Anda di halaman 1dari 12

OPINI MAHASISWA STIKOM INTERSTUDI TERHADAP PEMBERITAAN

VAKSINASI COVID-19 PADA SOSIAL MEDIA INSTAGRAM @dr.tirta

Dika Syahadat Putra Setiawan Laden Hasta


Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Interstudi
Jl. Wijaya II No.62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160
syahadatdika22@gmail.com

Pendahuluan

Saat ini tidak terasa sudah hampir dua tahun pandemi Covid- 19 menyerang Indonesia
dan tak kunjung tuntas dalam penanganannya justru malah memunculkan spekulasi-spekulasi
baru terkait hal tersebut. Peristiwa ini menyita banyak perhatian masyarakat. Rasa ingin tahu
membuat masyarakat mencoba mencari tahu perkembangan kasus ini melalui berita, baik
melalui televisi hingga media online. (Dwiputra, 2021) menjelaskan bahwa berita
pembahasan virus di media massa akhirnya memunculkan kepanikan dalam diri masyarakat.
(Mózo, 2017) Menjelaskan banyaknya pemberitaan Covid-19 di media sosial menghimbau
masyarakat untuk melakukan Cross- check fakta sebelum mempercayai suatu informasi.

Kemunculan Covid-19 mengejutkan masyarakat pada awal tahun 2020. Lebih dari 4,7
juta kasus dan 316.000 kematian di seluruh dunia (UNODC, n.d.). Covid-19 disebabkan oleh
infeksi dan saat ini telah ditetapkan sebagai pandemi global (Gottlieb & Dyer, 2020).
Sebagian upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran virus (Argista, 2021).

Opini merupakan pernyataan tentang sikap mengenai masalah tertentu yang bersifat
kontroversial (Olii dan Erlita, 2011: 39). Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang
masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda. Opini merupakan
tanggapan atau jawaban terbuka terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-
kata (intangible), baik dalam bentuk opini tertulis maupun lisan. Bisa juga sebagai perilaku,
sikap tindak, pandangan dan tanggapan dan lain sebagainya. Opini dapat dinyatakan secara
aktif dan pasif, verbal (lisan) dan baik secara terbuka dengan melalui ungkapan kata-kata
yang dapat ditafsirkan dengan jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus atau
diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif atau persepsi
(personal). Opini dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak,mimic muka atau bahasa
tubuh (body language) atau berbentuk simbol-simbol tertulis.

Pembentukan opini publik sangat bergantung pada proses komunikasi.


Masyarakat memperoleh pengetahuan atau informasi tentang persoalan yang terjadi di
masyarakat melalui proses komunikasi. Salah satunya adalah melalui media massa.
Masalah sekecil apapun bisa berkembang dengan cepat karena pemberitaan melalui
media. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang
signifikan. Subyek opini publik adalah masalah baru yang bersifat kontroversial.
Unsur-unsur opini publik adalah pernyataan yang kontroversial mengenai suatu hal
yang bertentangan dan reaksi pertama/gagasan baru.

Noelle-Neumann mendefenisikan opini publik adalah sikap atau tingkah laku yang
ditunjukkan seseorang kepada khalayak jika ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam hal
kontroversial, opini publik adalah sikap yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak tanpa
harus membahayakan dirinya sendiri yaitu berupa pengucilan. Untuk mengembangkan opini
publik yang positif terhadap suatu badan publik harus diberi peneranganpenerangan yang
lengkap dan objektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka,
sehingga dengan demikian akan timbul pengertian daripadanya. Selain dari pendapat-
pendapat dan saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan
dihargai.

Beragam pemberitaan mengenai vaksin Covid-19 telah menimbulkan banyak persepsi


dan opini baik yang pro maupun yang kontra dalam masyarakat. Persepsi sendiri merupakan
inti dari komunikasi. Dalam setiap aktivitas komunikasi akan diawali oleh proses kontak
antar manusia baik langsung maupun tidak melalui pemberian rangsangan yang kemudian
diolah menjadi persepsi. Pemberitaan vaksin Covid 19 dalam konteks ini merupakan
rangsangan yang diterima oleh masyarakat lalu masyarakat nemprosesnya berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki yang mungkin beragam, sehingga kemungkinan menimbulkan
persepsi yang berbeda beda. Penyebaran berbagai informasi mengenai vaksinasi Covid-19
terlihat juga melalui berbagai jenis media digital. Salah satunya yaitu media sosial. Menurut
Nasrullah (2015) disebut media sosial, karena mempunyai ciri nilai dan makna sosial, yaitu
karena pengguna bisa merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah,
2015).

