Anda di halaman 1dari 14

BAB X

EFEKTIVITAS ORGANISASI

Dewasa ini berkembang suatu pandangan yang memahami efektivitas


organisasi secara komprehensif. Pandangan itu menyatakan bahwa susunan
organisasi memiliki arti penting, namun penerapannya perlu diskresi bagi pelaku
organisasi dalam bertindak. Kebebasan bertindak sangat penting untuk
memungkinkan anggota dan organisasi lebih adaptif terhadap tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masa lalu kriteria adaptability,
flexibility, productivity, and satisfaction paling umum digunakan untuk
mengetahui tingkat efektivitas organisasi. Berdasarkan temuan tersebut, makna
efektivitas sedikit mengalami pergeseran yaitu selain berkaitan dengan aspek
internal organisasi, juga berhubungan dengan aspek-aspek di luar organisasi, yaitu
kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan lingkungan sekeliling
organisasi. Namun, kriteria apa pun yang digunakan untuk mengukur efektivitas
organisasi, semuanya mengacu pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu, mengacu
pada pemahaman tersebut pembahasan bab ini – minimal – bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai berbagai aspek pengukuran
efektivitas dalam organisasi.

Tujuan Khusus Pembelajaran


Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan mampu:
(1) Mengemukakan empat kriteria umum yang biasa digunakan untuk mengetahui
efektivitas organisasi di masa lalu.
(2) Mengemukakan ketiga perspektif pengukuran efektivitas dalam organisasi.
(3) Menjelaskan empat dimensi pengukuran efektivitas dalam organisasi.
(4) Menjelaskan tiga pendekatan dalam melihat efektivitas organisasi.
(5) Mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi
(6) Menjelaskan empat fungsi manajemen (menurut George R Terry) dalam
kaitannya dengan efektivitas organisasi.
115

Pokok Bahasan
 Pengertian
 Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi
 Pendekatan dalam Melihat Efektivitas Organisasi
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
 Fungsi Manajemen dalam Kaitannya dengan Efektivitas Organisasi
 Rangkuman
 Bahan Diskusi/Latihan

Konsep Efektivitas Organisasi

A. Pengertian
Efektivitas (effectiveness) merupakan konsep yang memiliki arti penting
bagi setiap organisasi, namun konsep itu sukar didefinisikan secara pasti. Salah
satu penyebabnya ialah adanya keragaman sudut pandang dan aspek yang terkait.
Ahli ekonomi memahami efektivitas sebagai kemampuan organisasi
menghasilkan profit. Ahli politik mengartikan efektivitas sebagai kemampuan
organisasi memperoleh posisi yang lebih kuat di antara organisasi "lawan"
politiknya. Sementara itu, karyawan mengartikan efektivitas sebagai kemampuan
organisasi memberikan kesejahteraan setinggi-tingginya kepada setiap anggota
dan lain-lain. Jadi, pengertian apa pun yang diberikan oleh para ahli mengenai
efektivitas selalu mendasarkan pada kemampuan organisasi mencapai tujuan yang
direncanakan.
Konsep efektivitas dipahami dari tiga perspektif, yakni: perspektif
individu, perspektif kelompok, dan perspektif organisasi. Efektivitas individual
menempati posisi yang utama dalam konteks efektivitas organisasi. Perspektif ini
menekankan kepada penampilan tugas setiap anggota organisasi. Efektivitas
individu melakukan tugasnya ditentukan oleh berbagai faktor antara lain
keterampilan, pengetahuan, kecakapan sikap motivasi dan juga stres.
Pada kenyataannya individu tidak bekerja sendirian melainkan berada
dalam kelompok. Oleh karena itu, selain efektivitas individu juga ada efektivitas
kelompok. Fenomenanya ialah efektivitas kelompok tidak selamanya terbentuk
116

dari kumpulan efektivitas individu, namun lebih ditentukan oleh kekompakan


(kohesivitas) individu anggotanya, kepemimpinan, struktur kelompok, status dan
peran yang dimainkan oleh setiap anggota kelompok serta norma yang berlaku
dalam kelompok.
Perspektif ketiga ialah efektivitas organisasi yang terdiri dari kumpulan
individu dan kelompok. Jadi, efektivitas organisasi terbentuk pula dari efektivitas
individu dan kelompok. Efektivitas organisasi lebih dari sekedar kumpulan
efektivitas individu dan kelompok (konsep sinergi) karena merupakan sistem
kerjasama yang kompleks dan multi-facet. Efektivitas kelompok sangat ditentukan
oleh faktor lingkungan, teknologi, strategi, struktur, proses dan iklim kerjasama
yang berkembang di dalamnya.

B. Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi


Kriteria efektivitas organisasi dapat dilihat dari berbagai dimensi, yakni:
Dari segi luas lingkup pengukurannya dikenal adanya efektivitas mikro dan
makro; Dari segi jumlah variabel yang dilibatkan dalam pengukurannya dikenal
adanya efektivitas model variabel tunggal dan jamak; Dari segi waktu
pengukurannya dikenal adanya efektivitas statis dan dinamis; Dari segi tingkat
generalisasinya dikenal adanya efektivitas terbatas dan umum.
Kriteria makro ialah pengukuran efektivitas dari sudut yang luas, misalnya
keuntungan atau pencapaian tujuan akhir organisasi. Sementara itu, kriteria mikro
ialah pengukuran efektivitas yang menitikberatkan pada salah satu aspek yang
sempit, misalnya penampilan atau tingkat ketidakhadiran anggota organisasi.
Pengukuran dengan kriteria tunggal adalah cara melihat efektivitas
organisasi dengan hanya meggunakan satu variabel atau sering disebut
pengukuran univariasi (univariate). Sementara itu, pengukuran dengan kriteria
jamak (multivariate) ialah teknik memahami efektivitas organisasi dengan
menggunakan suatu model yang mencakup beberapa variabel dimana relasi antara
variabel turut diperhitungkan.
Pengukuran secara statis ialah melihat efektivitas organisasi dengan
mendasarkan diri pada kegiatan yang telah dilakukan. Jadi melihat kembali
117

berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan organisasi guna menilai apakah


kegiatan organisasi itu efektif atau tidak. Pengukuran dengan teknik ini mudah
dilaksanakan namun tidak banyak manfaatnya, sehingga orang berusaha
menggunakan teknik lain, yakni melihat prospek masa depan organisasi. Cara
melihat prospek organisasi adalah secara dinamis. Jadi, efektivitas dinamis
terfokus pada kegiatan yang (direncanakan) akan dilakukan oleh organisasi di
masa mendatang.
Melihat efektivitas organisasi dengan menggunakan tingkat generalisasi
yang berbeda ditempuh dengan dua cara. Cara pertama ialah pengukuran
efektivitas yang memakai kriteria umum dimana efektivitas diukur dengan
persyaratan tertentu yang dapat diterapkan pada semua jenis organisasi. Model
yang digunakan pada teknik ini sangat umum karena pada kenyataannya setiap
organisasi memiliki beragam sifat dan karakteristik tertentu. Oleh karena itu,
pengukuran efektivitas dengan teknik umum tidak banyak memberikan manfaat
bagi organisasi karena pengukuran dan analisisnya dangkal. Teknik kedua ialah
pengukuran efektivitas yang memakai kriteria yang lebih khusus sesuai
karakteristik organisasi yang bersangkutan. Hasil yang dicapai dengan teknik ini
tidak dapat diterapkan pada organisasi lain, kecuali jika memiliki indikator dan
ciri yang sama.

C. Pendekatan dalam Melihat Efektivitas Organisasi


Pengukuran efektivitas dilakukan dengan berpedoman pada berbagai
bagian yang merupakan komponen organisasi yang berbeda. Organisasi
mendapatkan input, berupa sumber daya dari lingkungannya. Kegiatan dan proses
internal yang terjadi dalam organisasi mengubah input menjadi output, berbentuk
barang dan jasa.
Pendekatan tujuan (goal approach) dalam pengukuran efektivitas
memusatkan perhatiannya pada output, yaitu keberhasilan organisasi untuk
mencapai tingkatan output yang ditentukan. Pendekatan sumber daya (resource
approach) mengukur efektivitas organisasi dari sisi input, yaitu dengan mengukur
tingkat keberhasilan organisasi dalam mendapatkan sumber daya dan dana yang
118

