 Tahun 1990
tentang Pembentukan Kelompok Kerja T etap Kesejahteraan Usia Lanjut.
7. Surat keputusan menteri Kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang
Pembentukan Tim Kerja Geatric.
2.2 Strategi Dan Kegiatan Untuk Promosi Kesehatan Dan Kesejahteraan
Lansia
Masyarakat sehat 2010 dan lansia. Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu
tujuan yaitu meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga
Amerika (USDHHS, 1998). Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek terpenting
dalam promosi kesehatan lansia adalah mempertahankan kesehatan dan kemandirian
fungsional. Banyak tujuan yang ditetapkan untuk masyarakat sehat 2000 (USDHHS,
1991) yang dicakupkan ke dalam tujuan Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan
program promosi kesehatan untuk komunitas lansia perawat komunitas harus
9
memasukkan area prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat sehat
2010. Salah satu tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada lansia adalah
meningkatkan setidaknya 90% proporsi individu berusia 65 tahun atau lebih yang telah
berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi kesehatan
terorganisasi.
2.2.1 Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup
mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi
kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan
imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal-hal
yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus
ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan
Williams (1997), mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup
dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa percaya
diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit.
Apabila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam
mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan
kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar-benar berfokus pada
perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan
utama menurut usia (USDHHS, 1998). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia
memiliki tiga tujuan yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita (O’Malley dan
Blakeney, 1994)
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu
pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga
serta kelompok dan komunitas.
2.2.2 Intervensi Berfokus pada Individu atau Kelompok
Intervensi promosi kesehatan/ proteksi kesehatan berfokus pada individu atau
keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan
kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang
memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah
mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang

10
rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan
proteksi kesehatan dengan target individu dan/ atau keluarga adalah:
1. Skrining kesehatan
2. Modifikasi gaya hidup
3. Pendidikan kesehatan (individu atau kelompok)
4. Konseling
5. Kelompok pendukung
6. Pelayanan kesehatan primer
7. Imunisasi
8. Keamanan di rumah
9. Perawatan di rumah (pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau bantuan
rumah tangga)
10.Makanan yang dikirimkan ke rumah
11.Dukungan sosial (penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah)
12.Manajemen kasus
13.Bantuan pemeliharaan di rumah

2.2.3 Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada
lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di
komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai
dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia
di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas. Contoh
intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut:
1. Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada
masyarakat lansia
2. Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older American
Month (bulan lansia Amerika)
3. Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan pusat
informasi lokal, botlines telepon atau situs internet
4. Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan atau
memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah

11
5. Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek pemukiman
lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk memberikan pelayanan yang
komprehensif kepada subkelompok asia
6. Aktivitas pencegahan kejahatan
7. Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.
2.2.4 Kemitraan dengan Komunitas Lansia
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan
berespons terhadap bermacam-macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan
kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat
kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia
yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan
aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat-tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja, senior
center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan/ atau penglihatan tidak
adekuat (contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan makalah,
penggunaan ruangan yang tenang dan/ atau pengeras suara yang adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman pada
para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi baru atau
informasi yang masih meragukan mereka
10.Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11.Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta kebijakan
yang memengaruhi lansia
2.2.5 Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas
1. Pelayanan Kesehatan

12
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan primer yang
teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit kronik kecacatan
serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat
mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi:
a. Imunisasi (influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus)
b. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan diabetes.
c. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada (pendidikan kesehatan,
manajemen kasus,dan manajemen medikasi).
d. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya (termasuk biaya
pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care, asuransi Medicare
tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.
e. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia pada sumber-
sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan kesehatan, dan
pengendali akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan
perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat
merujuk lansia kepada sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
f. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta advokasi untuk
membuat program yang mereka butuhkan.
g. Pendidikan mengenai manajemen medikasi (penjadwalan, kepatuhan, kalender, dan
sebagainya).
h. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
i. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
j. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.
2. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat perkembangan penyakit kronis
yang di derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan
status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal
yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi (Nutrision Screning Checklist)
yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American Dietetic
Association, dan National Council on Aging (Nutrition Screning Initiative, 1992)
adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan
dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
1. Makan sehat dan enak