Media sosial memiliki peranan aktif dalam kehidupan manusia sebagai alat untuk
bertukar informasi, mulai dari aktifitasi sosial, politik, ekonomi, budaya, hingga dengan
peristiwa penting lainnya, namun hingga saat ini media tetap sama dengan dahulu, media
dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi penggunannya Renata (2021). Salah
satu media bertukar informasi yang digemari saat pandemi adalah Instagram. Pengguna
Instagram mengalami pertumbuhan 5% dalam satu tahun yang setara dengan 3 juta pengguna
baru (Junawan & Laugu, 2020).

Menurut Rachman & Pramana (2020) pada data statistik Hootsuite We Are Sosial,
pada bulan Januari 2019 dari 268,2 juta penduduk Indonesia, 150 juta atau 56%-nya adalah
pengguna aktif dari media sosial. Prosentase orang dewasa yang menggunakan media sebagai
penyalur informasi, 95% dari total jumlah penduduk indonesia menggunakan tekevisi dan
91% menggunakan mobile phone dan 60% menggunakan smartphone. Informasi mengenai
Covid-19 terlihat sangat banyak berputar di berbagai sosial media seperti instagram bahkan
berbagai kampanye dengan menggunakan hastag mengenai Covid-19 dan juga tenaga
kesehatan sudah menjadi trending. Kampanye ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan
seluruh dunia.
Bahkan bagaimana perjuangan para tim medis yang membantu melawan Covid-19
banyak terupload di media sosial. Kemudahan penggunaan instagram merupakan salah
satu alasan pemilihan Instagram sebagai media sosial yang popular dimasa pandemi ini.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana instagram sebagai media pemberitaan
vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Instagram kini bukan hanya menjadi salah satu bentuk
media sosial saja, melainkan sudah menjadi sebagai media informasi dan edukasi oleh
beberapa kalangan.

Berbagai fitur dan juga kemudahan disediakan oleh Instagram. Salah satunya yaitu
kemudahan dalam mencari informasi Covid-19 baik yang diposting oleh perseorangan
maupun organisasi. Salah satu postingan perseorangan (Influencer) mengenai vaksinasi
Covid-19 yang sedang populer yaitu dr. Tirta. Dokter sekaligus mantan anggota satuan tugas
Covid-19 memiliki nama lengkap Tirta Mandira Hudhi. Dokter Tirta memiliki nama
username media sosial instagram yaitu dr.Tirta. Terkenal dengan gaya penyampaian edukasi
mengenai vaksinasi Covid-19 yang sangat unik. Keunikan dr.Tirta terlihat dari kostum
berbusana khas mahasiswa. Serta cara komunikasi yang unik, dokter Tirta sangat lantang dan
terus terang terhadap kenyataan yang ada di lapangan mengenai perkembangan Covid-19 di
Berbagai fitur dan juga kemudahan disediakan oleh Instagram.

Untuk mahasiswa Stikom Interstudi sendiri sangat mengkritisi pemberitaan pada


media sosial salah satunya media sosial Instagram, dimana media soal dapat menimbulkan
banyak opini dan persepsi baik dan buruk terutama dalam kalangan mahasiswa. Dalam
pemberitaan vaksin Covid – 19 ini juga banyak para tokoh yang menanggapi dan
memberikan saran untuk vaksin tersebut melalui akun media sosial Instagram mereka, salah
satu tokohnya yaitu dr. Tirta. Akun instagram dr. Tirta sendiri dalam postingannya di
Instagram banyak sekali memberikan informasi baik itu tentang Covid–19 maupun vaksin
Covid-19 dalam postingan tersebut dapat menimbulkan banyak opini dan tanggapan –
tanggapan baik itu positif maupun negative.

Penelitian ini menggunakan Teori New Media atau Media baru. New media atau
media baru merupakan istilah yang digunakan untuk berbagai teknologi komunikasi dengan
digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi
(McQuail, 2011). Media baru muncul dari berbagai inovasi media lama yang kurang relevan
lagi dengan perkembangan teknologi di masa sekarang. Media lama seperti televisi, film,
majalah, dan buku bukan serta merta mati begitu saja, melainkan berproses dan beradaptasi
dalam bentuk media baru. Klaim status paling utama sebagai media baru dan mungkin juga
sebagai media massa adalah internet. Meskipun demikian, ciri-ciri massal bukanlah
karasteristik utamanya.

