Anda di halaman 1dari 10

Adegboyega, Lateef Omotosho. 2020.

Influence of Social Media on the Social Behavior of


Students as Viewed by Primary School Teachers in Kwara State , Nigeria. 7(1): 43–53.

Problem : Tidak ada keraguan bahwa media sosial meningkatkan perkembangan sosial
dan pertumbuhan pribadi karena mereka bisa mendapatkan informasi yang
bermanfaat dari internet. Banyak ceramah dan pengajaran yang dilakukan
melalui media sosial. Namun, media sosial memiliki kelemahan di mana ketika
anak-anak tidak terpantau dengan baik, itu bisa mempengaruhi media sosial
mereka karena mereka akan menyerap sisi negatif. Kebetulan, orang tua cukup
sibuk mengurus keluarga; mereka tidak memiliki cukup waktu untuk duduk dan
berdiskusi dengan anak-anak mereka.
Prosedur : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif
survey. Metode ini dipilih karena memungkinkan penggunaan kuesioner untuk
mengumpulkan data tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku sosial
siswa seperti yang dilihat oleh guru sekolah dasar di Ilorin Metropolis, Negara
Bagian Kwara, Nigeria. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian; bagian I berfokus
pada data pribadi para peserta. Bagian II terdiri dari 15 pertanyaan yang
berusaha untuk menyelidiki pengaruhnya media sosial tentang perilaku sosial.
Pembahasan : Tidak terdapat perbedaan pengaruh media sosial yang signifikan terhadap
perilaku sosial siswa dilihat oleh guru sekolah dasar di Ilorin Metropolis
berdasarkan jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa baik guru sekolah dasar
laki-laki maupun perempuan tidak berbeda dalam pandangan mereka tentang
pengaruh media sosial terhadap perilaku sosial siswa. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam pengaruh media sosial tentang perilaku sosial siswa seperti
yang dilihat oleh guru sekolah dasar di Ilorin Metropolis berdasarkan usia. Ini
menyiratkan bahwa ekspresi peserta dari kelompok usia yang berbeda belum
berbeda dalam pengaruh media sosial terhadap perilaku sosial siswa. Selain itu,
hasil tersebut juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan dari media sosial tentang perilaku sosial siswa yang dilihat oleh guru
sekolah dasar di Ilorin metropolis berdasarkan agama. Artinya, agama tidak
mempengaruhi ekspresi responden tentang pengaruh media sosial terhadap
perilaku sosial siswa.
Simpulan : Ditarik kesimpulan bahwa pengaruh media sosial terhadap sosial perilaku
siswa menurut pandangan guru sekolah dasar di Ilorin Metropolis adalah
negatif. Selanjutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengaruh
media sosial terhadap sosial perilaku siswa dilihat oleh guru sekolah dasar di
Ilorin Metropolis berdasarkan jenis kelamin, usia, dan afiliasi agama.
Komentar : Orang tua, guru, dan konselor perlu memantau anak atau siswa mereka dalam
penggunaan media sosial karena dapat mempengaruhi perilaku sosial secara
negatif, perlu mengajari anak atau siswa mereka tentang pengaruh negatif dari
penggunaan media sosial, serta mereka harus bekerja sama dalam membantu
anak atau siswa mereka dalam memanfaatkan media sosial dengan sebaik-
baiknya sejalan dengan perkembangan positif perilaku sosial.
Anwar, Rully Khairul, Diah Fatma Sjoraida, Ute Lies Siti Khadijah, and M. Taufiq Rahman.
2020. The Impact of Using Instagram Social Media on Student Consumptive Behavior.
Record and Library Journal 6(1): 80.

