Anda di halaman 1dari 18

JURNAL

ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN PENANGANANNYA (STUDI


KASUS PADA SATU PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 8
MAKASSAR)

A. NOORIAH MUJAHIDAH

1644040021

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN PENANGANANNYA (STUDI
KASUS PADA SATU PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 8
MAKASSAR)

Penulis : A. Nooriah Mujahidah


Pembimbing I : Dr. Abdul Saman, S.Pd., M.Si., Kons.
Pembimbing II : Dr. H. Abdullah Pandang, M.Pd
Email Penulis : noorymujahidah@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu terhadap satu orang peserta didik yang
teridentifikasi melakukan perilaku konsumtif di SMK Negeri 8 Makassar. Kajian
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Gambaran perilaku konsumtif
pada seorang peserta didik di SMK Negeri 8 Makassar. (2) Faktor-faktor penyebab
timbulnya perilaku konsumtif pada seorang peserta didik di SMK Negeri 8
Makassar. (3) Teknik self management dapat mengurangi perilaku konsumtif pada
seorang peserta didik di SMK Negeri 8 Makassar. Pendekatan pada penelitian ini
adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengambilan data dilakukan
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis deskriptif dengan teknik trianggulasi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu:
(1) Gambaran perilaku konsumtif pada seorang peserta didik di SMK Negeri 8
Makassar merujuk pada peserta didik tersebut sering berbelanja secara terus-
menerus, memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap suatu barang,
ketidakmampuan menyeleksi barang yang dibutuhkan, belanja berlebihan, serta
cenderung sulit mengatur keuangan dengan baik. (2) Faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif pada seorang peserta didik di SMK
Negeri 8 Makassar yakni faktor internal: motivasi serta faktor eksternal: gaya
hidup, iklan, kelompok anutan/acuan, model identifikasi diri dan keluarga. (3)
Teknik self management diberikan kepada seorang peserta didik di SMK Negeri 8
Makassar yang melakukan perilaku konsumtif sebagai penanganan yang dapat
mengurangi perilaku konsumtif pada seorang peserta didik di SMK Negeri 8
Makassar.

Kata Kunci: Perilaku Konsumtif dan Teknik Self Management


I. PENDAHULUAN terpengaruh dengan pola konsumsi
yang berlebihan dan kuat untuk
Manusia sebagai makhluk mengonsumsi suatu produk.
hidup di dunia ini memiliki banyak
kebutuhan sehari-hari dalam Perilaku konsumtif ini dapat
hidupnya. Diantara kebutuhan terus mengakar dalam gaya hidup
tersebut terbagi atas kebutuhan remaja dan dapat menimbulkan
primer, sekunder dan tersier. Hal permasalahan dalam kehidupannya.
tersebut senada dengan yang Adapun dampak yang dapat dirasakan
dikemukakan oleh Muh. Syarifuddin remaja dari segi ekonomi yaitu ketika
(2016: 100-101) yang mengatakan remaja terus melakukan perilaku
bahwa kebutuhan manusia kosumtif ini maka dia tidak lagi dapat
berdasarkan intensitasnya terdiri dari mengatur keuangannya dengan baik.
tiga macam meliputi kebutuhan Sementara dampak yang dapat
primer, kebutuhan sekunder serta dirasakan remaja dari segi psikologis
kebutuhan tersier. yaitu remaja akan mengalami tekanan
jika keinginannya tidak dapat
Dengan banyaknya kebutuhan terpenuhi. Sementara dampak yang
manusia dalam kehidupannya sehari- dapat dirasakan remaja dari segi
hari, manusia tidak bisa lepas dalam sosial yaitu remaja akan terus
melakukan kegiatan mengonsumsi. mengikuti atribut yang banyak
Kegiatan mengonsumsi ini dilakukan digemari tanpa mau manjadi diri
manusia dalam rangka memenuhi sendiri (Effendi. 2016).
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dari hasil studi pendahuluan
Lestari (2018: 2) menyatakan yang dilakukan di SMK Negeri 8
bahwa individu selalu mencari Makassar, terdapat satu peserta didik
kepuasan dengan cara mengonsumsi yang teridentifikasi melakukan
barang yang bukan kebutuhannya perilaku konsumtif yang berinisial
melainkan untuk memenuhi AP. Dimana AP ditetapkan
keinginannya. Fenomena ini biasanya melakukan perilaku konsumtif karena
dikenal dengan istilah perilaku AP berbelanja secara berlebihan,
konsumtif. Perilaku konsumtif mudah tertarik ketika melihat suatu
merupakan perilaku dimana barang, tidak memerhatikan manfaat
timbulnya keinginan untuk membeli dari suatu barang, belanja terus-
barang-barang maupun menggunakan menerus serta cenderung boros.
jasa hanya untuk memenuhi kepuasan Sehingga AP menjadikan belanja
pribadi semata dan tidak lagi sebagai pemenuhan gaya hidupnya.
memandang manfaat atau urgensi dari Hal inilah yang menyebabkan
barang maupun jasa tersebut. Perilaku timbulnya perilaku konsumtif pada
konsumtif ini cenderung ditemui pada AP, dimana dia tidak dapat
kalangan remaja. Dimana, remaja mengontrol dirinya untuk tidak
melakukan perilaku konsumtif untuk berbelanja. Sementara AP tidak sadar
memenuhi gaya hidup (life style). Hal bahwa perilaku konsumtif ini justru
ini diperjelas oleh Loudon dan Bitta memiliki banyak dampak negatif. AP
(Suminar. 2015: 146) yang melakukan perilaku konsumtif
mengemukakan bahwa remaja mudah disebabkan karena ketidakmampuan