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yaitu, penelitian yang
dilakukan oleh Resti Nestya Putri, Universitas Baturaja tahun 2021 yang berjudul Persepsi
Mahasiswa Terhadap Informasi Vaksin Covid-19 di Media Sosial (Studi Pada Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Universitas Baturaja), lalu ada jurnal Ayu Sari Nur Lestiyanti, Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun 2022 yang berjudul Pengaruh Berita Lonjakan Kasus
Covid-19 Pada Akun Instagram @kemenkes_ri terhadap minat vaksinasi followers akun
@kemenkes_ri, dan terakhir ada jurnal Yanuba Nurmalinda, Universitas Muhammadiyah
Surakarta tahun 2022 yang berjudul Pengaruh Instagram Sebagai Media Pemberitaan Covid-
19 Terhadap Tingkat Kepercayaan Mahasiwa (Studi Kasus Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta)

Dari Pendahuluan di atas maka Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Opini Mahasiswa Stikom Interstudi Terhadap Pemberitaan Vaksinasi Covid-19
di Sosial Media Instagram @dr.tirta? Serta tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Opini Mahasiswa Stikom Interstudi terhadap pemberitaan Vaksinasi Covid-19 di Sosial
Media Instagram @dr.tirta.

Tinjauan Literatur

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menganalisis tiga penelitian yang sudah
terlebih dahulu diteliti oleh peneliti lain berkaitan tentang penelitian sebelumnya
menggunakan Jurnal Komunikasi metode yang serupa dengan penelitian yang akan
dilakukan, sehingga memiliki relevansi dengan penelitian ini.

Artikel jurnal yang pertama diambil dari Resti Nestya Putri, Universitas Baturaja
tahun 2021 yang berjudul Persepsi Mahasiswa Terhadap Informasi Vaksin Covid-19 di
Media Sosial (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Baturaja). Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu untuk
mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap media sosial sebagai sarana informasi Vaksin
Covid-19.

Teori Penggabungan Informasi Menurut Littlejohn & Foss (2009) dalam bukunya
Teori Komunikasi, teori penggabungan informasi ini termasuk dalam tradisi sibernetika.
Pendekatan penggabungan informasi (information integration) bagi pelaku komunikasi
berpusat pada cara mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek,
situasi, dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan dalam bertindak dengan cara
yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Pendekatan penggabungan informasi
menjelaskan tentang pembentukan informasi dan perubahan sikap.

Artikel jurnal kedua diambil dari Ayu Sari Nur Lestiyanti, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2022 yang berjudul Pengaruh
Berita Lonjakan Kasus Covid-19 Pada Akun Instagram @kemenkes_ri terhadap minat
vaksinasi followers akun @kemenkes_ri. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Eksplanatif bertujuan untuk menyelidiki
ada tidaknya hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih untuk menguji suatu hipotesis
penelitian. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberitaan Covid-
19 dengan minat vaksin masyarakat menggunakan metode survei.
Teori Stimulus-Organism Respon Menurut Effendy (2003) komunikasi massa
merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan menggunakan
alat bantu. Teori ini berprinsip bahwa respon adalah reaksi balik yang diterima audience
ketika menerima pesan dari media. Individu dapat memperkirakan efek pesan yang
disampaikan media dengan reaksi audience, sehingga seseorang dapat memprediksi antara
kesesuaian pesan dengan reaksi audience.

Artikel jurnal ketiga diambil dari Yanuba Nurmalinda, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Komunikasi & Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta
tahun 2022 yang berjudul Pengaruh Instagram Sebagai Media Pemberitaan Covid-19
Terhadap Tingkat Kepercayaan Mahasiwa (Studi Kasus Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode kuantitatif.

Teori Ketergantungan (Dependensi Media) Ball-Rokeach & DeFleur (1976)


mengemukakan bahwa individu memiliki ketergantungan pada informasi di media untuk
memenuhi segala kebutuhan. Selain itu (Loges dan Ball-Rokeach, 1993) menyarankan untuk
bergantung pada media sebagai sumber daya informasi dalam mencakup semua produk
media.

