Anda di halaman 1dari 24

Ujian Akhir Semester-3

Mata Kuliah:
Quantitative Communication Research Methods

Yohanes Ferrari Maydi (00000063454)


Suhendra (00000064384)
Dharma Dhyana (00000061335)
Dhiva Chairunnisa Maharani (00000089617)

Prodi Jarak Jauh Ilmu Komunikasi


Universitas Multimedia Nusantara
Tahun Ajaran 2022
Pengaruh Digital Marketing Terhadap Minat Beli Spicy Nuggets
Mcdonalds Dalam Kalangan Mahasiswa UMN

BAB 1
LATAR BELAKANG
Fenomena digitalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan saat ini. Sejak pandemi
Covid-19 yang melanda seluruh dunia, dampaknya juga terasa secara global. Berbagai sektor
kehidupan manusia beralih menjadi digital, hal ini ditandai ditandai dengan perilaku manusia yang
meningkatnya penggunaan media sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Intensitas
penggunaan yang tinggi juga berdampak pada sektor lainnya khususnya dalam persaingan bisnis
dengan memanfaatkan traffic iklan dari berbagai platform di media sosial.
Media sosial dahulu hanya dikenal hanya sebagai sebuah sarana digital untuk mengirim
foto, video, dan pesan. Berbeda dengan saat ini yang penggunaanya jauh lebih kompleks akibat
kompetisi bisnis yang dapat memuat berbagai konten iklan yang dapat diproduksi dan disalurkan
pada publik untuk memperoleh audiens yang tanpa batas hingga mencapai tujuannya.
Terutama pada generasi muda yang cenderung lebih menggunakan media sosial dalam
mencari dan mengumpulkan segala informasi. Contohnya pada generasi milenial, generasi Z dan
generasi alpha yang tergolong paling akrab dan cerdas terhadap teknologi digital yang dikenal
lebih tertarik dengan hal yang sifatnya instan dan kurang menghargai proses (Salehudin, 2020).
Gaya hidup yang demikian juga dapat mempengaruhi gaya hidup makanannya, seperti menyukai
makanan cepat saji. Umumnya, perilaku ini kerap dilakukan di kalangan mahasiswa karena
memeiliki waktu makan yang terbatas akibat jadwal kuliah yang ketat, event tertentu dan jam
kuliah kosong yang tidak stabil sehingga cenderung memilih makanan siap saji sebagai solusi
mengatasi kebutuhannya (Surjadi, 2013).
McDonald merupakan salah satu restoran cepat saji yang paling populer di kalangan
mahasiswa UMN. Hal ini dapat disebabkan oleh keaktifan McDonald yang turut menggunakan
Instagram sebagai platform media sosial digital dalam melakukan berbagai iklan mulai dari
promosi, potongan harga, paket atau penawaran lainnya yang menarik perhatian mahasiswa. Selain
itu, McDonald juga memiliki 2 cabang yang terletak di dekat kampus UMN Gading Serpong.
Sehingga penelitian berdasarkan fenomena tersebut dapat dikaji berdasarkan sampel mahasiswa
UMN yang relevan dalam mengukur dampak iklan media sosial terhadap minat beli McDonald.

Gambar 1.1 Promotional Mix McDonald’s

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh iklan media sosial instagram dengan minat beli mcdonald’s di
kalangan mahasiswa UMN?

2. Bagaimana bentuk pengaruh iklan media sosial terhadap minat beli mcdonald’s di kalangan
mahasiswa UMN?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:


1. Mengetahui mengenai sebagaimana berpengaruhnya iklan media sosial instagram terhadap
minat beli mcdonald’s di kalangan mahasiswa UMN.

2. Mendeskripsikan bentuk atau aspek iklan media sosial seperti apa yang berpengaruh terhadap
minat beli mcdonald’s di kalangan mahasiswa UMN.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam beberapa bidang, yakni:

a. Manfaat penelitian dalam bidang akademis


Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi mengenai
komunikasi dan media pemasaran serta dapat berperan sebagai acuan untuk penelitian-
penelitian selanjutnya khususnya dalam hal penggunaan media baru seperti media sosial
bagi bidang pemasaran.

b. Manfaat penelitian dalam bidang praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat bagi berlangsungnya
program atau pelaksanaan praktis mengenai pemasaran dan pembentukan citra
produk/perusahaan oleh pembaca atau siapapun di masa depan.