1
mengelola hasrat dan godaan untuk mereka karena ketidakmampuan
belanja. Hal ini disebabkan AP mereka dalam memanajemen diri
cenderung tidak bisa mengontrol dengan baik. Untuk itulah, peneliti
dirinya karena ketidakmampuannya membahas penelitian yang berjudul
dalam memanajemen diri dengan “Analisis Perilaku Konsumtif dan
baik. Untuk itulah, AP perlu diberikan Penanganannya (Studi Kasus pada
penanganan untuk mengurangi Satu Peserta Didik di SMK Negeri 8
bahkan menghentikan perilaku Makassar)”.
konsumtifnya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu mengontrol diri Mengacu pada fokus penelitian
dengan manajemen diri yang baik. di atas, maka tujuan yang ingin
Adapun teknik konseling yang tepat dicapai dalam pelaksanaan penelitian
digunakan untuk mengurangi perilaku ini yaitu untuk mengetahui:
konsumtif ini yaitu dengan 1. Gambaran perilaku konsumtif
menggunakan teknik self pada subjek AP di SMK Negeri 8
management. Hal ini berdasar pada Makassar.
hasil penelitian yang dilakukan oleh 2. Faktor yang menyebabkan
Anike Dian Fitri (2013) yang perilaku konsumtif pada subjek AP di
menyimpulkan bahwa strategi self SMK Negeri 8 Makassar.
management dapat mengurangi 3. Keberhasilan teknik self
perilaku konsumtif pada siswa kelas management dalam mengurangi
X-11 di SMAN 15 Surabaya. perilaku konsumtif pada subjek AP di
SMK Negeri 8 Makassar.
Teknik self management
merupakan teknik yang berasal dari II. TINJAUAN PUSTAKA DAN
pendekatan behavioral. Teknik ini KERANGKA
dikembangkan oleh B.F. Skinner KONSEPTUAL
dengan teori Operant Conditioning A. Tinjauan Pustaka
yang mengungkapkan bahwa tingkah 1. Perilaku Konsumtif
laku bukan hanya sekedar respon a. Pengertian Perilaku
terhadap stimulus, tapi suatu tindakan Konsumtif
yang disengaja (operant). Tingkah Menurut Kamus Besar Bahasa
laku terjadi ketika ada stimulus Indonesia/KBBI (Tresna. 2013: 5)
khusus. Self management merupakan perilaku dapat diartikan sebagai
suatu teknik yang mengarah kepada tanggapan atau reaksi individu
perilaku konseli, untuk membantu terhadap rangsangan atau lingkungan.
konseli dalam mengatur dan merubah Sedangkan perilaku konsumtif
perilaku ke arah yang lebih efektif diartikan sebagai bersifat konsumsi
melalui proses belajar tingkah laku dimana hanya memakai saja dan tidak
baru (Corey. 2009). menghasilkan sendiri. Menurut
Waluyo (Fitri. 2013: 30)
Teknik self management ini mengemukakan bahwa perilaku
dianggap tepat untuk mengurangi konsumtif adalah perilaku atau gaya
perilaku konsumtif konseli. Sebab hidup yang suka membelanjakan uang
masalah utama pada manusia yang tanpa menimbang dengan matang.
melakukan perilaku konsumtif yaitu
manusia tidak dapat mengontrol diri

2
Menurut Basu Swastha banyak pertimbangan dan hanya
Dharmmesta dan Hani Handoko karena keinginan sesaat.
(2011: 107) menyatakan bahwa dalam Berdasarkan pendapat ahli di
mendeskripsikan perilaku konsumtif atas, peneliti menyimpulkan bahwa
maka konsumen tidak dapat lagi aspek-aspek perilaku konsumtif
membedakan antara kebutuhannya terdiri atas: (1) aspek pembelian yang
dan keinginannya. berlebihan; (2) aspek pembelian tanpa
berpikir dengan matang; (3) aspek
Menurut Maulana (Hidayah. pembelian untuk pemenuhan
2015: 2) menjelaskan perilaku keinginan; (4) aspek pembelian tanpa
konsumtif merupakan perilaku direncanakan.
dimana timbulnya keinginan untuk c. Faktor Penyebab
membeli suatu barang yang kurang Terjadinya Perilaku Konsumtif
diperlukan untuk memenuhi kepuasan Menurut Estetika (2017: 9-10)
pribadi. Dalam psikologi, hal ini mengemukakan bahwa faktor yang
dikenal dengan istilah compulsive menyebabkan perilaku konsumtif
buying disorder (kecanduan belanja), terbagi atas:
dimana orang yang terjebak di 1) Faktor Internal
dalamnya tidak bisa membedakan a) Konsep diri, yaitu dalam
mana kebutuhan dan keinginan. membeli barang disesuaikan dengan
penilaian diri sendiri.
Berdasarkan pendapat dari
b) Gaya hidup, yaitu dalam
beberapa ahli di atas, peneliti
membeli barang selalu mengikuti
menyimpulkan bahwa perilaku
perkembangan zaman.
konsumtif adalah suatu tindakan atau
2) Faktor eksternal yang
perilaku membeli serta menggunakan
menyebabkan perilaku konsumtif
barang maupun jasa secara berlebihan
adalah kelompok referensi.
tanpa pertimbangan yang matang
Sumartono (Adzkiya. 2018: 12)
dengan tujuan untuk memenuhi
menjelaskan bahwa hal yang
keinginan pribadi semata dan bukan
menyebabkan timbulnya perilaku
lagi atas tujuan untuk memenuhi
konsumtif yaitu oleh faktor internal
kebutuhan dasar yang dijadikan
dan faktor eksternal. Adapun faktor
pemenuhan gaya hidup untuk bisa
internal terdiri atas motivasi, harga
tampil mewah.
diri, pengamatan dan proses belajar,
b. Karakteristik Perilaku
konsep diri dan kepribadian, serta
Konsumtif
gaya hidup. Sementara faktor
Menurut Munandar
eksternal terdiri atas kebudayaan,
(Widyaningrum & Puspitadewi.
kelas sosial, kelompok referensi,
2016: 103) beberapa karakteristik
keluarga dan demografi.
perilaku konsumtif, yaitu:
Berdasarkan pendapat dari
1) Mudah terbujuk rayuan dari
beberapa ahli di atas, peneliti
penjual.
menyimpulkan bahwa faktor
2) Punya perasaan tidak enak
penyebab perilaku konsumtif yaitu
pada penjual.
ketidakmampuan individu dalam
3) Tidak sabar jika ingin
mengelola hasrat dan godaan untuk
membeli barang, sehingga dalam
belanja, dimana individu yang
membeli barang tidak berdasarkan

