Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No.

2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

JOGO TONGGO: MEMBANGKITKAN KESADARAN DAN KETAATAN WARGA


BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI JAWA
TENGAH

Erisandi Arditama
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan,
FIS Universitas Negeri Semarang

Puji Lestari
Jurusan PKN dan PIPS
FIS Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Artikel ini akan membahas tentang sisi lain pada masa mitigasi bencana pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19), yakni terbentuknya kesadaran sosial masing-masing
individu sebagai warga masyarakat. Selain itu, artikel ini juga mendiskusikan tentang
ketaatan warga masyarakat terhadap aturan yang berketetapan hukum dan nilai-nilai
kemanusiaan yang muncul secara kolektif. Ketiga konsep kunci tersebut dibingkai dalam
konsep utama bernama Jogo Tonggo sebagai konsep mitigasi bencana yang ditetapkan di
Jawa Tengah. Dalam pelaksanaannya, Jogo Tonggo berdampak pada terbentuknya
kesadaran bersama, ketaatan masyarakat Jawa Tengah pada imbauan negara, serta
solidaritas sosial di antara warga masyarakat. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif
dengan pendekatan studi eksploratif. Data didapat dengan menggunakan tiga alat
penelitian, yakni; wawancara langsung dan via online, observasi, dan analisis yang
diperoleh dari penelusuran berita di televisi, media online, dan media sosial (dokumentasi)
untuk menelusuri lebih dalam atas fenomena yang terjadi. Wawancara online dilakukan
melalui media sosial; Whatsapp, Instragram, dan Facebook terhadap beberapa warga
masyarakat yang memiliki latar belakang pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal yang
berbeda. Observasi secara langsung pada lingkungan warga masyarakat di masa pandemi
juga dilakukan. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa Jogo Tonggo dalam masa darurat
Covid-19 mendorong terbentuknya kesadaran bersama dan ketaatan warga masyarakat
Jawa Tengah pada imbauan negara. Ketaatan masyarakat didorong oleh; pilihan taat karena
ancaman pandemi, menguatnya solidaritas sosial dan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan
dalam masyarakat pada tingkat RT dan RW, selain adanya aturan hukum yang mengandung
sanksi. Selain itu, penelitian ini menemukan tentang pentingnya membangkitkan kesadaran
warga untuk taat pada protokol kesehatan menghadapi penyebaran Covid-19 melalui modal
sosial yang berupa jaring sosial di dalam masyarakat.

Kata kunci: pandemi, Covid-19, jogo tonggo, kesadaran, ketaatan, warga.

Latar Belakang ini terjadi menyerang dan mewabah ke


Bangsa Indonesia sedang berjuang seluruh penjuru dunia di berbagai negara,
menghadapi penyebaran corona virus yang menyebabkan pemerintah Indonesia
disease 2019 (Covid-19). Pandemi global mengambil kebijakan darurat Covid-19.

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 157


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Walaupun agak terlambat, namun mengganggu kehidupan masyarakat


berbagai upaya dilakukan dalam disebabkan oleh alam, non alam yang
menghadapi berbagai persoalan yang membahayakan, mengakibatkan korban,
terjadi pada masa darurat. kerusakan, dan dampak psikologis
Darurat Covid-19 ditetapkan (Elnizar, 2020). Kegentingan yang
berdasarkan dengan Keputusan Presiden memaksa yang menjadi dasar penentuan
(Keppres) Nomor 11 tahun 2020 tentang darurat kesehatan dan berbagai antisipasi
Penerapan Kedaruratan Kesehatan yang telah dilakukan, namun tidak bisa
Masyarakat, mengingat jumlah kematian mengendalikan keadaan. Pandemi Covid
karena Covid-19 telah meningkat dan pada tanggal 13 April 2020 ditetapkan
meluas antar wilayah dan berdampak sebagai Bencana Nasional, dengan
pada kondisi politik, ekonomi, Penetapan Bencana Non-Alam
kesejahteraan masyarakat, sosial, budaya, Penyebaran Corona Virus Disease 2019
serta pertahanan dan keamanan. Keppres (Covid-19) dengan memperhatikan isi
yang ditetapkan ini memperhatikan isi Undang-undang No. 24 tahun 2007
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Bencana.
tentang Kekarantinaan Kesehatan. Menghadapi pandemi yang
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 12 disebabkan oleh penyebaran Covid-19,
dan Pasal 22, telah memberi dasar jika dibutuhkan kesigapan pemerintah
terjadi keadaan bahaya dan kegentingan sekaligus kesadaran dan ketaatan
yang memaksa. UUD NRI 1945, masyarakat pada semua elemen. Di awal,
melindungi segenap warga negara dan pemerintah kurang mempersiapkan diri
tumpah darah Indonesia, dan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat. Elite
wajib menjamin keselamatan warga pemerintahan melalui komentar mereka
negaranya. di media, tidak berusaha memberi
Secara khusus, untuk menjabarkan pengetahuan yang cukup untuk
apa yang dimaksud dengan kegentingan masyarakat, bahkan seolah tidak
yang memaksa, Mahkamah Konstitusi menganggap sebaran Covid-19 ini
memutuskan terdapat tiga kategori membahayakan. Bahkan kesan yang
kegentingan yang memaksa dalam diperlihatkan pada publik seolah acuh
Putusan MK No. 38/ PUU-VII/ 2009, terhadap persoalan yang akan dihadapi
yakni; (1) adanya kondisi, keadaan misalnya pernyataan Menteri Kesehatan
dimana kebutuhan yang mendesak untuk (dalam m.detik.com (02 Meret 2020);
menyelesaikan masalah hukum secara suara.com (4 Maret 2020);
cepat berdasarkan hukum, (2) jika terjadi m.liputan6.com (10 Maret 2020), terkesan
kekosongan hukum, ketika undang- pemerintah kurang mempersiapkan
undang yang dibutuhkan tidak ada, atau antisipasi dalam menjaga keselamatan
jika ada namun aturan itu tidak memadai, warga negaranya. Walaupun demikian,
(3) jika kekosongan hukum tidak dapat penetapan status darurat kesehatan
diatasi dengan cara membuat undang- nasional dilakukan dan akhirnya
undang disebabkan oleh waktu yang pemerintah mau tidak mau harus siap
mendesak. perang melawan penyebaran virus.
Berdasarkan aturan tersebut, Negara dalam kondisi darurat, ketakutan
keadaan darurat adalah darurat bencana dan kepanikan sosial semakin meningkat.
yang dianggap mengancam dan