BAB 2
KERANGKA KONSEP/TEORI
Digital Marketing pada iklan Instagram spicy nuggets McDonald’s (Variabel X) dapat
mempengaruhi minat beli (variabel Y) kalangan mahasiswa UMN. Di antara variabel X dan Y
akan diuji dengan metode kuantitatif apakah kedua variabel tersebut memiliki korelasi yang
signifikan atau tidak.
Pengaruh digital marketing pada iklan Instagram spicy nuggets McDonald’s dengan
minat beli kalangan mahasiswa UMN dapat dipahami lebih dalam dengan menggunakan selective
influence theory. Menurut DeFleur, M. L., & DeFleur, M. H. (2022), Dalam beberapa kesempatan
dan dalam kondisi tertentu, pesan yang disajikan oleh media bisa memiliki pengaruh yang kuat
pada orang-orang dalam penelitian ini adalah kalangan mahasiswa UMN. Artinya, teori pengaruh
selektif memprediksi bahwa hanya sedikit orang yang akan berubah secara signifikan keyakinan,
sikap, atau perilaku mereka sebagai hasil dari menerima pesan tertentu dari media. Digital
advertising pada iklan instagram akan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
benak konsumen yang pada akhirnya akan mempengaruhi minat beli mereka. Apakah produk
McDonald’s dapat menarik perhatian, persepsi, ingatan, dan akhirnya membeli spicy nuggets?
● Selective Influence Theory: Menggambarkan proses khalayak merespon pesan yang
terdapat dalam iklan media massa, yang terdiri dari 4 prinsip, yakni (Belch, G., & Belch,
M., 2017)
a) Selective Attention: terjadi ketika konsumen memilih untuk memusatkan perhatian pada
rangsangan tertentu sambil mengecualikan yang lain. pengiklan harus membuat cukup
upaya untuk membuat pesan mereka diperhatikan. Pengiklan sering menggunakan aspek
kreatif dari iklan mereka untuk mendapatkan perhatian konsumen.
b) Selective Perception: terjadi sesuai pilihan konsumen apakah akan membuat diri mereka
bersedia untuk informasi atau tidak. Pada intinya, perbedaan cara penerimaan pesan
berdasarkan pada persepsi khalayak.
c) Selective Recall: yang berarti konsumen tidak ingat semua informasi yang mereka lihat,
dengar, atau baca bahkan setelah memperhatikan dan memahaminya. Pengiklan berusaha
untuk memastikan informasi akan disimpan dalam ingatan konsumen sehingga akan
tersedia ketika tiba waktunya untuk melakukan pembelian. Hanya memilih dan mengingat
pesan yang berkesan saja
d) Selective Action: Yang pada akhirnya menjadi keputusan terakhir sang pembeli yang
bertindak untuk mendapatkan produk yang telah di promosikan di iklan tersebut, serta telah
mempertimbangkan kekurangan dan keunggulan produk lain atau sejenis.
● Digital Marketing: “Digital Marketing ialah kegiatan marketing termasuk branding yang
menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, web-site, e-mail, adwords,
ataupun jejaring sosial.” (Widyana, S. F., & Batangriyan, S. R., 2020). Intinya, jika
kampanye pemasaran melibatkan komunikasi digital, itu adalah pemasaran digital.
● Iklan: adalah segala bentuk berbayar dari nonpersonal komunikasi ide, barang, atau jasa
oleh sponsor yang teridentifikasi. Ini termasuk media massa seperti itu seperti televisi,
majalah, koran, dan out-of-home (papan reklame). Pengiklan adalah sponsor yang
teridentifikasi dan itu bukan pribadi karena bentuk sponsor secara bersamaan
berkomunikasi dengan banyak penerima (mungkin jutaan) daripada dengan orang tertentu
atau kecil kelompok (Andrews, C. J., & Shimp, T. A., 2017)
● Minat beli: Minat beli seorang konsumen muncul setelah dirangsang oleh suatu produk
yang dilihatnya, dari situ timbul minat untuk mencoba produk tersebut, yang berpuncak
pada keinginan untuk membelinya hingga memilikinya (Sutiyati, Welsa, H., &
Lukitaningsih, A., 2020). Ada dua hal yang sangat berpengaruh dalam menarik minat beli,
yaitu:
1. Memori merek konsumen, berguna sebagai rencana keputusan dalam situasi pembelian.
2. Dicari keberadaannya yaitu melalui integrasi dengan konsumen