3
melakukan perilaku konsumtif Menurut Sumartono (2002:
cenderung sulit mengontrol diri untuk 119) indikator individu melakukan
tidak berbelanja sehingga selalu perilaku konsumtif yaitu membeli
timbul keinginan dalam diri untuk barang karena mengejar hadiah,
belanja ketika melihat suatu barang. membeli barang karena kemasan
Faktor-faktor yang menyebabkan yang menarik, membeli barang untuk
perilaku konsumtif juga berasal dari menjaga penampilan diri dari gengsi,
dua faktor yaitu faktor internal dan membeli barang atas dasar
faktor eksternal. Faktor internal, pertimbangan harga (bukan atas dasar
terdiri atas: (1) faktor motivasi, manfaat maupun kegunaan), membeli
dimana individu dalam membeli dan barang untuk menjaga simbol status,
menggunakan barang/jasa menggunakan barang karena unsur
dipengaruhi oleh adanya dorongan konformitas terhadap model yang
dari dalam dirinya untuk bisa mempromosikannya, serta
memiliki dan menggunakan munculnya penilaian bahwa ketika
barang/jasa yang diinginkannya. membeli barang yang mahal maka
Faktor eksternal, terdiri atas: (2) akan menimbulkan rasa percaya diri
faktor gaya hidup, dimana individu yang tinggi.
dalam membeli dan menggunakan Menurut Anggreini &
barang/jasa untuk memenuhi pola Mariyanti (2014: 37-38) individu
kehidupan agar tidak ketinggalan yang membeli suatu barang tanpa
zaman; (3) faktor iklan, dimana mempertimbangkan prioritas
individu dalam membeli dan cenderung akan melakukan perilaku
menggunakan barang/jasa mudah konsumtif seperti membeli barang
tertarik dan terpengaruh oleh yang karena melihat merek, membeli
dipromosikan melalui iklan; (4) barang yang tidak sesuai dengan
faktor kelompok anutan atau acuan, kebutuhan, membeli barang untuk
dimana individu dalam membeli dan menjaga penampilan dan gengsi,
menggunakan barang/jasa cenderung membeli karena adanya potongan
mengikuti apa yang dibeli dan harga, membeli karena adanya bonus,
digunakan oleh anggota kelompok serta membeli barang karena bentuk
acuannya; (5) faktor model yang menarik dan warna yang
identifikasi diri, dimana individu disukai.
dalam membeli dan menggunakan
barang/jasa karena terpengaruh oleh Menurut Indri Anggraini (2019:
sosok yang diidolakan atau dikagumi 57) mengkategorikan tingkat perilaku
sehingga menjadikan idolanya konsumtif berdasarkan intensitas
sebagai role mode dalam keseharian belanja menjadi: kategori 1-3x,
seperti mengikuti gaya hidup atau kategori 4-6x, kategori 7-9x dan
barang yang dimiliki oleh idolanya; kategori >10x. Dimana kategori
(6) faktor keluarga, dimana individu rendah yaitu 1-3x belanja dalam satu
dalam membeli dan menggunakan bulan, kategori sedang yaitu 4-6x
barang/jasa dipengaruhi oleh anggota belanja dalam satu bulan, kategori
keluarganya. tinggi yaitu 7-9x belanja dalam satu
d. Indikator Perilaku bulan dan kategori sangat tinggi yaitu
Konsumtif >10x belanja dalam satu bulan.

4
Berdasarkan pendapat ahli di menyimpulkan bahwa teknik self
atas, peneliti menyimpulkan bahwa management merupakan teknik yang
indikator perilaku konsumtif terdiri mengarahkan konseli untuk
atas: (1) mengutamakan membeli mengubah tingkah lakunya ke arah
barang keinginan daripada yang lebih efektif sesuai dengan yang
kebutuhan; (2) membeli barang diinginkan dirinya melalui proses
secara berlebihan; (3) membeli belajar tingkah laku baru dengan
barang karena kemasan unik, lucu dan menggunakan satu strategi atau
menarik; (4) membeli barang untuk gabungan beberapa strategi. Dimana
pemenuhan gaya hidup agar tidak teknik self management ini dikatakan
ketinggalan zaman; (5) membeli berhasil jika konseli dapat mengelola
barang untuk menaikkan status sosial; semua unsur yang terdapat di dalam
(6) membeli barang karena diskon dirinya yang meliputi pikirannya,
dan bonus yang ditawarkan. perasaannya serta tingkah lakunya.
2. Teknik Self Management b. Tahap-Tahap Teknik Self
sebagai Upaya Penanganan Management
Perilaku Konsumtif Menurut Sukadji (Annisa.
a. Pengertian Teknik Self 2017: 38) berpendapat bahwa ada
Management empat tahapan dalam teknik self
Alimuddin & Kustiah (2012) management, yaitu:
mengemukakan bahwa teknik self 1) Self-monitoring, pada tahap
management adalah teknik konseling ini konseli mengobservasi dan
yang membantu konseli untuk bisa mencatat sesuatu tentang dirinya
mengarahkan atau mengatur tingkah sendiri serta interaksinya dengan
lakunya sendiri. Sementara Annisa lingkungan. Dimana dalam tahap ini
(2017: 35) berpendapat bahwa teknik konseli mengumpulkan data yang
self management merupakan proses bersifat dasar berhubungan dengan
dimana konseli mengarahkan perilaku yang ingin diubahnya.
perubahan tingkah laku mereka 2) Self-reward (reinforcement
sendiri dengan menggunakan positif), tahap ini berfungsi untuk
keterampilan yang diperoleh dalam meningkatkan dan memperkuat
proses konseling. Keterampilan respon yang diharapkan muncul dari
tersebut digunakan konseli untuk stimulus yang ada dengan
memotivasi diri, mengelola semua menggunakan berbagai bentuk.
unsur yang ada pada dirinya, berusaha Dimana bentuk dari self-reward
untuk memeroleh apa yang ingin (reinforcement positif) dapat berupa
dicapainya serta mengembangkan benda, makanan, simbolis verbal,
pribadinya agar menjadi lebih baik. aktivitas fisik maupun imajinasi.
Ketika konseli dapat mengelola 3) Self-contracting (kontrak atau
semua unsur yang terdapat di dalam perjanjian dengan diri sendiri), pada
dirinya yang meliputi pikiran, tahap ini konselor mengarahkan
perasaan dan tingkah laku maka dapat konseli membuat perencanaan
dikatakan bahwa konseli telah mengenai perubahan tingkah laku
memiliki self management yang baik. yang diinginkannya.
Berdasarkan pendapat dari 4) Stimulus control (penguasaan
beberapa ahli di atas, peneliti terhadap rangsangan), yaitu

