N
DENGAN ISOLASI SOSIAL DI DESA SUMBANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan
Jiwa
Semester II
Oleh :
I4B022001
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. N (Laki-laki)
Tanggal pengkajian : 15 Februari 2023
Umur : 23 tahun
RM No. : -
Informan : Ibu pasien
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien tidak dapat menjelaskan bagian tubuh yang paling disukai,
ketika ditanya apakah ada bagian tubuh yang tidak disukai, pasien mengatakan tidak.
b. Identitas : Pasien tidak dapat menjelaskan identitas dirinya, ketika ditanya apakah
pasien seorang pelajar atau pekerja pasien juga hanya diam.
c. Peran : Pasien mengatakan iya ketika ditanya apakah menyukai keseharian yang ia
jalankan saat ini.
d. Ideal diri : Pasien tidak dapat menjelaskan harapan yang ia inginkan dari dirinya
e. Harga diri : Pasien mengatakan tidak ketika ditanya apakah ada hal yang ingin ia
tingkatkan dari dirinya.
Masalah Keperawatan : keputusasaan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Kakak kelima
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Pasien tidak mengikuti kegiatan
desa apapun
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain : Pasien tidak dapat memulai
pembicaraan dan sering bingung dengan pertanyaan yang ada.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
4.
Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Pasien beragama Islam dan berasal dari suku jawa - sunda
b. Kegiatan ibadah : Selama sakit pasien tidak menjalankan ibadah apapun
Masalah Keperawatan : Distress spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian tidak sesuai [ ] Cara berpakaian tidak sesuai [ ]
Jelaskan : Pasien berpakaian dengan sesuai dan tampak bersih, pasien mengatakan mandi
sehari satu kali.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren [ ]
Apatis [ √ ] Lambat [ ] Membisu [ ]
Tidak mampu memulai pembicaraan [ ]
Jelaskan : Pasien cenderung menjawab pertanyaan sekenanya dan dominan menjawab
tidak tanpa memikirkan terlebih dahulu pertanyaan yang sedang ditanyakan.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
3. Aktivitas Motorik :
Lesu [ ] Tegang [ √ ] Gelisah [ ] Agitasi [ ]
TIK [ ] Grimasem [ ] Tremor [ ] Kompulsif [ ]
Jelaskan : Selama pengkajian pasien mencengram pinggir kursi dengan kuat, bahkan saat
dilakukan pemeriksaan tensi tangan pasien tampak menegang, keras dan kaku untuk
diulurkan.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
4. Alam Perasaaan :
Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa [ ] Khawatir [ ]
Euforia [ ]
Jelaskan : pasien tidak menunjukan ekspresi perasaan yang dirasakan saat ini, pasien
mengatakan baik-baik saja
Masalah Keperawatan : penyangkalan tidak efektif
5. Afek
Datar [ ] Tumpul [ √ ] Labil [ ] Tidak sesuai [ ]
Jelaskan : Pasien dominan menunjukan wajah yang tidak berekspresi, namun ketika ada
pembicaraan yang lucu atau perawat tertawa maka pasien ikut tersenyum dan sedikit
tertawa.
Masalah Keperawatan : keputusasaan
7. Persepsi
Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan [ ]
Pengecapan [ ] Penghidu [ ]
Jelaskan : Tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8. Proses Pikir
Sirkumtansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi [ ]
Flight of idea [ ] Blocking [ √ ] Persevarasi [ ]
Jelaskan : Saat wawancara pasien beberapa kali terdiam dan harus diulang pertanyaannya
agar pasien mau menjawab
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
9. Isi Pikir
Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria [ ]
Depersonalisasi [ ] Ide yang terkait [ ] Pikiran magis [ ]
Waham Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ]
Curiga [ ] Nihilistic [ ] Sisip pikir [ ]
Siar pikir [ ] Kontrol pikir [ ]
Jelaskan : Tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori
Gangguan memori jangka panjang [ √ ] Gangguan memori jangka pendek [ ]
Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi [ ]
Jelaskan : tidak dapat menceritakan kenangan masa lalunya, selain itu ibu pasien
mengatakan dulunya pasien bisa naik motor akan tetapi sekarang sudah lupa caranya
sejak adanya gangguan jiwa tersebut.
