Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL

DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN PELANGGARAN


TATA TERTIB DI SMA NEGERI 1 GOWA

IMPACT OF SOCIAL MEDIA THE INCREASED


REGULATION VIOLATIONS AT
SMAN 1 IN GOWA DISRICT

NURUL ASMI ARSAF

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN PELANGGARAN
TATA TERTIB DI SMA NEGERI 1 GOWA

IMPACT OF SOCIAL MEDIA ON THE INCREASED


REGULATION VIOLATIONS AT
SMAN 1 IN GOWA DISTRICT

NURUL ASMI ARSAF


Pendidikan IPS Kekhususan Pendidikan Sosiologi
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar

nasmi43@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang media sosial cenderung
mempengaruhi pelajar untuk melakukan kegiatan yang bertentangan dengan tata tertib
sekolah, dampak media sosial terhadap peningkatan pelanggaran tata tertib, dan upaya
mengantisipasi dampak media sosial terhadap peningkatan pelanggaran tata tertib. Jenis
penelitian ini kualitatif dengan penentuan informan melalui teknik purposive sampling
dengan kriteria yaitu siswa yang pernah terlibat pelanggaran tata tertib. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan analsis deskriptif kualitatif dengan
tahapan mereduksi data, mendisiplaykan data dan penarikan kesimpulan yang diperoleh
dilapangan yang akan diinterprestasikan oleh penulis berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang media sosial cenderung mempengaruhi
pelajar untuk melakukan kegiatan yang bertentangan dengan tata tertib sekolah, membuat
siswa kencanduan dan sulit mengalihkan pandangan dari media sosial. Dampak media sosial
terhadap peningkatan pelanggaran tata tertib sekolah, dampak positif dari media sosial:
memperluas pergaulan (menambah teman), mempermudah interaksi jarak jauh, mempercepat
penyebaran arus informasi, menjadi tempat atau media untuk proses pembelajaran, sebagai
media promosi untuk menawarkan produk dan jasa. Selai itu, dampak negatif dari media
sosial: siswa sering melampiaskan kemarahan, kekesalan dan menuliskan kata-kata kasar
yang menyinggung perasaan orang lain lewat status yang ditulis di medial sosial, sehingga
memicu terjadinya perselisihan yang berujung pekelahian, dampak lainnya yaitu lunturnya
nilai-nilai kesopanan siswa terhadap guru, dalam hal ini masih ada siswa yang bermain dan
membuka media sosial pada saat proses pembelajaran berlangsung walaupun guru sedang
memaparkan materi pembelajaran. Upaya mengantisipasi dampak media sosial terhadap
peningkatan pelanggaran tata tertib sekolah ialah dengan cara memberikan teguran secara
lisan, memberikan pengarahan, membuatkan surat atau perjanjian, memanggil yang
bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutan tidak mengulangi lagi
pelanggaran yang diperbuatnya dan diberikan sanksi yang berat seperti skorsing bahkan
dikeluarkan dari sekolah.

Kata Kunci : Media Sosial dan Pelanggaran Tata Tertib


ABSTRACT

The study aims at examining the background of social media which tends to
influence students to perform activities that are in conflict with the school’s regulation, the
impact of social media on the increased of regulation violations, and efforts to anticipate the
impact of social media on the increased of regulation violations. The type of this study was
qualitative. The informants were determined by employing purposive sampling technique
with the criteria of students who had involved in regulation violations. Data were analyzed by
using descriptive qualitative analysis by conducting data reduction, data display, and
conclusion drawing obtained in the field that was interpreted by the writer based on the
research conducted.
The results of the study reveal that the background of social media tended to
influence students to perform activities that were in conflict with the school’s regulation,
made students addicted, and difficulty to look away from social media. The impacts of social
media on the increased violations of school’s regulation in terms of the positive impacts were
expanding networking, easy access of long distance interaction, accelerated the flow of
information dissemination, learning process media, promotion media to offer product and
services. Besides, the negative impacts of social media were students often vent their anger,
pique, and ranting that hurt people’s feelings written in media social status causing friction
and might end with fighting. Other impacts were decreasing politeness values to teachers; in
this case students opened social media during the teaching learning process although teacher
was explaining learning material. Efforts in anticipating the impacts of social media on the
increased violations of school’s regulation were by giving verbal reprimand, giving direction,
making letter of agreement, asked students and their parents to promise not to repeat their
infringing action and giving severe sanction such as suspension even expelled from school.