13
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar dan
manajemen resiko nutrisi (rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat
dan sebagainya). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas,
pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut
ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jika
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi resep,
membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis.
Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta tayangan
video aalah langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda
lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan
makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang
menjual bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para
lansia untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau
kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.
2. Olahraga dan Kebugaran
Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan manusia. Olahraga
untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya. Di
bawah ini adalah beberapa bentuk program olahraga kebugaran.
a. Duduk Menendang Ke Atas: Olahraga Untuk Lansia
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat nutrisi lansia, perawat
mengobservasi bahwa pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8 pagi.
Mereka mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang dihidangkan
pada pukul 12 siang. Mereka bermain permainan meja seperti kartu atau
domino, tetapi aktivitas fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah,
perawat menanyakan tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan dan
memperoleh informasi bahwa kebanyakan lansia tidak merasa aman untuk
berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum mengetahui bentuk
lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan terhadap tipe olahraga ringan
(low-impact) yang dapat dilakukan di kursi, suatu program dikembangkan dan
beberapa pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga. Rogram tersebut
dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia”. Dengan
bimbingan sukarelawan instruktur olahraga, program telah dimasukkan secara
nyata ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.
b. Pencegahan jatuh

14
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak membangun
sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan ahli terapi fisik untuk
mengadakan kelas pencegahan jatuh pada lokasi tempat para lansia biasa
berkumpul (ya, mungkin saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk
datang mengahadiri kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan; para lansia
tersebut berada di rumahanya karena meraka takut jatuh jika mereka pergi
keluar). Beberapa individu dapat memberikan koesioner mengenai pengkajian
jatuh, sebagian lagi dapat melakukan tes keseimbangan, mendemonstrasikan
cara-cara untuk mencegah jatuh dan memberikan konseling individual
mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan jatuh. Proyek kolaborasif
multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar terhadap masalah yang
terkadang mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat
membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek ini serta
mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan, demonstrasi dan
konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan dan persetujuan
untuk menjalani tes keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.
c. Keamanan komunitas
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap kekerasan yang sering
menghantui mereka, perawat perlu bekerja sama dengan lembaga penegak
hukum setempat untuk mengembangkan program komunitas. Prototipe program
meliputi neighborbood crime watch program, citizens on patrol dan program
keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan pendidikan
yang mencakup program pertahan diri, baik secara fisik maupun secara
psikologis. Kampanye media di masyarakat harus berkonsentrasi pada upaya
menumbuhkan kewaspadaan lansia terhadap tipe – tipe kejahatan spesifik di
dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan waktu kejadian. Selain itu,
menabungkan cek bulanan untuk menurunkan kerentanan terhadap kejahatan.
d. Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di amerika, jumlah pengendara
lansia juga semakin banyak. Derekomendasikan agar pengendara lansia belajar
mengemudi kembali untuk mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan
sensorik yang terjadi seiring proses menua. Pengendara lansia dianjurka untuk
mengevaluasi kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam mengemudi,
termasuk pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan evaluasi perubahan fisik
lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam berkendara. AARP mensponsori 55

15
ALIVE / Mature Driving Program untuk membantu pengendara yang berusia
lanjut meningkatkan kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan kendaraan
dan menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP juga
menerbitkan Older Driver Assesment and Resource Guide ( panduan pengkajian
dan sumber pengemudi lansia) yang disediakan secara gratis. Pengemudi yang
berusia lanjut harus mengacu kepada sumber ini atau sumber lain yang ada di
komunitas.
e. Legislasi Signifikan Dan Lansia Amerika
Akhirnya, beberapa bagian legislasi yang penting patut untuk didiskusikan. Dua
bagian penting dari legislasi yang mempengruhi kehidupan lansia di amerika
adalah Social Security Act tahun 1935 dan Older Americans Act (OAA) tahun
1965. Social Security Act berisi banyak program bagi para lansia, termauk
bantuan finansial dan pelayana kesehatan. Ketentuan utamanya adalah
meningkatkan sistem tunjangan bagi lansia dan memungkinkan negara untuk
memberikan santunan kepada tunanetra, masyarakat yang sudah tua, serta anak-
anak cacat dan terlantar. Undang-undang ini membentuk Social Security Board
(badan pengaman social) dan mekanisme untuk meningkatkan uang pensiun dan
tunjangan kesejahteraan. Satu amandemen paling signifikan muncul pada tahun
1965, yang ditandai dengan berdirinya program asuransi kesehatan Medicare
dan Medicaid. OAA mengarahkan atensi negara kepaa kebutuhan lansia dan
mengesahkan the Administration On Aging Within The Department Of Health
And Human Services. OAA mendanai riset serta pelatihan gerontologi dan
memfasiltasi program lokal, negara, dan nasional guna meningkatkan kualitas
hidup lansia. Selama bertahu-tahun, OAA telah menetapkan bermacam-macam
pelayanan untuk lansia, termasuk lembaga yang melayani lansia, pusat
multiguna lansia, pelayanan nutrisi, program relawan, pendidikan kesehatan,
pelayanan transportasi, pelayanan kesehatan dirumah, dan aktivitas kesehatan
preventif. Legislasi lain yang membantu peningkatan kualitas hidup lansia
adalah The Age Discrimonation Act tahun 1974 yang mencegah diskriminasi
pada lansia dalam pekerjaan dan mencegah pensiun yang dipaksakan ; research
on aging act tahun 1974, yang membentuk National Institute Of Aging dalam
The National Institute Of Health dan American Disabilities Act tahun 1990 yang
menjamin hak-hak warga amerika yang mengalami kecacatan.