Problem : Toko online telah membawa suasana budaya dan nilai baru dalam gaya hidup
masyarakat. Masyarakat kita sudah mulai masuk pada kondisi dimana
masyarakat selalu ingin memiliki sesuatu yang baru yang sedang trend saat ini,
bahkan barang tersebut bukanlah suatu kebutuhan, melainkan hanya sebatas
kebutuhan, kepentingan gengsi, dan hanya keinginan hawa nafsu. Tidak sedikit
mahasiswa yang memanfaatkan teknologi yang ada di sekitarnya seperti
smartphone yang dimilikinya untuk melakukan transaksi belanja online. Dari
situ, seseorang melakukan belanja online dengan banyaknya iklan yang
dipromosikan melalui Facebook, Instagram, dan lain-lain.
Prosedur : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
memberikan, mendeskripsikan, mengilustrasikan, dan menjelaskan fenomena
objek penelitian yaitu kehidupan mahasiswa dengan media sosial Instagram.
Caranya adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang
berhubungan dengan objek penelitian. Penelitian ini mengambil metode
kualitatif karena berlatar belakang ilmiah, menggunakan metode alamiah, dan
dilakukan oleh peneliti yang berminat dengan cara alamiah.
Pembahasan : Pelajar sekarang untuk mendapatkan barang yang diinginkan selalu mudah dan
praktis, tanpa perlu repot keluar rumah atau kost untuk mencari sesuatu.
Sehingga online shop sangat membantu mahasiswa untuk memenuhi segala
kebutuhannya. Baik itu buku, pakaian, tas jam tangan, dan lainnya, semuanya
ada di toko online. Layanan online shop secara tidak langsung mempengaruhi
pola konsumsi mahasiswa yang pada awalnya mengkonsumsi barang sebagai
kebutuhan, namun berubah fungsi atau beralih ke pola untuk menunjukkan
identitas diri di sekitar lingkungannya. Hal-hal seperti ini berdampak pada gaya
hidup mahasiswa yang awalnya tidak terlalu mementingkan penampilan, namun
setelah berkecimpung di dunia online shop mahasiswa cenderung lebih
mementingkan penampilan untuk menunjukkan citra diri yang lebih baik di
masyarakat.
Simpulan : Media sosial Instagram menjadi salah satu aplikasi yang sangat booming di
kalangan mahasiswi. Mahasiswi mendapatkan banyak dukungan internet,
sehingga menyebabkan mereka ketagihan da tidak bisa lepas dari media sosial.
Dampak dari maraknya internet membuat banyak mahasiswi melakukan
kegiatan transaksi online, sehingga menjadi lebih konsumtif dibandingkan
dengan melakukan kegiatan transaksi tatap muka.
Komentar : Sebenarnya menggunakan media sosial atau belanja online sesuai dengan
kebutuhan kita. Jangan hanya karena mengikuti tren atau lingkungan, perilaku
kita jadi ikut terpengaruh. Seseorang yang sering berbelanja melalui toko online
cenderung kurang pandai dalam mengatur pengeluaran uang dibandingkan
dengan siswa yang hanya berbelanja saat benar-benar membutuhkan. Mereka
hanya sekedar menuruti keinginan mereka tanpa mempertimbangkan barang
yang mereka beli dibutuhkan atau tidak
Damaris Mbithe James, Kimiti, Richard Peter & Francis Mutua. 2022. Social Media Use and
Its Effects on Students’ Behavior in the Secondary Schools in Machakos Sub- County,
Machakos County, Kenya. Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies 9(69).
www.srjis.com.

Problem : Adanya media sosial menyebabkan siswa sekolah menengah memiliki akses
luas ke situs media sosial yang berbeda, perilaku mereka dapat berubah-ubah
antara dua ekstrem; positif dan negatif. Dengan munculnya berbagai platform
media sosial, siswa berperilaku buruk di sekolah menengah Kenya telah
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Seperti tidak menghormati otoritas
sekolah (guru, staf, dan lain-lain), berpakaian yang tidak pantas, membolos, dan
yang paling mengerikan adalah siswa telah menyerang staf pengajar dan non-
pengajar dengan kasar.
Prosedur : Penelitian ini menggunakan desain penelitian mixed-methods. Desain ini
dipilih karena diperbolehkan untuk penelitian komprehensif yang akan
dilakukan pada prevalensi dan pengaruh media sosial digunakan pada perilaku
siswa di sekolah menengah di Kecamatan Machakos, Kabupaten Machakos.
Hal ini dicapai dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Pembahasan : Hasil responden menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang menggunakan
media sosial baik di rumah maupun di sekolah. Mayoritas dari mereka
menghabiskan 4-6 jam setiap hari di situs sosial. Sebanyak 56 siswa
menunjukkan bahwa penggunaan media sosial telah mempengaruhi mereka
secara positif, sedangkan 36 mengatakan mereka telah terpengaruh secara
negatif, dan 245 siswa mengatakan bahwa penggunaan media sosial telah
mempengaruhi mereka baik secara positif maupun negatif. Guru pembimbing
mengakui bahwa media sosial mempengaruhi perilaku siswa, ketika 4 dari
mereka mencatat bahwa media sosial mempengaruhi perilaku secara negatif,
dan 10 dari mereka menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memiliki
pengaruh positif dan negatif terhadap perilaku siswa mereka.
Simpulan : Mayoritas siswa sekolah menengah di Kecamatan Machakos belajar
menggunakan platform media sosial. Selain itu, rata-rata waktu yang dihabiskan
oleh siswa dalam penggunaan media sosial di Kecamatan Machakos adalah 4
jam sehari. Juga menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial memiliki
pengaruh posituf dan negatif terhadap perilaku siswa.
Komentar : Sebaiknya pihak sekolah harus menerapkan strategi yang ketat untuk
mengontrol penggunaan media sosial di kalangan siswa menengah atas dan
kementerian pendidikan harus mengembangkan kebijakan untuk membatasi
penggunaan dan tantangan dikaitkan dengan media sosial oleh siswa sekolah
menengah.
Ekowati, Endang, and Nyayu Khodijah. 2021. The Effect of Parental Attention , Social Media
and Religiosity on the Morals of Students. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan 13(3).