5
penyusunan kondisi-kondisi sulit mengatur keuangannya dengan
lingkungan yang telah ditentukan baik. Faktor yang menyebabkan
sebelumnya, yang membuat tingkah individu melakukan perilaku
laku sebelumnya dapat terlaksana konsumtif yaitu ketidakmampuan
atau dilakukan. Kondisi lingkungan mengelola hasrat dan godaan untuk
berfungsi sebagai penyebab belanja.
(antecedent) dari suatu respon Pelaku dari perilaku konsumtif
tertentu. biasanya berbelanja karena melihat
barang bagus yang dimiliki oleh
Lebih lanjut, Dini Anida orang lain dan mudah tertarik ketika
Mekarsari (2013: 158) ditawarkan barang yang bagus. Selain
mengemukakan bahwa dalam itu pelaku dari perilaku konsumtif
pelaksanaan self management sering berbelanja tanpa direncanakan
biasanya diikuti dengan pengaturan sebelumnya karena keinginannya
lingkungan untuk mempermudah untuk berbelanja biasanya muncul
terlaksananya pengelolaan diri. ketika melihat suatu barang yang
Pengaturan lingkungan dimaksudkan bagus, lucu dan menarik sehingga dia
untuk menghilangkan faktor membeli barang tersebut. Pelaku dari
penyebab (antecedent) dan dukungan perilaku konsumtif juga tidak mampu
untuk perilaku yang akan dikurangi. mengelola hasrat dan godaan untuk
belanja. Hal ini disebabkan pelaku
Berdasarkan pendapat dari
dari perilaku konsumtif cenderung
beberapa ahli di atas, peneliti
tidak bisa mengontrol dirinya karena
menyimpulkan bahwa tahap-tahap
ketidakmampuannya dalam
dalam melaksanakan teknik self
memanajemen diri dengan baik.
management terdiri atas: (a) self-
Untuk itulah diperlukan penanganan
monitoring; (b) self-contracting; (c)
dalam mengatasi perilaku konsumtif
stimulus control; (d) self-evaluation;
ini. Dimana teknik konseling yang
(e) self-reward (reinforcement
tepat untuk menangani perilaku
positive).
konsumif ini yaitu dengan
B. Kerangka Konseptual
menggunakan teknik self
Perilaku konsumtif merupakan
management. Self management
suatu tindakan atau perilaku membeli
merupakan teknik yang mengarahkan
serta menggunakan barang maupun
konseli untuk mengubah tingkah
jasa secara berlebihan tanpa
lakunya ke arah yang lebih efektif
pertimbangan yang matang dengan
sesuai dengan yang diinginkan
tujuan untuk memenuhi keinginan
dirinya melalui proses belajar tingkah
pribadi semata dan bukan lagi atas
laku baru dengan menggunakan satu
tujuan untuk memenuhi kebutuhan
strategi atau gabungan beberapa
dasar yang dijadikan sebagai gaya
strategi. Dimana teknik self
hidup untuk bisa tampil mewah.
management ini dikatakan berhasil
Individu yang sering melakukan
jika konseli dapat mengelola semua
perilaku konsumtif biasanya
unsur yang terdapat di dalam dirinya
berbelanja terus menerus, mudah
yang meliputi pikirannya,
terbujuk rayuan, tidak memerhatikan
perasaannya serta tingkah lakunya.
manfaat dari sutau barang/jasa,
berbelanja secara berlebihan serta

6
Penerapan teknik self terperinci untuk menemukan
management ini terdiri atas: self- gambaran-gambaran serta faktor
monitoring, self-contracting, stimulus penyebab perilaku konsumtif untuk
control, self-evaluation dan self- kemudian dapat dilakukan
reward (reinforcement positif). Dari perencanaan penaganan dengan
pelaksanaan teknik konseling self melaksanakan atau memberikan
management, diharapkan pelaku dari layanan bimbingan konseling yang
perilaku konsumtif mengurangi tepat untuk menangani perilaku
intensitas dan jumlah belanjanya, konsumtif.
mampu menahan diri dari godaan B. Kehadiran Peneliti
serta mampu mengatur keuangan Dalam penelitian ini, peneliti
dengan baik. Sehingga setelah bertindak sebagai instumen kunci
penerapan teknik self management serta aktif dan pengumpul data dalam
ini, pelaku dari perilaku konsumtif ini upaya mengumpulkan data-data di
dikatakan telah mampu mengurangi lapangan. Oleh karena itu, kehadiran
bahkan menghentikan perilaku peneliti secara langsung dan aktif di
konsumtifnya. lapangan dengan informan atau
sumber data lainnya disini mutlak
III. METODE PENELITIAN diperlukan, untuk menunjang atau
A. Pendekatan dan Jenis sebagai tolak ukur keberhasilan
Penelitian penelitian.
Pendekatan yang digunakan C. Subjek Penelitian
dalam penelitian ini yaitu pendekatan Subjek dalam penelitian ini
kualitatif. Sugiyono (2016: 14) merupakan salah satu peserta didik di
mengatakan bahwa metode penelitian SMK Negeri 8 Makassar pada kelas
kualitatif sering disebut metode XI Boga 3 yang berinisial AP.
penelitian naturalistik karena Seorang perempuan berusia 16 tahun
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang berasal dari keluarga dengan
alamiah (natural setting). status menengah. AP anak pertama
dari dua bersaudara. Dimana dalam
Jenis penelitian yang digunakan
hal ini, AP ditetapkan sebagai konseli
dalam penelitian ini yaitu studi kasus.
serta subjek penelitian karena
Menurut Yin (2015: 1) studi kasus
berdasarkan studi pendahuluan AP
adalah salah satu metode penelitian
teridentifikasi melakukan perilaku
bidang ilmu-ilmu sosial. Studi kasus
konsumtif. Hal ini karena AP
digunakan untuk mengetahui tentang
berbelanja secara berlebihan, mudah
suatu permasalahan atau fenomena
tertarik ketika melihat suatu barang,
yang diteliti secara lebih mendalam
tidak memerhatikan manfaat dari
dan terperinci (Tohirin. 2016: 20).
suatu barang, belanja terus-menerus
Berdasarkan penjelasan serta cenderung boros. Sehingga AP
tersebut, maka peneliti menggunakan menjadikan belanja sebagai
jenis penelitian studi kasus terhadap pemenuhan gaya hidupnya. Selain itu,
satu peserta didik yang teridentifikasi AP juga mudah tertarik ketika melihat
melakukan perilaku konsumtif di barang yang dimiliki oleh keluarga
SMK Negeri 8 Makassar. Penelitian atau sahabatnya serta senang membeli
ini dilakukan secara mendalam dan barang yang dipromosikan atau

7
digunakan oleh idolanya. AP juga melakukan perilaku konsumtif. Selain
berbelanja ketika melihat suatu wawancara dengan AP peneliti juga
barang yang bagus sehingga dia melakukan wawancara dengan orang
membeli barang tersebut. tua AP, dengan sahabat/teman dekat
D. Lokasi Penelitian AP dan juga wawancara dengan guru
Penelitian ini dilakukan di SMK BK AP. Peneliti menggunakan
Negeri 8 Makassar. Pemilihan lokasi pedoman wawancara. Wawancara ini
penelitian ini karena berdasarkan dilakukan untuk mendapatkan
studi pendahuluan yang dilakukan informasi tentang peserta didik yang
peneliti terdapat satu peserta didik teridentifikasi melakukan perilaku
yang teridentifikasi melakukan konsumtif meliputi gambaran
perilaku konsumtif. perilaku konsumtif (terdiri atas
E. Jenis Data intensitas belanja, ketertarikan
1. Data Primer terhadap godaan, ketidakmampuan
Peneliti menggunakan data menyeleksi barang yang dibutuhkan,
primer ini untuk mendapatkan kecenderungan belanja berlebihan
informasi langsung mengenai serta pengaturan keuangan dan
perilaku konsumtif, yaitu dengan belanja) dan faktor-faktor penyebab
wawancara terhadap peserta didik timbulnya perilaku konsumtif (terdiri
berinisial AP. Sumber data utama atas faktor motivasi, faktor gaya
diperoleh dari hasil observasi yang hidup, faktor iklan, faktor kelompok
kemudian dicatat melalui catatan anutan atau acuan, faktor model
tertulis. identifikasi diri serta faktor keluarga).
2. Data Sekunder Wawancara dilakukan di rumah
Peneliti menggunakan data masing-masing dengan cara video
sekunder ini berupa catatan-catatan call via WhatsApp. Hal ini dilakukan
sebagai penunjang berlangsungnya karena peneliti tidak bisa bertemu
penelitian yang diperoleh secara secara langsung dengan konseli dan
langsung dari orang tua, informan lainnya untuk melakukan
sahabat/teman dekat, serta guru BK wawancara, disebabkan adanya
konseli, yang diharapkan dapat pandemi Covid-19. Sebelum
memberikan informasi yang akurat melakukan wawancara, terlebih
untuk memperkuat dan melengkapi dahulu peneliti menghubungi konseli
informasi yang telah dikumpulkan dan informan lainnya melalui chat via
sebelumnya pada data primer. WhatsApp guna menyepakati waktu
F. Tahap-Tahap Penelitian bersama untuk melakukan
1. Tahap sebelum ke lapangan wawancara.
2. Tahap pekerjaan lapangan 2. Observasi
3. Tahap analisis data Selain wawancara, peneliti
4. Tahap penulisan laporan mengumpulkan data melalui
G. Teknik Pengumpulan Data observasi. Menurut Nurkancana
1. Wawancara (Harum & Ibrahim. 2017: 64),
Teknik penelitian dengan menyatakan bahwa observasi adalah
metode wawancara dalam bentuk teknik pengumpulan data yang
tanya jawab dengan peserta didik dilakukan melalui pengamatan secara
berinisial AP yang teridentifikasi langsung terhadap objek penelitian