Opini

Opini menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (dalam Moore, 2004:54) adalah
suatu pandangan, keputusan atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu hal
persoalan tertentu. Opini pada prinsipnya merupakan ungkapan secara aktif dari publik. Opini
adalah serapan dari bahasa asing (opinion) yaitu tanggapan atau jawaban terbuka terhadap
suatu persoalan yang dinyattakan berdasarkan kata-kata (intangible), baik dalam bentuk opini
tertulis maupun lisan. Bisa juga sebagai perilaku, sikap tindak, pandangan dan tanggapan
(Ruslan, 2008:65).

Opini Publik

Opini publik yang digambarkan Morrissan (2018) mengacu pada perasaan bersama
dari suatu populasi atas suatu masalah tertentu yang sedang dihadapi. Dalam hal ini jika
dikatakan peran media menjadi sangatlah penting untuk menjadi perantara informasi dan
menentukan topik, masalah atau hal penting untuk menjadi perhatian masyarakat.

Menurut Leonard W. Dood dalam Soemirat (2004) Opini public atau pendapat umum
adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari
sebuah masyarakat yang sama. Menurut Dra. Djoenaesih S. Sunarjo, ciri-ciri opini itu adalah:
A. Selalu diketahui dari pernyataan pernyataannya; B. Merupakan sintesa atau kesatuan dari
banyak pendapat; C. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar.
Berita

Berita menurut Newsom dan James A. Wollert, seperti dikutip oleh Sumadiria (2010)
dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, berita adalah apa saja yang ingin dan
perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Sedangkan menurut Willard C.
Bleyer yang juga dikutip oleh Sumadiria (2010), berita adalah sesuatu yang termasa yang
dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena menarik minat atau
mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dapat menarik para pembaca.
Seperti yang dikutip oleh Barus (2010) dalam William S. Maulsby mendefinisikan berita
sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai
arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang
memuat berita tersebut.

Beragam pemberitaan mengenai vaksin Covid-19 telah menimbulkan banyak persepsi


dan opini baik yang pro maupun yang kontra dalam masyarakat. Persepsi sendiri merupakan
inti dari komunikasi. Dalam setiap aktivitas komunikasi akan diawali oleh proses kontak
antar manusia baik langsung maupun tidak melalui pemberian rangsangan yang kemudian
diolah menjadi persepsi. Pemberitaan vaksin Covid 19 dalam konteks ini merupakan
rangsangan yang diterima oleh masyarakat lalu masyarakat nemprosesnya berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki yang mungkin beragam, sehingga kemungkinan menimbulkan
persepsi yang berbeda beda. Penyebaran berbagai informasi mengenai vaksinasi Covid-19
terlihat juga melalui berbagai jenis media digital.
Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki
berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, media
massa juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam menggali berbagai informasi. Definisi
media sosial tidak serta merta merupakan gagasan yang tidak berdasar yang dikemukakan
oleh para ahli tersebut. media sosial memiliki peran dan dampak bagi kehidupan
masyarakatyang harus didesain sedemikian rupa agar media sosial tetap pada fungsi dan
tujuan media sosial itu sendiri dan memiliki manfaat dalam kehidupan setiap individu

Media sosial adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi
setiap individu untuk membangun profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi,
daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar
koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Henderi, 2007: 3)

Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi
konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan
dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568)
Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengalihkan komunikasi
sebagai dialog interaktif. Chris Garet berpendapat bahwa sosial media merupakan sebuah
instrument, atau pelayanan dan hubungan yang menyediakan koneksi diantara satu individu
dengan lainnya yang mempunyai keperluan bersamaan dan keterikatan yang sama.
Sedangkan, Sam Decker berpendapat bahwa media sosial merupakan content atau hubungan
komunikasi digital yang dibuat antara satu individu atau lebih . Dalam hal lini bisa
disimpulkan pada hakikatnya media sosial bisa dimiliki semua masyarakat diberbagai negara,
media sosial membuat setiap orang menjadi terbuka mengenai pribadi nya kepada publik
bahkan kepada orang belum lama dikenal dari media sosial (Akbar, 2019)

Data Tren Pengguna Internet dan Media sosial di Indonesia Tahun 2022

Jumlah populasi pada data yang tertulis tersebut : 277,7 juta jiwa (57,9%). Dan pada
data tersebut Jumlah pengguna Handphone sebesar: 370,1 juta jiwa (133,3%). Dan Jumlah
pengguna internet sebesar: 204,7 juta jiwa (73,7%) serta jumlah pengguna aktif di media
sosial sebesar 191,4 juta jiwa (68,9%). Berikut data waktu penggunaan media sebagaimana
dijelaskan digambar yang ada dibawah :