dibutuhkan untuk mencapai performansi yang optimal. Pendekatan proses


(process approach) melihat kegiatan internal organisasi dan mengukur
efektivitasnya melalui berbagai indikator internal seperti efisiensi atau iklim
organisasi.
Pendekatan gabungan. Ketiga pendekatan yang telah dijelaskan masing-
masing mempunyai kelemahannya sendiri sendiri. Oleh karena itu, salah satu cara
yang sering digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi adalah dengan
menggunakan ketiga jenis pendekatan tersebut secara bersamaan, terutama jika
data dan informasi yang diperlukan tersedia. Dengan demikian, diharapkan bahwa
kelemahan dari satu pendekatan dapat tertutupi dengan kelebihan yang dimiliki
oleh pendekatannya lainnya.
Pengukuran tingkat efektivitas organisasi dengan pendekatan gabungan ini
mencakup pengukuran pada sisi input, efisiensi proses transformasi dan
keberhasilan dalam pencapaian sasaran output, sehingga memberikan gambaran
mengenai keseluruhan dimensi dari aktivitas organisasi. Pendekatan gabungan
tersebut identik dengan pendekatan teori sistem.
Teori sistem memandang organisasi dari dua sudut yakni intern dan
ekstern. Dilihat dari sudut intern, organisasi sebagai satu kesatuan terdiri dari
sejumlah bagian di mana bagian yang satu dengan bagian yang lain saling
mempengaruhi dan saling bergantung serta harus memberikan perhatian yang
cukup pada siklus dasar yakni Input-Proses-Output. Sementara itu, ditinjau dari
sudut ekstern maka organisasi sebagai bagian dari Iingkungan dimana inputnya
diambil dari lingkungan dan outputnya diserap oleh lingkungan.
Selain pendekatan di atas ada pendekatan lain yang relevan untuk
mengukur efektivitas organisasi. Pertama, pendekatan constituency. Pendekatan
ini memusatkan perhatian pada berbagai kelompok di dalam dan di luar organisasi
yang mempunyai kepentingan terhadap performansi organisasi, seperti karyawan,
pemegang saham, leveransir bahan dan peralatan, pemilik, dan sebagainya.
Dengan kata lain, efektivitas organisasi diukur melalui tingkat kepuasan setiap
elemen constituency terhadap organisasi.
119

Setiap elemen constituency akan mempunyai kriteria yang berbeda-beda


dalam mengukur efektivitas organisasi karena masing-masing mempunyai
kepentingan yang berbeda dari performansi organisasi.

Tabel 1. Kriteria Pengukuran Efektivitas bagi Stakeholders Organisasi

CONSTITUENCY KRITERIA EFEKTIVITAS


Pemilik perusahaan Tingkat keuntungan
Karyawan Kepuasan kerja, besarnya gaji dan sistem
pengawasan
Konsumen Pelanggan Kredibilitas perusahaan (4-C)
Kreditur Mutu Produk/layanan
Lingkungan/ Komunitas Sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap
komunitas
Leveransir Kelancaran pembayaran
Pemerintah Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
pemerintah

Pendekatan constituency ini sangat populer karena memandang efektivitas


organisasl sebagai konsep yang kompleks dengan banyak dimensi, sehingga tidak
mungkin diukur hanya dengan menggunakan satu jenis kriteria. Melalui
pendekatan ini akan diperoleh gambaran mengenai urutan kepentingan setiap
elemen constituency terhadap organisasi dan sebaliknya, memberikan gambaran
mengenai cara organisasi memandang lingkungannya serta elemen lain yang
berkepentingan terhadap organisasi.
Pendekatan bidang sasaran. Pendekatan ini berdasar pada kenyataan
bahwa organisasi mempunyai banyak bidang kegiatan atau bidang sasaran.
Kegiatan organisasi dapat dipandang sebagai kesatuan dari berbagai kegiatan yang
masing-masing terkait dengan bidang sasaran tertentu. Pendekatan ini mengukur
performansi organisasi pada setiap bidang sasaran dengan tetap memperhitungkan
prioritas setiap bidang sasarannya bagi organisasi.
Kilmann dan Herden memberi empat bidang sasaran organisasi sebagai
berikut:
Efisiensi internal. Pengukuran ini menunjukkan efektivitas organisasi
dalam menggunakan berbagai macam sumber daya dan dana yang dimilikinya.
120