8
dalam waktu tertentu dimana hal-hal yang akan digunakan dalam
yang ditemui dan didapatkan selama penelitian ini adalah catatan-catatan
pengamatan kemudian dicatat secara yang dibuat oleh konseli.
sistematis. H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, observasi 1. Data Reduction (Reduksi Data)
dilakukan untuk menganalisis 2. Data Display (Penyajian Data)
perilaku konsumtif pada peserta didik 3. Kesimpulan
berinisial AP di SMK Negeri 8 I. Pemeriksaan Keabsahan
Makassar. Aspek-aspek yang Data
diobservasi mengenai perilaku 1. Triangulasi
konsumtif ini yaitu gambaran Dalam penelitian ini triangulasi
perilaku konsumtif yang meliputi yang digunakan yaitu triangulasi
intensitas belanja, ketertarikan sumber dan triangulasi
terhadap godaan, ketidakmampuan metode/teknik.
menyeleksi barang yang dibutuhkan, 2. Member Check
kecenderungan belanja berlebihan Apabila data yang ditemukan
serta pengaturan keuangan dan disepakati oleh subyek berarti data
belanja. Selain itu, peneliti juga tersebut valid, sehingga semakin
mengobservasi faktor-faktor kredibel (dapat dipercaya) tetapi
penyebab timbulnya perilaku apabila data yang ditemukan peneliti
konsumtif pada AP yang meliputi dengan berbagai penafsirannya tidak
faktor motivasi, faktor gaya hidup, disepakati oleh subjek, maka
faktor iklan, faktor kelompok anutan penelitipun melalukan diskusi dengan
atau acuan, faktor model identifikasi subjek dan apabila perbedaannya
diri serta faktor keluarga. tajam, maka peneliti harus mengubah
Selain menganalisis perilaku temuannya dan harus menyesuaikan
konsumtif pada AP, observasi juga dengan apa yang diberikan oleh
digunakan untuk mencatat reaksi- subjek.
reaksi dan perubahan yang dialami
oleh AP selama mengikuti IV. HASIL PENELITIAN DAN
pelaksanaan konseling dengan PEMBAHASAN
menggunakan teknik self A. Hasil Penelitian
management. Adapun aspek-aspek 1. Perilaku Konsumtif Subjek AP
yang diobservasi adalah partisipasi a. Intensitas belanja
konseli, semangat serta keseriusan Perilaku yang di tampilkan:
mengikuti setiap tahap dalam Berbelanja atau menggunakan jasa
kegiatan dan pemahaman mengenai sekitar 6-7x dalam satu bulan yang
teknik yang diberikan. dilakukan secara langsung maupun
3. Dokumentasi online; Berbelanja makanan melalui
Menurut Kamus Besar Bahasa layanan grab food sekitar 7-8x dalam
Indonesia (Pusat Bahasa Dapartemen satu bulan.
Pendidikan Nasional. 2007: 272) b. Ketertarikan terhadap godaan
mengartikan dokumentasi ialah (sugestibilitas terhadap godaan)
mengumpulkan, memilih, mengolah Perilaku yang di tampilkan:
serta menyajikan informasi dibidang Mudah tergoda barang diskon dan
pengetahuan. Beberapa dokumentasi

9
promo; Suka mengoleksi barang lucu, barang secara langsung atau melihat
unik dan menarik. gambar secara online.
c. Ketidakmampuan menyeleksi 4) Kelompok anutan atau acuan
barang yang dibutuhkan Perilaku yang di tampilkan:
Perilaku yang di tampilkan: Mudah terpengaruh oleh sahabat
Tidak memikirkan manfaat barang ketika diajak berbelanja; Senang
yang dibeli untuk diri sendiri; Tidak diajak berbelanja oleh sahabat;
bisa membedakan antara kebutuhan Membeli barang sama seperti yang
dan keinginan. dimiliki oleh sahabat.
d. Kecenderungan belanja 5) Model identifikasi diri
berlebihan Perilaku yang di tampilkan:
Perilaku yang di tampilkan: Mengidentifikasikan diri atau
Belanja tidak terkontrol; Belanja mengikuti yang digunakan oleh idola;
berlebihan dengan membeli paling Mudah terpengaruh oleh artis idola
banyak tiga sampai empat barang ketika membeli barang/produk.
sekaligus; Tetap membeli barang 6) Keluarga
walaupun sudah memilikinya. Perilaku yang di tampilkan:
e. Pengaturan keuangan dan Berbelanja dipengaruhi oleh
belanja keluarganya yaitu saudara yang juga
Perilaku yang di tampilkan: sering berbelanja; Membeli barang
Cenderung boros; Tidak bisa yang dilihat/dimiliki oleh saudara;
mengelola keuangan dan mengontrol Ketika meminta uang atau sesuatu
diri dengan baik; Uangnya digunakan langsung diberikan oleh kedua orang
hanya untuk berbelanja barang tuanya; Meminta uang jajan lebih
keinginan. sehingga membuat ibunya mengeluh
2. Faktor Penyebab Timbulnya dan merasa resah karena belanja
Perilaku Konsumtif pada Subjek AP berlebihan.
a. Faktor internal 3. Penanganan Perilaku
1) Motivasi Konsumtif Menggunakan Teknik Self
Perilaku yang di tampilkan: Management
Mengumpulkan beberapa barang a. Tahap self-monitoring: Pada
untuk dikoleksi; Ingin menaikkan tahap ini konseli setuju mengikuti
status sosial. proses konseling dengan serius.
b. Faktor Eksternal b. Tahap self-contracting: Pada
2) Gaya hidup tahap ini konseli aktif membahas dan
Perilaku yang di tampilkan: cermat menentukan perencanaan/
Berbelanja untuk memenuhi gaya strategi yang akan digunakan untuk
hidup; Mengikuti trend/mode yang mengurangi perilaku konsumtif.
sedang banyak digunakan; Tidak c. Tahap stimulus control: Pada
ingin ketinggalan zaman. tahap ini konseli serius
3) Iklan mendengarkan contoh pelaksanaan
Perilaku yang di tampilkan: perencanaan/ strategi mengurangi
Tidak terlalu terpengaruh oleh iklan perilaku konsumtif yang telah
yang mempromosikan ditentukan sendiri untuk dilaksanakan
produk/barang; Lebih suka melihat dalam keseharian konseli.