(Sumber: Riyanto, 2022)

Rata-rata manusia mengakses internet dari perangkat mana pun selama : 8 jam 36 Menit. Dan
juga rata rata manusia setiap waktu mengakses media digital. Orang Indonesia setiap hari
melihat televisi (broadcasting, streaming, dan video permintaan selama: 2 jam 50 Menit.
Menurut data yang tertulis juga pada
umumnya manusia setiap hari mengakses media sosial lewat perangkat mana pun selama: 3
jam 17 menit. Dan umumnya setiap hari mendengarkan musik selama: 1 jam 40 menit. Dan
yang terakhir rata-rata manusia setiap hari bermain video game selama: 1 jam 19 menit.
(Sumber Riyanto, 2022)

Platforms Media Sosial yang Banyak digunakan di Indonesia Tahun 2021 Media Sosial
Instagram
Media sosial instagram adalah media sosial yang paling digemari menduduki posisi
ke dua setelah platform Whatsapp. Survey terkini membuktikan memang instagram
merupakan platform sosial media yang digemari. Dengan jumlah pengguna Instagram di
Indonesia tahun 2022 sebanyak: 99,15 juta jiwa, dengan persentase pengguna Instagram
berjenis kelamin Perempuan sebanyak : 52,3% lalu untuk persentase pengguna Instagram
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47,7%. Melalui media sosial instagram para pengguna
dapat membagikan momment dengan format foto atau video yang di unggah di laman media
sosial instagram milik pribadinya. Media sosial instagram juga menawarkan fitur yang
menarik untuk para penggunanya seperti Instagram story dengan berbagai fitur kamera dan
juga Live. Instagram juga dijadikan untuk tempat berbagi segalanya diinstagram pengguna
bebas berbagi foto video di mana pun kapan pun tanpa dibatasi jarak dan waktu bersama
followers nya. Dan tidak membatasi privasi penggunaan dalam menyebarkan momennya,
pengguna instagram yang lain dapat melihatnya juga. Namun ini juga berdampak dengan
budaya berlebihan dalam berbagai di dunia maya. (Sakti & Yulianto, 2018)

Instagram

Instagram adalah layanan jejaring sosial berbasis fotografi. Jejaring sosial ini
diresmikan pada tanggal 6 Oktober 2010 oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang mampu
menjaring 25 ribu pengguna di hari pertama Atmoko (2012:3) Selain itu Atmoko (2012:8),
menyatakan bahwa nama Instagram merupakan kependekan dari kata “instan-telegram”.
Menurut website resmi Instagram, Instagram adalah cara yang menyenangkan dan unik untuk
berbagi hidup anda dengan teman-teman melalui serangkaian gambar. Bidik foto dengan
ponsel atau tablet anda lalu pilih filter untuk mengubah gambar.

Menurut Bambang, Instagram adalah sebuah aplikasi dari Smartphone yang khusus
untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai fungsi
hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam
bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram juga dapat
memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, karena
Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan
menjadi lebih bagus (Atmoko, 2012:10)

Referensi
Sumber Jurnal, Skripsi, Artikel Lainnya

Akbar. R. S. (2019). Peran Media Sosial Dalam Perubahan Gaya Hidup Remaja.
Universitas Airlangga, 1(1), 1–20.
Journal Interstudi (Inter Script: Journal of Creative Communication)

Agam Syaifullah, R. A. (2022 Vol. 4, No. 2). SIKAP REMAJA MENGENAI BERITA
HOAX COVID 19 DI MEDIA SOSIAL. Inter Script: Journal of Creative
Communication , 47-67.

Argista, Z. L. (2021). Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Persepsi Masyarakat


Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera Selatan.

Ayu Sari Nur Lestiyanti, D. P. (2022). PENGARUH BERITA LONJAKAN KASUS


COVID-19 PADA AKUN INSTAGRAM @KEMENKES_RI TERHADAP MINAT
VAKSINASI FOLLOWERS AKUN @KEMENKES_RI. Jurnal Komunikasi dan
Teknologi Informasi Vol.14, No. 2, 2-6.

Ball-Rokeach, S., & DeFleur, M. (1976). A Dependency Model of Mass-Media Effects.


Communications Research, 3, 3-21.