Keywords: Social Media and Regulation Violations


PENDAHULUAN pubertas dan transisi atau peralihan dari
Sekolah merupakan lembaga masa anak-anak menuju masa kedewasaan
tempat dimana terjadi proses sosialisasi, yang sering ditandai dengan adanya krisis
sehingga mempengaruhi pribadi anak dan kepribadian seperti susah diatur, mudah
perkembangan sosialnya. Sekolah terangsang perasaannya, dan sebagainya.
mensosialisasikan nilai-nilai yang hidup Dimana jiwa dalam keadaan
dalam masyarakat, sehingga ia dipandang labil,sehingga mudah terseret oleh
sebagai tempat yang menjadi transisi dari lingkungan serta pengaruh-pengaruh dari
kehidupan keluarga ke dalam kehidupan luar.
masyarakat. Sekolah berperan penting Kemajuan teknologi juga sangat
dalam mempersiapkan siswa untuk dapat berpengaruh bagi anak remaja yang selalu
memecahkan masalah kehidupan masa ingin tahu hal-hal yang baru dan
kini dan masa yang akan datang untuk unik.Pengguna media sosial banyak
menghadapi tantangan era globalisasi berdampak negatif bagi remaja misalnya
yang semakin meningkat. Semakin seseorang dapat membuat web page
tingginya tingkat kenakalan remaja pribadi dan terhubung dengan setiap orang
membuat sekolah harus lebih proaktif lagi yang tergabung dalam media sosial yang
membangun disiplin di sekolah. Hal ini sama untuk berbagi informasi dan
dilakukan agar terciptanya disiplin siswa berkomunikasi. Bagi remaja misalnya
di sekolah. . dalam penggunaan media sosial sekarang
Siswa sama halnya dengan remaja ini tidak hanya untuk kalangan orang
yang biasanya identik dengan pergaulan dewasa saja namun remaja dan anak-anak
yang luas, pencarian jati diri serta masa- sudah bisa menggunakan media sosial.
masanya bersenang-senang dengan adanya Media sosial memang sudah
fase pembelajaran dalam berbagai aspek merajai dunia dalam beberapa tahun
kehidupan secara dinamis. Di masa ini terakhir ini. Dengan menggunakan media
biasanya siswa akan selalu mengikuti sosial, tidak menutup kemungkinan
perkembangan segala aspek terbaru, seseorang disuatu belahan dunia untuk
terutama dalam aspek pergaulan, dan berkomunikasi, mendapatkan informasi,
menjadi media paling populer dalam dan memenuhi preferensinya. Tingginya
menfasilitasi hal ini adalah media sosial. pengguna media sosial di Indonesia
Bahkan di zaman sekarang, rasanya tidak membuka ruang publik baru yang juga
ada siswa yang tidak mengenal media membawa pengaruh bagi perkembangan
sosial. politik dan hukum di Indonesia.
Perkembangan dunia di saat ini Berdasarkan hasil tersebut pengguna
melalui arus globalisasi menimbulkan media sosial dan jejaring sosial paling
adanya permasalahan baru, tak terkecuali banyak adalah kalangan remaja. Bahkan
di bidang pendidikan. Mulai muncul seorang remaja bisa saja memiliki
pergeseran perilaku pada individu, beberapa akunmedia sosial. Sungguh
kelompok dan masyarakat dalam fantastis banyak hal yang terjadi pada era
lingkungan sosialnya. Ketika hal ini kemajuan teknologi media informasi
terjadi, salah satu kelompok yang paling (globalisasi) ini bahkan membawa
rentan untuk ikut serta terbawa arus dampak yang sangat luar biasa bagi
adalah kalangan pelajar. Secara remaja baik dampak negatif maupun
fenomenologis, pelajar yang termasuk dampak positif.
dalam kategori remaja mengalami masa
Maka tidak mengherankan jika ajaran 2017/2018. Adapun pembagian
selama ini bahaya mengancam dari jurusan di sekolah SMA Negeri 1 Gowa
pemanfaatan online terhadap kebiasaan terdiri dari jurusan Bahasa, IPA dan IPS.
dan perilaku kaum remaja, di mana remaja Untuk kelas X yang jurusan Bahasa terdiri
merupakan sorotan utama untuk dikaji dari 1 kelas yang berjumlah 35 orang
baik oleh pemerintah maupun lingkungan siswa. Untuk kelas X terbagi atas IPA
akademis. Saat ini nampaknya telah yang jumlahnya terdiri dari 8 kelas dengan
terjadikecenderungan pengguna internet jumlah 35 orang siswa dalam satu kelas
yang sering mengenyampingkan nilai-nilai dan untuk kelas IPS jumlahnya terdiri dari
moral dan etika. Padahal dalam tatanan 3 kelas dengan jumlah 35 orang siswa,
sosial, etika sangat diperlukan guna untuk siswa kelas XI jurusan IPA yang
menghindari terjadinya pergesekan yang jumlahnya terdiri atas 12 kelas dan untuk
berujung kepada konflik. Hampir seluruh IPS jumlahnya terdiri 6 kelas, begitupun
remaja kecanduan akan teknologi seperti kelas XII-nya. Banyaknya siswa
media sosial yang memiliki berbagai menimbulkan banyak masalah di sekolah.
macam situs agar pengguna dapat Masalah yang ada pada siswa sangatlah
berbagai informasi melalui media sosial banyak dan beragam. Namun sering
seperti facebook, twitter, path, instagram, muncul adalah masalah kedisiplinan.
line, whatsapp dan media sosial lainnya, Masih banyak sekali pelanggaran
serta yang menjadi trend anak-anak kedisiplinan yang sering dilakukan oleh
sekarang itu adalah game online yang siswa, diantaranya adalah bermain
biasa di sebut dengan game ML (Mobile handphone pada saat jam pelajaran
Legends). Banyaknya fitur-fitur menarik berlangsung.
dalam media sosial membuat membuat Adapun data pelanggaran siswa
mereka cenderung malas dan kecanduan yang sering dilakukan adalah banyaknya
keadaan tersebut membuat waktu mereka siswa yangterlambat datang ke sekolah,
banyak yang terbuang dan aktivitas yang bolos atau pergi pada waktu jam belajar,
terganggu, seperti sekolah, belajar, makan, sering tidak masuk sekolah (kehadiran),
tidur, bersosialisasi dengan lingkungan bermain hp pada saat jam pelajaran
sekitar dan membantu orangtua. Karena berlangsung, berkelahi, lompat pagar,
anak tersebut terlalu lelah dengan kelengkapan atribut, merokok. Contohnya
kesenangan dalam media sosial tersebut. seperti pada siswa yang berinsial A yang
Sehingga menyebabkan siswa terlambat kedapatan oleh gurunya bermain hp pada
untuk ke sekolah, tidak memperhatikan saat pelajaran berlangsung, yang ternyata
penyampaian dari gurunya. Inilah yang si A sedang menonton video porno
menyebabkan dampak media sosial bersama teman sebangkunya. Dan saya
terhadap peningkatan pelanggaran tata juga mendapat siswa yang saling
tertib di sekolah. menyindir di media sosial gara-gara
Namun pada kenyataannya menyukai atau penggemar artis korea
banyak siswa di SMA Negeri 1 Gowa yang sama. Sehingga menyebabkan siswa
melanggar tata tertib yang sudah ada. ini di proses di ruang BK, karena tante