DEFINISI KONSEPTUAL
● Digital Marketing
Menurut Armstrong, K. A. (2017), Pemasaran digital dan media sosial terlibat Penggunaan
alat pemasaran digital seperti situs web, media sosial, iklan dan aplikasi seluler, video online,
email, blog, dan platform digital lainnya untuk menjangkau konsumen di mana saja, dan kapan
saja melalui komputer, smartphone, tablet, televisi dan perangkat digital lainnya. Menurut Kotler,
P., & Keller, K. (2021), Bagian penting dari pemasaran digital adalah media sosial. Media sosial
adalah media di mana konsumen dapat berbagi atau mengirimkan teks, Data gambar, suara, dan
video satu sama lain dan dengan perusahaan dan dan sebaliknya. Media sosial memberi pemasar
kesempatan untuk mendengarkan konsumen dan kehadiran konsumen secara online. Konsumen
dapat berkomunikasi secara intensif Pemasar juga dapat mendorong bisnis untuk tetap inovatif dan
relevan. Pemasar dapat membangun atau bergabung dengan komunitas online yang mengundang
partisipasi konsumen menciptakan aset pemasaran jangka panjang. Dan menurut Zulhijjah, M. M.
A., & Muhammad, S. (2020), Pemasaran digital juga berdampak besar pada kepuasan pelanggan
karena bisa memberi pelanggan manfaat dasar yang sama dengan upaya dan penawaran pemasaran
lainnya Pelanggan mendapatkan beberapa manfaat tambahan seperti informasi – informasi dan
transaksi disediakan secara online oleh penyedia layanan. Sehingga calon konsumen juga bisa
mengetahui lebih lanjut Produk yang ditawarkan perusahaan saat ini berupa jejaring sosial Karena
perkembangannya, sangat cocok untuk memasarkan produk melalui digital marketing era dimana
internet terhubung dengan kehidupan masyarakat.
● Minat beli
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia yang menggugah minat kecenderungan tinggi,
gairah, keinginan beberapa. Namun, belilah kamus bahasa yang besar Indonesia harus
mendapatkan sesuatu melalui pertukaran (pembayaran) dengan uang. Menurut Wulandari, A.,
Wahyuni, D. P., & Nastain, M. (2021), Minat secara umum didefinisikan sebagai keinginan
mendalam melakukan sesuatu yang Anda sukai. Sesuatu yang terjadi setelah dirangsang oleh
produk yang dilihatnya timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut, hingga akhirnya
timbul keinginan Beli untuk dimiliki.

DEFINISI OPERASIONAL
● Digital Marketing
Menurut Eun Young Kim (2002) dalam (Liesander, 2017), menetapkan empat dimensi
digital marketing, namun dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga dimensi saja yaitu:
● Interactive adalah hubungan dua arah antara pelaku bisnis dan konsumen yang dapat
memberikan dan menerima informasi dengan jelas. Terdapat tiga indikator dalam dimensi
yaitu: Tingkat kemudahan dalam berkomunikasi dua arah, membantu customer dalam
memberikan feedback, dan mempermudah customer untuk mendapatkan product
knowledge.
● Incentive Program adalah program yang menarik merupakan keunggulan dalam setiap
promosi yang dilakukan. Program-program ini bersifat timbal balik dan menambah nilai
bagi perusahaan. Terdapat tiga indikator dalam dimensi yaitu: Memberikan informasi
dengan jelas, memudahkan pemahaman penjelasan karyawan, dan ketertarikan customer
terhadap program.
● Site Design adalah tampilan menarik dalam media digital marketing yang dapat
memberikan nilai positif bagi sebuah bisnis. Terdapat tiga indikator dalam dimensi yaitu:
design digital marketing menarik, design digital marketing tersusun rapih/nyaman untuk
dipandang, dan design digital marketing menampilkan promo/produk yang diinginkan
customer.

