Secara umum, mahasiswa yang berpendapat bahwa penggunaan internet ini sangat penting tidak lepas adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah adanya seseorang yang menjadi influencer. Menurut Jurnal “Pengaruh Infuencer Marketing sebagai Strategi Pemasaran Digital Era Modern”, terdapat penjelasan bahwa sang Influencer memerankan sebagai pembeli atau pengguna suatu merek yang mampu merepresentasikan tentang hal-hal positif yang dimiliki merek sehingga dapat meningkatkan tingkat penjualan dari merek produk tersebut. berdasarkan data dan definisi yang ada ini maka peneliti ingin mengetahui peran dari influncer ini sebagai salah satu strategi pemasaran digital di era moderen (Novi Tri Hariyanti, 2018). Tindakan seperti ini disebut sebagai Endorsement. Namun, terdapat kelebihan dan kekurangan dalam penerapan perlakuan ini, yaitu mengenai kelebihan, Endorsement dapat menambah daya tarik tersendiri dalam membeli produk karena seseorang yang mempromosikan produk ini sebagian besar merupakan orang-orang terkenal, seperti artis, musisi, ataupun tokoh-tokoh masyarakat yang banyak diketahui sebagian besar pihak di bidangnya masing-masing. Mengeni loyalitas merek, konsumen dalam melakukan pembelian produk barang atau jasa disebabkan oleh adanya peminatan yang hampir sama dikalangan target atau segmentasi penjualan sesuai dengan tingkat atau volume pembelian tersebut. Sebagian besar mahasiswa yang sedang menimba ilmu melakukan pembelian di toko Online yang sama, hal ini disebabkan gaya hidup antar mahasiswa yang sama serta persamaan selera pada saat ini, seperti contoh seorang membeli sepatu dengan Brand lokal, seperti merk Compass, Ventela, ataupun Wellborn Company. Karena adanya persaingan atau rasa tidak mau kalah antar teman, mahasiswa lain yang menjadi temannya ikut membeli produk-produk local juga. Hal ini disebut juga Tindakan “Mainstream” atau aliran yang mengikuti suatu hal sesuai dengan perkembangan zaman pada masa tertentu. Tindakan ini Sebagian besar berpengaruh negatif terhadap konsumen dan positif bagi penjual. Bagi konsumen, pembelian “Mainstream” tidak pernah selesai sampai tingkat keegoisan masing-masing individu menurun, hal ini disebabkan Sebagian besar mahasiswa yang membeli produk ini hanya melihat kualitas serta perkembangan zaman saat ini, tidak berdasarkan selera individu masing-masing, sehingga terjadi kerugian baik material maupun mental seseorang ikut menurun. Bagi penjual, akan sangat menguntungkan dari segi finansial dan terus melakukan inovasi-inovasi sesuai dengan perkembangan zaman saat ini untuk dapat memperluas pasar, tidak hanya satu segmen saja seperti mahasiswa dalam penelitian ini, namun dapat digunakan bagi semua umur. Kemendikbud atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses belajar dan mengajar dengan menggunakan sistem Online (Daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya,. Tidak hanya itu, terkadang guru tidak terlalu memahami pertanyaan yang diajukan oleh siswa atau mahasiswanya sehingga membuat anak muridnya menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran ini. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak. Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara Online adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi, terutama dalam menggunakan aplikasi Video Call seperti Zoom, Google Classroom, Google Meet, ataupun Whatsapp. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai karena dapat diketahui bahwa internet yang dibutuhkan dalam aplikasi ini cukup besar sehingga seringkali murid dan juga guru memiliki kuota internet yang terbatas. Akibat dari itu, siswa terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan dalam gawainya semakin terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pada awalnya seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut. Tindakan berjauhan demi kebaikan atau Social Distancing ini juga dirasakan oleh umat Kristiani yang mengalami perubahan cara beribadah yang tadinya pergi ke gereja setiap minggu, sekarang hanya bisa beribadah lewat gawai seperti Laptop untuk melihat Khotbah pendeta mengenai Firman Tuhan. Namun, kita sebagai mahasiswa yang lebih memiliki imun tubuh lebih kuat harus memberikan kekuatan kepada orang lain untuk tidak menyerah dan selalu mengutamakan Tuhan dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan ketulusan hati. Sehingga pada saat masa-masa dirumah seperti ini, semua masyarakat dapat belajar bahwa memiliki etika dalam menggunakan media, khususnya media sosial sangat penting untuk menjaga toleransi dari satu pihak ke pihak lainnya. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi CSR selama pandemi Virus Corona bergantung pada ketertarikan pelanggan terhadap promosi dalam pemasaran secara digital sangat bergantung dari kualitas produk berupa barang dan jasa dan perkembangan zaman pada saat ini, dapat dilakukan melalui Endorsement oleh orang-orang terkenal atau desain visual yang menarik. Hal ini semua bergantung preferensi atau selera masing-masing yang “Kebetulan” tertarik dengan produk barang atau jasa yang disajikan oleh penjual dalam bentuk Marketplace, Live Streaming, atau fitur pembelajaran secara Online. DAFTAR PUSTAKA Ambadar, J. (2013). CSR dalam Praktik di Indonesia. Elex Media Komputindo. Arifin, A. (1984). Pengantar Ringkas Strategi Komunikasi. Bandung: Armico. Arifin, A. (1984). Strategi komunikasi: sebuah pengantar ringkas. Penerbit Armico. Flor, A. (2018). Komunikasi Lingkungan: Penanganan Kasus-Kasus Lingkungan Melalui Strategi Komunikasi. Prenada Media. Laksamana, A. (2018). Public Relations in the Age of Disruption: 17 Pengakuan Professional PR & Kunci Sukses Membangun Karier pada Era Disrupsi. Bentang B first. Nadie, L. (2019). Media Massa dan Pasar Modal: Strategi Komunikasi Bagi Perusahaan GoPublic. Jakarta: Pustaka Kaji. Hal, 8. Putra, D. (2019). Komunikasi CSR politik: membangun reputasi, etika, dan estetika PR politik. Prenada Media. Radyati, M. R. N. (2014). Sustainable Business & Corporate Social Responsibility (CSR): 2014 (Vol. 1). CECT Universitas Trisakti. Rusmana, A. (2019). The Future of Organizational Communication In The Industrial Era 4.0: Book Chapter Komunikasi Organisasi. Media Akselerasi. Untung, H. Budi. (2014). CSR dalam dunia bisnis. Andi Yogyakarta.