SMA Negeri 1 Gowa yang berlokasi di Jl dari yang siswa disindir ini tidak terima
Andi Mallombasang. Sampai saat ini kalau keponakannya di kata-katai di media
siswa SMA Negeri 1 Gowa jumlah siswa sosial (instagram).
yang ada di sekolah tersebut kurang lebih Oleh karena itu orang tua sangat
yaitu 1117 siswa(i)/murid pada tahun berperan penting dalam menerapkan cara
yang sesuai bagi anak remajanya supaya sosiologi terdapat dua perspektif besar
menjadi seseorang yang berkarakter dan yang memandang masyarakat dari sisi
mempunyai pemikiran positif. Jika remaja yang berlawanan yaitu positivisme dan
salah menanggapi setiap info dan pesan fenomenologi. Kedua prespektif ini
yang mereka peroleh dari media sosial merupakan cikal bakal ataupun akar dari
tersebut, akan berpengaruh pada perilaku berbagai perspektif sosiologi lainnya.
dan pola pemikiran mereka. Positivisme yang dipelopori Aguste
Berdasarkan latar belakang tersebut Comte memandang bahwa semua
maka penulis bermaksud melakukan pengetahuan harus berdasarkan pada ilmu
penelitian tentang “Dampak Media (science) atau dengan pemikiran ilmiah
Sosial Terhadap Peningkatan dengan tujuan untuk menemukan hukum-
Pelanggaran Tata Tertib Di SMA hukum umum.Adapun teori-teori yang
Negeri 1 Gowa”. paling dominan dalam perspektif makro
adalah teori-teori yang menekankan
KAJIAN PUSTAKA integrasi dan harmoni dari teori-teori yang
menekankan konflik.
A. PERSPEKTIF SOSIOLOGI Setiap individu mempelajari
DALAM MEDIA SOSIAL berbagai aturan norma dan kepercayaan
Media merupakan bentuk jamak melalui proses sosialisasi di masyarakat
dari kata medium. Dalam ilmu sampai akhirnya mengalami proses
komunikasi, media bisa diartikan sebagai internalisasi mengenai bagaimana
saluran, sarana penghubung dan alat-alat seseorang harus berperilaku baik atau
komunikasi. Kalimat media sebenarnya buruk atau benar atau salah dan sebaginya.
berasal dari bahasa latin yang secara Ketaatan pada aturan tersebut merupakan
harifiah mempunyai arti perantara atau prasyarat masyarakat agar dapat bertahan
pengantar. secara terintegrasi, stabil dan dinamis.
Perkembangan media komunikasi Sedangkan fenomenologi oleh
modern dewasa ini telah memungkinkan Edmund Husserl dan Alfred Schutz
orang di seluruh dunia untuk dapat saling menentang pendekatan positivisme, karena
berkomunikasi hal ini dimungkinkan hukum-hukum seperti itu bersifat ilusif,
karena adanya berbagai media (channel) yang akhirnya terjarat pada
yang dapat digunakan sebagai sarana determinisme.Menurut ahli fenomenologi,
menyampaikan pesan. Media sosial, yaitu perilaku manusia tidaklah sepenuhnya di
facebook, path, instagram, whatsapp, line atur oleh hukum-hukum eksternal.
dan sebagainya merupakan salah satu Dapat disimpulkan bahwa
media sosial yang efesien dalam mencapai perbedaan antara pendekatan positivisme
audiennya dalam jumlah yang sangat dan fenomenologi diantaranya adalah
banyak. Karenanya media sosial pada positivisme melihat sesuatu dengan
memegang peranan yang sangat penting pendekatan struktur atau pendekatan
dalam ilmu komunikasi pada umumnya makro, yaitu bagaimana struktur
dan khususnya ilmu komunikasi massa mempengaruhi perilaku
(Morissan, 2008:13). manusia.Sedangkan pendekatan
Perspektif sosiologi merupakan fenomenologi mengambil skala kecil
pola pengamatan ilmu sosiologi dalam sebagai point of entry, dengan
mengkaji tentang kehidupan masyarakat menekankan pada sosial action, bukan
dengan segala aspek atau proses sosial pada struktur yang abstrak.
kehidupan di dalamnya. Dalam ilmu
Istilah konstruksi atas realitas interaksi langsung antara individu dengan
sosial (social construction of reality) individu, individu dengan kelompok atau
menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh bahkan interaksi antara kelompok dengan
Peter L Berger dan Thomas Luckman kelompok menjadi sangat jarang. Dalam
melalui bukunya yang berjudul “The hal yang lain media sosial dijadikan
Social Construction of Reality: A Treatise sebagai sarana dalam aktualisasi diri tidak
in the Sociological of Knowledge (1966). memperhatikan kaidah yang ada dalam
Dalam aliran filsafat, gagasan masyarakt, seperti mengupload foto yang
konstruktivisme telah muncul sejak tidak beretika. Sesuai dengan namanya,
Sokrates menemukan jiwa dalam tubuh media yang tergolong dalam media sosial
manusia, sejak Plato menemukan akal, ini memiliki fungsi untuk mendukung
budi, dan ide. Gagasan tersebut semakin interaksi sosial penggunanya. Dalam
konkrit lagi setelah Aristoteles konteks ini, media sosial bisa digunakan
mengenalkan istilah, informasi, relasi, untuk mempertahankan/mengembangkan
individu, substansi, materi, esensi, dan relasi atau interaksi sosial yang sudah ada
sebagainya. Ia mengatakan bahwa, dan bisa digunakan untuk mendapatkan
manusia adalah makhluk sosial, setiap teman-teman yang baru. (Bungin,
pernyataan harus dibuktikan 2014:187)
kebenarannyam bahwa kunci pengetahuan Terpaan media, interaksi dalam
adalah logika dan dasar pengetahuan media di abad informasi saat ini,
adalah fakta. (Bungin, 2008:193) seringkali membuat diri orang yang
terlibat di dalamnya tak lebih dari
B. PENGERTIAN MEDIA SOSIAL bentukan media. Christoper Wulf dalam
Media sosial adalah sebuah media artikelnya “The Temporaly of World-View
online, dengan para penggunanya bisa dan Self Image, mengatakan bahwa
dengan mudah berpartisifasi, berbagi dan pandangan dunia dan citra diri memang
menciptakan isi meliputi facebook, blog, tak bisa dipisahkan. Cara manusia
path, instagram dan sebagainya. memandang dunia dalah cara menusia
Instagram adalah media sosial yang paling memandang dirinya, dan cara manusia
umum dan populer digunakan oleh memahami dirinya adalah cara manusia
masyarakat diseluruh dunia terkhusus memahami dunia. Heidegger, dalam
pada kalangan remaja. artikelnya “The Age Of World
Penggunaan media yang tidak mengendalikan dirinya untuk tidak
terkontrol akan menimbulkan masalah menerjang batasan etika yang ada.
bagi penggunanya. Penyerapan unsur
budaya luar yang di aplikasikan dalam C. DAMPAK PENGGUNAAN
kehidupan masyarakt kita yang tidak MEDIA SOSIAL
sesuai dengan nilai, adat dan norma akan
menimbulkan reaksi atau protes dari a. Dampak positif
Dampak positif yang timbul dari
masyarakat pendukung kebudayaan
penggunaan situs jejaring sosial adalah
konvensional. Media sosial sebagai sarana
sebagai berikut :
