Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO

BUNUH DIRI

DIKLAT RSJ PROVINSI BALI


Curriculum Vitae
Nama Ns I Wayan Darsana,S.Kep. Laki-laki
Tempat Kerja RSJ Provinsi Bali sejak 1996 sampai sekarang
Jabatan 1. Ketua Komite Keperawatan RS Jiwa Provinsi Bali (2013-2017)
2. Koordinator Clinical Instructure RSJ Provinsi Bali
3. Wakil Ketua Bidang Organisasi Ikatan Perawatan Kesehatan Jiwa (IPKJI)
Provinsi Bali (2013-sekarang
4. Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan PPNI Kab. Bangli (2012-sampai
sekarang
5. Kepala Seksi Rawat Inap sejak 2017

Tempat dan Tanggal Lingkungan Br. Sedit 6 Juni 1976


Lahir
Alamat Rumah Jalan Tirta Campuhan, LC AYA, Lingkungan Sedit Kelurahan Bebalang, Kec.
dan Kab. Bangli
Nomor 03667151, 085237055008
Telepon/Faks /HP
Alamat Kantor Jalan Kesumayudha No. 29 Bangli
Alamat e-mail wayan440@gmail.com
Pendidikan  
SDN 2 Bebalang Tamat 1988
SMPN 1 Bangli Tamat 1991
SPK Singaraja Tamat 1994
S1 Kep Tamat 2010
Program Profesi Ners Tamat 2011
PENDAHULUAN
Risiko bunuh diri merupakan salah satu kondisi yang harus dikaji
oleh perawat pada setiap pasien gangguan jiwa terutama pada kasus
gangguan depresi.
Keinginan untuk mengakhiri hidup ini dapat mengakibatkan
kematian.
Asuhan keperawatan risiko bunuh diri perlu dilakukan agar pasien
dan keluarga dapat mencegah terjadinya perilaku bunuh diri.
A. Pengertian
Risiko bunuh diri adalah
tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya.
Perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja
untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar
berkeinginan untuk mati sehingga melakukan
tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan
tersebut.
PROSES TERJADINYA RISIKO BUNUH
DIRI
Faktor Predisposisi:
a. Biologis
Penyakit Fisik, riwayat mengalami Gg. Jiwa, riwayat
penggunaan Napza, riwayat Nyeri Kronik, faktor Herediter,
penyakit Terminal

b. Psikologis
Riwayat kekerasan masa kanak-kanak, riwayat keluarga bunuh
diri, homoseksual saat remaja, perasaan bersalah, kegagalan
dalam mencapai harapan

c. Sosial
Perceraian, perpisahan, hidup sendiri, tidak bekerja
B. PROSES TERJADINYA RISIKO BUNUH
DIRI

Faktor Presipitasi:
 Perasaan marah/bermusuhan
 Hukuman pada diri sendiri,
 Keputusasaan
 Perasaan terisolasi
 Kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan
hubungan yang berarti,
 kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi
stress
PENYAKIT/MASALAH
YG MELATARBELAKANGI BD
Depresi Berat
Penggunaan NAPZA
Skizofrenia
Peny fisik yg mengancam kehidupan/Penyakit kronis
Gangguan Stres Pasca Trauma
JENIS PERILAKU BUNUH DIRI
Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri

Isyarat bunuh diri Ancaman bunuh diri Percobaan bunuh diri

• Keinginan bunuh diri


Perilaku tidak langsung sudah diucapkan oleh Tindakan pasien mencederai
(gelagat) ingin bunuh diri pasien atau melukai diri untuk
• Merencanakan mengakhiri kehidupannya.
• Mempersiapkan alat
Ungkapan perasaan
•seperti rasa bersalah / Secara aktif pasien telah Pasien aktif mencoba bunuh
sedih / marah / putus memikirkan rencana diri dengan cara gantung diri,
asa / tidak berdaya. bunuh diri, namun tidak minum racun, memotong urat
•Pasien juga disertai dengan nadi, atau menjatuhkan diri
mengungkapkan hal-hal percobaan bunuh diri dari tempat yang tinggi.
negatif tentang diri
sendiri
Pengawasan ketat >>>>>Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh
dirinya.
TANDA DAN GEJALA RISIKO BUNUH
DIRI

Data Subjektif:
Merasa hidupnya tak berguna lagi
Ingin mati
Pernah mencoba bunuh diri
Mengancam bunuh diri
Merasa bersalah / putus asa
TANDA DAN GEJALA RISIKO BUNUH
DIRI

