Mata Kuliah :
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Djam’an Satori.,M.A.
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
DAFTAR ISI
1
Halaman
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. i
1. PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 3
6. KESIMPULAN……………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA
ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS
2
(EFEKTIVITAS ORGANISASI)
1. PENDAHULUAN
Pada setiap bidang ilmu pengetahuan, khususnya ilmu manajemen permasalahan
efektivitas dibahas pada semua bagian. Bagian keuangan, pemasaran, operasional, hingga
sumber daya manusia, topik efektivitas menjadi isu sentral organisasi dalam rangka
percepatan pencapaian tujuan. Kriteria ukuran efektivitas organisasi dikembangkan untuk
membandingkan organisasi satu dengan lainnya, mengevaluasi pengembangan organisasi,
dan menentukan karakteristik yang signifikan menuju efektivitas organisasi. Pengukuran
Efektivitas menurut paradigma klasik mempunyai kecenderungan mengukur efektivitas
dengan tingkat produktivitas atau keuntungan sebagai variable dependen dan factor sosiologis
atau psikologis sebagai variable independent. Katz dan Kahn menyatakan bahwa tidak
terdapat kesesuaian data untuk menentukan kriteria suksesnya organisasi, beberapa literatur
menyatakan bahwa efisiensi, produktivitas, absensi, turn over dan profitability secara
eksplisit maupun implisit dinyatakan sebagai definisi efektivitas organisasional. Riset
evaluasi tentang efektivitas organisasional umumnya menyangkut dua tema pokok. Tema
pertama tentang evaluasi untuk menentukan apakah program efektivitas organisasi dapat
dijalankan atau tidak (Rossi and William, 1972). Tema kedua tentang bagaimana teori-teori
tersebut dapat membantu di dalam aplikasi efektivitas organisasi secara umum (Campbell,
1977). Sejalan dengan teori ini secara umum, bahwa efektivitas organisasi hanya bisa
digunakan untuk tujuan tujuan tertentu saja. Untuk mengantisipasi hal ini, kemudian
digunakan “natural system approach” yang mengaitkan efektivitas organisasi dengan tujuan.
(Ghorpade, 1971) Menurut Georgiou (1973) tujuan organisasi berkaitan dengan penilaian
individu (value judgment), yang masing-masing organisasi memiliki struktur reward tertentu.
Value judgment ini melihat apakah proses organisasi yang dijalankan sesuai dengan tujuan
organisasi dan hal ini yang membedakannya dalam menilai efektivitas organisasional.
Semua organisasi harus menentukan beberapa efektif mereka telah menggunakan
sumber-sumbernya untuk mencapai tujuan objektif mereka. Dari kata lain, mereka harus
mengetahui apakah mereka pandai terhadap apa yang mereka usahakan untuk diselesaikan
(dicapai). Ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, untuk beberapa alasan. Masalah
sulit lainnya ada pada definisi dari terima efektivitas.
3
a. Frederick W Taylor, mengatakan bahwa efektivitas ditentukan oleh beberapa
faktor. Misalnya: memaksimalkan produksi, meminimalkan biaya, keunggulan teknik,
mengoptimalkan penggunakan sumber, dan spesialisasi tugas.
b. Henry Fayol, efektivitas adalah fungsi dari kejelasan wibawa/sumber dan
disiplin dalam organisasi, kesatuan perintah/pimpinan dan tujuan, permintaan,
keadilan, kestabilan, inisiatif, dan esprit de corps.
c. Elton W Maya dan penganut-penganut hubungan manusia, efektivitas adalah
produktivitas yang dihasilkan dari kepuasan pegawai dan kebutuhan kepuasan fisik
dan mental pegawai .
4
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan efektivitas organisasi adalah
kondisi di mana organisasi fokus menggunakan sumber terbatas, mampu mencapai obyek
yang telah ditetapkan. Konsep Efektivitas dapat dipandang dari tiga perspektif, yaitu:
a. Efektivitas individu menempati posisi dasar dalam konteks efektivitas
organisasi dan menekankan pada penampilan tugas setiap anggota yang ditentukan
beberapa perspektif individu antara lain: keterampilan, pengetahuan, kecakapan,
sikap, motivasi, dan stress.
b. Efektivitas kelompok yang ditentukan oleh tingkat kekompakan anggota,
kepemimpinan, struktur kelompok, status, dan peran masing-masing anggota serta
norma yang berlaku dalam kelompok.
c. Efektivitas organisasi, organisasi terdiri dari individu-individu dan
kelompokkelompok. Oleh karena itu organisasi terbentuk pula dari efektifitas
individu. Organisasi merupakan suatu sistem kerjasama yang kompleks . Efektivitas
ditentukan oleh: fakta, lingkungan, teknologi, strategi, struktur, proses, dan iklim
kerjasama.
5
organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa
variabel, dimana hubungan antara berbagai variabel tersebut ikut
diperhitungkan.
3) Dari segi waktu pengukuran dikenal adanya efektivitas organisasi statis
dan dinamis. Pengukuran secara statis ialah melihat efektivitas organisasi
dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang sudah dilakukan. Pengukuran
dengan cara statis tidak banyak bermanfaat oleh karena itu orang berusaha
menggunakan teknik lain, yaitu; melihat ke depan/lebih dikenal dengan
pengertian Dinamis.