berkomunikasi dalam dunia moderen
1. Semakin Mudahnya Berinteraksi
dianggap sangat praktis dalam
dengan Orang Lain.
berinteraksi, namun disisi lain ada dampak
2. Sarana Promosi..
yang sangat menghawatirkan dibalik
3. Sarana Sosialisasi.
kemajuan teknologi media sosial yaitu
4. Sarana Silaturahmi.
5. Sarana Hiburan. berartinya tata tertib sekolah yang
diterapkan di sekolah. Tata tertib sekolah
b. Dampak Negatif merupakan satu kesatuanyang tidak dapat
(1) Kurangnya Interaksi dengan Dunia
dipisahkan antara satu dengan yang lain
Luar.
sebagai aturan yang berlaku di sekolah
(2) Membuat Kecanduan.
agar proses pendidikan dapat berlangsung
(3) Pemborosan.
secara efektif dan efisien. (Rifa’i,
(4) Tergantikannya kehidupan sosial.
2011:139-140)
(5) Pornografi.
Dwi (2011:4) Secara umum tata
(6) Kesalahpahaman.
tertib sekolah dapat diartikan sebagai
(7) Berkurangnya Perhatian Terhadap
ikatan atau aturan yang harus dipatahui
Keluarga.
warga sekolah tempat berlangsungnya
(8) Sarana Kriminal.
proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata
(9) Mempengaruhi kesehatan (masih
tertib sekolah akan dapat berjalan dengan
perdebatan). (Muklason, 2012:5-6)
baik jika guru, aparat sekolah dan siswa
telah saling mendukung terhadap tata
D. MACAM-MACAM MEDIA
tertib sekolah itu sendiri. Kurangnya
SOSIAL
dukungan dari siswa akan mengakibatkan
Terdapat ratusan situs jejaringan
kurang berartinya tata tertib sekolah yang
sosial di berbagai belahan dunia yang
diterapkan di sekolah. Peraturan sekolah
sengaja dibuat untuk menghubungkan
yang berupa tata tertib sekolah merupakan
orang-orang dalam berinteraksi satu sama
kumpulan aturan-aturan yang dibuat
lain. Berikut adalah daftar dari beberapa
secara tertulis dan mengikat lingkungan
diantaranya (Muklason, 2012:5-6) :
sekolah.
a. Facebook
b. Twitter 2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Tata
c. Instagram Tertib
d. Line Mappiare (1982:87), dalam
e. WhatsApp Messenger hubungannya dengan pertumbuhan sosial,
siswa yang bermasalah memperlihatkan
E. PELANGGARAN TATA TERTIB gejala-gejala perilaku menyimpang atau
pelanggaran atau menunjukkan tindakan-
1. Pengertian Pelanggaran Tata
tindakan yang tidak wajar dalam dirinya,
Tertib
yaitu: menarik diri dari perkumpulan atau
Tata tertib mempunyai hubungan
pertemuan dengan orang-orang di luar
yang sangat erat dengan kedisiplinan,
dirinya, sukar menyesuaikan pribadinya
karena kedisiplinnan merupakan salah
dengan lingkungan, merasa adanya
satu faktor penting didalam penegakan
ancaman-ancaman terhadap eksistensi
peraturan dan tata tertib sekolah. Tingkat
dirinya ketika terjadi perbedaan dengan
kesadaran akan kedisiplinan yang dimiliki
orang lain, mudah tersinggung dan
oleh siswa sangat berpengaruh terhadap
menampakkan perbedaan atau perubahan
tingkat pelanggaran tata tertib sekolah.
sikap yang tidak sepantasnya, tidak
Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat
adanya kepercayaan terhadap diri,
berjalan dengan baik jika guru, aparat
munculnya kekuatan-kekuatan neurotis,
sekolah dan siswa saling mendukung tata
kebiasaan-kebiasaan nervous, dan
tertib sekolah, kurangnya dukungan dari
terkurungnya kemajuan dalam aktifitas
siswa akan mengakibatkan kurang
dan sebagainya.
3. Faktor-Faktor Penyebab 1. Metode cerita qur’ani dan nabawi.
Pelanggaran Tata Tertib Sekolah (Abdur, 1996:332)
Bimo Walgito dalam Dwi (2011: 2. Penghayatan.
30-31) pelanggaran kedisiplinan terhadap 3. Pengamalan.
tata tertib sekolah seringkali disebabkan c. Menanggulangi Pelanggaran Tata
oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal Tertib Sekolah Kategori Berat
yang terdapat dalam diri sendiri dan faktor Sanksi pelangaran yang dilakukan
eksternal dari pengaruh lingkungan luar: oleh siswa di sekolah bisa dilakukan
1) Faktor internal yaitu dari dalam diri sebagai berikut:
siswa yaitu kepribadian siswa itu 1. Metode larangan dan hukuman.
sendiri misalnya, rasa malas yang 2. Melaporkan secara tertulis kepada
timbul dari dalam diri sendiri, orang tua siswa tentang pelanggaran
kurangnya rasa tanggungjawab, ingin yang dilakukan putra-putrinya.
mencari perhatian dan kurang 3. Memanggil yang bersangkutan
religious. bersama orang tuanya agar yang
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang bersangkutan tidak mengulangi lagi
berasal dari luar diri siswa yaitu pelanggaran yang diperbuatnya
lingkungan sekolah, keluarga dan 4. Melakukan skorsing kepada siswa
masyarakat misalnya, lingkungan apabila yang bersangkutan melakukan
keluarga atau orang tua yang kurang pelanggaran peraturan sekolah
meperhatikan anak, orang tua berkali-kali dan cukup berat.
bercerai, tinggal berpisah dengan 5. Mengeluarkan yang bersangkutan dari
orang tua, lingkungan sekolah dan sekolah. (Zuhairini, 1995:183)
lingkungan masyarakat yang kurang
baik juga sangat mempengaruhi. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Lokasi
4. Upaya Menggantisipasi Siswa Yang
Penelitian
Melanggar Tata Tertib
a. Menggantisipasi Pelanggaran Tata 1. Jenis Penelitian
Tertib Sekolah Kategori Ringan Adapun dalam penelitian ini,
Sanksi pelangaran yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dikaji yaitu
oleh siswa di sekolah bisa dilakukan “Dampak Media Sosial Terhadap
sebagai berikut: Peningkatan Pelanggaran Tata Tertib Di
1) Memberikan pengertian dan nasihat. SMA Negeri 1 Gowa. Jenis penelitian
(Zainuddin, 1991:81) yang digunakan adalah deskriptif
2) Memberikan keteladanan. (Tim Dosen kualitatif yaitu suatu metode penelitian
IAIN SA, 1997:151) yang dilakukan dengan membuat
3) Pembiasaan. (Bahri, dkk, 1997:71) gambaran atau deskripsi tentang suatu
4) Teguran lisan atau tertulis bagi yang keadaan secara objektif. Bungin (2008:
melakukan pelanggaran ringan. 68) menyatakan bahwa penelitian
5) Pengurangan sekor nilai. kualitatif bersifat studi kasus yang
b. Menggantisipasi pelanggaran tata bertujuan untuk menggambarkan,
tertib sekolah kategori sedang meringkas berbagai kondisi, berbagai
Sanksi pelangaran yang dilakukan situasi atau berbagai fenomena realitas
oleh siswa di sekolah bisa dilakukan sosial yang ada dalam masyarakat yang
sebagai berikut: menjadi objek penelitian yang berupaya
menarik realitas itu ke permukaan sebagi
suatu ciri, karekter, sifat, model tanda atau c. Siswa yang aktif menggunakan media
gambaran tentang kondisi, situasi atau sosial.
fenomena tertentu. Penelitian