10
d. Tahap self-evaluation: Pada cenderung sulit mengatur keuangan
tahap ini konseli aktif menceritakan dengan baik.
hambatan yang ditemui selama 2. Faktor Penyebab Timbulnya
melaksanakan perencanaan/ strategi Perilaku Konsumtif
mengurangi perilaku dan aktif Berdasarkan hasil penelitian
mengevaluasi perencanaan/ strategi yang dilakukan, peneliti mengambil
mengurangi perilaku konsumtif. kesimpulan bahwa penyebab
e. Tahap self-reward timbulnya perilaku konsumtif pada
(reinforcement positive): Pada tahap AP terdiri dari faktor internal dan
ini konseli antusias memberikan self- faktor eksternal. Faktor internal
reward berupa hadiah untuk diri meliputi: a) Faktor motivasi, menurut
sendiri setelah berhasil mengurangi Chrisnawati dan Abdullah (Karmila.
perilaku konsumtif dan konseli 2019: 12) menjelaskan motivasi yaitu
merasa senang mendapatkan suatu kekuatan yang digunakan
reinforcement positive berupa individu dalam memunculkan dan
celengan dari peneliti. mengarahkan tingkah lakunya. Hasil
B. PEMBAHASAN penelitian yang dilakukan diperoleh
1. Gambaran Perilaku Konsumtif bahwa motif AP dalam berbelanja
Berdasarkan hasil penelitian karena terdorong ingin
yang diperoleh sesuai dengan mengumpulkan beberapa barang
penjelasan perilaku konsumtif yang untuk dijadikan koleksi dan untuk
dikemukakan oleh Anggasari (Fitri. bisa menaikkan status sosial. Hasil
2013: 30) yang menjelaskan perilaku penelitian tersebut didukung oleh
konsumtif merupakan kegiatan penjelasan Reinhart (Adzkiya. 2018:
membeli barang secara berlebihan 16) mengemukakan bahwa kegiatan
sehingga barang-barang yang tidak mengonsumsi dilakukan seseorang
diperlukan atau tidak penting juga sebagai pemuas keinginan untuk bisa
ikut dibeli. Sependapat dengan mencapai status tertentu melalui
penjelasan tersebut, Usman Effendi barang atau kegiatan yang bukan
(2016: 17) mengemukakan konsumtif merupakan bagian dari kebutuhan
merupakan perilaku konsumsi yang diri.
boros dan berlebihan, yang lebih Faktor eksternal meliputi: b)
mendahulukan keinginan di Faktor gaya hidup, menurut Raharjo
bandingkan kebutuhan, serta tidak dan Silalahi (Adzkiya. 2018: 16-17)
ada skala prioritas atau dapat menjelaskan gaya hidup merupakan
diartikan sebagai gaya hidup yang pola hidup individu. Hasil penelitian
mewah. yang dilakukan diperoleh bahwa AP
Berdasarkan hasil penelitian berbelanja untuk pemenuhan gaya
yang dilakukan, peneliti mengambil hidup dengan mengikuti trend/mode
kesimpulan bahwa AP melakukan yang sedang banyak digunakan agar
perilaku konsumtif. Hal ini tidak ketinggalan zaman. Hasil
disebabkan AP berbelanja secara penelitian tersebut didukung oleh
terus-menerus, memiliki ketertarikan penjelasan Estetika (2017: 9-10)
yang tinggi terhadap suatu barang, mengemukakan bahwa gaya hidup
tidak mampu menyeleksi barang yang merupakan penyebab perilaku
dibutuhkan, belanja berlebihan serta konsumtif dimana seseorang dalam

11
membeli barang selalu mengikuti keluarganya yaitu saudaranya dimana
perkembangan zaman; c) Faktor adik AP juga sering berbelanja
kelompok anutan atau acuan, menurut sehingga AP biasa ikut membeli
Hyman dan Singer (Effendi. 2016: barang yang dilihat/dimiliki oleh
86) menjelaskan dalam arti sempit adiknya. AP cenderung dimanjakan
kelompok anutan atau acuan yaitu oleh kedua orang tuanya dimana jika
mencakup kelompok-kelompok atau AP meminta uang atau menginginkan
teman individu dalam melakukan sesuatu maka kedua orang tuanya
interaksi secara langsung. Hasil langsung memberikannya kepada AP.
penelitian yang dilakukan diperoleh Selain itu, AP sering meminta uang
bahwa AP ketika berbelanja mudah jajan lebih dari jatah uang jajannya
terpengaruh oleh sahabatnya selain itu ketika ingin berbelanja. Sehingga hal
juga AP merasa senang jika diajak ini membuat orang tua AP terutama
berbelanja oleh sahabatnya. AP juga ibunya mengeluh dan merasa resah
biasanya membeli barang yang sama karena AP belanja berlebihan. Hasil
seperti yang dimiliki oleh sahabat. penelitian tersebut didukung oleh
Hasil penelitian tersebut didukung penjelasan Effendi (2016: 100)
oleh penjelasan Sumartono (Karmila. mengemukakan bahwa keluarga
2019) mengemukakan bahwa memiliki peranan penting di dalam
seseorang melakukan perilaku studi perilaku konsumen karena
konsumtif karena mengacu dengan keluarga merupakan unit yang
yang ditentukan oleh kelompok memakai dan membeli produk
referensinya; d) Faktor model konsumen selain itu keluarga
identifikasi diri. Hasil penelitian yang merupakan pengaruh utama pada
dilakukan diperoleh bahwa AP dalam perilaku dan sikap individu. Sehingga
berbelanja mengidentifikasikan diri keluarga memegang peranan dalam
atau mengikuti yang digunakan oleh pemutusan pembelian dimana jika
idolanya sehingga AP mudah pembelian dilakukan secara
terpengaruh oleh artis idolanya ketika berlebihan maka akan mengakibatkan
membeli barang/produk. Hasil timbul perilaku konsumtif pada salah
penelitian tersebut didukung oleh satu anggota keluarga.
penjelasan Sumartono (Adzkiya.
2018: 13) mengemukakan memakai Berdasarkan hasil penelitian
produk karena unsur konformitas yang dilakukan terhadap AP
terhadap model yang mengiklankan, menunjukkan faktor penyebab
dimana tujuan membeli suatu produk timbulnya perilaku konsumtif pada
karena mengidolakan model yang AP meliputi faktor internal dan fakor
mengiklankan produk tersebut; e) eksternal. Faktor internal meliputi
Faktor keluarga, menurut Kartono faktor motivasi; Faktor eksternal
(Karmila. 2019: 14) menjelaskan meliputi faktor gaya hidup, faktor
keluarga merupakan unit sosial kelompok anutan atau acuan, faktor
terkecil yang dapat berfungsi sebagai model identifikasi diri dan faktor
contoh utama bagi perkembangan keluarga.
remaja. Hasil penelitian yang 3. Upaya Penanganan Perilaku
dilakukan diperoleh bahwa AP dalam Konsumtif
berbelanja dipengaruhi oleh