● Minat beli
Menurut Ferdinand, A. T. (2006) dan Wonok, P. G., & Loindong, S. (2018), Minat beli
dapat diukur dengan berbagai dimensi. Secara umum, teori ini berkenaan dengan empat dimensi
pokok yaitu:
● Minat transaksional merupakan kecenderungan konsumen untuk selalu membeli barang
dan jasa perusahaan, yang didasari oleh tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
perusahaan tersebut, terdapat tiga indikator dalam dimensi yaitu, rasa suka dalam membeli
produk, mempertimbangkan merek dalam melakukan keputusan pembelian, dan tertarik
dalam membeli suatu produk
● Minat referensial mengacu pada kecenderungan konsumen untuk merekomendasikan
produk mereka kepada orang lain. Ketertarikan ini muncul ketika konsumen memiliki
pengalaman dan pengetahuan tentang produk tersebut, terdapat tiga indikator dalam
dimensi yaitu, memiliki keinginan yang kuat dalam merekomendasikan produk, memiliki
motivasi yang besar dalam membeli produk bersama teman, dan memiliki pengorbanan
membeli produk
● Minat preferensial adalah minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang terutama
menyenangi produk tersebut. Pengaturan ini hanya dapat diubah jika terjadi sesuatu pada
produk pilihan, terdapat tiga indikator dalam dimensi yaitu, merasa ingin tahu dalam
mencari informasi, memiliki minat yang besar dalam membeli produk, dan merasa puas
dalam membeli suatu produk
● Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang secara
terus menerus mencari informasi tentang suatu produk yang menarik minatnya dan mencari
informasi yang mendukung atribut positif dari produk tersebut, terdapat tiga indikator
dalam dimensi yaitu, memiliki minat yang tinggi dalam mencari informasi, menginginkan
produk setelah mencari informasi, dan kepuasan konsumen.
TABEL OPERASIONAL KONSEP

Tabel Operasional Konsep


Variabel Dimensi Indikator
komunikasi dua arah
Interaktif Timbal Balik konsumen
Pengetahuan akan produk
Kejelasan infomasi
Digital Marketing Program Insentif Pemahaman pegawai
ketertarikan konsumen
Digital marketing yang menarik
Desain Situs Desain situs rapih
Desain promo produk
1, Fase usia dan siklus hidup
2, Pekerjaan
Minat
3, Finansial
Transaksional
4, Gaya hidup
5, Kepribadian
1, Kelompok afinitas
Minat Referensial 2, Keluarga
Minat Beli 3, Peran dan Posisi
1, Motivasi
2, Persepsi
Minat Preferensial
3, Belajar
4, Keyakinan dan Sikap
1, Budaya
Minat Eksploratif 2, Sub-budaya
3, Kelas Sosial

HIPOTESIS TEORI

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara dan digunakan untuk
memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Hipotesis juga bersifat operasional dan siap diuji (dengan syarat variabel-variabelnya bisa diukur).
Penulisan hipotesis tidak bisa langsung disebut sebagai kebenaran, meskipun hipotesis dirancang
berdasarkan data yang kuat dan valid. Untuk membuktikan suatu hipotesis benar atau tidak,
penelitian harus dilakukan.

Pada penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis bahwa adanya pengaruh digital marketing terhadap
minat beli spicy nuggets mcdonald’s. Hal ini dapat peneliti lihat dan perkirakan melalui kajian
literatur tentang pemasaran produk khususnya secara digital di sosial media dan pengaruhnya
terhadap minat beli konsumen. Hal tersebutlah yang peneliti ingin buktikan melalui penelitian
yang kami jalani ini.

HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka dirumuskan sebuah hipotesis, yaitu: diduga terdapat
pengaruh yang diakibatkan digital marketing terhadap minat beli spicy nuggets mcdonald’s di
kalangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.

Adapun hipotesis penelitiannya, yaitu:

H0: Tidak ada pengaruh yang diakibatkan digital marketing terhadap minat beli spicy nuggets
mcdonald’s di kalangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.
H1: Terdapat pengaruh yang diakibatkan oleh digital marketing terhadap minat beli spicy nuggets
mcdonald’s di kalangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.