16
2.2.6 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia
Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat
ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia yaitu
penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat.
Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang
mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti
masa tua dengan penuh kesuksesan (misalnya kemampuan individu untuk beradaptasi
terhadap proses penuaan) dan penurunan morbiditas (misalnya penundaan awitan
terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan).
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga
merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk
lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat
diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan
kesehatan.
2.2.7 Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan
Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi kesehatan dan
banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku promosi kesehatan
daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika ditanyakan perilaku apakah yang
mereka inginkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya lansia
menyebutkan hal-hal seperti tetap aktif dan memelihara pandangan positif terhadap
kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi memantau tekanan darah dan
pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang tidak
terlalu berat. Hal-hal tersebut sebenarnya mewakili suatu kombinasi perilaku promosi
kesehatan dan perlindungan kesehatan (pencegahan) Menurt pender promosi kesehatan
adalah pola multidimensional dari tindakan dan persepsi yang berasal dari dalam diri
sendiri yang dapat membantu memelihara atau meningkatkan kesehatan aktualisasi diri
dan pemenuhan kebutuhan individu. Perilaku-perilaku tersebut misalnya melakukan
aktivitas fisik dan mental secara teratur memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang
adekuat dan memelihara jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku
promosi kesehatan karena dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
seseorang.
Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau
ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Promosi
kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan meminimalkan efek
penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas fisik,

17
mental, dan sosial secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan
menejemen stres.
Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi keperawatan.
Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam porsi yang
penting bagi populasi dengan menggunakan kerangaka kerja promosi kesehatan untuk
mengorganisasikan dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini
mendorong perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi dan
membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah. Periilaku
perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi resiko individu
terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan kesehatan secara
teratur dan penggunaan obat-obatan secara tepat merupakan perilaku perlindungan
kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi kesehatan dan perlindungan
kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan perilaku untuk melindungi
kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko seseorang menderita penyakit
kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat dewasa akibat obesitas dan
osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah kolesterol atau diet tinggi serat
merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan melawan penyakit kardiovaskular dan
beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya tentang perlindungan kesehatan terhadap
masalah-masalah yang sering terjadi pada lansia
2.2.8 Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azaz
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added to
Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan,
pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut
usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.

18
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk
menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga
merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi
norma-norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang
mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang
optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang
sehat tentang prilaku hidup mereka.Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia
adalah sebagai berikut:
1) Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh, mengurangi
bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat pengaman dan
mengurangi kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
2) Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi
terpapar dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan penggunaan system
keamanan kerja.
3) Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk
mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di
rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya,
serta mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.
4) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun kelompok
lansia adalah dengan cara sebagai berikut:
1) Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

19
2) Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya
diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.
3) Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
4) Olahraga ringan setiap hari.
5) Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum
(sebaiknya air putih).
6) Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
7) Meminum obat sesuai anjuran dokter.
8) Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
9) Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.
10) Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.
11) Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.
a) B: Berat badan berlebihan harus dihindari.
b) A: Atur makanan yang seimbang.
c) H: Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi menegangkan.
d) A: Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan atau hobi
yang bermanfaat.
e) G: Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
f) I: Ikuti nasihat dokter.
g) A: Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.
b. Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
2) Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat
factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan. Jenis pelayanan
pencegahan primer adalah sebagai berikut.
a) Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
b) Konseling: berhenti merokok dan minum beralkohol.
c) Dukungan nutrisi.
d) Exircise.
e) Keamanan didalam dan disekitar rumah.
f) Manajemen stress.
g) Penggunaan medikasi yang tepat.
3) Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita
tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak

20
secara klinis, dan mengidap factor resiko. Jenis pelayanan pencegahan sekunder
antara lain adalah sebagai berikut.
a) Control hipertensi.
b) Deteksi dan pengobatan kanker.
c) Screening: pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut dan
lain-lain.
4) Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan
cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta perawatan
bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan,
dan (3) perawatan jangka panjang. Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah
sebagai berikut.
a) Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan
membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis
atau inkontinensia urine/fekal.
b) Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.
2.3 Dukungan Keluarga Terhadap Kesejahteraan Dan Kesehatan Lansia
2.3.1 Pengertian keluarga
Badan sensus Amerika mendefinisikan keluarga secara tradisional yaitu keluarga
terdiri dari orang-orang yang tergabung karena hubungan pernikahan, hubungan darah,
atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah (Friedman, 2003). Menurut Dep Kes
R.I (1998, dalam Achjar, 2010) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga sebagai suatu kelompok individu didalam keluarga dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri. Duvall dan Logan (1986) mengatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya. Sedangkan
Bailon dan Maglaya (1978) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karna hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Ali, 2010).
2.3.2 Komponen-komponen dukungan keluarga