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 158


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Pada konteks sekarang, kesadaran Besar) yang sebelumnya telah diatur


sebagai bagian dari masyarakat yang dalam Peraturan Pemerintah No. 21
saling mendukung, kesadaran sebagai Tahun 2020 akhir Maret 2020. Di sisi
warga negara sangat dibutuhkan sebagai lainnya, Provinsi Jawa Tengah
rasa sadar yang muncul dari hati dan mengambil kebijakan yang agak berbeda
pikiran masyarakat untuk bersikap dan dalam menghadapi penyebaran Covid-19
melakukan sebuah tindakan. Kesadaran yakni dengan gerakan Jogo Tonggo
akan hak dan kewajibannya sebagai sebelum penetapan PSBB diberlakukan.
warga sehingga muncul rasa Riset ini juga membahas tentang
tanggungjawab sebagai warga negara. pelaksanaan Jogo Tonggo sebagai
Membangun kesadaran warga negara mitigasi bencana Covid-19 berbasis pada
sungguh tidak mudah, dipengaruhi kearifan lokal. Konsep mitigasi bencana
banyak hal. Apalagi dalam satu dekade ini berdampak pada terbentuknya
terakhir, bangsa Indonesia dihadapkan kesadaran dan ketaatan masyarakat Jawa
pada banyak hal yang seringkali Tengah. Maka, secara garis besar,
memecah belah masyarakat menjadi penelitian ini akan membahas tentang sisi
beberapa kelompok kepentingan yang lain dari terjadinya pandemi Corona
bersebrangan. Bencana Covid-19 ini, Virus Disease 2019 (Covid-19),
telah seharusnya menjadi pendorong dampaknya terhadap terbentuknya
masing-masing kelompok meletakkan kesadaran masing-masing individu
konflik atar berbagai pihak yang selama sebagai warga negara, serta ketaatan
ini terjadi antara kelompok-kelompok mereka terhadap aturan yang
masyarakat, dan masyarakat dengan berketetapan hukum dan nilai-nilai sosial
pemerintah. kemanusiaan yang berlaku. Selain itu,
Masyarakat dihimbau untuk pada perkembangannya, Jogo Tonggo
membantu upaya pemerintah memutus juga dapat melahirkan solidaritas sosial di
penyebaran Covid-19 dengan diam di antara warga masyarakat.
rumah, dan masing-masing individu
menerapkan protokol pencegahan. Dalam Metode Penelitian
perkembangan berikutnya kenyataannya Penelitian ini menggunakan
jumlah penderita positif Covid 19 selalu metode kualitatif dengan pendekatan
meningkat setiap hari (data mulai tanggal eksploratif. Data diakses menggunakan
1 April sampai dengan tanggal 5 Mei tiga alat penelitian, yakni; wawancara
2020 dilihat dalam http://Covid-19.go.id). online, observasi, dan analisis yang
Ini disinyalir karena budaya kurang taat diperoleh dari penelusuran berita di
hukum dalam masyarakat bisa televisi, media online, dan media sosial
memperpanjang masa penanganan (dokumentasi) untuk menelusur lebih
pandemi. Padahal, ketidaktaatan yang dalam fenomena yang terjadi pada masa
dapat terlihat dari tidak disiplin, dapat pandemi, dan saat gerakan Jogo Tonggo
menimbulkan regulasi-regulasi lain yang ditetapkan sebagai mitigasi bencana
lebih menekankan dan berdampak lebih mencegah penyebaran Covid-19 di Jawa
menyulitkan masyarakat ini sendiri. Tengah. Wawancara online dilaksanakan
Sampai dengan awal Mei 2020 telah 3 melalui media sosial; Whatsapp,
(tiga) provinsi menetapkan kebijakan Instragram, dan Facebook terhadap
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala beberapa warga masyarakat yang