kualitatifbertujuan untuk memahami C. Deskripsi Fokus
realitas sosial, yaitu melihat subjek Untuk menyamakan persepsi
penelitian dari apa adanya, bukan dari apa terhadap variabel yang hendak diteliti
yang seharusnya. Metode kualitatif maka dibuatdeskripsi fokus sebagai
digunakan karena peneliti bermaksud berikut:
memperoleh gambaran tentang dampak a. Tata tertib sekolah: tata tertib sekolah
media sosial terhadap peningkatan dapat diartikan sebagai ikatan atau
pelanggaran tata tertib di SMA Negeri 1 aturan yang harus dipatahui warga
Gowa dijadikan sebagai wadah kohesi sekolah tempat berlangsungnya proses
sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Gowa. belajar mengajar.
b. Penggunaan media sosial terhadap
2. Lokasi Penelitian
peningkatan pelanggaran tata tertib.
Lokasipenelitian ini dilakukan di
c. Dampak media sosial terhadap
SMA Negeri 1 Gowa yang berlokasi di Jl
peningkatan pelanggaran tata tertib:
Andi Mallombasang, Kabupaten Gowa.
dampak positif dan dampak negatif
Berdasarkan hasil observasi awal
dari penggunaan media sosial.
menggambarkan bagaimana media sosial
d. Upaya sekolah dalam tindakan
sangat berdampak terhadap peningkatan
pelanggaran tata tertib :langkah-
pelanggaran tata tertib yang terjadi di
langkah yang dilakukan dalam
sekolah.
mengubah pandangan, pemahaman,
dan tingkah laku seorang pelajar agar
B. Informan Penelitian
dapat menyadari serta menghindari
Penentuan informan pada
terjadinya faktor penyebab
penelitian ini menggunakan teknik
pelanggaran tata tertib sekolah.
purposive sampling adalah salah satu
teknik sampling non random sampling
D. Sumber Data
dimana peneliti menentukan pengambilan
Jenis data yang digunakan dalam
sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri
penelitian ini terbagi atas dua yaitu primer
khusus yang sesuai dengan tujuan
dan sekundersebagai berikut:
penelitian sehingga dapat di harapkan
1. Data primer
menjawab permasalahan penelitian.
Adapun yang menjadi informan dalam
Kriteria tersebut harus sesuai
penelitian ini adalah orang-orang yang
dengan kebutuhan rumusan masalah pada
terlibat langsung serta memahami dan
penelitian tentang Dampak media sosial
dapat memberikan informasi yang
terhadap peningkatan pelanggaran tata
berkaitan dengan penelitian ini yaitu
tertib di SMA Negeri 1 Gowa, yakni
siswa SMA Negeri 1 Gowa sebanyak
diantaranya :
20 orang dan guru sebanyak 4 orang.
a. Siswa yang pernah terlibat
2. Data sekunder
pelanggaran tata tertib secara
Data sekunder adalah data yang
langsung.
diperoleh dari literatur pada
b. Guru yang menangani masalah
perpustakaan maupun lewat orang lain
pelanggaran tata tertib antar pelajar/
sebagai data pelengkap yang diperoleh
guru BK.
dari informasi masyarakat dan
dokumen atau data-data yang terdapat kesulitan untuk mewawancarai
di SMA Negeri 1 Gowa. siswa(i) karena mereka berpikiran
negatif terhadap peneliti, namun
E. Teknik Pengumpulan Data peneliti berusaha menyakinkan
Untuk mendapatkan data sesuai informan agar memberikan jawaban
dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang sesuai dengan realitas yang
maka peneliti menggunakan metode terjadi. Sehingga dari hasil wawancara
sebagai berikut: tersebut diperoleh jawaban mengenai
1. Observasi faktor, dampak serta upaya
Dalam tahap observasi mengantisipasi dampak media sosial
peneliti melihat kegiatan di sekolah terhadap peningkatan pelanggaran tata
dan mengumpulkan informasi dari tertib di SMA Negeri 1 Gowa.
beberapa pihak serta mengambil data 3. Dokumentasi
sekunder yang relevan di ruang BK Adapun melalui teknik ini
(Bimbingan Konseling) seperti jumlah peneliti mendapatkan beberapa data
siswa yang bersekolah di sekolah seperti foto dokumentasi penelitian
tersebut, jumlah bentuk pelanggaran dengan anak remaja dan guru yang
dan sebagainya.Adapun data yang memberikan tanggapan dan informasi
didapatkan selama melakukan mengenai dampak media sosial
observasi dalam penelitian ini adalah terhadap peningkatan pelanggaran tata
siswa yang melakukan pelanggaran. tertib di SMAN 1 Gowa.Teknik
2. Wawancara pengumpulan data dengan
Metode wawancara yang dokumentasi ialah pengambilan data
digunakan dalam penelitian ini yang diperoleh melalui dokumen-
bertujuan untuk memperoleh dokumen.Data-data yang
informasi secara lisan dari beberapa dikumpulkan dengan teknik
siswa dari tiap kelas atau beberapa dokumentasi cenderung merupakan
orang yang terlibat langsung dalam data sekunder.Dokumentasi
pelanggaran tata tertib. Agar digunakan untuk mengkaji dokumen-
mendapatkan data yang lebih akurat dokumen yang dapat dijadikan
maka peneliti menentukan beberapa sebagai acuan dalam meneliti.
informan yang terdiri dari siswa dari
masing-masing kelas dan guru F. Teknik Analisis Data
bimbingan konseling (BK). Selain itu, Tahapan dalam analisis data
wawancara juga dilakukan secara penelitian ini adalah Pertama,mereduksi
bebas untuk memperoleh data yang data yaitu sebagai proses pemilihan,
lebih banyak dan untuk menghindari pemusatan, dan perhatian pada
kekacauan dalam mengetahui penyederhanaan dan transformasi data
informasi. Isi wawancara tersebut dasar atau data mentah dari catatan guru
dilakukan berdasarkan permasalahan yang memberikan penanganan terhadap
dalam penelitian ini. Mula-mula siswa yang terlibat dalam pelanggaran tata
peneliti memperkenalkan diri serta tertib.
menyampaikan maksud dan tujuan Kedua,setelah data direduksi,
wawancara dengan menggunakan maka langkah selanjunya adalah
bahasa yang mudah dipahami serta mendisplaykan data untuk memperjelas
bersikap sopan.Awalnya peneliti hubungan atau gambaran yang tepat
tentang keseluruhan data yang diperoleh terdapat triangulasi sumber, triangulasi
guna mengungkap tentang dampak media pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
sosial terhadap peningkatan pelanggaran 1. Triangulasi sumber, untuk mengkaji
tata tertib di SMA Negeri 1 Gowa. kredibilitas data dilakukan dengan
Ketiga adalah penarikan cara mengecek data yang telah
kesimpulan.Didukung hasil observasi dan diperoleh melalui beberapa sumber.
wawancara terhadap siswa dan guru, Penulis melakukan kembali
sehingga diperoleh kesimpulan secara pengecekan data kepada siswa yang
akurat dan dapat dipercaya mengenai sama dengan cara mewawancarai
dampak media sosial terhadap siswa tersebut.
peningkatan pelanggaran tata tertib di 2. Triangulasi teknik, untuk menguji