21
Dukungan dapat berarti bantuan atau sokongan yang diterima seseorang dari orang
lain. Dukungan biasanya diterima dari lingkungan sosial yaitu orang-orang yang dekat,
termasuk didalamnya adalah anggota keluarga, orang tua dan teman (Marliyah, 2004).
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang
melindungi seseorang dari efek stress yang buruk. Menurut Friedman (1998, dalam
Wijayanto, 2008), ikatan keluarga adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan
lansia. Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan
sejahtera. Orang-orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya
jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki keluarga.
Sarafino (1994, dalam Marliyah, 2004) menjelaskan bahwa keluarga memiliki
beberapa bentuk dukungan, yaitu:
1. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi tentang suatu pengetahuan terhadap
anggota keluarga. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menahan munculnya suatu
stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang
khusus pada individu. Aspek-aspek dukungan ini berupa nasehat, usualan saran,
perunjuk dan informasi.
2. Dukungan penilaian
Dapat berwujud pemberian penghargaan atau pemberian penilaian yang mendukung
perilaku atau gagasan individu dalam bekerja maupun peran sosial yang meliputi
pemberian umpan balik, informasi, atau penguatan.
3. Dukungan instrumental
Merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya dapat berwujud
barang, pelayanan dukungan, keuangan, dan menyediakan peralatan yang yang
dibutuhkan. Memberi bantuan dan melaksanakan aktivitas, memberi peluang waktu,
serta modifikasi lingkungan.
4. Dukungan emosional
Merupakan dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kelekatan, kepedulian, dan
ungkapan simpati sehingga timbul keyakinan bahwa individu yang bersangkutan
diperhatikan.
2.3.3 Peran anggota keluarga terhadap lansia
Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga diantaranya menjaga
dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja, kesempatan untuk sosialisasi,
menasihati, menemani ke pelayanan kesehatan, memasak dan menyediakan makanan,

22
mengingatkan untuk berobat, menjaga janji, mengawasi, melakukan perawatan,
pemantauan dan administrasi obat-obatan.
Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang dapat
dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia antara lain melakukan
pembicaraan yang terarah, mempertahankan kehangatan keluarga, membantu melakukan
persiapan makanan bagi lansia, membantu dalam hal transportasi, memberikan kasih
sayang, menghormati, mintalah nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa penting,
mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu mencukupi kebutuhannya, memberi
dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah, memeriksakan
kesehatan secara teratur.
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia, keluarga
memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi kemampuan
keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000):
1. Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).
2. Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa merawat
lansia lebih sedikit.
3. Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan perawatan primer
adalah wanita.
4. Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan dengan
keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.
5. Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan menimbulkan konflik
bagi anak untuk memberikan perawatan karena berbedanya pandangan antara saudara
kiri.
Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas perkembangan
keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan ikatan
keluarga antargenerasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
2.3.4 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau
sesuatu tentang apa yang dilakukan keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut
Friedman (2003) yaitu:
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian
dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi

23
yang dialami tiap anggota keluarga baik senamg maupun sedih, dengan melihat
bagaimana keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota
keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisisk, spiritual, mental
dengan cara merawat dan memelihara anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit
setiap anggota kelarga.

4. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan dan
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
5. Fungsi biologis
Bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tapi untuk memelihara dan
membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
7. Fungsi psikologis
Terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga (Achjar, 2010).
2.3.5 Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga terhadap lansia yaitu:
1. Memahami persepsi dan perasaan lansia
2. Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3. Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit untuk
menerima perubahan
4. Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu
pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan
kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam
peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk
penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan
kemadirian masyarakat.
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti-
panti dan institusi lainya.
Kebijakan Depkes dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya
menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga
itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan
tenaga profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga
kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat kecil,
bahagia dan sejahtera.
3.2 Saran
Agar mahasiswa keperawatan mengetahui dan mampu memahami tentang
program pemerintah tentang kesehatan lansia dan semoga makalah ini menjadi
salah satu bahan untuk menambah wawasan mengenai program kesehatan lansia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta:


EGC

Basuri,chairul.2012. Strategi dan Promosi Kesehatan dalam


http//chairulars.blogspot.com/2012/11/strategi-dan-kegiatan-promosi
kesehatan.html. Diakses tanggal 9 februari 2015.

Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik


Edisi 2.Jakarta:ECG

Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:


Salemba Medika

26

Anda mungkin juga menyukai