Dwiputra, K. O. (2021). Analisis resepsi khalayak terhadap pemberitaan Covid-19. Jurnal


Komunikasi Profesional, 5(1), 26–37.

Fajar Fathur Rachman, S. P. (2020). Analisis Sentimen Pro dan Kontra Masyarakat Indonesia
tentang Vaksin COVID-19 pada Media Sosial Twitter. Indonesian of Health
Information Management Journal, 100-109.

Junawan, H., & Laugu, N. (2020). Eksistensi Media Sosial , Youtube , Instagram dan
Whatsapp Ditengah Pandemi Covid-19 Dikalangan Masyarakat Virtual Indonesia.
Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 4(1), 41–57.

Kurniawan, Puguh. 2017. “Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Komunikasi”. No.
2, Vol. 11.

Letuna, M. A. (2021). Instagram sebagai Media Edukasi Vaksin Covid-19 di Indonesia.


Jurnal Ilmu Komunikasi, 2-4.

Mózo, B. S. (2017). Efek Pemberitaan Media Massa terhadap Persepsi Masyarakat Tentang
Virus Corona (Studi Kasus; Masyarakat di Pamekasan). Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Noelle-Neumann, E. 1974. The Spiral of Silence: A Theory of Public Opinion. Journal of


Communication, 24 (2), 43-51.

Renata, C. D. (2021). Pengaruh Terpaan Postingan Di Instagram Dan Daya Tarik Pesan Iklan
Di Youtobe Kemenkes_Ri Terhadap Vaksin Covid 19. MEDIALOG : Jurnal Ilmu
Komunikasi, 4(1), 48–60.
Riyanto. A. D. (2022). Indonesian Digital Report 2022. Andi.Link. Retrieved From :
Https://Andi.Link/Hootsuite WeAre-Social-Indonesian-DigitalReport-2022/

Sakti. B. C. & Yulianto. M. (2018). Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam


Pembentukan Identitas Diri Remaja. Interaksi- 66 | Agam Syaifullah & Rosita
Anggraini Inter Script: Journal of Creative Communication Online, 6(4), 1–12.
Retrieved From : Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Ind
ex.Php/InteraksiOnline/Article/View/21950

Setiawan, D. B. (2021). Analisis Isi Pesan Edukasi Vaksinasi Covid-19 Pada Media Sosial
Instagram. Jurnal Intelektual, 2-5.

UNODC. (n.d.). COVID-19 VACCINES AND CORRUPTION RISKS: PREVENTING


CORRUPTION IN THE MANUFACTURE, ALLOCATION AND DISTRIBUTION
OF VACCINES SUMMARY. 1–14.

Sumber Buku
Ardianto dan Soemirat. (2004). Dasar-Dasar Public Relations;. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Atmoko Dwi, Bambang. 2012. Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media
Kita

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita . Jakarta: Erlangga.

Dra. Helena Olli, M. &. (2011). Opini Publik Edisi Kedua. Jakarta: PT.INDEKS Permata
Puri Media.

Effendy. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Henderi, Muhammad Yusup, Yuliana Isma Graha. 2007. Pengertian Media Sosial, (Online).

Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis: Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2012. Marketing Management. Edisi 14. Global
Edition. Pearson Prentice Hall.

Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss.2009. Teori Komunikasi, edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba
Humanika

Moore, Frazier. 2004. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Morissan. (2018). Teori Komunikasi Individu hingga Massa, Cetakan ke 4. Jakarta: In


Prenadamedia Group. American Association for the Advancement of Science.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014.

Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Panuju, Redi. 2011. Relasi Kuasa Negara, Media Massa dan Publik, Pertarungan
Memenangkan Opini Publik dan Peran dalam Transformasi Sosial.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ruslan, Rosady. 2008. Management Public Relations Dan Media Komunikasi Konsepsi
Dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan


Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Suwito (ed.); 1st ed.). PT Fajar
Interpratama Mandiri.

Sumadiria, AS Haris. (2005). Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature,


Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________________(2008). Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature


Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

__________________(2010). Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature


Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sunarjo S. Djoenaesih dan Sunarjo, Istilah Komunikasi, Edisi 2, Liberty,


Yogyakarta, 1983.

Willard G. Bleyer, Newspaper Writing and Editing, Boston, 1923.

Sumber E-Library
Gottlieb, M., & Dyer, S. (2020). Information and Disinformation: Social Media in the
COVID-19 Crisis. Academic Emergency Medicine, 27(7), 640–641.

Anda mungkin juga menyukai