Salah satu ukuran yang digunakan adalah membandingkan nilai output terhadap
input. Efisiensi internal ini memusatkan perhatian pada efisiensi kegiatan di dalam
organisasi sehingga sangat memperhatikan besarnya nilai input, transformasi dan
output.
Efisiensi eksternal. Bidang sasaran ini identik dengan pengukuran
efektivitas organisasi dengan menggunakan pendekatan sumber yaitu, dengan
memusatkan perhatian pada kemampuan organisasi dalam mengembangkan
hubungan baik dengan elemen lingkungannya. Kemampuan mendapatkan sumber
bahan baku dan besarnya pasar yang dikuasai (market share) merupakan dua
contoh ukuran yang digunakan dalam bidang sasaran ini.
Efektivitas internal. Menunjukkan besarnya perolehan pekerja yang
bekerja dalam suatu organisasi, sehingga bidang sasaran ini dianggap identik
dengan pengukuran efektivitas organisasi menurut pendekatan proses. Ukuran
yang digunakan biasanya terkait dengan tingkat kepuasan dan motivasi karyawan,
seperti iklim kerja, hubungan interpersonal, dan sebagainya.
Efektivitas eksternal. Pendekatan ini menggambarkan kemampuan
organisasi untuk memberikan rasa puas kepada setiap elemen constituency,
sehingga bidang sasaran ini sesuai dengan pengukuran efektivitas organisasi
melalui pendekatan constituency. Oleh karena itu, ukuran yang digunakan
umumnya menyangkut kepuasan dari pihak luar tersebut seperti kepuasan
konsumen, kepuasan leveransir dan sebagainya.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas


Kenyataan menunjukkan bahwa organisasi merupakan sistem yang
kompleks sehingga tidak sedikit faktor yang mempengaruhi efektivitasnya, baik
yang bersifat intern maupun ekstern. Secara umum, ada empat faktor utama yang
mempengaruhi efektivitas organisasi.

1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi berkenaan dengan strategi, struktur dan teknologi
yang digunakan dalam organisasi. Efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi oleh
121

tingkat kompleksitas dan formalitas strategi, struktur dan sistem kewenangan


pimpinan dalam pengambilan keputusan (sentralisasi versus desentralisasi).
Strategi dan struktur mana yang mendukung tercapainya tingkat efektivitas yang
tinggi bergantung kepada jenis tujuan organisasi tersebut dan jenis tujuan yang
akan dicapai. Namun demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa pra-
kondisi yang memberikan kesempatan lebih besar untuk tercapainya tingkat
efektivitas yang tinggi ialah rumusan tujuan strategis organisasi yang mudah
dipahami, struktur yang mempunyai level kompleksitas rendah, formalitas rendah
dan sistem desentralisasi yang konsekuen.
Teknologi yang digunakan berkaitan erat dengan struktur sehingga
mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi. Teknologi tertentu menyebabkan
struktur yang digunakan memiliki tingkat kompleksitas yang rendah, sementara
teknologi lain justru sebaliknya.
Penggunaan teknik ban berjalan pada perusahaan sebagai misal,
menyebabkan tingkat kompleksitas unit bisnis strategis perusahaan rendah, namun
dituntut tingkat formalitas yang tinggi. Tanpa kondisi itu maka tujuan pemakaian
teknik tersebut akan tercapai, yang berarti tingkat efektivitas perusahaan rendah.
Sebaliknya, penggunaan teknik eksperimentasi (pada bagian riset dan
pengembangan) menyebabkan tingkat kompleksitas tinggi, namun di sisi lain
diperlukan tingkat formalitas rendah. Kondisi seperti itu lah yang mendukung
tercapainya tujuan bagian tersebut.

2. Karakteristik Lingkungan
Hubungan antara organisasi dengan lingkungan merupakan sesuatu yang
tidak dapat dihindari. Keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya
dipengaruhi oleh seberapa jauh organisasi mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Dimensi-dimensi lingkungan yang mernpengaruhi tingkat efektivitas
organisasi meliputi: 1) tingkat keterpaduan keadaan lingkungan, 2) ketepatan
fokus dan persepsi atas keadaan lingkungan, dan 3) tingkat rasionalitas organisasi.
Dengan demikian, efektivitas organisasi dipengaruhi oleh tingkat ketepatan dan
122

kecepatannya dalam "menanggapi" lingkungan. Namun, karena lingkungan


senantiasa mengalami perubahan maka organisasi dituntut untuk melakukan
pemantauan terhadap perubahan lingkungan tersebut.