Problem : Mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh dan berakhlak mulia tidaklah
mudah, apalagi di era perkembangan teknologi yang pesat ini. Banyak sekali
faktor yang menghambat peningkatan akhlak anak, antara lain kurangnya
perhatian orang tua terhadap anak, kurangnya keteladanan, pengaruh
lingkungan, dan pengaruh pesatnya perkembangan teknologi terutama
perkembangan teknologi dan informasi seperti gadget dan media sosial. , dan
masih banyak lainnya. Kenakalan remaja juga dipengaruhi oleh kondisi
keluarga yaitu perhatian orang tua. Selain itu, religiusitas juga menjadi salah
satu faktor penyebab kenakalan remaja. Dengan kata lain, remaja dengan
tingkat religiusitas tinggi cenderung berperilaku sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat dan sebaliknya.
Prosedur : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Kuesioner melakukan
pengumpulan data. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan yang berjumlah 450
siswa. Dengan teknik proportional random sampling, sampel yang digunakan
adalah 82 siswa. Instrumen angket sebelum digunakan diuji validitasnya dengan
program aplikasi SPSS versi 18.0 dan reliabilitas dengan skala alpha. Beberapa
angket yang disampaikan antara lain mengelola kegiatan belajar, membantu
mengatasi kesulitan anak dalam belajar, penggunaan media sosial, akun media
sosial, kepercayaan, amalan keagamaan, akhlak, dan lain-lain. Kemudian data
dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur.
Pembahasan : Orang tua dalam keluarga bahagia sangat penting bagi perkembangan
emosional anggotanya (terutama anak-anak). Kebahagiaan ini didapat ketika
orang tua dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kemajuan media sosial
ternyata tidak hanya sekedar memberikan informasi tetapi berpengaruh pada
proses pembentukan akhlak siswa. Kecenderungan atau frekuensi penggunaan
media sosial tanpa bimbingan dan larangan dari orang dewasa membuat mereka
merasa bebas. Tanpa disadari, mereka mulai meniru apa yang mereka lihat.
Religiusitas merupakan aspek penting dalam membentuk akhlak siswa. Sikap
seseorang sangat erat kaitannya dengan religiusitas. Hal tersebut dapat
memberikan jalan bagi manusia untuk mencapai rasa aman dari kecemasan
dalam menghadapi permasalahan hidup.
Simpulan : Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perhatian orang tua, penggunaan media
sosial, dan religiusitas siswa berpengaruh terhadap peningkatan moral siswa.
Hasil tersebut berdasarkan kontribusi perhatian orang tua sebesar 13% (rendah),
penggunaan media sosial sebesar 32% (sedang), religiusitas sebesar 53% (kuat),
dan jika ketiganya memberikan kontribusi stimulan sebesar 57% (kuat).
Komentar : Sekolah perlu mengembangkan aspek religiusitas di sekolah dan orang tua di
rumah untuk mengoptimalkan perhatian kepada anak-anaknya.
Hafeez, Amir, Hamayun Masood, and Muhammad Imran. 2020. Effects of Social Media on
Educational and Moral Values of Youth : Evidence from University Students of South
Punjab, Pakistan. Human Nature Research Publisher 1: 27–34.