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 159


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

memiliki latar belakang pekerjaan, di setiap RW, akan terlaporkan kondisi,


pendidikan, dan tempat tinggal yang kegiatan sehari-hari anggota masyarakat
berbeda. Observasi dilakukan secara dalam lingkungannya kepada pemerintah
langsung pada kehidupan sebagian kelurahan. Sejak disosialisasikan,
masyarakat di Jawa Tengah dengan cara masyarakat merespon positif Jogo
memotret fenomena yang terjadi pada Tonggo sebagai salah satu upaya dalam
masa pandemi, setelah Jogo Tonggo pencegahan Covid-19 beserta
diberlakukan. Data diolah dengan dampaknya. Walaupun belum
memanfaatkan teknik triangulasi, dilaksanakan secara menyeluruh dan
sehingga diperoleh data kualitatif yang serentak, namun tanda-tanda
valid dan mendalam. implementasi dan bentuk-bentuk upaya
Jogo Tonggo ini berdasarkan hasil
Konsep Dasar Jogo Tonggo dan observasi secara langsung dan sumber
Implementasinya di Lapangan penelusuran berita online, sudah mulai
Konsep gerakan Jogo Tonggo menggerakkan masyarakat untuk
adalah konsep percepatan penanganan mengambil bagian di dalam upaya
pageblug (bencana) pandemi Covid-19 menekan penyebaran Covid-19.
berbasis masyarakat yang ditetapkan di Peningkatan kasus pasien terpapar
Jawa Tengah. Jogo merupakan frase Covid-19 menunjukkan kurangnya
dalam bahasa Jawa yang berarti jaga atau kesadaran dan ketaatan masyarakat
menjaga, dan tonggo berarti tetangga, (setiap warga). Antisipasi dan kesiapan
maknanya adalah saling menjaga menghadapi pandemi yang sangat
tetangga. Pertimbangan bahwa terbatas dan ketidaksiapan masyarakat
masyarakatlah yang berhadapan langsung terhadap aturan, menjadi salah satu
dengan penularan Covid-19, sehingga pemicu. Ketaatan masyarakat dalam masa
pencegahannya harus menempatkan pademi Covid-19 terhadap protokol yang
mereka sebagai garda terdepan bersama telah ditetapkan pemerintah selama awal
pemerintah yang selalu mendukung. masa pandemi, dapat luntur oleh beberapa
Konsep dilaksanakan pada tingkat Rukun hal, misalnya desakan untuk mencukupi
Warga (RW) yang melibatkan masyarakat kebutuhan dasar mereka. Ini terjadi,
secara langsung untuk saling menjaga khususnya masyarakat menengah ke
tetangga yang terdampak wabah, terpapar bawah secara ekonomi. Jika melihat
virus corona, dan secara langsung respon masyarakat setelah gerakan Jogo
terdampak secara ekonomi. Pada Tonggo disosialisasikan seperti deskripsi
beberapa kabupaten dan kota, Jogo hasil observasi dan wawancara di atas,
Tonggo menjadi alternatif pilihan tergambar dengan jelas munculnya
sebelum kebijakan PSBB diterapkan, ketaatan masyarakat Jawa Tengah,
karena ini akan berdampak lebih rumit. semakin menguat terdorong oleh adanya
Pandemi ini tidak hanya jaring-jaring sosial yang mereka bentuk
mengancam kesehatan warga, namun juga dan kelola secara masif di lingkungan
menghantam kelompok masyarakat mereka masing-masing. Jaring pengaman
dengan ekonomi bawah. Jogo Tonggo ini sosial dan keamanan dalam masyarakat
ditetapkan dengan harapan mampu mulai bekerja, demikian juga jaring
menyentuh, menjadi solusi yang berarti ekonomi terbentuk yang pada akhirnya
dalam masyarakat. Melalui Satuan Tugas mempengaruhi kesadaran dan ketaatan