4) Dari segi tingkat generalisasinya dikenal dengan efektivitas terbatas
dan umum. Dengan teknik umum efektivitas diukur berdasarkan kriteria yang
dapat diterapkan pada semua jenis organisasi. Pengukuran efektivitas yang
menggunakan kriteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang
bersangkutan, mempunyai arti yang sangat besar bagi organisasi yang
bersangkutan tapi cara ini tidak dapat diterapkan pada organisasi yang lain.
b. Pendekatan dalam melihat efektivitas organisasi melalui:
1) Pendekatan Tujuan, merupakan pendekatan yang paling lazim
digunakan untuk menilai dan melihat efektivitas sebuah organisasi. Meskipun
pendekatan tujuan merupakan teknik yang sederhana, mudah, dan masuk akal
tapi kenyataannya, sering dihadapkan pada sejumlah problem, antaranya
tujuan sebuah organisasi tidak selamanya menghasilkan sesuatu yang tampak
sehingga mudah diukur, sebuah organisasi kadang-kadang memiliki tujuan
yang berdimensi ganda dan menentukan tujuan khusus sebuah organisasi itu
sendiri sering sulit dilakukan.
2) Pendekatan Teori Sistem. Secara intern organisasi dipandang sebagai
kesatuan yang terdiri dari jumlah bagian yang saling mempengaruhi dan saling
bergantung. Sedangkan secara ekstern organisasi dipandang sebagai bagian
dari lingkungan, inputnya diambil dari lingkungan dan outputnya diserap oleh
lingkungan juga. Pendekatan teori sistem memandang organisasi dengan dua
penekanan yaitu; bahwa organisasi mutlak perlu penyesuaian sendiri dengan
kebutuhan lingkungan. secara intern organisasi harus memberikan perhatian
cukup pada siklus input – proses – output dengan efisien dan efektivitas
Organisasi.
c. Efektivitas organisasi dengan ukuran variabel tunggal
6
Cara ini yang paling banyak digunakan karena dianggap paling relevan dengan
tujuan pengukuran tetapi juga memiliki kelemahan yaitu variabel tidak akan sanggup
menggambarkan keseluruhan aspek yang menunjukkan tingkat efektivitas sebuah
organisasi dan lebih menggambarkan pertimbangan nilai yang bersifat normatif
daripada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan secara obyektif . Jika hanya
satu variabel saja sebagai kriteria untuk menentukan efektivitas tidak memberikan
informasi tentang porsi yang sesungguhnya diberikan dalam menyumbang efektivitas
organisasi.
d. Efektivitas organisasi dengan ukuran variabel jamak
Cara ini memperoleh informasi dengan seberapa besar sumbangan setiap
variabel terhadap efektivitas organisasi bersangkut dengan menggunakan model
analisis. Contoh
Produktivitas
Efektivitas
Kepuasan Kerja
Organisasi
Pertumbuhan
7
3) tingkat rasionalitas organisasi
c. Faktor Pekerja, manusia mempunyai pengaruh terhadap efektivitas organisasi
karena tingkah laku anggota yang diwujudkan dalam kinerjanya akan mempengaruhi
berhasil atau tidaknya suatu efektivitas.
d. Faktor kebijakan dan praktik manajemen, secara garis besar segi-segi yang
berkaitan dengan kebijaksanaan pemimpin mencakup penentuan tujuan strategis,
pencarian dan pemanfaatan sumber daya, penciptaan lingkungan yang merangsang
anggota untuk berprestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambil
keputusan, dan kebijakan yang menyangkut kemampuan organisasi dalam merespon
lingkungan (adaptasi dan inovasi organisasi)
8
e. Reward dan Punishment diberikan berdasar tingkat turnover dan absensi.
Banyak peneliti menggunakan univariate model dikarenakan model ini cukup populer,
beberapa kriteria cukup bernilai dalam rangka mengukur efektivitas organisasi dan
pencapaian tujuan organisasi, dan masalah integrasi.
Multivariate Effectiveness Model merupakan pendekatan yang lebih bermanfaat
dalam studi efektivitas yang berfokus pada hubungan antara variabel penting secara bersama-
sama berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Model integratif atau multivariat adalah
model yang lebih komprehensif. Georgopoulus dan Tannenbaum (1957) yang
memperkenalkan model ini pertama kali yang menunjukkan efektivitas dalam kerangka
sistem dan menggabungkan banyak variabel secara bersama, yaitu produktivitas, fleksibilitas
dan absensi untuk mengukur efektivitas. Kriteria ini tidak sekedar “system relevant” tetapi
juga mengaplikasikan berbagai variasi dalam organisasi.
9
generalisasi mengenai efektivitas organisasi. Kedua generalisasi tersebut berkaitan dengan
effectiveness construct yang didasarkan atas situasi value-based dan time specific.
6. KESIMPULAN
Efektivitas organisasional merupakan persoalan yang sangat kompleks, meskipun
terdapat sejumlah model yang telah dikembangkan dan memberikan yang signifikan terhadap
pemahaman yang lebih jelas, namun masih sedikit yang dapat memberikan manfaat secara
signifikan kepada para peneliti dan manager dalam organisasi. Tidak ada algoritma ilmiah
yang mengkhususkan variabel-variabel yang seharusnya ditandai sebagai kriteria efektivitas
organisasi. Kegiatan tersebut dimuati dengan serangkaian value judgment yang biasanya
saling terjadi konflik dan sering berakhir dengan “political decision.”
Efektivitas organisasional juga dipengaruhi oleh Pemimpin yang memegang posisi kunci
dalam organisasi oleh karena itu dalam efektivitas organisasi harus dilihat pula seberapa jauh
peran yang dimainkan pimpinan di dalamnya dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen
dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11