Problem : Keyakinan moral lulusan universitas dalam penggunaan situs jejaring sosial
memiliki hubungan yang erat. “Namun, sisi negatif dari inovasi teknologi telah
menyebabkan isu-isu seperti erosi keyakinan yang sebenarnya, ditujukan untuk
siswa, yang merupakan sebagian besar pengguna yang berkomunikasi
menggunakan situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial menarik perhatian siswa
sebelum mengarahkannya ke perilaku yang tidak mendidik dan tidak pantas
seperti mengobrol yang tidak berguna. Pelajar, di kedua sisi, sangat terintegrasi
satu sama lain selain berbagi pembelajaran aktif reguler mereka dan melakukan
debat tentang berbagai topik. Di masyarakat, khususnya mahasiswa perguruan
tinggi lebih banyak dipengaruhi oleh media sosial. Siswa mengubah gaya
rambut mereka, kehidupan mereka dan sikap mereka dengan melihat satu sama
lain di situs media sosial ini
Prosedur : Penelitian ini berbasis survei, maka untuk mengumpulkan data digunakan
desain penelitian kuantitatif. Seluruh partisipan dari Universitas Islamia
Bahawalpur dan Universitas Multan Bahauddin Zakariya dipilih sebagai
populasi, sedangkan 324 partisipan dipilih sebagai sampel penelitian. Kuesioner
yang dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari berbagai faktor digunakan
sebagai instrumen untuk pengumpulan data. Kuesioner terdiri dari 20
pernyataan dengan kategorisasi variabel yang berbeda. data yang terkumpul
dianalisis melalui paket statistik untuk ilmu-ilmu sosial (SPSS).
Pembahasan : Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi situs jejaring memiliki
pengaruh besar pada keyakinan moral siswa. Gaya hidup mahasiswa modern
saat ini semakin bergantung pada media sosial. Menurut premis, tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam cara siswa laki-laki dan perempuan
menggunakan platform media sosial. Temuan penelitian ini menunjukkan
bahwa siswa laki-laki dan perempuan menggunakan platform media sosial
dengan cara yang berbeda.
Simpulan : Jejaring sosial juga memiliki implikasi buruk bagi remaja, seperti anonimitas,
mengganggu kehidupan akademis mereka, menghabiskan sebagian besar waktu
berharga mereka, dan sebagainya. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
itu memang memiliki dampak yang menguntungkan dan dapat digunakan
dengan tepat. Siswa dapat berpartisipasi dalam kelompok online untuk
merencanakan proyek, mengadakan diskusi tentang konten kursus, dan
sebagainya.
Komentar : Di manapun harus dipromosikan atau diberi pelajaran dan diterapkan terkait
prinsip moral siswa dengan menggunakan jaringan media sosial dan untuk
mengembangkan lebih banyak situs untuk kegiatan akademik dan penelitian,
mencegah adanya pengaruh yang dapat menyebabkan mereka menyimpang dari
tugas akademik mereka.
Oguguo, Basil C.E. et al. 2020. Influence of Social Media on Students’ Academic
Achievement. International Journal of Evaluation and Research in Education 9(4): 1000–
1009.

Problem : Ada penelitian terbatas yang mengidentifikasi media sosial sebagai faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa Akuntansi; lebih
lanjut, siswa di Negara Bagian Enugu tidak dikecualikan dari populasi
bermasalah ini karena para peneliti mencatat peningkatan penggunaan
perangkat seluler oleh siswa sekolah menengah, pencarian untuk mengikuti tren
dan perasaan di antara dan penggunaan bahasa gaul oleh siswa ini bahkan ketika
berkomunikasi secara formal dengan teman sebaya dan orang tua. Berdasarkan
literatur yang tersedia untuk peneliti pada saat penelitian, tampaknya ada studi
empiris yang terbatas untuk mendukung fakta bahwa keterlibatan siswa dalam
aktivitas media sosial berpengaruh secara signifikan atau sebaliknya terhadap
prestasi akademik.
Prosedur : Penelitian ini menggunakan desain penelitian ex-post facto. Studi ini
menghubungkan beberapa efek atau pengamatan yang sudah ada dengan
beberapa variabel sebagai agen penyebab pengaruh media sosial terhadap
prestasi akademik siswa sekolah menengah atas. Partisipan penelitian terdiri
dari 150 mahasiswa akuntansi (70 laki-laki dan 80 perempuan). Para peserta
dipilih melalui prosedur pengambilan sampel multi-tahap
Pembahasan : Terdapat beberapa hasil penelitian terkait kegunaan media sosial, durasi waktu
yang dihabiskan di media sosial, jejaring media sosial yang paling banyak
digunakan oleh mahasiswa, pengaruh frekuensi penggunaan jejaring sosial
media terhadap prestasi akademik siswa, dan pengaruh jenis kelamin pada
penggunaan media sosial siswa dan prestasi akademik siswa.
Simpulan : Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa sekolah menengah atas
menggunakan media sosial untuk mencari teman baru, mengobrol dengan
teman, mengunggah foto dan video mereka, meneliti tugas mereka dan materi
pendidikan lainnya, dan sebagainya. Para siswa menghabiskan dua hingga
empat jam setiap hari di media sosial; mengakses berbagai media sosial dengan
yang sering digunakan adalah Facebook, Whatsapp & YouTube. Frekuensi
penggunaan media sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
Akuntansi, dimana mahasiswa perempuan memiliki nilai rata-rata prestasi yang
lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Tidak ada pengaruh yang signifikan
dari frekuensi penggunaan media sosial oleh mahasiswa terhadap rata-rata
prestasi akademik mereka di bidang Akuntansi.
Komentar : Sangat penting untuk diingat bahwa jangan menyalahgunakan media sosial
dan gunakan media sosial dengan baik dan bijak. Guru juga dapat mengunggah
konten pendidikan secara online dalam bentuk blog dan artikel lalu meminta
siswa membacanya di waktu luang mereka secara online.
Palupi, N. D., Meifilina, A., Dyan, Y., & Harumike, N. (2020). The Effect Of Using Tiktok
Applications On Self-Confidence Levels. Josar (Journal of Students Academic Research),
5(2), 66–74. https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

Problem : Aplikasi Tiktok memiliki peluang besar untuk memungkinkan penggunanya


menjadi kreator dan mendorong berbagi ekspresi dan konten kreatif melalui
video pendek. Pengguna aplikasi Tiktok dapat berkreasi sesuka hati, menguji
kreativitas, dan menampilkan diri sehingga dapat mengurangi rasa malu dan
meningkatkan rasa percaya diri. Ada dua faktor yang mempengaruhi
penggunaan aplikasi Tiktok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi perasaan, sikap dan karakter individu, prasangka, harapan,
perhatian, proses pembuatan konten, kondisi fisik, nilai, minat, dan motivasi.
Sedangkan faktor eksternal meliputi latar belakang keluarga, informasi yang
diperoleh, pengetahuan, intensitas, ukuran, lawan jenis, hal baru dan
keterasingan objek.
Prosedur : Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah 69 mahasiswa reguler Ilmu Komunikasi angkatan 2016-
2019. Peneliti menggunakan teknik total sampling, dimana jumlah sampel sama
dengan jumlah populasi sebanyak 69 orang. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi angket, observasi dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian diuji normalitas dan linieritasnya terlebih
dahulu kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
Pembahasan : Uji hipotesis yaitu uji t dengan nilai t hitung sebesar 11,199 lebih besar dari t
tabel sebesar 1,99601. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y dengan melihat nilai R Square sebesar 0,797 yang
merupakan persentase 79,7%, artinya variabel penggunaan aplikasi Tiktok
berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri sebesar 79,7%.
Simpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan aplikasi Tiktok
terhadap tingkat kepercayaan diri mahasiswa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi Tiktok dapat mempengaruhi
mahasiswa dalam meningkatkan rasa percaya diri untuk tampil di depan umum.
Komentar : Pengguna aplikasi Tiktok diharapkan dapat membuat video yang dapat
membantu pengguna lain untuk lebih percaya diri. Aplikasi Tiktok juga
sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang positif sehingga dapat menjadi media
untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Selain
itu, diharapkan bagi para pengguna aplikasi Tiktok harus bisa menjadikan
aplikasi dengan bijak sebagai wadah untuk berbagi kreativitas.
Singh, Vikram, and Varun Malik. 2021. Impact of Social Media on Learning Motivation.
STM Jounals Volume 11 (1).

Problem : Motivasi belajar untuk bersaing dan berjuang untuk sukses. Baird dan Fisher
dalam penelitian mereka telah menyimpulkan bahwa jangkauan luas dari media
sosial yang kaya fitur telah meningkatkan harapan siswa di kelas. Mereka
bersaing untuk mendapatkan konten kursus yang interaktif dan menarik yang
memotivasi mereka untuk belajar melalui pedagogi yang menantang, tinjauan
konseptual, dan adaptasi gaya belajar. Layanan media sosial menghadirkan
peluang berbagi konten dan komunikasi yang tampaknya tidak terbatas karena
juga berbahaya bagi siswa.
Prosedur : Data primer dikumpulkan secara online melalui kuesioner berbasis Google
Form yang disajikan melalui teknik random sampling. Perbedaan dampak
berdasarkan akses media sosial, tempat akses media sosial, dan perangkat akses
media sosial telah dipelajari. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan
skala motivasi belajar standar.
Pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai uji-t untuk mengukur signifikansi
perbedaan motivasi belajar B.Ed. siswa dalam hal penggunaan teknologi media
sosial adalah 2,69 yang lebih tinggi dari nilai tabel tÿ pada tingkat signifikansi
0,01. Ini berarti bahwa ada perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara
siswa yang menggunakan teknologi media sosial dan siswa yang tidak memiliki
akses ke teknologi tersebut. Selanjutnya, rata-rata skor motivasi belajar (20,47)
siswa yang menggunakan laptop untuk sosial online. Akses media teknologi
sosial ditemukan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
mengakses media sosial online hanya menggunakan desktop (18.46).
Simpulan : Pengguna media sosial memiliki motivasi belajar yang jauh lebih tinggi
dibandingkan rekan-rekan mereka yang bukan pengguna. Dalam pengguna
media sosial, siswa yang memiliki akses media sosial di rumah memiliki tingkat
motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak
memiliki akses media sosial di rumah. Pada baris yang sama, siswa yang
menggunakan media sosial melalui perangkat seluler, laptop, dan desktop
memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang
mengakses media sosial hanya menggunakan desktop.
Komentar : Media sosial memang cukup memiliki pengaruh pada motivasi belajar siswa.
Karena kehidupan zaman sekarang tidak lepas dari yang namanya teknologi.
Namun penggunaan media sosial sebagian besar di luar konteks pendidikan dan
untuk tujuan non-pendidikan. Tetapi ada juga penggunaan media sosial
memiliki implikasi pada pengalaman belajar siswa di perguruan tinggi dan
motivasi mereka untuk mengejar karir akademis mereka.
Sopian, Aldi et al. 2022. The Influence Use of Social Media on the Learning Motivation of
Junior High School Students. Indonesian Journal of Multidisciplinary Research 2(1): 137–
42.

Problem : Permasalahan motivasi belajar pada siswa saat ini semakin kompleks,
termasuk kecanduan penggunaan media sosial yang berkembang dalam
dinamika masyarakat kita khususnya Indonesia. Asumsi adanya motivasi
belajar dapat dilihat dari prestasi dan perspektif kognitif siswa, baik siswa
sekolah dasar maupun mahasiswa. Status yang ada tidak banyak membedakan
motivasi belajar, hal ini merupakan kecenderungan bahwa kesadaran motivasi
belajar tidak hanya dilihat dari aspek usia dan status tetapi juga dari gaya hidup
masing-masing individu.
Prosedur : Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subyek yang
diteliti adalah 10 siswa SMP di 4 Rancaekek, Indonesia. Dengan total 10
pertanyaan. Analisis pemahaman kemampuan siswa dilakukan dengan
memberikan soal pre-test dan post-test berupa angket melalui google form.
Pengumpulan data ini dilakukan untuk menilai perbandingan persentase
seberapa besar pengaruh media sosial terhadap motivasi belajar siswa.
Pembahasan : Tahapan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Pada sesi
pertama, siswa terlihat kurang antusias dalam proses pembelajaran dikarenakan
media sosial yang tidak digunakan untuk mendukung pembelajaran, (2) Pada
sesi kedua, dengan materi dan arahan yang diberikan, siswa tampak antusias
dan siswa termotivasi dan berperan aktif dalam pembelajaran, (3) Kemudian
dengan tambahan arahan melalui video call dapat meningkatkan pembelajaran
siswa termotivasi. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa, (4) Evaluasi tingkat
kemampuan siswa diberikan setelah proses pembelajaran.
Simpulan : Terdapat pengaruh antara penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar,
yang awalnya 66% setelah pasca- tes meningkat menjadi 88%. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan adanya materi tentang pentingnya penggunaan
media sosial akan meningkatkan pengaruh media sosial terhadap motivasi
belajar siswa.
Komentar : Penggunaan media sosial dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Siswa bisa mengetahui banyak hal baru dari media sosial. Media
sosial dalam kelanjutannya tidak hanya mengajarkan bagaimana sebuah
teknologi komunikasi dan informasi berdampak, tetapi juga mengajarkan
bagaimana sebuah teknologi komunikasi diserap dan diadopsi. Penggunaan
media sosial kini terjadi dalam proses pendidikan jarak jauh (e-learning) dimana
proses belajar mengajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas, jarak, dan waktu.
Yohanna, Anna. 2020. The Influence of Social Media on Social Interactions among
Students. Indonesian Journal of Social Sciences 12(02): 34–48.