3. Kebijakan Manajemen
Kebijakan (peraturan) pimpinan dalam memanajemem organisasi
berpengaruh langsung terhadap tingkat efektivitas organisasi. Proses dan
mekanisme kerja dalam organisasi sangat ditentukan pula oleh berbagai kebijakan
yang ditempuh pimpinan. Orientasi kebijakan pimpinan antara lain mencakup
penentuan tujuan, pencarian dan pemanfaatan sumber daya dan dana, penciptaan
lingkungan yang kondusif bagi anggota untuk berkreasi, proses komunikasi, dan
sebagainya.

4. Faktor Pekerja
Anggota organisasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap efektivitas organisasi. Walaupun perilaku anggota sangat berarti dalam
pencapaian efektivitas organisasi namun kadang kala juga menjadi penghambat
dan menggagalkan efektivitas organisasi.
Apabila pimpinan ingin meningkatkan efektivitas organisasi maka harus
mengenali dan menyadari adanya perbedaan karakteristik dan tujuan pribadi
setiap anggotanya. Dengan demikian, kebijakan organisasi harus akomodatif
terhadap pencapaian tujuan individu anggotanya atau sebaliknya mengupayakan
agar tingkah laku anggota sesuai dengan kebijakan yang digariskan oleh
organisasi. Lebih dari itu pimpinan harus dapat memanfaatkan informasi
menyangkut berbagai perbedaan individual untuk meningkatkan kerjasama di
antara anggota organisasi.

E. Fungsi Manajemen dan Kaitannya dengan Efektivitas Organisasi


Pimpinan memegang posisi kunci dalam organisasi. Oleh karena itu,
dalam memahami efektivitas organisasi harus pula dipahami seberapa jauh peran
yang dimainkan pimpinan di dalamnya. Para ahli berbeda pendapat dalam
123

menjabarkan fungsi manajemen, namun tetap pada kerangka pemikiran yang


relatif sama di mana aspek perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan merupakan inti kegiatannya.
Perencanaan. Fungsi perencanaan mencakup perumusan tujuan
organisasi yang hendak dicapai dan cara yang paling tepat untuk mencapainya.
Perencanaan tujuan dalam konteks efektivitas organisasi mencakup tiga tingkatan
operasionalisasi perumusannya. Dengan kata lain, ada tiga tingkatan perencanaan
tujuan. Tujuan tingkatan pertama ialah tujuan yang rumusannya masih bersifat
abstrak dan sering disebut visi dan misi organisasi atau disebut tujuan strategis.
Tujuan tingkatan kedua ialah, tujuan yang rumusannya lebih konkrit dari visi dan
misi organisasi atau disebut tujuan taktis. Tujaun tingkatan ketiga, yaitu tujuan
yang diformulasikan secara operasional atau disebut tujuan operasional.
Ketiga level tujuan itu dalam bahasa Inggris masing-masing adalah vision
and mission, goal and objective. Ketiganya perlu dirumuskan secara runtut dan
konsisten. Tujuan tingkat ketiga dijabarkan dari tujuan tingkat kedua, kemudian
tujuan tingkat kedua dijabarkan dari tujuan tingkat pertama. Perumusan tujuan
tingkat ketiga perlu dinyatakan dalam kalimat yang mudah diukur.
Contoh sebuah perusahaan kecil (CV Maega Buana) merumuskan tujuan
tingkat ketiga sebagai berikut: "Memasarkan kendaraan bermotor sebanyak 99
unit pada tahun depan." Kendaraan bermotor yang dimaksud ialah perahu
bermesin tempel yang digunakan oleh nelayan kali lima sebanyak 33 unit, moko
(mobil toko) yang digunakan oleh pedagang kaki lima sebanyak 33 unit, dan
"motora" yang digunakan oleh petani sebanyak 33 unit. Di samping rumusan
tujuan tersebut operasional dan dapat diukur, isi tujuan tingkat ketiga tersebut
harus sinkron dengan tujuan tingkat kedua. Demikian pula dengan visi dan misi
organisasi. Tujuan tingkat kedua perusahaan tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut: Memperjual belikan berbagai jenis kendaraan bermotor pada segmen
pasar pedagang dan nelayan kaki lima, serta petani kecil. Sementara itu, formulasi
misi perusahaan adalah turut berusaha mencari profit dalam jual-beli kendaraan
bermotor.
124