Data Objektif:
Ekspresi murung
Tak bergairah
Banyak diam
Ada bekas percobaan bunuh diri
PENGKAJIAN
1. Wawancara
2. Observasi
Wawancara
 Bagaimana perasaan pasien saat ini?
 Apakah pasien mempunyai pikiran ingin mati?
 Berapa sering muncul pikiran ingin mati?
 Kapan terakhir berpikir ingin mati?
 Apakah pasien pernah mencoba melakukan percobaan
bunuh diri? Kapan terakhir melakukannya? Dengan apa
pasien melakukan percobaan bunuh diri? Apa sebabnya
pasien ingin melakukan percobaan bunuh diri?
 Apakah saat ini masih berpikir untuk melakukan perilaku
bunuh diri?
OBSERVASI
 Pasien tampak murung
 Pasien tidak bergairah
 Pasien banyak diam
 Ditemukan adanya bekas percobaan bunuh dri
a Keluhan utama :……………………………………..
b Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan…………………..
c Harga diri :
d Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :………………………………….
Masalah keperawatan :…………………….
e Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang
[ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan :…………………………………….
Masalah keperawatan :………………………
f Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul
[ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan :…………………………………..
Masalah keperawatan :……………………
g Mekanisme koping
[ ] Minum alkohol [ ] Reaksi lambat
[ ] Bekerja berlebihan [ ] Menghindar
[ ] Mencederai diri [ ] Lainnya ...............
Jelaskan :…………………………………….
Masalah keperawatan :……………………....
h Masalah psikososial dan lingkungan
[ ] Masalah dengan dukungan keluarga ............................................
[ ] Masalah dengan perumahan .........................................................
[ ] Masalah dengan pekerjaan ...........................................................
[ ] Masalah dengan pendidikan .........................................................
[ ] Masalah dengan kesehatan ...........................................................
[ ] Masalah ekonomi ..........................................................................
[ ] Masalah dengan kelompok ...........................................................
[ ] Masalah lainnya ............................................................................
Masalah keperawatan: ………………………………………………..
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

RISIKO BUNUH DIRI


RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN UNTUK
PASIEN
1. Pasien ancaman/percobaan bunuh diri
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien tetap aman dan selamat

2. Pasien isyarat bunuh diri


a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengontrol pikiran bunuh diri melalui
pikiran positif diri
c. Pasien mampu mengontrol pikiran bunuh diri melalui
pikiran positif keluarga dan lingkungan
d. Pasien mampu menyusun rencana masa depan
e. Pasien mampu melakukan kegiatan rencana masa depan
RENCANA KEPERAWATAN
KELUARGA
1. Keluarga dengan ancaman/percobaan bunuh diri
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri----Ancaman/percobaan
bunuh diri
2. Keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri:
a. Keluarga mampu mengenal masalah risiko bunuh diri
b. Keluarga mampu memutuskan merawat pasien risiko bunuh diri
c. Keluarga mampu menciptakan suasana keluarga dan lingkungan
yang aman.
d. Keluarga mampu memantau dan membimbing pasien dalam
mengatasi risiko bunuh diri
e. Keluarga mampu follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
percobaan bunuh diri
Tindakan : Melindungi pasien
Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat
dipindahkan ketempat yang aman
Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau,
silet, gelas, tali pinggang)
Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum
obatnya, jika pasien mendapatkan obat
Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara
akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri
ORIENTASI

”Selamat pagi A kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas di ruang Mawar ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.”

”Bagaimana perasaan A hari ini?”

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”

KERJA

“Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A
kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah A merasa bersalah
atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri,
ingin bunuh diri atau berharap bahwa A mati? Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa
yang A rasakan?” Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk
melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan: “Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan A.”

”Nah A, Karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A
sendiri.”

”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung
minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan
pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.

”Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”

TERMINASI
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”

”Coba A sebutkan lagi cara tersebut”

”Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang”

( jangan meninggalkan pasien )


Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri

Tindakan:
1.Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta
jangan pernah meninggalkan pasien sendirian
2.Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi
barang-barang berbahaya disekitar pasien
3.Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun
sendiri
4.Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat
secara teratur
ORIENTASI
”Selamat Pagi Bapak/Ibu, kenalkan saya B yang merawat putra bapak dan ibu di rumah sakit ini”.
”Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar A tetap selamat dan tidak melukai dirinya
sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincangnya Pak/Bu?”Sambil kita awasi terus A.