Problem : Media sosial di era globalisasi ini sedang viral di kalangan remaja di Indonesia.
Saat ini media sosial merupakan sebuah kewajiban yang menurut remaja harus
dimiliki dan berpengaruh pada kehidupan generasi sekarang. Media sosial
memiliki dampak salah satunya adalah munculnya cyberbullying remaja kepada
orang lain, menimbulkan kecemburuan karena sesuatu yang dipamerkan teman-
temannya di media sosial, dan lain sebagainya. Dampak paling signifikan dari
meroketnya media sosial adalah minimnya interaksi sosial dengan sesama
manusia. Banyak remaja saat ini yang cenderung bermain media sosial tanpa
menyadari bahwa tidak akan ada lagi interaksi sosial di antara mereka jika terus
menerus diperbudak oleh media sosial.
Prosedur : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti
menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data. Peneliti
melakukan wawancara dengan empat belas informan, dengan tujuh informan
laki-laki dan tujuh informan perempuan, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga. Informan berasal dari berbagai jurusan di FISIP,
yaitu jurusan antropologi, jurusan sosiologi, jurusan ilmu informasi dan
perpustakaan, jurusan ilmu politik, jurusan ilmu komunikasi, jurusan ilmu
administrasi publik, dan jurusan hubungan internasional.
Pembahasan : Pertanyaan untuk informan adalah: Media sosial apa saja yang mereka
gunakan, apa dampak positif dan negatif dari media sosial bagi mereka, apa saja
pengaruh media sosial terhadap keberlangsungan interaksi sosial antar
mahasiswa, dan sikap apa yang sebaiknya dilakukan dalam menghadapi
derasnya arus media sosial pada zaman sekarang.
Simpulan : Pengaruh media sosial terhadap interaksi sosial siswa cukup signifikan, baik
positif maupun negatif. Media sosial memberikan kemudahan bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa FISIP untuk mencari informasi dan mempermudah
dalam berkomunikasi. Media sosial juga dapat menghambat interaksi sosial
antar mahasiswa FISIP Universitas Airlangga. Hambatan dalam interaksi sosial
ini adalah sebagian besar siswa tidak melihat situasi dan kondisi dalam
menggunakan media sosial; kebanyakan dari mereka lebih fokus pada media
sosial mereka daripada interaksi sosial langsung yang terjadi di depan mereka.
Berdasarkan penelitian ini, mahasiswa FISIP Universitas Airlangga harus dapat
memiliki sikap yang lebih mampu mengontrol intensitas bermain media sosial
dan lebih mengutamakan interaksi sosial secara langsung daripada
menggunakan media sosial.
Komentar : Sikap yang tepat dalam menghadapi arus media sosial saat ini antara lain harus
mampu mengontrol pemutaran media sosial, dan membedakan mana yang
menjadi prioritas dan mana yang tidak prioritas. juga harus bisa mencari tahu
dan memilah informasi dari media sosial. Siswa harus mampu berpikir kritis
terlebih dahulu setelah menyaring informasi, tidak menelan mentah-mentah.
Tidak mengganggu interaksi sosial yang seharusnya terjadi antar siswa.
Interaksi sosial yang ideal adalah interaksi sosial langsung yang memungkinkan
individu dan individu lain untuk bertatap muka dan melakukan kontak fisik.

Anda mungkin juga menyukai