Pengorganisasian. Pengorganisasian mencakup berbagai aktivitas yang


terkait dengan pengelolaan struktur, proses dan relasi di antara para anggota
organisasi. Tugas pimpinan ialah harus mengorganisir tugas-tugas yang relevan
dengan pencapaian tujuan. Selain itu, mengatur orang-orang yang akan menangani
pekerjaan dan menata peralatan yang dipergunakan. Implementasi dari fungsi
pengorganisasin menghasilkan struktur yang membentuk jaringan kerja sehingga
proses kerjasama dapat berlangsung dengan baik. Jadi efektivitas organisasi
berkaitan dengan ketepatan dalam pilihan struktur, pengaturan relasi antara
anggota organisasi dan sebagainya.
Pengarahan. Kegiatan pengawasan merupakan fungsi pimpinan yang
berkaitan langsung dengan para anggota organisasi. Pimpinan perlu menjalin
kontak secara terus menerus dengan anggota agar termotivasi untuk bekerjasama
untuk tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Motivasi bawahan untuk bekerjasama
dan berprestasi akan lebih mudah ditumbuhkan kalau dikaitkan dengan kebutuhan
dan karakteristik setiap individu.
Efektivitas organisasi dalam hubungannya dengan fungsi pengarahan
tercermin pada tingkat kesungguhan anggotanya mengemban amanah dan tingkat
kerjasama yang ditunjukkan. Dengan demikian, sekiranya kondisi itu terlihat
maka pimpinan dianggap telah berhasil dalam memanajemeni bawahannya.
Pengawasan. Fungsi pengawasan ini berhubungan dengan penyesuaian
antara rencana yang telah disusun dengan hasil yang dicapai. Pimpinan dapat
menggunakan dua sumber informasi, yaitu menggunakan informasi dari bagian
kendali mutu atau informasi hasil pengamatan langsung pimpinan itu sendiri.
Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Hubungan efektivitas organisasi dengan fungsi
pengawasan dapat tergambar melalui tingkat kemampuan pimpinan dalam
mengenali terjadinya penyimpangan dan melakukan tindakan perbaikan. Dengan
kata lain, jika pimpinan mampu mengenali penyimpangan yang terjadi, sembari
melakukan tindakan korektif maka pengawasan yang dilakukan dapat diangap
efektif.
125

Pengayaan
Kriteria pcngukuran efektivitas organisasi merupakan topik yang relevan
dipahami dan dipraktekkan oleh setiap wirausahawan dalam rnemanajemeni usaha
kecil yang digeluti. Dengan memahami konsep efektivits organisasi, pelaksanaan
kegiatan wirausahawan terarah sesuai skala prioritas yang ditentukan. Usaha
industri kecil yang menghasilkan barang dan jasa juga perlu memformulasikan
secara jelas misi, tujuan, dan sasaran yang akan dicapai, sebagaimana contoh CV
Maega Buana di atas.
Untuk perusahaan jasa yang dikelola, operasionalisasi tujuannya juga perlu
demikian. Misalnya CV Angin Lalu yang menetapkan rnisinya untuk:
"memuaskan kebutuhan masyarakat ilmiah dalam bidang usaha penjilidan."
Tujuan kegiatan di bidang jasa itu adalah menerima dan melayani foto copy dan
penjilidan makalah, tesis dan disertasi mahasiswa program S0, S1, S2 dan S3 di
seputar Kawasan Tamalanrea Kota Makassar.
Operasionalisasi kegiatan usaha jasa tersebut dapat dijabarkan rnenjadi:
memfotocopy dan menjilid karya ilmiah mahasiswa dan umum sebanyak 99 buah
perbulan. Penjilidan karya ilmiah itu terdiri dari makalah 66 buah, tesis 30 buah
dan disertasi 3 buah. Indikator tingakat efektivitas usaha jasa tersebut terlihat dari
beberapa besar jumlah dan persentase yang telah dilakukan selama sebulan.