SMA Negeri 1 Gowa. kredibilitas datang yang dilakukan
dengan teknik yang berbeda. Misalnya
G. Teknik Pengabsahan Data data yang diperoleh dengan cara
Untuk memperoleh keabsahan wawancara, lalu di cek dengan
data dari penelitian tentang dampak media observasi, dokumentasi atau
sosial terhadap peningkatan pelanggaran kuesioner.
tata tertib di SMAN 1 Gowa adalah 3. Triangulasi waktu, dalam rangka
dengan triangulasi.Triangulasi is pengujian kredibilitas data dapat
qualitative cross-validation. It assesses dilakukan dengan cara melakukan
the sufficiency of the data sources of pengecekan dengan wawancara,
multiple data collection procedures observasi, atau teknik lain dengan
(William Wierma, 1986). Triangulasi menggunakan waktu atau situasi yang
diartikan sebagai pengecekan data dari berbeda.
berbagai sumber dengan berbagai cara,
dan berbagai waktu. Dengan demikian
Teknologi menjanjikan sebuah kemajuan
B. Pembahasan dalam masyarakat, ketercapaian tujuan
Teknologi sebagai salah satu hal masing-masing manusia, perubahan yang
yang menjadi dasar perubahan sosial, mampu dirasakan oleh siapa saja yang
dengan mudahnya menciptakan menggunakannya.Segala sesuatunya yang
lingkungan kehidupan manusia yang baru.
digunakan untuk sebuah kemajuan, dianjurkan dan maksud serta bermanfaat
kemudahan, peningkatan produktivitas, terhadap seseorang.
mampu menguasai alam semesta bahkan Lahirnya sebuah produk
di luar angkasa berkat jasa teknologi. Usia smartphone atau ponsel cerdas yang
pelajar merupakan usia yang rentan akan mempunyai kemampuan dengan
terpengaruh dan mudah meniru hal-hal penggunaan dan fungsi yang menyerupai
yang baru seperti mode yang biasanya komputer. Perangkat telekomunikasi
dijadikan sebagai pola. Acuan bagi pelajar serbaguna dan menjadi telepon yang
terutama mode baik berupa fisik maupun bekerja menggunakan seluruh perangkat
perilaku mode ini disebut puladengan lunak sistem operasi yang menyediakan
trend. Lebih luas digunakan adalah hubungan standar yang mendasar bagi
kebiasaan yang merupakan suatu masa pengembangan aplikasi. Merupakan
yang terbesar yang dilaksanakan pada sebuah telepon yang menyajikan fitur-fitur
seseorang, perkataan, pikiran, atau canggih yang dapat dikatakan sebagai
perasaan. Pandangan tentang apa yang komputer kecil yang mempunyai
kemampuan sebuah telepon. Smartphone konsumsi akan membeli simbol-simbol
merupakan pengembangan dari telepon yang melekat pada suatu objek, sehingga
seluler yang kemudian ditambahkan fitur objek-objek konsumsi dalam masyarakat
dan fasilitas lainnya sehingga menjadi banyak yang terkikis nilai guna dan nilai
telepon yang cerdas bagi para kalangan tukarnya. Media sosial ini sangat
mampu menggunakan dan memilikinya memberikan solusi mudah untuk
terkhusus oleh para pelajar. kehidupan seharihari pelajar. Seperti
Media sosial meruakan alikasi yang untuk mencari berbagai bahan sumber
terdaat dalam setia Smartphone dan telah belajar terhadap teman-temannya melalui
menjadi bagian dari pengalaman tumbuh media sosial, dapat berkomunikasi dengan
dewasa para remaja. Remaja di seluruh berbagai bentuk seperti chat, telepon
dunia begitu lekat dengan media maupun video call sehingga kuminikas
sosial. Mereka terus berkomunikasi lewat akan lebih efektif.
media sosial, bahkan pada saat makan dan Berkaitan dengan penggunaan
berjalan. Waktu yang dihabiskan untuk smartphone, tidak terlepas oleh tangan-
media sosial seringkali lebih banyak tangan para pengiklan. Menjadikan daya
dibandingkan dengan waktu yang tarik untuk mengonsumsi produk-produk
dihabiskan untuk belajar atau berkumpul yang dipromosikannya. Sehingga
bersama keluarga. Berbagai hal menjadi kalangan manapun mampu untuk
alasan media sosial begitu mampu mengonsumsinya. Munculnya perubahan
menarik bagi para remaja. perilaku yang dilihat dari perilaku peran,
Faktor sosial pun menjadi bagian para pelajar telah menunjukkan masing-
dari hal yang mendorong penggunaan masing tindakannya dalam penggunaan
media sosial adanya keyakinan, nilai, dan media sosial. Terutama sesudah
simbol yang dibagi bersama oleh menggunakannya, seperti meningkatnya
masyarakat dan diteruskan dari satu rasa kepercayaan diri yang tinggi bagi
generasi ke generasi berikutnya pelajar dalam melakukan proses interaksi,
membentuk sebuah budaya. Perbedaan- baik ke sesama teman atau pun para guru
perbedaan nilai dalam berbagai budaya dan staff di sekolah. Namun terkikisnya
yang menjadikan para pelajar sebuah kesopanan yang menjadi pula
menggunakan media sosia. Adanya pula penilaian bagi guru-guru di sekolah.
rujukan dari teman-teman, serta adanya Perubahan perilaku dalam
status sosial keluarga sehingga mereka hubungan sosial pun dialami oleh pelajar
lebih mudah memndapatkan dan yakni pelajar dengan mudah untuk bergaul
menggunakanya. pada siapa pun. Tidak ada lagi batasan
Artinya adanya faktor sosial yang bagi mereka untuk berteman dengan siapa
mendorong pelajar menggunakan media saja melalui media sosial. Sehingga
sosial yaitu adanya nilai berupa terdapat tindakan yang diterima dan tidak
pengakuan yang dinginkan oleh pelajar diterima seperti adanya perilaku
dalam media sosial maupun dalam individual, pelajar dengan kurang
lingkungan sekitar. Akan tetapi lebih pula bersosialisasi dengan teman-teman yang
kepada dorongan dari psikologi yang ada disekitarnya. Serta merubah perilaku
objek hasrat yang muncul secara bawah yang dulunya tidak merasa eksis menjadi
sadar secara imajiner, dan mencari sebuah eksis yang tidak kalah dengan teman-
substansi dalam dunia objek simbol- temannya yang lain.
simbol barang dikonsumsi. Masyarakat
Kecenderungan perubahan perilaku sesuatu yang bersifat artifisal demi
yang agresif juga menjadi bagian dari memenuhi kepentingannya.
gambaran perubahan perilaku pelajar. Berdasarkan teori dari Baudrillard
Dilihat dari adanya persaingan yang (Ritzer, 2013: 95), yang mengatakan
terjadi dalam media sosial, serta adanya munculnya ide, persfektif masuk dalam
sifat pamer terhadap orang lain hal ini daat kebutuhan manusia yang beralih menjadi
dijumpai dalam status berua foto, video sebuah keinginan yang hidonis atau
atau kata-kata yang telah dibagikan dalam berlebih-lebihan sehigga daya guna dan
akun media sosial baik instgram, fecebook manfaat tidak terlihat lagi, sehingga
maupun wahtsApp dimana para pengguna menimbulkan pula perilaku pada
media sosial akan memamerkan apa yang pengguna.
mereka miliki dan lakukan melalui media Terlihat dari pengamatan pada
sosial, namun ada pula pelajar yang tidak pelajar di SMA Negeri 1 Gowa yang awal
bersifat agresif. Masih menjunjung tinggi mulanya penggunaan smartphone ini
peraturan-peraturan baik orang tua, dikarenakan adanya kebutuhan dalam
maupun di sekolah dan tidak terlalu kesehariannya tekhusus penunjang dalam
mengikuti gaya yang populer di masa kini. proses belajar mengajar di sekolah. Akan
Perubahan yang lain terdapat perilaku tetapi dengan kecanggihan-kecanggihan
yaitu merubah kebiasaan lamanya menjadi yang ada dialamnya menjadikan
kebiasaan baru yang disadarinya, hal ini kesenangan dan kebebasan, menimbulkan
pula tidak terlepas dari interaksi yang perilaku kesopanan pelajar mulai terkikis.
dilakukannya Walaupun tidak secara keseluruhan
Terdapat perubahan seiring pelajar, namun hal ini sangat diengaruhi
berkembangnya kecanggihan-kecanggihan oleh adanya media sosial yang membuat
dalam fitur-fitur smartphone yang para siswa dalam komunikasi dan
menjajikan kenyamanan dan kebahagian pergaulan yang semakin bebas, sehingga
dalam menggunakannya. Sebelum dan banyak dari siswa yang mengenyaminkan
sesudah menggunakan, pelajar merasakan norma-norma kesopanan dalam
ada perbedaan yang sangat signifikan berkomunikasi.
terhadap perilakunya. Menguat dan Berdasarkan pula teori dari Mead,
melemahnya pendirian pelajar yang menyatakan adanya perilaku
dikarenakan pula adanya keakraban, seseorang terbentuk melalui simbol
berkenalan sampai bersahabat dengan perkembangan akal fikiran,
mengakibatkan perubahan perilaku yang kesadaran dan masyarakat. Menunjukkan
dialami. Perubahan yang terjadi pada bahwa pelajar dalam penggunaan media
manusia tidak terlepas dari peran sosial tidak terlepas karena adanya fikiran-
teknologi yang mempengaruhinya. fikiran tersendiri, sadar dan tidak sadar
Manusia yang tidak mampu hidup tanpa dalam penggunaan. Serta ruang lingkup
teknologi, teknologidapat menyatukan dan sekolah yang memberikan kebebasan
dapat pula memisahkan masyarakat menggunakan serta tempat saling
karena didalamnya terdapat manipulasi bersosialisasi sehingga berpengaruh pada
yang sangat tinggi bagi kerangka berfikir perilaku. Bentuk perubahan perilaku dapat
manusia, yang disebabkan kemampuan dilihat dari berbagai bentuk jenis perilaku
teknologi dalam mengubah dan yang merupakan karakter masing-masing
mengelolah benda-benda alamiah menjadi seseorang yang dapat diamati ketika
seseorang berinteraksi dengan orang lain.
hal tersebut dapat dilihat melalui sifat dan lembaga utama seharusnya menyadarkan
respon antar pribadi. dan memberikan pemahaman, agar para
Berger dan Luckmann untuk pelajar tersebut menggunakan samrtphone
memahami konstruksi sosial dimulai dengan bijak. Handphone penting bagi
dengan mendifinisikan apa yang dimaksud semua orang, tanpa handphone kita tidak
dengan kenyataan dan pengetahuan. berkomunikasi dengan orang lain . Tetapi
Kenyataan sosial dimaknai sebagai bagi siswa tidak menggunakan hand
sesuatu yang tersirat didalam pergaulan phone dengan baik. Beberapa siswa
sosial yang diungkapkan secara sosial menggunakan handphone saat jam
melalui komunikasi lewat bahasa, pembelajaran berlangsung oleh sebab itu
bekerjasama melalui bentu-bentuk membuat siswa tidak konsentrasi . Tapi,
organisasi sosial dan sebagagainya. hand phone juga berguna untuk membantu
Kenyataan sosial ditemukan didalam siswa menyelesaikan tugas dengan baik.
pengalaman intersubyektif. Sedangkan Dampak positif untuk penggunaan
pengetahuan mengenai kenyataan sosial hand phone saat jam pembelajaran yaitu
dimaknai sebagai semua hal yang berkitan Siswa menjadi mudah mengerjakan tugas
dengan penghayatan kehidupan dengan baik, semuanya dapat mudah
masyarakat dengan segala aspeknya dengan mengakses internet. Jika siswa
meliputi kognitif, psikomotoris, emosional bosan siswa dapat mendengarkan lagu
dan intuitif. (Bungin, 2008:193) sehingga membuat siswa menjadi santai.
Perilaku pelajar di sekolah menjadi Dampak negatif untuk penggunaan hand
bagian penting dalam penilaian guru-guru phone saat jam pembelajaran. Beberapa
per mata pelajaran. Perilaku masuk dalam orang beranggapan menggunakan hand
tiga aspek penilaian guru yakni afektif, phone saat jam pembelajaran membuat
kognitif dan psikomotorik. Ketika salah siswa tidak konsentrasi. Ketika guru
satu diantaranya kurang maka akan sedang menjelaskan materi pembelajaraan
mempengaruhi nilai akhir dari mereka. dan siswa asyik mainan hand phone
Oleh sebab itu perilaku salah satu sehingga membuat siswa tidak
penunjuang penilaian guru dalam mendengarkan guru. Siswa juga menjadi
menentukan prestasinya. Tindakan atau tidak peka terhadap lingkungan sosial
perilaku pelajar tidaklah semata-mata karena sering menggunakan hand phone.
hanya sekedar penilaian guru saja, akan Usaha untuk membentuk perilaku
tetapi menjadi sebuah modal kehidupan sosial yang baik, pelajar merupakan
yang bermasyarakat untuk kedepannya, cerminan dari nilai-nilai tertentu yang
akan menjadikan ciri kekhasan bagi nyata. Bahwa lingungan keluargalah yang
pribadi mereka masing-masing. sangat berperan penting, serta lingkungan
Melihat pelajar di SMA Negeri 1 sosial berpengaruh terhadap bentuk
Gowa dalam pemanfaatan media sosial, perilaku manusia yang berwujudkan
tidak lagi hanya sebatas penggunaan untuk dengan nilai-nilai teretntu. Oleh sebab itu
pembelajaran akan tetapi juga sebagai keluarga menjadi fungsi utama untuk
media hiburan yang menyebabkan mendidik dan membina aspek prilaku
perilaku pelajar semakin merosot. Untuk pada diri pelajar, sebab dengan semakin
menyadarkan para pelajar tentu perlu ada jelasnya perilaku dan sikap lingkungan
kedisplinan yang tinggi dan menjunjung terhadap nilai-nilai hidup tertentu dan
tinggi visi-misi sekolah dan tidak terlepas moral. Maka semakin kuat pula
oleh lingkungan keluarga yang merupakan pengaruhnya untuk membentuk atau
meniadakan suatu tingkah laku yang pelajaran dan tidak melakukan
sesuai (atau tidak sesuai). penyimpanngan dengan menggunakan
Proses pembelajaran tidak bisa smartphone misalnya bermain game atau
terlepas dari keberadaan penggunaan internetan di luar instruksi guru.
sumber belajar. smartphone merupakan Smartphone dapat digunakan sebagai
sebuah alat yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, guru menggunakan
alat peraga atau sebagai alat pemberi strategi pemanfaatan smartphone untuk
informasi kepada anak atau orang dewasa. mencari gambar ataupun video guna
Definisi smartphone sendiri merupakan menunjang pembelajaran yang akan
telepon genggam yang mempunyai dilakukan. guru menggunakan smartphone
kemampuan tingkat tinggi, berupa agar mendapatkan bahan ajar yang beliau
kemampuan yang menyerupai komputer. inginkan. Kemudian dari hasil-hasil
Smartphone ini bekerja menggunakan download dari smartphone, guru
perangkat lunak sistem operasi yang mengubah gambar-gambar tersebut ke
menyediakan hubungan standar dan dalam movie maker sehingga dapat
mendasar bagi pengembang aplikasi dirangkai menjadi video slide. Strategi ini
(Budiono, 2013:93). dinilai dapat membantu siswa dalam
Dalam memanfaatkan smartphone memahami materi-materi yang disajikan
agar tujuan belajar mengajar berjalan baik, di dalam kelas.
guru harus memiliki strategi yang telah Tindakan rasional instrumental
dilakukan dan telah menjadi kontrak adalah tindakan yang diarahkan secara
pembelajaran sejak awal masuk tahun rasional ke suatu sistem dari tujuan-tujuan
ajaran baru. Strategi untuk mengontrol individu yang memiliki sifat-sifatnya
pola perilaku murid khususnya dalam sendiri. Smartphone sebagai sumber
penggunaan smartphone saat jam belajar merupakan sebuah tindakan yang
pembelajaran dilakukan dengan melalui dilakukan guru, dan tindakan tersebut
pembuatan peraturan-peraturan dalam tidak bertentangan dengan akal pikir
bentuk kontrak yang disepakati oleh guru manusia, seluruh tindakan yang
dan murid Strategi lain yang diterapkan menggunakan smartphone sebagai sumber
adalah melarang melakukan penambahan belajar dapat dipertanggungjawabkan dan
daya baterai saat pelajaran di kelas. Hal dinyatakan dalam tindakan rasional
ini dilakukan agar siswa fokus ke
instrumental. Rasionalitas terlihat efisiensi kerja. Pemanfaatan smartphone
dari upaya guru dalam merumuskan sebagai sumber belajar dapat dikatakan
strategi yang sesuai dengan keadaan siswa sebagai tindakan rasional instrumental.
melalui pengalaman mengajar semester Penggunaan media sosial dalam
sebelumnya, seperti dengan melarang sekolah sebenarnya tidak sama sekali
siswa menggunakan smartphone bahkan memiliki dampak yang positif terhadap
tidak boleh ada smartphone atau laptop di siswa sehingga sebaiknya guru-guru
atas meja tanpa ada perintah langsung memberikan larangan keras bagi siswa
untuk menggunakannya di dalam proses untuk dapat mengakses media sosial
pembelajaran. Dengan memanfaatkan khusunya dalam proses balajar-mengajar,
smartphone sebagai sumber belajar guru karena telah terbukti bahwa dampak yang
dan siswa akhirnya membuat suatu pilihan ditimbulkan penggunaan media sosial
atas alat yang mereka gunakan yang dalam proses belajar sangat menggangu
kiranya dapat memberikan efektivitas dan siswa maupun guru, dan hal ini tentu
dapat menghambat ketercapaian diterakan dalam mengotrol prilaku siswa
pembelajaran tersebut. Maka aturan yang yang melanggar menggunakan media
tegas dan sangsi yang jelas harus sosial dalam sekolah.
kesopanan seperti mengejek guru , dan lain-
A. KESIMPULAN lain.
Berdasarkan hasil dan pembahasan 3. Upaya mengantisipasi dampak media sosial
penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai dengan cara yang bijak dalam ruang
berikut: lingkup sekolah yaitu: sekolah harus
1. Media sosial yang sering digunakan oleh membuat peraturan tentang penggunaan
siswa SMA Negeri 1 Gowa baik dalam smart phone di sekolah, guru harus mampu
ruang lingkup sekolah maupun diluar membuat kontrak belajar debgan siswa
sekolah yaitu facebook, instagram, dan khususnya mengenai aturan dalam proses
whatsaap. belajar mengajar, guru harus tegas
2. Dampak penggunaan media sosial di memberikan sanksi bagi siswa yang berani
lingkungan sekolah yaitu; proses belajar- menggunakan media social pada saat proses
mengajar terganggu, konsentrasi siswa belajar mengajar.
terganggu, karakter dan sikap siswa
cenderung negatif dan melanggar norma
2. Bagi guru SMA Negeri 1 Gowa ketika
B. SARAN memberikan izin kepada siswa untuk
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam menggunakan HP dalam proses belajar,
penelitian ini maka penulis memberikan saran sebaiknya guru memberikan ketentuan
sebagai berikut: yang melarang siswa mengakses selain
1. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Gowa bahan pelajaran yang dibutuhkan.
sebaiknya membuat aturan tentang 3. Bagi siswa SMA Negeri 1 Gowa,
larangan penggunaan media sosial dalam sebaiknya dalam menggunakan HP dalam
lingkungan sekolah. lingkungan sekolah harus lebih bijak dan
seseuai dengan kebutuhan dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA Grobongan Tahun Ajar 2011/2012)
http://respository.uksw.edu/jspui/bitstrea
Abdur, Rohman An-Nahlawi. 1996. Prinsip-
m/123456789/2562/3/T1_172008012_B
Prinsip Dan Metode Dalam Pendidikan
AB%20II.pdf di akses pada tanggal 19
Islam. Bandung: Diponegoro.
Februari 2015 pukul 07.51.
BahriDj, SyaifuldanAsnanZain. 1997.
Morisson. 2008. JurnalistikTelevisiMutaithir.
StrategiBelajarMengajar.Jakarta:
Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
RinekaCipta.
Muklason,Ahmad Dan Abdillah Yafi Aljawiy.
Bungin, Burhan. 2008. SosiologiKomunikasi
2012. Jejaring Sosial Dan Dampak Bagi
(Teori Paradigma dan Diskursus
Penggunanya. Surabaya: Institut
Teknologi Komunikasi di Masyarakat).
Teknologi Sepuluh November.
Jakarta: Prenada Media Grup.
http://www.journal.unipdu.ac.id/index.p
Dwi Anggoro, Nugroho. Pelanggaran Tata hp/teknologi/articel/download/46/286 di
Tertib Sekolah dan Faktor-Faktor akses pada tanggal 11 Juni 2017 pukul
Penyebabnya Pada Siswa SMA Negeri 1 19:22.
Geyer Kabupaten Grobongan Tahun
Rifa’i, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan.
Ajar 2011/2012 (Studi Pada Siswa Kelas
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
X SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten
Ritzer George. 2013. Masyarakat Konsumsi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Sukamto.2001. Kenakalan Remaja Paper
Diskusi Ilmiyah (Dosen IAIN Sunan
Kalijogo).Yogyakarta.
Tim Dosen IAIN SA. 1997. Dasar-Dasar
Kependidikan Islam. Surabaya: Karya
Aditama.
Zuhairini. 1995. Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta:BumiAksara.

Anda mungkin juga menyukai