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 160


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

warga masyarakat. Masyarakat secara pertengahan bulan Mei masih belum


swadaya mengambil langkah-langkah ditemukan obatnya. Di negara lain, sudah
preventif, misalnya masyarakat mulai diberlakukan kebijakan lockdown
melakukan pembatasan wilayah teritorial (penguncian) dan Indonesia memilih
mereka dengan pengadaan portal-portal kebijakan PSBB dengan berbagai
jalan masuk ke wilayah, pemeriksaan dan konsekuensi. Yang jelas bahwa pandemi
pendataan tamu atau orang asing yang ini mengancam jiwa setiap orang, setiap
masuk lingkungan masyarakat, terdapat warga.
pemberlakuan jam malam, dan Kesadaran setiap individu
sebagainya. dipengaruhi oleh pengetahuannya.
Gerakan dari masyarakat untuk Akibatnya, gerakan Jogo Tonggo
lebih serius dalam memahami dan sadar berkontribusi terhadap laju informasi dan
akan pentingnya pembatasan sosial untuk edukasi yang sebelumnya tidak terakses
memutus rantai penularan Covid-19, oleh sebagian masyarakat. Akses
khususnya pada lingkungan masing- informasi dapat diperoleh masyarakat
masing mulai menjadi fokus masyarakat. dengan baik. Seperti yang telah diatur
Di Kota Semarang sebelum kebijakan menurut konsep Jogo Tonggo, pada
PSBB diberlakukan, warga pada tingkat tingkat RW masyarakat membentuk
RT sudah mulai menguatkan jaring sosial jaring pengaman sosial melalui jaga
yang mereka miliki untuk fokus pada kesehatan yang dilaksanakan dengan
persoalan yang muncul. Ini menunjukkan cara; mendata setiap orang yang keluar
fenomena yang positif, dimana muncul masuk desa, membawa orang yang
kesadaran dan ketaatan masyarakat dari berstatus PDP ke rumah sakit rujukan,
tingkat bawah. Ketaatan setiap individu keterbukaan pada lingkungan tentang
warga masyarakat dipengaruhi dan status ODP, PDP dan orag positif
didorong oleh beberapa hal yang menjadi terjangkit Covid-19 (khususnya dari
alasan, yakni; 1) pilihan antara tidak tenaga medis di Puskesmas),
peduli atau menyelamatkan diri dengan mengupayakan OTG dan ODP
taat pada protokol kesehatan dengan melaksanakan karantina mandiri minimal
menjaga jarak antara satu dan yang 14 hari, dan bersama memastkan ada
lainnya (social distancing); 2) kewajiban tempat cuci tangan pada lokasi strategis,
moral kemanusiaan; 3) menjaga harmoni penggunaan masker bagi warga yang
sosial dalam masyarakat; dan 4) adanya keluar rumah, serta penyemprotan
sanksi-sanksi hukum yang mengancam. disinfektan rutin di lingkungan
Pertama, ketaatan yang didorong masyarakat.
oleh pilihan tindakan tidak peduli atau Kedua, kesadaran dan ketaatan
menyelamatkan diri dari penyebaran masyarakat karena dipicu oleh adanya
Covid-19 dengan menjaga jarak satu kewajiban moral kemanusiaan. Pada masa
dengan yang lainnya. Tentu saja setiap pandemi, terdapat kewajiban-kewajiban
orang mengambil pilihan untuk peduli moral kemanusiaan yang mendorong
dan menyelamatkan diri dari penyebaran masyarakat untuk taat terhadap protokol
Covid-19. Oleh pemerintah, setiap orang kesehatan yang telah ditetapkan
dianjurkan untuk menyelamatkan diri pemerintah. Kewajiban-kewajiban moral
karena penyebaran virus sangat mudah, kemanusiaan yang mau tidak mau
bisa berdampak mematikan dan sampai diperhatikan untuk ditaati bersama oleh

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 161


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

setiap individu dalam lingkungan masing- Demikian rasa solidaritas sosial


masing didasari rasa ewuh pekewuh (rasa berupa kepedulian sosial yang menjadi
sungkan, tidak enak hati) jika tidak ditaati lebih kuat antar tetangga. Kepedulian
karena ada sanksi sosial kemanusiaan dari sosial tumbuh dalam penerapan Jogo
tetangga di lingkungan terdekat. Reaksi Tonggo oleh masyarakat. Solidaritas
netizen dan masyarakat luas pada kasus adalah suatu kondisi hubungan antara
penolakan oknum masyarakat terhadap individu atau kelompok berdasarkan
pemakaman seorang perawat Rumah perasaan moral dan kepercayaan yang
Sakit Karyadi di Kabupaten Semarang dianut bersama. Solidaritas sosial pada
yang viral (m.detik.com. 17 April 2020), masa pandemi terjadi karena adanya
memberi pelajaran tentang pentingnya budaya, ikatan untuk saling
nilai moral kemanusiaan pada masa krisis membutuhkan setiap anggota masyarakat.
pandemi. Kesadaran sikap dan perilaku Masyarakat saling menolong, membantu
masing-masing individu agar sesuai dan bergotong royong bersama dalam
dengan nilai-nilai moral yang dipahami mengatasi masa pandemi. Ini terjadi,
bersama berdasarkan tuntutan nurani misalnya melalui kelompok majelis
masing-masing sehingga memperlakukan taklim berinisiatif bersama masyarakat
suatu hal sebagaimana mestinya. untuk menggalang dana yang ditujukan
Pada kasus yang terjadi terhadap untuk pembelian sembako yang dibagikan
pelarangan mudik, bepergian ke luar kepada masyarakat kurang mampu yang
daerah misalnya, gerakan Jogo Tonggo terdampak di Kota Semarang (data
ini cukup efektif menjadi pendorong diperoleh dari wawancara 1 Mei 2020).
setiap orang untuk taat. Peristiwa mudik Ketiga, ketaatan warga
warga Cilacap yang diketahui akhirnya masyarakat Jawa Tengah juga didorong
positif Covid-19 diketahui dari ada salah oleh keinginan untuk menjaga harmoni
satu famili yang meninggal dunia tanpa sosial dalam masyarakat. Kebersamaan
sebab secara mendadak warga masyarakat dalam menghadapi
(https://www.kompas.tv, 29 April 2020; krisis sosial, ekonomi dengan membentuk
m.liputan6.com, 8 Mei 2020), memberi jaring sosial dalam masyarakat.
pelajaran bagi masyarakat. Yang dipetik Partisipasi, keterlibatan masyarakat
dari dua peristiwa di atas adalah, setiap melalui RT dan kelompok-kelompok
orang memiliki kewajiban moral masyarakat lainnya misalnya ibu- ibu
kemanusiaan untuk menjaga kesehatan, dasa wisma memperlihatkan adanya
keselamatan bersama. Kewajiban moral kesadaran diri setiap warga untuk ikut
kemanusiaan ini walaupun sesungguhnya terlibat dalam segala urusan yang
sifatnya memaksa, namun dalam menyangkut diri dan lingkungan mereka.
praktiknya tidak absolut. Ini tergantung Setelah gerakan Jogo Tonggo
pada rasa masyarakat, tingkat kesadaran ditetapkan ditemukan data mengenai
nurani masing-masing individu anggota munculnya geliat masyarakat Kota
masyarakat. Dampaknya cukup terlihat Semarang dan beberapa daerah lainnya
dari perilaku disiplin masing-masing secara swadaya bersama melaksanakan
anggota masyarakat untuk taat pada berbagai kegiatan, misalnya; pengadaan
protokol kesehatan yang ditetapkan masker untuk warga masyarakat dan
sebelumnya. penetapan kesepakatan wajib
menggunakan masker saat di luar rumah;

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 162


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

pembelian cairan disinfeksi yang secara Namun, program ini masih belum
berkala disemprotkan ke lingkungan; berdampak secara ekonomi dan sosial.
pengadaan perangkat cuci tangan pada Jaring pengaman ekonomi
tempat-tempat strategis di lingkungan menurut Jogo Tonggo, terdiri atas
tempat tinggal; pemeriksaan suhu tubuh, beberapa upaya yang dilakukan yakni;
kewajiban cuci tangan bagi tamu di secara mandiri mendata kebutuhan dasar
wilayah tempat tinggal, dan sebagainya. masyarakat, mendata warga tidak mampu
Gerakan yang muncul dari bawah dalam menyediakan kebutuhan dasar,
(masyarakat) tidak mungkin jika tidak upaya bantuan untuk warga tidak mampu,
ditaati oleh satu anggota masyarakat memastikan bantuan tepat sasaran,
lainnya. kegiatan dan aktifitas warga berjalan
Setiap lingkungan masyarakat dengan memperhatikan protokol
masing-masing memiliki modal sosial kesehatan, mengupayakan kebutuhan
yang terbentuk dalam waktu yang sangat makan bagi warga yang melakukan
lama, bahkan dari satu generasi ke karantina mandiri, dan adanya lumbung
generasi selanjutnya. Masa pandemi ini, pangan (buku saku Jogo Tonggo, 2020).
Jogo Tonggo membangkitkan modal Implementasinya; secara swadaya
sosial yang telah ada untuk tetap bertahan disiapkan oleh masyarakat dan
hidup, menjaga kelangsungan hidup dan lingkungannya melalui kegiatan saling
memenuhi kebutuhan bersama. Modal berbagi hasil kebun antar tetangga, saling
sosial yang selama ini ada digerakkan membantu untuk mencukupi kebutuhan
untuk kebersamaan, menjalin rasa saling masing-masing keluarga. Hubungan/
percaya dan menguntungkan serta untuk interaksi sosial dalam lingkungan terdekat
menjaga keamanan, kesehatan bersama. masing-masing warga dijalin secara lebih
Jaring pengaman sosial dan teratur ditengah social distancing yang
keamanan yang diharapkan hadir dalam harus dijalankan. Kemauan setiap anggota
gerakan Jogo Tonggo mempersiapkan masyarakat untuk terlibat memberi solusi
ketahanan sosial ekonomi. Ditengah terhadap persoalan kelangsungan hidup
kondisi pageblug Covid-19, banyak masyarakat lainnya menjadi hal positif.
warga terdampak. Pada tingkat grassroots Jaring pengaman ekonomi, memastikan
(akar rumput), terdapat keluarga yang bahwa tidak ada seorangpun yang
merasakan dampak yang cukup signifikan kelaparan karena secara ekonomi ia
atas pandemi Covid-19, misalnya para terdampak pandemi.
buruh pabrik yang menutup sementara Jaringan yang dibentuk di tingkat
kegiatan produksinya, para pelaku masyarakat terjalin secara baik karena
UMKM, pedagang, tukang ojek, dan disana ada rasa saling percaya antara
lainnya. Salah satu instrumen yang sesama warga masyarakat. Sikap percaya
terkoordinir dan terpadu untuk mengatasi ini menumbuhkan sikap jujur dalam
kondisi krisis ini adalah jaring sosial. masyarakat yang mendorong mereka
Jaring sosial sebenarnya telah dirancang untuk saling terbuka satu dan yang
oleh pemerintah pusat dengan empat lainnya. Hal tersebut positif khususnya
point, yakni; Program Keluarga Harapan terkait dengan data-data yang dibutuhkan
(PKH), Program Kartu Sembako, bersama dalam mencegah penularan virus
Program Kartu Prakerja, dan tarif listrik. dari orang perorang. Jujur pada tetangga
terdekat sehingga pendataan dan