Bahan Diskusi/Latihan
1. Kemukakan empat kriteria utama yang biasanya digunakan untuk mengetahui
tingkat efektivitas organisasi di masal lalu.
2. Kemukakan tiga perspektif pengukuran efektivitas dalam organisasi.
3. Jelaskan keempat dimensi pengkuran efektivitas dalam organisasi.
4. Jelaskan pengertian ketiga pendekatan dalam melihat efektivitas organisasi.
5. Kemukakan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi.
6. Jelaskan empat fungsi manajemen dalam kaitannya dengan efektivitas
organisasi
126

Rangkuman
Hasil riset menunjukkan bahwa dimasa lalu kriteria adaptability,
flexibility, productivity, and satisfication paling umum digunakan untuk
mengetahui tingkat efektivitas organisasi. Sementara itu konsep efektivitas
dipahami dari tiga perspektif utama yakni: 1) perspektif individu, 2) perspektif
kelompok, dan 3) perspektif organisasi.
Kriteria efektivitas organisasi dapat dilihat dan berbagai dimensi, yakni: l)
dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektivitas mikro dan makro; 2)
dari segi jumlah variabel yang diperhitungkan dalam pengukurannya dikenal
adanya efektivitas model variabel tunggal dan jamak; 3) Dari segi waktu
pcngukurannya dikenal adanya efektivitas statis dan dinamis; dan 4) Dari segi
tingkat generalisasinya, dikenal efektivitas terbatas dan umum.
Pendekatan tujuan dalam pengukuran efektivitas dan memusatkan
perhatiannya pada output, yaitu keberhasilan organisasi untuk mencapai tingkat
output yang ditentukan. Pendekatan sumber mengukur efektivitas organisasi dari
sisi input yaitu dengan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang
optimal. Pendekatan proses melihat kegiatan internal organisasi dan mengukur
tingakat efektivitasnya melalui berbagai indikator internal seperti efesiensi atau
iklim organisasi.
Secara umum ada empat faktor utama yang mempengaruhi efektivitas
organisasi. Pertama, karakteristik organisasi yang berkenaan dengan strategi,
struktur, dan teknologi yang dipergunakan dalam organisasi Kedua, karakterstik
lingkungan. yaitu interaksi organisasi dengan lingkungan sebagai suatu yang tidak
dapat dihindari. Keberhasilan organisasi mencapai tujuannya dipengaruhi oleh
seberapa jauh organisasi mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Keempat
faktor pekerja. Faktor ini merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap efektititas organisasi. Walaupun perilaku anggota sangat berarti dalam
pencapaian efektivitas organisasi namun biasanya pekerja juga dapat menghambat
dan menggagalkan efektivitas.
127

Empat fungsi manajemen dalam Kaitannya dengan tingkat efektivitas


organisasi. Pertama, perencanaan. Fungsi ini mencakup perumusan tujuan
organisasi yang hendak dicapai dan cara yang paling tepat untuk mencapainya.
Kedua fungsi pengorganisasian. Pengorganisasian mencakup aktivitas yang tekait
dengan pengelolaan struktur, proses dan relasi di antara para anggota organisasi
tugas pimpinan ialah harus mengorganisir tugas-tugas yang relevan dengan
pencapaian tujuan. Selain itu, mengatur orang yang akan menangani pekerjaan
dan menata peralatan yang dipergunakan. Ketiga, fungsi pengarahan. Kegiatan
pengawasan merupakan fungsi pimpinan yang terkait langsung dengan anggota
organisasi. Efektivitas organisasi dalam hubungannya dengan fungsi pengarahan
tercermin pada tingkat para anggota mengemban amanah dan tingakat kerja sama
yang ditunjukkan. Keempat, fungsi pengawasan. Fungsi ini berhubungan dengan
penyesuaian antara rencana yang disusun dengan hasil yang dicapai, hubungan
efektivitas organisasi dengan fungsi pengawasan tergambar melalui kemampuan
pimpinan dalam mengenali terjadinya penyimpangan dan melakukan tindakan
perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai