Anda di halaman 1dari 6

Rasionalitas, Tindakan,

Agama Dan Kapitalisme


Diskusi Bedah Buku Dr Tony Rudyansjah
Kamis, 12 November 2020
Jakarta
Francisia SSE Seda
Bedah Buku

 Buku ini secara gamblang membahas dua pertanyaan,


 Pertama, apakah transformasi sosial yang bersifat global m engancam
rasionalitas dan kebebasan manusia di dalam pengertian rasionalitas
instrumental telah sepenuhnya menggantikan rasionalitas berbasis nilai
 Kedua, apakah m odernisasi (termasuk kapitalisme dan birokrasi) yang terjadi
dalam dunia global sekarang ini mengancam rasionalitas dan kebebasan
m anusia?
 Di bagian Kesimpulan, penulis walaupun tidak secara gam blang m emberikan
jawaban, tetapi nampak bahwa pertanyaan pertama di Bagian Pendahuluan,
penulis berpendapat bahwa kekhawatiran Weber ini cukup beralasan.
 Salah satu contoh dari kekhawatiran yang kemudian dilakukan oleh Zygmunt
Bauman di dalam bukunya Modernity and Holocaust. Dimana proses
modernisasi, khususnya instrumental rationality, telah menghasilkan suatu proses
dehumanisasi yang sangat tragis dan melanggar segala prinsip keamnusiaan.
Bedah Buku

 Instrumental Rationality jika sepenuhnya menggantikan value rationality di


dalam konteks transformasi sosial yang bersifat global tampaknya
mengancam rasipnalitas dan kebebasan umat manusia.
 Inilah yang dikaji oleh Weber dan diteruskan oleh Bauman.
 Atau yang dengan sangat tepat ditulis di dalam buku ini,
 “Weber melihat bahwa perkembangan sistem kapitalisme dan birokrasi
modernnya terlalu jauh membawa manusia kepada rasionalitas
instrumental tanpa hati dan jiwa,”
 Persoalan mendasar terkait dengan hal ini adalah di dalam konteks
kerangka besi birokrasi dan kapitalisme, apakah masih memungkinkan
untuk rationality instrumental ini tidak lagi mendominasi dan value
rationality masih bisa tetap ada
Bedah Buku

 Pertanyaan yang diajukan Weber mengenai akan adakah bentuk cita


cita ideal lain yang akan muncul dari sistem kapitalisme yang sudahsecara
mekanis terlanjur berjalan tanpa dukungan nilai atau cita cita ideal
apapun adalah pertanyaan valid dan signifikan bukan hanya untuk
Antropologi tetapi juga bagi Sosiologi.
 Buku berikutnya penulis sebagai ahli antropologi akan mengkaji
pertanyaan Weber ini dengan mengkaji rasionalitas yang ada dalam
kebudayaan Non Barat di dalam memberikan tanggapan terhadap
kapitalisme dan birokrasi modern
 Secara sosiologis, signifikansi dari pertanyaan Weber ini adalah apakah
masih relevan di masa Late Capitalism ini untuk mempersoalkan cita cita
ideal lain dari sistem kapitalisme selain instrumental rationality
Bedah Buku

 Metode penelitian yang diusulkan oleh Weber adalah Metode Verstehen


dengan pisau analisis Tipe Ideal. Sangat sepakat dengan apa yang
disampaikan penulis di dalam konteks metode penelitian Weber ini.
 Hanya ada satu tambahan catatan untuk metode penelitian Weber ini. Di
dalam kajian sosiologi, yang cukup relevan dan signifikan adalah bahwa
Weber juga menekankan signifikansi dan relevansi dari Value Free.
Sehingga pada saat bersamaan masih menurut Weber, metode verstehen
dengan tipe ideal, tetapi perlu tetap value free. Bagaimana seorang
peneliti mencoba mengkaji pemaknaan subyek penelitian terhadap
tindakan sosial tertentu, tetapi pada saat bersamaan, tetap value free.
Bisa tetap menjaga “jarak” dari subyek penelitian dan hasil kajiannya
sendiri. Disinilah relevansi dari jurnal peneliti yang berbeda dengan data
penelitian. Secara sosiologis, pertanyaannya, adalah apakah mungkin
usulan metode penelitian Weber ini bisa diterapkan di dalam penelitian
Diskusi Bedah Buku

 Kajian Sosiologi Agama Weber khususnya, di dalam buku, The Protestant


Ethic and The Spirit of Capitalism, memang tidak pernah mengaitkan relasi
kausalitas antara Etika Protestan khususnya, Etika Calvinisme, dengan
Semangat Kapitalisme
 Elective Affinity antara Etika Protestan dengan Semangat Kapitalisme ini
bagi sebagian soiolog agak membingungkan dan tidaklah terlalu jelas
secara konseptual. Karena apakah yang dimaksudkan dengan elective
affinity ini. Dimanakah secara konseptual letak arsiran antara Etika
Protestan dengan Semangat Kapitalisme ini. Masih belumlah jelas benar
sehingga jika akan mengadakan penelitian empiris, walaupun
menggunakan metode verstehen sekalipun, sifat relasi ini masih belumlah
cukup jelas secara konseptual maupun metodologis

Anda mungkin juga menyukai