2 (Mei, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP
Erisandi Arditama
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan,
FIS Universitas Negeri Semarang
Puji Lestari
Jurusan PKN dan PIPS
FIS Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Artikel ini akan membahas tentang sisi lain pada masa mitigasi bencana pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19), yakni terbentuknya kesadaran sosial masing-masing
individu sebagai warga masyarakat. Selain itu, artikel ini juga mendiskusikan tentang
ketaatan warga masyarakat terhadap aturan yang berketetapan hukum dan nilai-nilai
kemanusiaan yang muncul secara kolektif. Ketiga konsep kunci tersebut dibingkai dalam
konsep utama bernama Jogo Tonggo sebagai konsep mitigasi bencana yang ditetapkan di
Jawa Tengah. Dalam pelaksanaannya, Jogo Tonggo berdampak pada terbentuknya
kesadaran bersama, ketaatan masyarakat Jawa Tengah pada imbauan negara, serta
solidaritas sosial di antara warga masyarakat. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif
dengan pendekatan studi eksploratif. Data didapat dengan menggunakan tiga alat
penelitian, yakni; wawancara langsung dan via online, observasi, dan analisis yang
diperoleh dari penelusuran berita di televisi, media online, dan media sosial (dokumentasi)
untuk menelusuri lebih dalam atas fenomena yang terjadi. Wawancara online dilakukan
melalui media sosial; Whatsapp, Instragram, dan Facebook terhadap beberapa warga
masyarakat yang memiliki latar belakang pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal yang
berbeda. Observasi secara langsung pada lingkungan warga masyarakat di masa pandemi
juga dilakukan. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa Jogo Tonggo dalam masa darurat
Covid-19 mendorong terbentuknya kesadaran bersama dan ketaatan warga masyarakat
Jawa Tengah pada imbauan negara. Ketaatan masyarakat didorong oleh; pilihan taat karena
ancaman pandemi, menguatnya solidaritas sosial dan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan
dalam masyarakat pada tingkat RT dan RW, selain adanya aturan hukum yang mengandung
sanksi. Selain itu, penelitian ini menemukan tentang pentingnya membangkitkan kesadaran
warga untuk taat pada protokol kesehatan menghadapi penyebaran Covid-19 melalui modal
sosial yang berupa jaring sosial di dalam masyarakat.
pembelian cairan disinfeksi yang secara Namun, program ini masih belum
berkala disemprotkan ke lingkungan; berdampak secara ekonomi dan sosial.
pengadaan perangkat cuci tangan pada Jaring pengaman ekonomi
tempat-tempat strategis di lingkungan menurut Jogo Tonggo, terdiri atas
tempat tinggal; pemeriksaan suhu tubuh, beberapa upaya yang dilakukan yakni;
kewajiban cuci tangan bagi tamu di secara mandiri mendata kebutuhan dasar
wilayah tempat tinggal, dan sebagainya. masyarakat, mendata warga tidak mampu
Gerakan yang muncul dari bawah dalam menyediakan kebutuhan dasar,
(masyarakat) tidak mungkin jika tidak upaya bantuan untuk warga tidak mampu,
ditaati oleh satu anggota masyarakat memastikan bantuan tepat sasaran,
lainnya. kegiatan dan aktifitas warga berjalan
Setiap lingkungan masyarakat dengan memperhatikan protokol
masing-masing memiliki modal sosial kesehatan, mengupayakan kebutuhan
yang terbentuk dalam waktu yang sangat makan bagi warga yang melakukan
lama, bahkan dari satu generasi ke karantina mandiri, dan adanya lumbung
generasi selanjutnya. Masa pandemi ini, pangan (buku saku Jogo Tonggo, 2020).
Jogo Tonggo membangkitkan modal Implementasinya; secara swadaya
sosial yang telah ada untuk tetap bertahan disiapkan oleh masyarakat dan
hidup, menjaga kelangsungan hidup dan lingkungannya melalui kegiatan saling
memenuhi kebutuhan bersama. Modal berbagi hasil kebun antar tetangga, saling
sosial yang selama ini ada digerakkan membantu untuk mencukupi kebutuhan
untuk kebersamaan, menjalin rasa saling masing-masing keluarga. Hubungan/
percaya dan menguntungkan serta untuk interaksi sosial dalam lingkungan terdekat
menjaga keamanan, kesehatan bersama. masing-masing warga dijalin secara lebih
Jaring pengaman sosial dan teratur ditengah social distancing yang
keamanan yang diharapkan hadir dalam harus dijalankan. Kemauan setiap anggota
gerakan Jogo Tonggo mempersiapkan masyarakat untuk terlibat memberi solusi
ketahanan sosial ekonomi. Ditengah terhadap persoalan kelangsungan hidup
kondisi pageblug Covid-19, banyak masyarakat lainnya menjadi hal positif.
warga terdampak. Pada tingkat grassroots Jaring pengaman ekonomi, memastikan
(akar rumput), terdapat keluarga yang bahwa tidak ada seorangpun yang
merasakan dampak yang cukup signifikan kelaparan karena secara ekonomi ia
atas pandemi Covid-19, misalnya para terdampak pandemi.
buruh pabrik yang menutup sementara Jaringan yang dibentuk di tingkat
kegiatan produksinya, para pelaku masyarakat terjalin secara baik karena
UMKM, pedagang, tukang ojek, dan disana ada rasa saling percaya antara
lainnya. Salah satu instrumen yang sesama warga masyarakat. Sikap percaya
terkoordinir dan terpadu untuk mengatasi ini menumbuhkan sikap jujur dalam
kondisi krisis ini adalah jaring sosial. masyarakat yang mendorong mereka
Jaring sosial sebenarnya telah dirancang untuk saling terbuka satu dan yang
oleh pemerintah pusat dengan empat lainnya. Hal tersebut positif khususnya
point, yakni; Program Keluarga Harapan terkait dengan data-data yang dibutuhkan
(PKH), Program Kartu Sembako, bersama dalam mencegah penularan virus
Program Kartu Prakerja, dan tarif listrik. dari orang perorang. Jujur pada tetangga
terdekat sehingga pendataan dan
pemantauan warganya yang melakukan adalah cara terakhir yang lebih ekstrim
mobilitas dapat dilakukan dengan dengan tindakan represif yang drastis dan
maksimal. Kepercayaan masyarakat tegas, misalnya dengan cara menindak
terbangun dari hubungan sosial di tegas warga negara untuk taat dan
dalamnya. Jogo Tonggo yang melaksanakan law inforcement.
mengoptimalkan pelibatan masyarakat Penyelesaian persoalan oknum
secara langsung, efektif karena ada provokator penolakan pemakaman
kepercayaan (trust) yang merekat terhadap seorang perawat di Kabupaten
kerjasama dalam kelompok masyarakat Semarang, pada akhirnya diselesaikan
sehingga terwujud kerjasama yang oleh aparat penegak hukum. Terdapat dua
efektif. hal yang ditimbulkan oleh upaya
Alasan terakhir yang ditemukan penegakan hukum pada kasus tersebut
dalam penelitian yang mendorong warga pada masyarakat luas, yakni pertama,
masyarakat taat adalah adanya sanksi- memberi pembelajaran bagi masyarakat
sanksi hukum yang mengancam. Pada agar lebih berhati-hati bersikap dan
tahap awal, pendisiplinan warga berperilaku. Kedua, melahirkan
masyarakat agar taat pada protokol kesadaraan untuk taat pada protokol
kesehatan hanya berupa himbauan dan kesehatan yang telah ditetapkan.
anjuran yang dilanjutkan dengan
peringatan. Pada tahap berikutnya, Refleksi Teoritik atas Konsep Jogo
Presiden memerintahkan penegakan Tonggo
hukum untuk mendisiplinkan masyarakat Pandemi Covid-19 mengharuskan
saat pandemi (cnnindonesia.com/14 April warga sadar dan taat pada kebijakan
2020). Setiap warga masyarakat akan taat pemerintah untuk mencegah penyebaran
jika penegakan aturan hukum virus semakin meluas. Pada tahap awal
dilaksanakan secara serius oleh aparat masa pandemi, kesadaran masyarakat
penegak hukum. Seperti halnya dalam akan bahaya penularan Covid-19 masih
penegakan hukum, dilakukan upaya- sangat rendah yang dipicu oleh
upaya agar masyarakat taat, misalnya pengetahuan yang terbatas warga
tindakan persuasif yang dilakukan dengan masyarakat tentang bahaya Covid-19.
mendorong, memacu ketaatan dengan Seperti halnya NY. Bull dalam Kosasih
menanamkan kesadaran warga negara. Djahiri (1985) menjelaskan, tingkat
Sosialisasi, himbauan kepada semua kesadaran dibagi dalam 4 (empat)
elemen masyarakat agar melakukan tingkatan, yakni; kesadaran yang tidak
pembatasan sosial, tidak berkerumun jelas dasar dan alasannya, kesadaran yang
dilakukan aparat keamanan dengan ada dasarnya, kesadaran yang
membubarkan kerumunan, menghimbau berlandaskan khalayak ramai/
untuk menutup warung, cafe, tempat masyarakat, dan kesadaran yang terbaik
hiburan, toko pada jam malam yang didasari konsep atau landasan yang ada
ditentukan misalnya. Upaya ketiga bisa dalam diri. Di sisi lain, tingkatan
dilakukan dengan tindakan preventif yang kesadaran menurut Gustianingrum
bisa dilakukan dengan cara memperberat (2013); patuh karena paksaan, patuh
ancaman hukum dengan demikian warga karena kepentingan tertentu, patuh karena
negara akan taat karena selalu dalam kepentingan atau keuntungan, patuh
pengawasan yang ketat. Upaya keempat, karena kiprah umum masyarakat, dan taat
karena aturan hukum serta untuk Dalam masa pandemi ini, ketiga
ketertiban. Setelah jatuh korban bentuk ketaatan di atas muncul pada
meninggal yang terpapar, masyarakat warga masyarakat setelah implementasi
akhirnya menyadari tentang bahaya Jogo Tonggo. Namun demikian bentuk
pandemi, walaupun angka penderita telah ketaatan yang bersifat identification dan
mengalami peningkatan signifikan dari internalization lebih menonjol ada pada
hari ke hari. setiap individu anggota masyarakat.
Di Jawa Tengah, pemerintah Warga taat karena didorong oleh
mengimplementasikan konsep Jogo keinginan untuk menjaga harmoni sosial
Tonggo sebagai konsep mitigasi bencana dalam masyarakat, ketika seseorang tidak
yang menjadi lecut bagi warga untuk taat ingin hubungannya dengan tetangga di
pada himbauan pemerintah sekaligus lingkungan sekitar rusak. Ketaatan warga
sebagai titik masuk bagi pemerintah masyarakat juga muncul karena didorong
berkolaborasi dengan warga dalam oleh adanya kewajiban moral
mencegah meluasnya penularan Covid-19 kemanusiaan yang oleh Kelman bentuk
di Jawa Tengah. Jogo Tonggo cukup ketaatan yang bersifat internalization.
efektif sebagai upaya menumbuhkan Sedangkan ketaatan yang bersifat
kesadaran dan ketaatan masyarakat, compliance menjadi bentuk ketaatan
karena adanya unsur pertimbangan nilai- masyarakat yang didorong oleh adanya
nilai sosial yang disepakati masyarakat. sanksi hukum yang ditetapkan pada masa
Ketaatan sebagai warga masyarakat, pandemi. Faktor ini pada akhirnya
hakekatnya merupakan bentuk kesetiaan menjadi gawang terakhir ketika ketaatan
yang dimiliki masing-masing individu tidak terpenuhi oleh warga masyarakat,
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku untuk menjamin kepastian dan keadilan
yang nyata karena dorongan insting (Komaruddin, 2016:146). Apalagi
kemanusiaan dan dorongan rasional. memaksa warga untuk taat bersinggungan
Dalam konteks ketaatan individu, dengan falsafah harmoni sosial sebagai
ada 3 (tiga) jenis ketaatan, mengutip salah satu unsur kearifan lokal.
H.C.Kelman (1966) dalam buku Achmad Selain itu, Jogo Tonggo juga
Ali (2009). Pertama, ketaatan yang berkaitan dengan jaring pengaman sosial
bersifat compliance, yaitu ketika dan keamanan, serta jaring pengaman
seseorang taat pada aturan yang ekonomi yang diimplementasikan pada
disebabkan oleh ketakutannya terhadap masyarakat. Dalam implementasinya,
sanksi. Ketaatan ini mengandung jaring pengaman pada Jogo Tonggo
kelemahan, karena membutuhkan terbangun karena adanya interaksi dan
pengawasan yang terus menerus. Kedua, relasi antar warga masyarakat, rasa saling
ketaatan yang bersifat identification; yang percaya (trust), solidaritas sosial, dan
terjadi pada tipe ini adalah seorang nilai-nilai kemanusiaan di dalam
individu taat hanya karena takut masyarakat. Interaksi yang dibangun
hubungan baiknya dengan pihak lain dengan baik antar warga masyarakat
menjadi rusak. Ketiga, ketaatan yang secara bersama mengatasi penyebaran
bersifat internalization terjadi jika wabah didukung oleh keterbukaan
seorang individu taat, benar-benar karena informasi dari pihak-pihak terkait.
aturan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Bangunan rasa saling percaya dikokohkan
intrinsik yang ia takuti. melaluisikap terbuka untuk
Field, John. 2010. Modal Sosial Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020
(terjemahan Nurhadi). Bantul: Putusan MK No. 38/ PUU-VII/ 2009
Kreasi Wacana. suara.com (4 Maret 2020) diunduh
Fukuyama, Francis. 2002. Trust: tanggal 7 Mei 2020
Kebajikan Sosial dan Penciptaan https://covid19.go.id
Kemakmuran. Terjemahan https://corona.jatengprov.go.id
Rosiani. Yogyakarta: Qalam.
Gustianingrum, Pratiwi Wulan. 2013.
Kajian Tingkat Kesadaran Hukum
Pedagang Kaki Lima untuk
Menjadi Warga negara yang Baik.
Skripsi. UPI. Repository.upi.edu.
diunduh tanggal 3 Juni 2020.
Hasbullah. 2006. Social Capital (Menuju
Keunggulan Budaya Manusia
Indonesia). Jakarta:MR. United
Press.
Komaruddin. 2016. Membangun
Kesadaran dan Ketaatan Hukum
Masyarakat Perspektif Law
Enforcement. Jurnal Al-Adil.
Vol.9 No.2 Juli 2016.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2020.
Buku Saku Jogo Tonggo
Putnam, Robert. 2000. Bowling Alone:
The Collapse and Revival of
American Community. New York:
Simon and Schurster.
Solikatun dan Nuning Jumiasih. 2018.
Modal Sosial sebagai Strategi
Bertahan Hidup Masyarakat Desa
Maria, Kecamatan Wawo,
Kabupaten Bima, NTB. Jurnal
Analisa Sosiologi, Oktober 2018 7
(2) 262-273.
Referensi lainnya
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11
tahun 2020 tentang Penerapan
Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat
m.detik.com (02 Maret 2020), diunduh
tanggal 7 Mei 2020 Pk. 08.00
m.liputan6.com (10 Maret 2020) diunduh
tanggal 7 Mei 2020, Pk. 08.00