KERJA
”Bapak/Ibu,A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat karibnya akibat bencana yang
lalu, sehingga sekarang A selalu ingin mengakhiri hidupnya. Karena kondisi A yang dapat mengakiri
kehidupannya sewaktu-waktu, kita semua perlu mengawasi A terus-menerus. Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi
ya..pokoknya kalau alam kondisi serius seperti ini A tidak boleh ditinggal sendidrian sedikitpun”
”Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan A untuk bunuh diri,
seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-barang tersebut tidak boleh ada disekitar A”. ”
Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada hal-hal positif, hindarkan pernyataan negatif.
”Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seperti melakukan hobbynya bermain sepak bola, dll supaya tidak
sempat melamun sendiri”

TERMINASI
”Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”
”Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebut”Baik, mari sama-sama kita temani A, sampai keinginan bunuh
dirinya hilang.
2. Tindakan keperawatan untuk
pasien isyarat bunuh diri
1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan
dari keluarga atau teman.
2. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
 Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
 Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
 Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
 Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
 Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
 Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
 Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalah
 Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien
isyarat bunuh diri

1. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala


bunuh diri
2. Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari
perilaku bunuh diri
3. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan apabila pasien melakukan percobaan
bunuh diri,
4. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas
kesehatan yang tersedia bagi pasien
Ringkasan Strategi tindakan keperawatan isyarat bunuh diri
Tindakan Keperawatan untuk Pasien Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
SP I p SP I k
1.Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan 1.Mendiskusikan masalah yang dirasakan
pasien keluarga dalam merawat pasien
2.Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien 2.Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
3.Melakukan kontrak treatment resiko bunuh diri, dan jenis perilaku bunuh diri
4.Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
5.Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri 3.menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko
SP II p bunuh diri
1.Mengidentifikasn aspek positif pasien  
2.Mendorong pasien untuk berpikir positif terhadap diri SP II k
3.Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu 1.Melatih keluarga mempraktekkan cara
yang berharga merawat pasien dengan resiko bunuh diri
SP III p 2.Melatih keluarga melakukan cara merawat
1.Mengidentifikasi pola coping yang biasa diterapkan pasien langsung kepada pasien resiko bunuh diri
2.Menilai pola coping yang biasa dilakukan  
3.Mengidentifikasi pola coping yang konstruktif SP III k
4.Mendorong pasien memilih pola coping yang konstruktif 1.Membantu keluarga membuat jadwal
5.Menganjurkan pasien menerapkan pola coping konstruktif aktifitas di rumah termasuk minum obat
dalam kegiatan harian 2.Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa
SP IV p dijangkau oleh keluarga
1.Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2.Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
3.Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
Ringkasan tindakan keperawatan
Tiga macam perilaku Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan
bunuh diri untuk pasien untuk keluarga
 
1. Isyarat bunuh diri Mendiskusikan cara Melakukan pendidikan
mengatasi keinginan bunuh kesehatan tentang cara
diri merawat anggota
  keluarga yang ingin
Meningkatkan harga diri bunuh diri
pasien
 
Meningkatkan kemampuan
pasien dalam
menyelesaikan masalah
2. Ancaman bunuh Melindungi pasien Melibatkan keluarga
diri untuk mengawasi pasien
3. Percobaan bunuh secara ketat
diri
EVALUASI
Untuk pasien
1. Ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri:
 Pasien tetap aman dan selamat.
2. Isyarat bunuh diri :
 Berpikir positif terhadap diri
 Berpikir positif terhadap keluarga dan lingkungan
 Menyusun kegiatan rencana masa depan
 Melakukan kegiatan dalam mencapai masa depan
 Merasakan manfaat
EVALUASI
Untuk Keluarga:
1. Ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri:
 Dapat melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri.
2. Isyarat bunuh diri :
 Mengenal risiko bunuh diri yang dialami pasien (pengertian, tanda dan
gejala, dan proses terjadinya risiko bunuh diri) dan megambil keputusan
dalam merawat.
 Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman bagi pasien
 Merawat dan membimbing pasien dalam mengontrol pikiran bunuh diri,
mendukung pencapaian masa depan, memberi penghargaan kepada pasien,
menciptakan suasana yang positif.
 Memantau kemampauan pasien dalam mengatasi risiko bunuh diri
 Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan
Terapi Aktivitas Kelompok
1. TAK stimulasi persepsi untuk harga diri rendah
a. Sesi 1: Identifikasi hal positif pada diri
b. Sesi 2: Melatih positif pada diri
2. TAK sosialisasi
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
REFERENSI
 Fortinash, K.M. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing. 3th
ed. St. Louis: Mosby

 Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing


Diagnoses Definition and Classification, 2012-2014. Oxford:
Wiley-Blackwell.

 Keliat. B.A . dkk (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa


Komunitas CMHN (basic Course). EGC: Jakarta
 
 Stuart,G.W.& Sundeen, M.T. (2005). Principles and practice of
psychiatric nursing. 8th ed. Missouri: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai