MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Disusun oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Belajar dan Pembelajaran” dengan judul
“Tujuan Belajar dan Pembelajaran”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran
satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan
substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya
peerubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran
dan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk
menghasilkan proses belajar atau dengan kata lain belajar merupakan
parameter pembelajaran. Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua
proses belajar merupakan konsekuensi dari pembelajaran. Oleh karena itu
dapat pula dikatakan bahwa akuntabilitas belajar bersifat internal/individual,
sedangkan akuntabilitas pembelajaran bersifat publik. (Udin S. Winataputra,
dkk, 2008)
B. Rumusan Permasalah
Dalam penyusunan makalah ini dibahas beberapa masalah diantaranya :
1. Apa itu belajar dan pembelajaran ?
2. Apa tujuan belajar dan pembelajaran?
3. Apa saja aspek-aspek dalam pembelajaran?
4. Apa yang dimaksud kurikulum pembelajaran dan apa fungsinya?
5. Apa tujuan pendidikan nasional, kulikuler, institusional dan instruksional?
C. Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
1. Mengetahui dan memahami pengertian belajar dan pembelajaran
2
2. Mengetahui dan memahami tujuan belajar dan pembelajaran
3. Mengetahui dan memahami aspek-aspek dalam pembelajaran
4. Mengetahui dan memahami kurikulum pembelajaran dan fungsinya
5. Mengetahui dan memahami tujuan pendidikan nasional, kulikuler,
institusional dan instruksional
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang latar belakang permasalahan,
rumusan permasalahan, tujuan permasalahan dan sistematika penulisan
makalah.
2. BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini berisikan penjelasan tentang pengertian tujuan, pengertian belajar,
dan pengertian pembelajaran.
3. BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang penjelasan tujuan belajar dan pembelajaran,
tujuan pendidikan nasional, kulikuler, institusional dan instruksional, dan
aspek-aspek dalam pembelajaran.
4. BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan, kritik, dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Tujuan
Secara bahasa, tujuan berarti arah atau haluan yang akan dituju/dicapai.
Adapun pengertian tujuan menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi
di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut
Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan
dalam jangka pendek
4
akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk
menimbulkannya
B. Pengertian Belajar
Pengertian belajar itu cukup luas dan tidak hanya sebagai kegiatan di
bangku sekolah saja. Bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu
atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir
dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya
aktif. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku,
baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan
perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam
memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
C. Pengertian Pembelajaran
6
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar
dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja.
Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik.
1). Siswa
2). Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran
lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang
efektif.
3). Tujuan
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
5). Metode
6). Media
7). Evaluasi
8
BAB III
PEMBAHASAN
10
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian tujuan pembelajran yang dikemukakan oleh para ahli,
yaitu sebagai berikut:
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan
pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan,
membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa.
12
B. Pentingnya Tujuan Belajar dan Pembelajaran
14
sesuatu melalui pengalaman sendiri.[3] Dalam perkembangan selanjutnya,
istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah
psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan
dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan
masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kewajiban yang berpusat di otak
ini juga berhubungan dengan konasi dan efeksi yang bertalian dengan ranah
rasa.[4]
Ranah psikologi siswa yang paling utama adalah ranah kognitif. Ranah
kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini merupakan sumber sekaligus
pengendali dari ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan
ranah Psikomotor (karsa). [5] jadi, tidak seperti organ-organ tubuh lainnya,
organ otak sebagai markas fungsi kognitif bukan hanya menjadi penggerak
aktivitas akal pikiran, melainkan juga menjadi menara pengontrol aktivitas
perasaan dan perbuatan. Sebagai menara pengontrol, otak selalu bekerja siang
dan malam. Adanya kerusakan pada otak maka akan mengakibatkan
kehilangan fungsi kognitif, dan tanpa adanya fungsi kognitif maka martabat
manusia tidak akan jauh beda dengan hewan.
“ Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). ”
Selanjutnya perkembangan dan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif itu itu
menurut Loree, dapat dideskripsikan dengan dua cara yaitu secara kuantitatif
dan kualitatif.[6]
16
objek, kontrol skema, kerangka berfikir, pembentukan pengertian, pengenalan
hubungan sebab-akibat.
b) Preoperational Period (2,0 – 7,0). Periode ini terbagi ke dalam dua tahapan
yaitu: Preconceptual (2,0 – 4,0) dan intuitive (4,0 – 7,0). Periode
preconceptual ditandai dengan cara berpikir yang bersifat transduktif (menarik
konklusi tentang sesuatu yang khusus atas dasar hal khusus. Periode intuitif
ditandai oleh dominasi pengamatan yang bersifat egocentric (belum
memahami cara orang lain memandang objek yang sama)
c) Concrete operational period (7,0 – 11,0 / 12,0). Dalam periode ini anak
mulai mengkonservasi pengetahuan tertentu. Perilaku kognitif yang tampak
ini ialah kemampuan anak dalam proses berpikir untuk mengoperasikan
kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang
bersifat konkrit.
d) Formal operational period (11,0 / 12,0 – 14,0 / 15,0). Periode ini ditandai
dengan kemampuan untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang
tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat kongkrit.
Tokoh lain yang melakukan studi terhadap masalah ini secara mendalam
adalah Jerome Bruner, ia membagi proses perkembangan perilaku kognitif ke
dalam tiga periode ialah:
Sementara itu, Muh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi guru merdeka
mengklasifikasikan tujuan kognitif atas enam bagian, yaitu sebagai berikut:
[8]
18
3. Penerapan (Application). Mengacu pada kemampuan menggunakan atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
menyangkut penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan tingkat
kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
20
4. Pengorganisasian. Mengacu pada penyatuan nilai. Sikap-sikap yang
berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-
konflik internal dan membentuk suatu sistem nila internal, mencakup
tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
5. Karakterisasi. Mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang.
Nilai-nilai sangat berkembang dengan teratur sehingga tingkah laku
menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam
kategori ini bisa ada hubungannya dengan ketentuan pribadi, sosial,
dan emosi siswa.
22
Dalam mengembangkan ranah psikomotorik seorang anak, ada empat faktor
yang mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga
memungkinkan campur tangan orangtua dan guru dalam mengarahkannya,
yaitu:[17]
24
a) Masa kanak-kanak awal (0,0 – 3,0) : subjektif
D. Kurikulum Pembelajaran
Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan
yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian
kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-dirasah
yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan
media yang dijadikan sebagai acuan lembaga pendidikan untuk mewujudkan
tujuan-tujuan pendidikan. Dalam pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan
pendapatnya dalam memberikan gambaran berupa definisi-definisi pengertian
kurikulum seperti yang dapat dilihat dibawah ini…
Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli
26
Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi
Komponen Kurikulum
a. Komponen Tujuan
28
b. Komponen Isi (Bahan pengajaran)
Kurikulum dalam komponen isi adalah suatu yang diberikan kepada anak didik
untuk bahan belajar mengajar guna mencapai tujuan. Kurikulum memiliki kriteria
yang membantu perencanaan pada kurikulum. Kriteria kurikulum adalah sebagai
berikut.
c. Komponen Strategi
Kurikulum sebagai komponen strategi yang merujuk pada pendekatan dan metode
serta peralatan dalam proses belajar mengajar. Strategi dalam pembelajaran
tergambar dari cara yang ditempuh dalam pembelajaran, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan baik umum maupun yang sifatnya
khusus. Strategi Pelaksanaan adalah pengajaran, penilaian, bimbingan, dan
penyeluhan kegiatan sekolah. Tercapainya tujuan, ini diperlukan pelaksanaan
yang baik dalam menghantarkan peserta didik ke tujuan tersebut yang merupakan
tolak ukur dari program pembelajaran (kurikulum).
d. Komponen Evaluasi
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai dan didasari
oleh falsafah negara Indonesia (didasari oleh pancasila).
Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan
kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal
dalam konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional indonesia
adalah untuk “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau
lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan
institusionalnya sendiri – sendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional lebih bersifat kongkrit. Tujuan institusional ini dapat dilihat dalam
kurikulum setiap lembaga Pendidikan
30
Tujuan Kulikuler
Tujuan kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.
Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis – garis Besar Program Pembelajaran)
setiap bidang studi. Tujuan kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan
institusional sehingga kumulasi dari setiap tujuan kulikuler ini akan
menggambarkan tujuan istitusional. Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada
pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional
yang bersangkutan
Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan
instruksional atau pembelajaran. Tujuan ini seringkali dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu :
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari
individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Tujuan belajar
dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelah
individu tersebut melaksanakan proses belajar.
32
Pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar
mengajar.
Saran
Penulis meminta kritik dan saran untuk pengembangan makalah ini agar menjadi
lebih baik dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Bloom dan Krathwohl dalam Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Professional, Edisi
kedua (Cet. XV; PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2003), h. 34
[2] Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan baru, (Cet. XI; PT.
Remaja Rosdakarya: Bandung, 2005), h. 66
[3] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai
Pustaka 1988), h. 8-9
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Cet. II; PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta,
2003), h. 48
34
[6] Loree dalam Abin Syamsuddin Makmun Psikologi Pendidikan: Perangkat sistem
pengajaran modul, (Cet. II; PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1998), h. 72
[7] Ibid, h. 73
[9] Abu Ahmadi, Widodo Supriyono., Psikologi belajar, (Cet. II; PT. Rineka Cipta:
Jakarta, 2004), h. 58
[12] Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Cet. II; CV. Rajawali: Jakarta, 1991), h.
276
[14] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ., Op. Cit, h. 61
[16] Ibid, h. 54
[17] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ., Op. Cit, h. 64
[19] Ibid, h. 74
[20] Ibid, h. 74