HIPOTESIS STATISTIK
Hipotesis statistik merupakan bentuk dari dugaan sementara terhadap perwakilan sampel yang
diteliti sudah atau belum mewakili keseluruhan populasi. Sehingga dalam perumusannya hipotesis
kausalitas (sebab akibat) dapat digunakan dalam penelitian ini, karena hipotesis tersebut dapat
menjelaskan bagaimana hubungan sebab akibat dalam variabel penelitian yang membahas
pengaruh variabel prediktor dengan variabel responnya. Dengan hipotesisnya yakni, terdapat
pengaruh yang diakibatkan oleh digital marketing terhadap minat beli spicy nuggets di
McDonald’s di kalangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Sampel yang digunakan
adalah mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang mewakili populasi dari remaja yang
memasuki masa dewasa dengan estimasi rentang usia mulai dari 18 tahun hingga 25 tahun.

Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:


Ho: β = 0
H1: β ≠ 0

MODEL ANALISIS PENELITIAN


Berbagai variabel yang dijadikan instrumen penelitian untuk dianalisis datanya sehingga dapat
ditarik sebuah kesimpulan mengenai suatu gambaran tertentu merupakan pengertian dari model
analisis. Data yang dikumpulkan berdasarkan penelitian mengenai pengaruh yang diakibatkan oleh
digital marketing terhadap minat beli spicy nuggets di McDonald’s di kalangan mahasiswa
Universitas Multimedia Nusantara adalah melalui metode survey yang disebarkan pada mahasiswa
di Universitas Multimedia Nusantara. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan variabel
independen yakni digital marketing yang dihubungkan dengan variabel dependennya yakni minat
beli. Berikut ini merupakan gambaran dari model tersebut.

Digital Marketing Minat Beli (Y)


(X)

Gambar 2.1 Model Hipotesis


Regresi linier sederhana merupakan model analisis yang digunakan pada penelitian ini karena
mengkaji hubungan satu variabel independen dan satu variabel dependen.
BAB 3

SKALA PENGUKURAN

Sugiyono (2016) berpendapat bahwa:


“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang dimanfaatkan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang terdapat dalam alat ukur, sehingga apabila alat ukur
tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”.

Menurut Suharsaputra (2012), skala interval merupakan skala pengukuran yang mana jarak
antara satu tingkat dengan yang lainnya sama. Sementara menurut Sekaran (2006), skala interval
dapat menentukan urutan, perbedaan, dan persamaan besaran tiap variabel.

Skala interval adalah skala pengukuran kuantitatif yang terdapat keteraturan, perbedaan
antara dua variabel bermakna dan sama, serta keberadaan nol yang bersifat arbitrer. Hal tersebut
mengukur variabel yang terdapat di sepanjang skala umum pada interval yang sama. Besarnya
interval bisa ditambah maupun dikurangi. Selain itu, urutan kategori pada data mempunyai jarak
yang sama. Penjumlahan dalam skala ini bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan
tidak adanya nilai nol.

Jenis skala yang akan digunakan peneliti ialah skala likert. Skala likert menurut Edi
Suswardji, dkk adalah skala yang digunakan dalam mengukur sikap, pendapat, serta persepsi
seseorang maupun sekelompok orang tentang sebuah fenomena sosial. Pada penelitian ini,
fenomena sosial yang peneliti usung telah ditetapkan secara cukup spesifik, yang selanjutnya dapat
disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan
diukur perlu dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak dalam menyusun item/bagian instrumen yang bisa berupa pertanyaan maupun
pernyataan.
JAWABAN BOBOT SKOR

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Dalam menentukan skala prioritas dari setiap variabel yang diukur, selanjutnya dapat
dihitung dari skor yang diukur dengan menggunakan rumus berikut ini:

RS = n(m-1)
M

RS = Rentang Skala
n = Jumlah Sampel
m = Jumlah Alternatif Jawaban
Skala terendah : Skor terendah x Jumlah sampel (n)
Skala Tertinggi : Skor tertinggi x Jumlah sampel (n)

Jumlah sampel terdapat sebanyak 200. Menggunakan skala likert sebagai instrumen pada skala
terendah satu (1) san skala tertinggi lima (5).