12
Berdasarkan intervensi yang upaya dalam mendampingi dan
dilakukan menunjukkan hasil bahwa mengawasi perilaku konsumtif pada
perilaku konsumtif pada AP AP. Pemantauan dilakukan dengan
berkurang dimana pada awalnya AP peneliti berkomunikasi bersama AP
berbelanja secara berlebihan, mudah melalui chat via WhatsApp, hal yang
tertarik ketika melihat suatu barang, dilakukan peneliti dalam pemantauan
tidak memerhatikan manfaat dari ini yaitu peneliti menanyakan tentang
suatu barang, belanja terus-menerus aktivitas belanja AP setelah
dan cenderung boros. Kemudian pemberian penanganan melalui
perilaku konsumtif mulai berkurang konseling. Dimana setelah menerima
hal ini ditunjukkan dengan: AP penanganan melalui konseling, AP
berbelanja ketika sedang sudah berhenti melihat barang di
membutuhkan atau kehabisan suatu online shop dan bisa menahan diri
barang saja, artinya AP sudah mampu untuk tidak berbelanja barang
mengurangi intensitas belanjanya; AP keinginan. Selain itu, AP sudah
mampu menahan diri untuk tidak mencatat dan membedakan barang
berbelanja ketika melihat barang yang kebutuhan dan barang keinginannya
bagus, artinya AP sudah mampu serta mengutamakan kebutuhan
menahan diri terhadap godaan; AP daripada keinginan. AP juga
juga mampu menyeleksi barang berbelanja ketika kehabisan suatu
kebutuhan dan barang keinginan, barang saja dan memikirkan manfaat
mengutamakan kebutuhan daripada dari suatu barang untuk dirinya.
keinginan, membeli barang keinginan Selain itu, AP sudah bisa mengatur
bersamaan dengan barang yang keuangan dengan baik dan sering
dibutuhkan dan membeli hanya satu menabung uang jajannya perhari yang
saja barang keinginan, memikirkan diberikan oleh orang tuanya.
manfaat barang yang dibeli untuk diri Berdasarkan hal tersebut terlihat
sendiri. Artinya AP sudah mampu bahwa telah terjadi perubahan
menyeleksi barang yang dibutuhkan; perilaku pada AP dimana AP sudah
Selain itu AP mampu mengurangi mengurangi perilaku konsumtifnya
jumlah barang yang dibeli ketika dan perilaku AP tetap konsisten dan
berbelanja, berbelanja sesuai jumlah semakin meningkat saat dan setelah
kebutuhan saja. Artinya AP sudah mengikuti konseling dengan teknik
mampu mengurangi belanja self management untuk penanganan
berlebihannya; AP juga mampu perilaku konsumtif.
mengatur keuangan dan belanja
dengan baik, mulai menabung uang Berdasarkan hasil penelitian
yang dimiliki sehingga sudah dan konseling yang dilakukan kepada
memiliki tabungan, serta berbelanja AP dapat disimpulkan, bahwa teknik
hanya ketika butuh saja. Artinya AP self management dapat membantu
sudah mampu mengatur keuangan peserta didik mengurangi perilaku
dan belanjanya. konsumtif. Hal ini berarti penggunaan
Setelah pemberian penaganan teknik self management dapat
dengan konseling menggunakan mengurangi perilaku konsumtif.
teknik self management, peneliti
melakukan pemantauan sebagai

13
V. KESIMPULAN DAN barang keinginan, mengutamakan
SARAN kebutuhan daripada keinginan,
A. Kesimpulan membeli barang keinginan bersamaan
Berdasarkan hasil penelitian dengan barang yang dibutuhkan dan
disimpulkan bahwa: membeli hanya satu saja barang
1. Gambaran perilaku konsumtif keinginan, memikirkan manfaat
yang ditunjukkan oleh AP meliputi barang yang dibeli untuk diri sendiri,
berbelanja secara terus-menerus, mampu mengurangi jumlah barang
memiliki ketertarikan yang tinggi yang dibeli ketika berbelanja,
terhadap suatu barang, tidak mampu berbelanja sesuai jumlah kebutuhan
menyeleksi barang yang dibutuhkan, saja, mampu mengatur keuangan dan
belanja berlebihan, serta cenderung belanja dengan baik, mulai menabung
sulit mengatur keuangan dengan baik. uang yang dimiliki sehingga sudah
2. Faktor yang menyebabkan memiliki tabungan, serta berbelanja
timbulnya perilaku konsumtif pada hanya ketika butuh saja.
AP terdiri dari faktor internal dan B. Saran
faktor eksternal. Faktor internal Berdasarkan simpulan dari hasil
meliputi faktor motivasi. Faktor penelitian dan mengamati situasi
eksternal meliputi faktor gaya hidup, selama di lapangan, peneliti
faktor kelompok anutan atau acuan, mengajukan beberapa saran antara
faktor model identifikasi diri dan lain:
faktor keluarga. 1. Bagi konseli: diharapkan
3. Penanganan perilaku mengurangi belanja yang sering
konsumtif pada konseli dilakukan dilakukannya dan ketika berbelanja
dengan menggunakan teknik self mengutamakan membeli kebutuhan
management yang membantu konseli daripada keinginan. Selain itu,
dalam mengatur dan mengubah konseli diharapkan lebih semangat
tingkah lakunya ke arah yang lebih dan tekun lagi dalam mengurangi
efektif melalui proses belajar tingkah perilaku konsumtif. Sehingga konseli
laku baru. Dilaksanakan lima kali tidak boros lagi dan bisa memiliki
pertemuan di rumah masing-masing tabungan.
secara daring dengan video call via 2. Bagi orang tua: diharapkan
whatsapp, dengan lima tahap yaitu mengontrol aktivitas belanja anaknya.
self-monitoring, self-contracting, Dan tidak terlalu mengikuti kemauan
stimulus control, self-evaluation dan anak ketika ingin berbelanja. Selain
self-reward (reinforcement positive). itu, juga diharapkan mengatur dan
Setelah intervensi diberikan terjadi memberikan uang jajan kepada anak
perubahan pada konseli yang telah secukupnya saja.
berhasil mengurangi perilaku 3. Bagi guru BK/konselor: dapat
konsumtifnya hal ini ditunjukkan mempergunakan teknik self
dengan konseli: berbelanja ketika management sebagai layanan teknik
sedang membutuhkan atau kehabisan untuk mengurangi perilaku
suatu barang saja, mampu menahan konsumtif. Teknik self management
diri untuk tidak berbelanja ketika dapat juga dikembangkan menjadi
melihat barang yang bagus, mampu penelitian tindakan konseling dengan
menyeleksi barang kebutuhan dan menerapkannya pada permasalahan