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 163


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

pemantauan warganya yang melakukan adalah cara terakhir yang lebih ekstrim
mobilitas dapat dilakukan dengan dengan tindakan represif yang drastis dan
maksimal. Kepercayaan masyarakat tegas, misalnya dengan cara menindak
terbangun dari hubungan sosial di tegas warga negara untuk taat dan
dalamnya. Jogo Tonggo yang melaksanakan law inforcement.
mengoptimalkan pelibatan masyarakat Penyelesaian persoalan oknum
secara langsung, efektif karena ada provokator penolakan pemakaman
kepercayaan (trust) yang merekat terhadap seorang perawat di Kabupaten
kerjasama dalam kelompok masyarakat Semarang, pada akhirnya diselesaikan
sehingga terwujud kerjasama yang oleh aparat penegak hukum. Terdapat dua
efektif. hal yang ditimbulkan oleh upaya
Alasan terakhir yang ditemukan penegakan hukum pada kasus tersebut
dalam penelitian yang mendorong warga pada masyarakat luas, yakni pertama,
masyarakat taat adalah adanya sanksi- memberi pembelajaran bagi masyarakat
sanksi hukum yang mengancam. Pada agar lebih berhati-hati bersikap dan
tahap awal, pendisiplinan warga berperilaku. Kedua, melahirkan
masyarakat agar taat pada protokol kesadaraan untuk taat pada protokol
kesehatan hanya berupa himbauan dan kesehatan yang telah ditetapkan.
anjuran yang dilanjutkan dengan
peringatan. Pada tahap berikutnya, Refleksi Teoritik atas Konsep Jogo
Presiden memerintahkan penegakan Tonggo
hukum untuk mendisiplinkan masyarakat Pandemi Covid-19 mengharuskan
saat pandemi (cnnindonesia.com/14 April warga sadar dan taat pada kebijakan
2020). Setiap warga masyarakat akan taat pemerintah untuk mencegah penyebaran
jika penegakan aturan hukum virus semakin meluas. Pada tahap awal
dilaksanakan secara serius oleh aparat masa pandemi, kesadaran masyarakat
penegak hukum. Seperti halnya dalam akan bahaya penularan Covid-19 masih
penegakan hukum, dilakukan upaya- sangat rendah yang dipicu oleh
upaya agar masyarakat taat, misalnya pengetahuan yang terbatas warga
tindakan persuasif yang dilakukan dengan masyarakat tentang bahaya Covid-19.
mendorong, memacu ketaatan dengan Seperti halnya NY. Bull dalam Kosasih
menanamkan kesadaran warga negara. Djahiri (1985) menjelaskan, tingkat
Sosialisasi, himbauan kepada semua kesadaran dibagi dalam 4 (empat)
elemen masyarakat agar melakukan tingkatan, yakni; kesadaran yang tidak
pembatasan sosial, tidak berkerumun jelas dasar dan alasannya, kesadaran yang
dilakukan aparat keamanan dengan ada dasarnya, kesadaran yang
membubarkan kerumunan, menghimbau berlandaskan khalayak ramai/
untuk menutup warung, cafe, tempat masyarakat, dan kesadaran yang terbaik
hiburan, toko pada jam malam yang didasari konsep atau landasan yang ada
ditentukan misalnya. Upaya ketiga bisa dalam diri. Di sisi lain, tingkatan
dilakukan dengan tindakan preventif yang kesadaran menurut Gustianingrum
bisa dilakukan dengan cara memperberat (2013); patuh karena paksaan, patuh
ancaman hukum dengan demikian warga karena kepentingan tertentu, patuh karena
negara akan taat karena selalu dalam kepentingan atau keuntungan, patuh
pengawasan yang ketat. Upaya keempat, karena kiprah umum masyarakat, dan taat

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 164


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

karena aturan hukum serta untuk Dalam masa pandemi ini, ketiga
ketertiban. Setelah jatuh korban bentuk ketaatan di atas muncul pada
meninggal yang terpapar, masyarakat warga masyarakat setelah implementasi
akhirnya menyadari tentang bahaya Jogo Tonggo. Namun demikian bentuk
pandemi, walaupun angka penderita telah ketaatan yang bersifat identification dan
mengalami peningkatan signifikan dari internalization lebih menonjol ada pada
hari ke hari. setiap individu anggota masyarakat.
Di Jawa Tengah, pemerintah Warga taat karena didorong oleh
mengimplementasikan konsep Jogo keinginan untuk menjaga harmoni sosial
Tonggo sebagai konsep mitigasi bencana dalam masyarakat, ketika seseorang tidak
yang menjadi lecut bagi warga untuk taat ingin hubungannya dengan tetangga di
pada himbauan pemerintah sekaligus lingkungan sekitar rusak. Ketaatan warga
sebagai titik masuk bagi pemerintah masyarakat juga muncul karena didorong
berkolaborasi dengan warga dalam oleh adanya kewajiban moral
mencegah meluasnya penularan Covid-19 kemanusiaan yang oleh Kelman bentuk
di Jawa Tengah. Jogo Tonggo cukup ketaatan yang bersifat internalization.
efektif sebagai upaya menumbuhkan Sedangkan ketaatan yang bersifat
kesadaran dan ketaatan masyarakat, compliance menjadi bentuk ketaatan
karena adanya unsur pertimbangan nilai- masyarakat yang didorong oleh adanya
nilai sosial yang disepakati masyarakat. sanksi hukum yang ditetapkan pada masa
Ketaatan sebagai warga masyarakat, pandemi. Faktor ini pada akhirnya
hakekatnya merupakan bentuk kesetiaan menjadi gawang terakhir ketika ketaatan
yang dimiliki masing-masing individu tidak terpenuhi oleh warga masyarakat,
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku untuk menjamin kepastian dan keadilan
yang nyata karena dorongan insting (Komaruddin, 2016:146). Apalagi
kemanusiaan dan dorongan rasional. memaksa warga untuk taat bersinggungan
Dalam konteks ketaatan individu, dengan falsafah harmoni sosial sebagai
ada 3 (tiga) jenis ketaatan, mengutip salah satu unsur kearifan lokal.
H.C.Kelman (1966) dalam buku Achmad Selain itu, Jogo Tonggo juga
Ali (2009). Pertama, ketaatan yang berkaitan dengan jaring pengaman sosial
bersifat compliance, yaitu ketika dan keamanan, serta jaring pengaman
seseorang taat pada aturan yang ekonomi yang diimplementasikan pada
disebabkan oleh ketakutannya terhadap masyarakat. Dalam implementasinya,
sanksi. Ketaatan ini mengandung jaring pengaman pada Jogo Tonggo
kelemahan, karena membutuhkan terbangun karena adanya interaksi dan
pengawasan yang terus menerus. Kedua, relasi antar warga masyarakat, rasa saling
ketaatan yang bersifat identification; yang percaya (trust), solidaritas sosial, dan
terjadi pada tipe ini adalah seorang nilai-nilai kemanusiaan di dalam
individu taat hanya karena takut masyarakat. Interaksi yang dibangun
hubungan baiknya dengan pihak lain dengan baik antar warga masyarakat
menjadi rusak. Ketiga, ketaatan yang secara bersama mengatasi penyebaran
bersifat internalization terjadi jika wabah didukung oleh keterbukaan
seorang individu taat, benar-benar karena informasi dari pihak-pihak terkait.
aturan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Bangunan rasa saling percaya dikokohkan
intrinsik yang ia takuti. melaluisikap terbuka untuk

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 165


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

menyelesaikan persoalan jika terjadi pengajian, dan sebagainya. Seperti halnya


sesuatu dalam masyarakat. arti dalam kata yang dipilih dengan
Keempatnya merupakan menggunakan bahas Jawa, konsep ini
instrumen modal sosial yang mampu diterapkan agar pertama, daya informasi
membangkitkan kesadaran dan ketaatan dan edukasi mengenai bahaya Covid-19
masyarakat Jawa Tengah pada masa mudah dan cepat oleh dipahami warga
pandemi. Inilah yang menjadi kekuatan lokal. Kedua, agar setiap anggota
konsep Jogo Tonggo, dimana modal masyarakat warga Jawa Tengah pada
sosial ini sesungguhnya telah ada dalam tingkat RW/RT saling menjaga tetangga
masyarakat dari generasi ke generasi dan lingkungannya masing-masing dari
untuk mengatasi persoalan yang penyebaran wabah Covid-19 serta
diakibatkan oleh pandemi. Melalui modal dampak yang terjadi akibat pandemi.
sosial ini, program, langkah, strategi dan Jogo Tonggo di Jawa Tengah,
kebijakan pemerintah dapat dijalankan menggerakkan semua elemen masyarakat,
secara sinergis. Seperti halnya Putnam menguatkan jaring sosial, ekonomi, dan
(2000), Coleman (1989), Field (2010) keamanan yang berdampak pada
menggambarkan modal sosial tumbuhnya kesadaran dan ketaatan
memfasilitasi kerjasama yang saling masing-masing individu. Sejauh ini, Jogo
menguntungkan dalam masyarakat, Tonggo cukup efektif karena dalam
karena di dalamnya terdapat jaringan, pelaksanaannya didorong oleh modal
norma, dan kepercayaan sosial yang ada sosial yang telah ada dan kuat dalam
dan sangat kuat dalam masyarakat. Modal masyarakat. Semua itu tidak lain
sosial dapat dimanfaatkan oleh disebabkan oleh cepatnya daya informasi
masyarakat Jawa Tengah disaat dan edukasi di masyarakat mengenai
menghadapi krisis yang disebabkan oleh bahaya Covid-19 di Jawa Tengah sebab
pandemi Covid-19. Modal sosial diyakini mitigasi bencana dilakukan dengan
sebagai salah satu komponen utama mengakomodasi kearifan lokal ada.
dalam menggerakkan kebersamaan, Sehingga, pada perkembangannya, dapat
mobilitas ide, rasa saling percaya dan membangkitkan kesadaran dan ketaatan
saling menguntungkan untuk mencapai warga secara kolektif pada masa pandemi
tujuan bersama (Hasbullah, 2006). Covid-19 di Jawa Tengah.

Simpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka


Jogo Tonggo merupakan konsep Buku dan Artikel dalam Jurnal
mitigasi bencana di Jawa Tengah yang Ali, Achmad. 2009. Menguak Teori
kemudian menjadi gerakan yang Hukum (Legal Theory) dan Teori
mengandung kearifan lokal. Sisi kearifan Peradilan (Judicial Prudence)
lokal terlihat dari pertama, penggunaan Termasuk Interpretasi UU.
frase dalam bahasa Jawa yang mudah Jakarta: Kencana.
dipahami oleh masyarakat luas. Kedua, Coleman, James, S. 1989. Social Capital
membuka ruang partisipasi masyarakat in Creation of Human Capital.
berbasis kebiasaan, norma, dan nilai-nilai Cicago: University of Chicago
lokal di masyarakat seperti perkumpulan Press.
sosial di tingkat RT, RW, dan komunitas
sosial lain seperti majelis taklim,

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 166


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Field, John. 2010. Modal Sosial Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020
(terjemahan Nurhadi). Bantul: Putusan MK No. 38/ PUU-VII/ 2009
Kreasi Wacana. suara.com (4 Maret 2020) diunduh
Fukuyama, Francis. 2002. Trust: tanggal 7 Mei 2020
Kebajikan Sosial dan Penciptaan https://covid19.go.id
Kemakmuran. Terjemahan https://corona.jatengprov.go.id
Rosiani. Yogyakarta: Qalam.
Gustianingrum, Pratiwi Wulan. 2013.
Kajian Tingkat Kesadaran Hukum
Pedagang Kaki Lima untuk
Menjadi Warga negara yang Baik.
Skripsi. UPI. Repository.upi.edu.
diunduh tanggal 3 Juni 2020.
Hasbullah. 2006. Social Capital (Menuju
Keunggulan Budaya Manusia
Indonesia). Jakarta:MR. United
Press.
Komaruddin. 2016. Membangun
Kesadaran dan Ketaatan Hukum
Masyarakat Perspektif Law
Enforcement. Jurnal Al-Adil.
Vol.9 No.2 Juli 2016.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2020.
Buku Saku Jogo Tonggo
Putnam, Robert. 2000. Bowling Alone:
The Collapse and Revival of
American Community. New York:
Simon and Schurster.
Solikatun dan Nuning Jumiasih. 2018.
Modal Sosial sebagai Strategi
Bertahan Hidup Masyarakat Desa
Maria, Kecamatan Wawo,
Kabupaten Bima, NTB. Jurnal
Analisa Sosiologi, Oktober 2018 7
(2) 262-273.

Referensi lainnya
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11
tahun 2020 tentang Penerapan
Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat
m.detik.com (02 Maret 2020), diunduh
tanggal 7 Mei 2020 Pk. 08.00
m.liputan6.com (10 Maret 2020) diunduh
tanggal 7 Mei 2020, Pk. 08.00

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 167

Anda mungkin juga menyukai