Perhitungan skala:

- Skala Terendah = Skor terendah x Jumlah sampel (n)


1 x 200
= 200

- Skala Tertinggi = Skor tertinggi x Jumlah sampel (n)


5 x 200
= 1000

RS = n(m-l)
m
RS = 200 (5-1) = 160
5

Analisis Rentang Skala

SKALA SKOR RENTANG SKALA JAWABAN

1 200 – 360 Sangat tidak setuju

2 361 – 520 Tidak setuju

3 521 – 680 Cukup setuju

4 681 – 840 Setuju

5 841 – 1000 Sangat setuju

LINK KUESIONER
https://docs.google.com/forms/d/1ywHHa7IQpm4zAuOBVQmGZG0C_gj-
qTxv1pKD0OmdfzQ/edit
POPULASI
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas Multimedia Nusantara
termasuk mahasiswa/i program regular dan program digital learning. Semua populasi tersebut juga
merupakan pengguna aktif dalam sosial media. Keseluruhan populasi terdiri dari laki-laki dan
perempuan tanpa terkecuali. Populasi dapat diidentifikasi sebagai populasi yang homogen, tidak
tersebar secara geografis karena berada di lingkungan yang sama yakni ruang lingkup Universitas
Multimedia Nusantara dan tidak ada sampling frame tertentu lainnya.

SAMPEL
Sampel dari penelitian ini terdiri dari seluruh mahasiswa aktif Universitas Multimedia Nusantara
baik program reguler maupun program digital learning. Teknik pengambil sampel yang digunakan
adalah teknik sampling simple random sampling yang ditetapkan berdasarkan teori peluang sama
pada seluruh unit populasi yang akhirnya akan dipilih sebagai bagian dari sampel. Total sampel
dari responden adalah 48 orang mahasiswa/i aktif UMN, yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah
67,3% dan perempuan sejumlah 32,7%. Persentase frekuensi umur responden yang paling muda
adalah 18 tahun sebanyak 14,2%, frekuensi tertinggi pada usia 19 tahun dengan jumlah 51%, dan
yang tertua adalah berusia 24 tahun dengan presentasi 10,2% dari jumlah keseluruhan responden.
Dapat diidentifikasi bahwa rentang usia anggota sampel adalah 18 tahun hingga 24 tahun. Cara
pengambilan sampel melalui kuesioner yang disebar bebas melalui grup angkatan mahasiswa aktif
Universitas Multimedia Nusantara sehingga sistemnya acak.

BAB 4

HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Sebelumnya mengapa kita harus menguji reliabilitas dan validitas dalam penelitian
kuantitatif? Pada dasarnya menurut Mohajan, H. K. (2017), Keandalan dan validitas adalah dua
kualitas yang paling penting dan mendasar ketika mengevaluasi setiap ukuran atau alat untuk
penelitian yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memverifikasi validitas dan
reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Validitas adalah tentang apa yang diukur
perangkat dan seberapa baik perangkat melakukannya. kehandalan adalah kepercayaan yang dapat
dimasukkan ke dalam data yang diperoleh melalui penggunaan instrumen, serta tingkat
penyesuaian untuk kesalahan acak dari alat pengukur apa pun. Upaya telah dilakukan di sini untuk
mempertimbangkan secara rinci keandalan dan validitasnya, serta ancamannya. Setelah
mengetahui alasannya mari kita lihat hasil uji validitas dan reliabelitas dari kedua variabel dalam
penelitian ini.

Hasil Uji Validitas Variabel X


Hasil Uji Validitas Variabel Y

Menurut Heale, R., & Twycross, A. (2015), Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana
suatu konsep diukur secara akurat dalam penelitian kuantitatif. Misalnya, survei yang dirancang
untuk mengukur depresi tetapi sebenarnya mengukur kecemasan dianggap tidak valid. Dapat
disimpulkan bahwa uji validitas menguji validitas atau kesesuaian kuesioner yang digunakan
peneliti untuk mengukur dan memperoleh informasi penelitian dari responden.
Menurut Saiful, S. (2019), dasar pengambilan uji validitas pearson membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel berikut syaratnya:
1. Jika nilai r hitung > r tabel = valid
2. Jika nilai r hitung < r tabel = tidak valid cara mencair nilai r tabel dengan N=48 pada
signifikansi 5% pada distribusi nilai r tabel statistik. Maka diperoleh nilai r tabel sebesar
0.284 (Kamilah, E. N. K., 2015)
Melihat nilai signifikansi (Sig.)
1. Jika nilai signifikansi < 0.05 = valid
2. Jika nilai signifikansi > 0.05 = tidak valid

Hasil uji Reliabilitas Variabel X


Hasil uji Reliabilitas Variabel Y
Pada 2009, Ghozali menyatakan bahwa reliabilitas merupakan suatu alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari konstruk atau peubah. Kuesioner dikatakan andal atau
reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat stabil atau konsisten dari waktu
ke waktu. Sedangkan menurut Sugiharto dan Situnjak pada 2006, reliabilitas mempunyai
pengertian bahwa instrumen yang dipakai dalam penelitian untuk mendapatkan informasi dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu merepresentasikan informasi yang
sebenarnya di lapangan.
Reliabilitas pada suatu tes mengarah pada konsistensi, daya prediksi, derajat stabilitas, dan akurasi.
Tentunya tidak bisa dilakukan apabila pengukuran yang berulang menghasilkan hasil yang
berbeda-beda. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tingkat tinggi ialah pengukuran yang bisa
menghasilkan data yang reliabel.

Secara empiris, tinggi atau rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang biasa disebut
nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas tinggi ditunjukkan dengan nilai rxx yang mendekati angka
1. Secara umum, reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan apabila > 0.700.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach
dikarenakan instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.
Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

Jika nilai alpha > 0.7, artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha >
0.80, artinya seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat.
Namun, ada pula yang mengartikannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas termasuk sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka
reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka
reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, maka kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.