14
yang berbeda. Selain itu, guru Keguruan Universitas Islam
BK/konselor juga diharapkan lebih Negeri Raden Intan.
memperhatikan masalah-masalah Corey, G. 2009. Theory and Practice
yang dialami oleh peserta didik di of Counseling and
sekolah. Bukan hanya berfokus pada Psychotherapy. USA:
masalah belajar peserta didik di Thomson Higher Education.
sekolah tapi juga bisa berfokus pada Dharmmesta, B.S., & Handoko, H.
masalah pribadi, sosial serta karir 2011. Manajemen
peserta didik. Pemasaran Analisis
Perilaku Konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: BPEE.
Adzkiya, A. 2018. Analisis Perilaku Effendi, U. 2016. Psikologi
Konsumtif dan Faktor Konsumen. Jakarta: Rajawali
Pendorongnya (Studi Kasus Pers.
Mahasiswa Universitas Estetika, M. 2017. Analisis Faktor-
Islam Negeri Syarif Faktor yang Mepengaruhi
Hidayatullah Jakarta Perilaku Konsumtif Siswa
Angkatan 2017. Skripsi. Perempuan Kelas XII IPS.
Jurusan Ekonomi Syariah Skripsi. Program Studi
Fakultas Ekonomi dan Pendidikan Ekonomi FKIP
Bisnis UIN Syarif Untan Pontianak.
Hidayatullah Jakarta. Fitri, A.D. 2013. Penerapan Strategi
Anggraini, I. 2019. Pengaruh Kontrol Pengelolaan Diri (Self-
Diri Terhadap Perilaku Management) untuk
Konsumtif Online Shopping Mengurangi Perilaku
pada Wanita Usia Dewasa Konsumtif pada Siswa Kelas
Awal. Skripsi. Program X-11 SMAN 15 Surabaya.
Studi Psikologi Fakultas UNESA Journal Mahasiswa
Pendidikan Psikologi Bimbingan dan Konseling.
Universitas Negeri Jakarta. Vol. 1 (1): 26-36.
Anggreini, R., & Mariyanti, S. 2014. Harum, A., & Ibrahim M. 2017.
Hubungan antara Kontrol Asesmen Psikologis Teknik
Diri dengan Perilaku Non Tes. Makassar: Penerbit
Konsumtif Mahasiswi FIP-UNM Universitas
Universitas Esa Unggul. Negeri Makassar.
Jurnal Psikologi. Vol. 12 Hidayah, R.W. 2015. Perilaku
(1): 34-42. Konsumtif dalam Membeli
Annisa. 2017. Efektivitas Konseling Produk Fashion pada
Behavioral dengan Teknik Mahasiswa Putri di
Self-Management untuk Surakarta. Naskah Publikasi.
Meningkatkan Kecerdasan Surakarta: Universitas
Emosional Peserta Didik Muhammadiyah Surakarta.
Kelas VII di SMP Negeri 19 Karmila, R. 2019. Penerapan Teknik
Bandar Lampung tahun Tought Stopping untuk
Ajaran 2017/2018. Skripsi. Mengurangi Kecenderungan
Fakultas Tarbiyah dan Perilaku Konsumtif Siswa

15
di SMA Negeri 9 Makassar. Jurnal Psikologi Indonesia.
Skripsi. Psikologi Vol. 4 (2): 145-152.
Pendidikan dan Bimbingan Syarifuddin, M. 2016. Analisis
Fakultas Ilmu Pendidikan tentang Aktivitas Buruh Tani
Universitas Negeri dalam Memenuhi
Makassar. Kebutuhan Pokok di
Lestari, O.D. 2018. Hubungan antara Kelurahan Bukuan
Konformitas dengan Kecamatan Palaran Kota
Kecenderungan Perilaku Samarinda. eJournal
Konsumtif pada Siswa Sosiatri-Sosiologi. Vol. 4
Sekolah X. Jurnal Psikologi (3): 98-112.
Industri dan Organisasi. Tohirin. 2016. Metode Penelitian
Vol. 5 (1): 2. Kualitatif Dalam Pendidikan
Mahmud, A., & Sunarty, K. 2012. dan Bimbingan Konseling:
Mengenal Teknik-Teknik Pendekatan Praktis untuk
Bimbingan dan Konseling. Peneliti Pemula dan
Makassar: Badan Penerbit Dilengkapi dengan Contoh
Universitas Negeri Transkrip Hasil Wawancara
Makassar. Serta Model Penyajian
Mekarsari, D.A. 2013. Pengaruh Data. Jakarta: Rajawali Pers.
Konseling Behavioral Tresna, T.A.J. 2013. Perilaku
dengan Teknik Self Konsumtif di Kalangan
Management terhadap Mahasiswa FIS UNY pada
Kenakalan Remaja Anggota Klinik Kecantikan. Skripsi.
Geng Rabu Gaul di SMA Jurusan Pendidikan
Negeri 8 Balikpapan. Tesis. Sosiologi Fakultas Ilmu
Program Pascasarjana Sosial Universitas Negeri
Universitas Negeri Yogyakarta.
Makassar. Widyaningrum, S., & Puspitadewi,
Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan N.W.S. 2016. Perbedaan
Nasional. 2007. Kamus Perilaku Konsumtif Ditinjau
Besar Bahasa Indonesia: dari Tipe Kepribadian pada
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Siswa Sekolah Menengah
Pustaka. Atas. Jurnal Psikologi Teori
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan Terapan. Vol. 6 (2):
Pendidikan (Pendekatan 102-106.
Kuantitatif, Kualitatif dan Yin, R.K. 2015. Studi Kasus: Desain
R&D). Bandung: Penerbit dan Metode. Jakarata:
Alfabeta. Rajawali Pers.
Sumartono. 2002. Terperangkap
dalam Iklan (Meneropong
Imbas Pesan Iklan Televisi).
Bandung: Alfabeta.
Suminar, E. 2015. Konsep Diri,
Konformitas dan Perilaku
Konsumtif pada Remaja.

16

Anda mungkin juga menyukai