Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Sosial Media Tiktok Terhadap Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Dr. Soetomo

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Di era teknologi dan informasi yang sudah berkembang pesat seperti saat ini,
sudah menjadi hal yang wajar jika setiap orang memiliki akun sosial media. Di mulai dari
sosial media yang paling banyak dipakai yaitu whatsapp, dan sosial media yang lain
seperti instagram, facebook, twitter, serta telegram. Pengguna sosial media juga berasal
dari berbagai macam usia, mulai dari anak muda, orang tua, bahkan anak-anak sudah
banyak yang memakai sosial media. Seiring banyaknya pemakai sosial media, maka
semakin mudah pula bagi seseorang untuk mendapatkan fasilitas yang diinginkan. Salah
satu contoh fasilitas yang saat ini sedang digandrungi banyak orang yaitu belanja online.
Belanja online bisa dibilang menjadi kebutuhan setiap orang saat ini. Tidak menutup
kemungkinan mahasiswa juga membutuhkan fasilitas ini untuk membeli keperluan kuliah
seperti alat tulis dan baju untuk kuliah.
Sebenarnya belanja online menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan setiap orang,
namun belanja online dikatakan tidak wajar jika sudah mengarah ke perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif ini bisa ditimbulkan akibat pemakaian sosial media yang intens.
Apalagi saat ini para pemilik brand kecantikan atau fashion memakai strategi pemasaran
lewat influencer, yang sering kita sebut dengan endorse. Dan para pemilik brand ini
menargetkan strategi pemasarannya pada sosial media yang sedang di minati anak muda
saat ini yaitu tiktok. Tiktok bisa dibilang efektif untuk pemasaran karena aplikasi ini
menyediakan video singkat, sekitar 30 detik sampai 5 menit, dimana untuk waktu
tersebut cukup untuk mempromosikan sesuatu tanpa membuat penontonnya bosan. Para
influencer memiliki trik masing-masing untuk melakukan endorse suatu produk,namun
yang umumnya dilakukan adalah si influencer berkedok bahwa produk tersebut sudah
lama digunakan oleh influencer dan dia akan memberitahu keunggulan-keunggulan
produk tersebut. Hal ini sering disebut sebagai racun tiktok ketika seorang influencer
sengaja memberi tahu produk yang katanya “bagus banget” atau “aku sering pakai ini”
kepada para followersnya. Setelah influencer memberi tahu produk yang di promosikan
ini,biasanya di akhir video mereka akan menyertakan link untuk belanja di aplikasi lain
(umumnya shopee atau tiktok shop). Melalui promosi ini bisa berdampak pada perilaku
konsumtif mahasiswa. Apalagi mahasiswa biasanya berada di umur 18-23 tahun, dimana
mereka masih memiliki sifat yang labil dan suka ikut-ikutan. Ketika ada barang yang
sedang viral, banyak dipakai oleh pengguna sosial media lainnya, maka para mahasiswa
akan merasa ingin memiliki barang tersebut supaya bisa mengikut trend. Dari strategi
promosi ini bisa memicu keinginan mahasiswa untuk selalu membeli barang yang
sebenarnya tidak diperlukan, namun tetap dibeli untuk memuaskan hasrat berbelanja atau
keinginan untuk mengikuti sesuatu yang sedang booming di tiktok. Dampak dari perilaku
konsumtif ialah mengubah gaya hidup pada manusia. Contohnya pada mahasiswa,
mereka mengalokasikan uang saku yang diberikan oleh orang tua pada kebutuhan fashion
akibat dari pergaulan. Sehingga beberapa mahasiswa saat ini lebih mementingkan pada
pakaian yang dipakai , gengsi, dan mengikuti lingkungan sekitar.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis mengangkat “Pengaruh Sosial Media
Tiktok Terhadap Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dr.
Soetomo” sebagai judul penelitian penulis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pertanyaan
penelitian pada penelitian ini bagaimana sosial media Tiktok dapat mempengaruhi tingkat
gaya hidup yang konsumtif terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dr.
Soetomo?

C. Tujuan Umum Penelitian


Untuk mengetahui seberapa besar sosial media tiktok mempengaruhi gaya hidup
konsumsif mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo

Anda mungkin juga menyukai