Referensi
● Armstrong, K. A. (2017). Principles of Marketing, Global Edition (17th edition). Pearson.
● Salehudin M. (2020). Literasi Digital Media Sosial Youtube Anak Usia Dini. Jurnal
Ilmiah Potensia, 5(2),106-115. doi:https://doi.org/10.33369/jip.5.2. 106-115
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/10259
● Surjadi, C. (2013). Globalisasi dan Pola Makan Mahasiswa: Studi Kasus di Jakarta. Jurnal
Cermin Dunia Kedokteran, 40(6), 416-421.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32454267/07_205Globalisasi_dan_Pola_Makan_M
ahasiswa-Studi_Kasus_di_Jakarta-with-cover-page-
v2.pdf?Expires=1668415603&Signature=Sz7uZbMbgoNp8yve-
qmYPW~wvRpK8BfS3fsjYmn1t~-
q0XgwSVyooayclXUSkevefHBeW1ZIKVPClPoMh~mN~bjgcpc8jHDl6e-
rUxfRYWUj1sIctjZSDtXli8LBj82Z5yzuaCii2GuhyrSDXzTrYhK68~oVB~wMYckXL9f
XSrQGVX62fHGXbEuTUfPxhsCLjPTRvvMVUynhgBPNpZnO-
mzxUtrWCbwUhUlX~yPhTVNIgPmvWoDwclqo56eTLIoscjYfp1Tn31dO5qnU3HjUbl
Vi4srs7x7f9Ix5dsK1zvyQ~fFTWZP4X~OKuEEoKHJOx4jIasqDLnQTjrcknrp3ZQ__&
Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
● Andrews, C. J., & Shimp, T. A. (2017). Advertising, Promotion, and other aspects of
Integrated Marketing Communications (10th ed.). Cengage Learning.
● DeFleur, M. L., & DeFleur, M. H. (2022). Mass Communication Theories: Explaining
Origins, Processes, and Effects (2nd ed.). Routledge.
● Ferdinand, A. T. (2006). Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk
Penulisan Skripsi Tesis dan Desrtasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
● Keller, K. A. (2010). Marketing Management 14e. Pearson.
● Kotler, P., & Keller, K. L. (2008). Marketing Management: International Edition. Pearson
Education, Limited.
● Arti kata beli - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. https://kbbi.web.id/beli
● Arti kata minat - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. https://kbbi.web.id/minat
● Sutiyati, Welsa, H., & Lukitaningsih, A. (2020). Pengaruh Social Media dan Brand Image
Terhadap Purchase Decision Melalui Buying Interest. Jurnal Ecodemica.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica/article/view/8223/pdf
● Wulandari, A., Wahyuni, D. P., & Nastain, M. (2021). Consumer Buying Interest: Survey
of Shopee Consumers in Yogyakarta. JCommsci - Journal of Media and Communication
Science, 4(3), 123–134. https://doi.org/10.29303/jcommsci.v4i3.152
● indra liesander. (2017a). PENGARUH DIGITAL MARKETING TERHADAP
ORGANIZATIONAL PERFORMANCE DENGAN INTELLECTUAL CAPITAL DAN
PERCEIVED QUALITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA INDUSTRI
HOTEL BINTANG LIMA DI JAWA TIMUR. Jurnal Strategi Pemasaran, 4(2), 133105.
● Khoziyah, S., & Lubis, E. E. (2022). PENGARUH DIGITAL MARKETING TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN FOLLOWERS ONLINE SHOP INSTAGRAM
@KPOPCONNECTION. Jurnal Ilmu Komunikasi.
https://jkms.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/view/7454
● Kotler, P., & Keller, K. (2021). Marketing Management, Global Edition (16th ed.).
Pearson.
● NURWANA. (2021). PENGARUH DIGITAL MARKETING TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus
Pada Algren Indonesia). SKRIPSI. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/20441-
Full_Text.pdf
● Purbohastuti, A. W., & Hidayah, A. A. (2020). MENINGKATKAN MINAT BELI
PRODUK SHOPEE MELALUI CELEBRITY ENDORSER. Jurnal Bisnis Terapan, 4(1),
37–46. https://doi.org/10.24123/jbt.v4i1.2480
● Widyana, S. F., & Batangriyan, S. R. (2020). PENGARUH DIGITA MARKETING
TERHADAP BRAND IMAGE DI PT. CENTRAL GLOBAL NETWOR. Jurnal Bisnis
Dan Pemasaran. https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/promark/article/view/1025
● Wonok, P. G., & Loindong, S. (2018). PENGARUH MINAT TRANSAKSIONAL,
REFRENSIAL, DAN PREFENSIAL TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN
PRODUK ROXY DI QUICKSILVER MANTOS. Jurnal EMBA.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/20940
● Yusrah Ubaid Salim, & Sri Widaningsih. (2017b). Analisis Minat Beli Konsumen
Terhadap Program Kursus Bahasa Inggris Di Lembaga Kursus Bahasa Northern Lights
Education Center (nlec) Bandung. EProceedings of Applied Science, 3(2).
● Zulhijjah, M. M. A., & Muhammad, S. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Digital
Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang
Utama Banjarmasin. Jurnal Bisnis Dan Manajemen.
https://ejurnal.poliban.ac.id/index.php/JBM/article/view/1493
● Heale, R., & Twycross, A. (2015). Validity and reliability in quantitative studies. Evidence
Based Nursing, 18(3), 66–67. https://doi.org/10.1136/eb-2015-102129
● Kamilah, E. N. K. (2015). DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1%.
repository.upi.edu. Retrieved December 17, 2022, from
http://repository.upi.edu/14867/16/S_PEA_1005771_Appendix7.pdf
● Mohajan, H. K. (2017). TWO CRITERIA FOR GOOD MEASUREMENTS IN
RESEARCH: VALIDITY AND RELIABILITY. Annals of Spiru Haret University.
Economic Series, 17(4), 59–82. https://doi.org/10.26458/1746
● Saiful, S. (2019, May 23). Dasar Pengambilan Keputusan Uji Validitas Product
Moment20190523 89305 ew18t5.
https://www.academia.edu/39244501/Dasar_Pengambilan_Keputusan_Uji_Validitas_Pro
duct_Moment20190523_89305_ew18t5

Anda mungkin juga menyukai