Masalah Keperawatan : keputusasaan
Analisa Data
No Data Masalah
1 Subjektif
Pasien mengatakan tidak ketika ditanya perubahan status mental
apakah ada hal yang ingin ditingkatkan
dari dirinya
Objektif
pasien pasif dalam berinteraksi, afek
tumpul, kontak mata sedikit.
2 Subjektif
pasien tidak menjawab ketika ditanya pengasingan sosial
agamanya, keluarga mengatakan
beragama islam
Objektif
pasien tidak menjalankan aktivitas
ibadah, keluarga tidak mengajak pasien
ke masjid
3. Subjektif: ketidakadekuatan sistem pendukung
tidak ada
Objektif:
pasien tidak mengikuti kegiatan social
apapun di lingkungan rumah, pasien pasif
selama wawancara, keluarga pasien
menakut-takuti pasien
Objektif:
pasien pasif dalam berinteraksi, tidak
dapat memulai pembicaraan, kontak mata
kurang
keputusasaan
Isolasi sosial
Tujuan dan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Kriteria Hasil
1 Isolasi social bd perubahan Keterlibatan social (L.13116) Terapi aktivitas (I.05186)
status mental dd pasien diharapkan setelah perawatan selama dua minggu Observasi:
mengatakan tidak ada hal yang keterlibatan social pasien meningkat dengan indicator: 1. Identifikasi defisit tingkatan aktivitas
ingin ditingkatkan dari dirinya, Indika Awal Akhir 2. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas
pasif dalam berinteraksi dan tor yang diinginkan
kontak mata sedikit
1. 3 4 3. Identifikasi makna aktivitas rutin dan
minat waktu luang
aktivit 4. Monitor respon emosional, fisik, social,
as dan spiritual terhadap aktivitas
2. 2 3 Terapeutik:
perila
1. Sepakati komitmen untuk meningkatkan
ku
frekuensi dan rentang aktivitas
menar
ik diri 2. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
3. 2 3 usia
kontak 3. Libatkan dalam permainan kelompok yang
mata tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif
4. Fasilitasi mengembangkan motivasi dan
penguatan diri
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas
6. Berikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi:
1. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
2. Anjurkan keluarga memberi penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi:
kolaborasi terapi okupasi dalam merencanakan dan
monitor program aktivitas
2 Distress spiritual bd Status spiritual (L.09091) Dukungan spiritual (I.09276):
pengasingan social dd pasien diharapkan setelah perawatan selama dua minggu status Observasi:
tidak menjawab saat ditanya spiritual pasien membaik dengan kriteria: 1. Identifikasi ketaatan dalam beragama
agamanya dan keluarga tidak Indika Awal Akhir 2. Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
mengajak pasien ke masjid tor Terapeutik:
1. 2 3 1. Sediakan privasi dan waktu tenang untuk
Verbal aktivitas spiritual
isasi 2. Diskusikan keyakinan tentang makna dan
makna tujuan hidup
dan
3. Berikan kesempatan mengekspresikan
tujuan
perasaan tentang penyakit
hidup
2. 1 2 4. Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
kema Edukasi:
mpuan 1. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
beriba teman, dan orang lain
dah 2. Anjurkan metode relaksasi, meditasi, dan
3. 3 4 imajinasi terbimbing
intera Kolaborasi:
ksi atur kunjungan dengan rohaniawan
denga
n
orang
terdek
at/tok
oh
agama
3 Koping tidak efektif bd Status koping (L.09086) Promosi koping (I.09312)
ketidakadekuatan sistem diharapkan setelah perawatan selama dua minggu status Observasi:
pendukung dd pasien tidak koping pasien membaik dengan kriteria: 1. identifikasi kegiatan jangka pendek dan
mengikuti aktivitas social Indikator A Ak panjang sesuai tujuan
apapun dilingkungan serta wa hir 2. identifikasi kemampuan yang dimiliki
keluarga pasien menakut-takuti l
pasien sering menakut-takuti 3. identifikasi kebutuhan dan keinginan
1. verbalisasi 1 2 terhadap dukungan sosial
pasien
pengakuan Terapeutik:
masalah 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
2. perilaku 2 3 meyakinkan
asertif
2. Fasilitasi memperoleh informasi yang
3. minat 1 2 dibutuhkan
mengikuti
perawatan/pe 3. Tinjauh kembali kemampuan dalam
ngobatan mengambil keputusan
4. Motivasi terlibat dalam kegiatan social
5. Perkenalkan dengan orang atau kelompok
yang berhasil mengalami pengalaman
yang sama
6. Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Edukasi:
1. Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan sama
2. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
3. Anjurkan keluarga terlibat
4. Latih keterampilan social sesuai kebutuhan
4 Keputusasaan bd stress jangka Harapan (L.09068) Promosi harapan (I.09307)
panjang dd pasien mengatakan diharapkan setelah perawatan selama dua minggu, harapan Observasi:
tidak ada hal yang ingin pasien meningkat dengan kriteria: 1. Identifikasi harapan pasien dan keluarga
ditingkatkan dari dirinya dan Indika Awal Akhir dalam pencapaian hidup
pasif saat berinteraksi
tor Terapeutik:
1. 2 3 1. Sadarkan bahwa kondisi yang dialami
minat memiliki nilai penting
komu 2. Pandu mengingat kenangan yang
nikasi menyenangkan
verbal 3. Libatkan pasien secara aktif dalam
2. afek 2 3 perawatan
datar 4. Kembangkan rencana perawatan yang
3. 2 3 melibatkan tingkat pencapaian tujuan
keterli sederhana sampai kompleks
batan Edukasi:
dalam
aktivit 1. Anjurkan mengungkapkan perasaan
as terhadap kondisi dengan realistis
peraw 2. Latihan menyusun tujuan yang sesuai
atan dengan harapan
Latih cara mengenang dan menikmati masa lalau
(prestasi dan pengalaman)
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
EVALUASI:
No Diagnosa Prioritas Implementasi Evaluasi
1 Koping tidak efektif bd 1. melakukan bina hubungan saling percaya S : pasien mengatakan ingin berobat, namun pasien belum
ketidakadekuatan sistem 2. mengkaji perasaan dan harapan pasien menceritakan masalah yang ia rasakan.
pendukung dd pasien tidak 3. mengkaji keinginan berobat dan kendala O : pasien aktif membuat stik es krim, mengantar
mengikuti aktivitas social apapun yang pasien alami rongsokan, dan menjaga kebersihan diri, namun belum
dilingkungan serta keluarga pasien mau mengikuti kegiatan TAK
4. melakukan advokasi kepada pihak
menakut-takuti pasien sering A : masalah koping tidak efektif teratasi Sebagian:
puskesmas dan perangkat desa
menakut-takuti pasien
5. melakukan Pendidikan kesehatan dan terapi Indikator A T A
aktivitas kelompok w u k
6. melakukan terminasi a j h
l u i
a r
n
1. verbalisasi 1 2 1
pengakuan
masalah
2. perilaku 2 3 3
asertif
3. minat 1 2 2
mengikuti
perawatan/pe
ngobatan
P:
1. koordinasi dengan kader kesehatan jiwa dan
lakukan pendekatan untuk mengetahui akar
masalah pasien
2. pantau kepatuhan minum obat
3. koordinasi dengan pihak desa dan puskesmas
untuk mengadakan posyandu kesehatan jiwa
4. libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok